mortalitasnya sudah berkurang. Insidensinya relatif tinggi pada negara yang intake
daging tinggi seperti Kanada dan Australia sedangkan negara di Mediterania lebih rendah
insidensinya karena lebih banyak mengkonsumsi buah, sayuran, dan ikan.
Ca kolorektal menempati urutan ke-5 kanker terbanyak di Amerika Utara bahkan
di seluruh dunia menempati urutan ke-6 dari keganasan yang paling dominan di dunia.
Berdasarkan survei WHO, di USA, ca kolorektal merupakan penyebab kematian kedua
terbesar akibat kanker. Pada tahun 2002 ditemukan 139.534 orang dewasa yang
didiagnosa menderita kanker usus besar, sebanyak 56.603 di antaranya meninggal dunia.
Survival di seluruh dunia sangat bervariasi tergantung dari fasilitas dan obatobatan yang tersedia. Ketahanan hidup sampai 5 tahun (5 years survival rates) di USA
lebih dari 60% tetapi kurang dari 40% di negara berkembang.
Polip maligna
Sel kanker dapat terlepas dari tumor primer dan menyebar ke bagian tubuh yang
lain.
Penyebaran kanker kolon dapat melalui 3 cara, yaitu penyebaran secara langsung
ke organ terdekat, melalui sistem limpatikus dan hematogen, serta melalui implantasi sel
ke daerah peritoneal. Karsinoma kolon dan rektum mulai berkembang pada mukosa dan
bertumbuh sambil menembus dinding dan meluas secara sirkuler ke arah oral dan aboral.
Penyebaran perkontinuitatum menembus jaringan sekitar atau organ sekitarnya
misalnya ureter, buli-buli, uterus, vagina atau prostat. Penyebaran limfogen terjadi ke
kelenjar parailiaka, mesenterium dan paraaorta. Penyebaran hematogen terutama ke hati.
Colon Kiri
Obstruksi (nyeri abdomen
a.
Rektal/Rectosigmoid
Evakuasi feses yang
lengkap
setelah
bergantian.
c. Feses berdarah.
d.
Perubahan kebiasaan
e.
defekasi.
Perubahan BB
Aspek klinis
Kolon kanan
Kolitis
Kolon kiri
Obstruksi
Rektum
Proktitis
Nyeri
Karena penyusupan
Karena obstruksi
Karena tenesmi
Defekasi
Konstipasi progresif
Tenesmi terusmenerus
Obstruksi
Jarang
Hampir selalu
Tidak/jarang
Darah pada
Okul
Okul /makroskopik
Makroskopik
Feses
Normal/diare
Normal
Perub bentuk
Dispepsi
Sering
Jarang
Jarang
Memburuknya
Hampir selalu
Lambat
Lambat
Hampir selalu
Lambat
Lambat
feses
keadaan umum
Anemia
Kanker belum menembus membran basal dari mukosa kolon atau rektum.
b. Stadium I
Kanker telah menembus membran basal hingga lapisan kedua atau ketiga
(submukosa/ muskularis propria) dari lapisan dinding kolon/ rektum tetapi belum
c.
T
Tis
T1
N
N0
N0
M
M0
M0
Duke
A
II A
T2
T3
N0
N0
M0
M0
II B
III A
T4
T1-T2
N0
N1
M0
M0
III B
T3-T4
N1
M0
III C
IV
Any T
Any T
N2
Any N
M0
M1
Keterangan
T
: Tumor primer
Tx
Nx
N2
: Metastasis
9. Test Guaiac pada feces untuk mendeteksi bekuan darah di dalam feces, karena semua
kanker kolorektal mengalami perdarahan intermitten.
10. CEA (carcinoembryogenic antigen) adalah ditemukannya glikoprotein di membran sel
pada banyak jaringan, termasuk kanker kolorektal. Antigen ini dapat dideteksi oleh
radioimmunoassay dari serum atau cairan tubuh lainnya dan sekresi. Karena test ini
tidak spesifik bagi kanker kolorektal dan positif pada lebih dari separuh klien dengan
lokalisasi penyakit, ini tidak termasuk dalam skreening atau test diagnostik dalam
pengobatan penyakit. Ini terutama digunakan sebagai prediktor pada prognsis
postoperative dan untuk deteksi kekambuhan mengikuti pemotongan pembedahan
(Way, 1994).
11. Pemeriksaan kimia darah alkaline phosphatase dan kadar bilirubin dapat meninggi,
indikasi telah mengenai hepar. Test laboratorium lainnya meliputi serum protein,
kalsium, dan kreatinin.
12. Barium enema sering digunakan untuk deteksi atau konfirmasi ada tidaknya dan lokasi
tumor. Bila medium kontras seperti barium dimasukkan kedalam usus bagian bawah,
kanker tampak sebagai massa mengisi lumen usus, konstriksi, atau gangguan
pengisian. Dinding usus terfiksir oleh tumor, dan pola mukosa normal hilang.
Meskipun pemeriksaan ini berguna untuk tumor kolon, sinar-X tidak nyata dalam
mendeteksi rektum
13. X-ray dada untuk deteksi metastase tumor ke paru-paru
14. CT (computed tomography) scan, magnetic resonance imaging (MRI), atau
pemeriksaan ultrasonic dapat digunakan untuk mengkaji apakah sudah mengenai
organ lain melalui perluasan langsung atau dari metastase tumor.
15. Whole-body PET Scan Imaging. Sementara ini adalah pemeriksaan diagnostik yang
paling akurat untuk mendeteksi kanker kolorektal rekuren (yang timbul kembali).
16. Pemeriksaan DNA Tinja.
G. PENATALAKSANAAN MEDIS
1. Medis
a. Pasien dengan gejala obstruksi usus diobati dengan cairan IV dan pengisapan
nasogastrik. Apabila terdapat perdarahan yang cukup bermakna, terapi komponen
darah dapat diberikan. Pengobatan tergantung pada tahap penyakit dan komplikasi
yang berhubungan. Pengobatan medis untuk kanker kolorektal paling sering dalam
bentuk pendukung atau terapi anjuran. Terapi anjuran biasanya diberikan selain
pengobatan bedah yang mencakup kemoterapi, terapi radiasi, dan imunoterapi.
b. Terapi radiasi: sering digunakan sebelum pembedahan untuk menurunkan ukuran
tumor dan membuat mudah untuk direseksi. Intervensi lokal pada area tumor
setelah pembedahan termasuk implantasi isotop radioaktif ke dalam area tumor.
Isotop yang digunakan termasuk radium, sesium, dan kobalt. Iridium digunakan
pada rektum.
c. Kemoterapi: kemoterapi dilakukan untuk menurunkan metastasis dan mengontrol
manifestasi yang timbul. Kemoterapi adalah penggunaan obat-obatan (5flourauracil (5-FU)) untuk membunuh sel-sel kanker. Ia adalah suatu terapi
sistemik, yang berarti bahwa pengobatan berjalan melalui seluruh tubuh untuk
menghancurkan sel-sel kaker. Setelah operasi kanker usus besar, beberapa pasien
mungkin mengandung microscopic metastasis (foci yang kecil dari sel-sel kanker
yang tidak dapat dideteksi). Kemoterapi diberikan segera setelah operasi untuk
menghancurkan sel-sel mikroskopik (adjuvant chemotherapy).
2. Bedah
Pembedahan adalah tindakan primer untuk kebayakan kanker kolorektal. Tipe
pembedahan tergantung pada lokasi dan ukuran tumor. Prosedur pembedahan
pilihan, sebagai berikut:
a. Pada tumor sekum dan kolon asenden
Dilakukan hemikolektomi kanan, lalu anastomosis ujung ke ujung. Pada
tumor di fleksura hepatika dilakukan juga hemikolektomi, yang terdiri dari
reseksi bagian kolon yang diperdarahi oleh arteri iliokolika, arteri kolika
kanan, arteri kolika media termasuk kelenjar limfe dipangkal arteri
mesentrika superior.
b. Pada tumor transversum
Dilakukan reseksi kolon transversum (transvesektomi) kemudian dilakukan
anastomosis ujung ke ujung. Kedua fleksura hepatika dan mesentrium daerah
arteria kolika media termasuk kelenjar limfe.
c. Pada Ca Colon desenden dan fleksura lienalis
Dilakukan hemikolektomi kiri yang meliputi daerah arteri kolika kiri dengan
kelenjar limfe sampai dengan di pangkal arteri mesentrika inferior.
d. Tumor rectum
Pada tumor rectum 1/3 proximal dilakukan reseksi anterior tinggi (12-18 cm
dari garis anokutan) dengan atau tanpa stapler. Pada tumor rectum 1/3 tengah
dilakukan reseksi dengan mempertahankan spingter anus, sedangkan pada
tumor 1/3 distal dilakukan reseksi bagian distal sigmoid, rektosigmoid,
rektum melalui abdominal perineal (Abdomino Perineal Resection/APR),
kemudian dibuat end colostomy. Reseksi abdoperineal dengan kel.
retroperitoneal menurut geenu-mies. Alat stapler untuk membuat anastomisis
di dalam panggul antara ujung rektum yang pendek dan kolon dengan
mempertahankan anus dan untuk menghindari anus pneternaturalis. Reseksi
anterior rendah (Low Anterior Resection/LAR) pada rektum dilakukan
melalui laparatomi dengan menggunakan alat stapler untuk membuat
anastomisis kolorektal/koloanal rendah.
I. PENGKAJIAN KEPERAWATAN
1. Identitas Pasien
Pada tahap ini perlu mengetahui tentang nama , umur , jenis kelamin , alamat rumah,
agama , suku , bangsa , status perkawinan , pendidikan , nomer registrasi , pekerjaan
pasien dan nama orang tua / istri/ suami .
2. Riwayat Kesehatan
Riwayat Ca pada klien diperoleh perawat berdasarkan usia dan jenis kelamin,sejarah
diet dan keadaan dari letak geografi diet. Sebagian besar resiko yang menjadi
pertanyaan perawat :
a. Sejarah dari keluarga terhadap Ca colorektal
b. Radang usus besar
c. Penyakit Crohns
d. Familial poliposis
e. Adenoma
Perawat bertanya tentang perubahan kebiasaan pada usus besar seperti diare dengan
atau tanpa darah pada feces klien mungkin merasa perutnya terasa penuh ,nyeri atau
berat badan turun tetapi biasanya hal tersebut terlambat ditemukan .
3. Pemeriksaan Fisik.
Tanda-tanda Ca Colorektal tergantung pada letak tumor.Tanda-tanda yang biasanya
terjadi adalah :
a. Perdarahan pada rektal
b. Anemia
c. Perubahan feces
Kemungkinan darah ditunjukan sangat kecil atau lebih hidup seperti mahoni atau
bright-red stooks.Darah kotor biasanya tidak ditemukan tumor pada sebelah kanan
kolon tetapi biasanya ( tetapi bisa tidak banyak ) tumor disebelah kiri kolon dan
rektum.
Hal pertama yang ditunjukkan oleh Ca Colorectal adalah :
a. Teraba massa
b. Pembuntuan kolon sebagian atau seluruhnya
c. Perforasi pada karakteristik kolon dengan distensi abdominal dan nyeri
Ini ditemukan pada indikasi penyakit Cachexia.
4. Pemeriksaan Psikososial.
Orang-orang sering terlambat untuk mencoba perawatan kesehatan karena khawatir
dengan diagnosa
kesakitan. Banyak orang tidak sadar dengan kemajuan pengobatan dan peningkatan
angka kelangsungan hidup. Deteksi dini adalah cara untuk mengontrol Ca colorectal
dan keterlambatan dalam mencoba perawatan kesehatan dapat mengurangi kesempatan
untuk bertahan hidup dan menguatkan kekhawatiran klien dan keluarga klien.
Orang-oarang yang hidup dalam gaya hidup sehat dan mengikuti oedoman kesehatan
mungkin merasa takut bila melihat pengobatan klinik, klien ini mungkin merasa
kehilangan kontrol, tidak berdaya dan shock. Proses diagnosa secara umum meluas dan
dapat menyebabkan kebosanan dan menumbuhkan kegelisahan pada pasien dan
keluarga pasien. Perawat membolehkan klien untuk bertanya dan mengungkapkan
perasaanya selama proses ini.
5. Pemeriksaan Laboratorium
Nilai hemaglobin dan Hematocrit biasanya turun dengan indikasi anemia. Hasil tes
Gualac positif untuk accult blood pada feces memperkuat perdarahan pada GI Tract.
Pasien harus menghindari daging, makanan yang mengandung peroksidase ( Tanaman
lobak dan Gula bit ) aspirin dan vitamin C untuk 48 jam sebelum diberikan feces
spesimen. Perawat dapat menilai apakah klien pada menggumakan obat Non steroidal
anti peradangan ( ibu profen ) Kortikosteroid atau salicylates. Kemudian perawat dapat
konsul ke tim medis tentang gambaran pengobatan lain.
Makanan-makanan dan obat-obatan tersebut menyebabkan perdarahan. Bila
sebenarnya tidak ada perdarahan dan petunjuk untuk kesalahan hasil yang positif. Dua
contoh sampel feses yang terpisah dites selama 3 hari berturut-turut, hasil yang negatif
sigmoidoscopy
dan
colonoscopy
untuk
mengidentifikasi tumor. Biopsi massa dapat juga dilakukan dalam prosedur tersebut.
J. DIAGNOSA KEPERAWATAN
a. Perubahan proses pikir berhubungan dengan perubahan kimia misalnya penggunaan
obat-obat farmasi, hipoksia, lingkungan terapeutik yang terbatas misalnya stimulus
sensori yang berlebihan ; stress fisiologis.
b. Kekurangan volume cairan berhubungan dengan pembatasan pemasukan cairan tubuh
secara oral, pengeluaran integritas pembuluh darah
c. Nyeri berhubungan dengan insisi pembedahan, trauma muskuloskletal, kehancuran
yang terus-menerus (misalnya lokalisasi)
d. Kerusakan integritas kulit berhubungan dengan luka pembedahan.
e. Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan mual / muntah
f. Konstipasi berhubungan dengan penurunan asupan cairan dan serat, kelemahan otot
abdomen sekunder akibat mekanisme kanker kolon.
g. Ansietas berhubungan dengan ancaman terhadap konsep diri, ancaman terhadap
perubahan status kesehatan, ancaman terhadap pola interaksi dengan orang yang
berarti, krisis stuasi atau krisis maturasi
Diagnosa keperawatan
Perubahan proses piker
Rencana Tindakan
Orientasikan kembali pasien
selesai dilakukan
kebutuhan.
jika diperlukan
2.
berhubungan dengan
tubuh adekuat
intra operasi.
3.
musculoskeletal
atau hilang.
4.
berhubungan dengan
Criteria hasil :
tidak di inginkan
mempertahankan &
6.
Konstipasi berhubungan
bervariasi
kaji warna dan konsistensi
Criteria hasil
abdomen
konstipasi
Kaji dan dokumentasikan
perasaan ketidaknyamanan
terkontrol.
Criteria hasil :
mempertahankan penampilan
peran
dan perasaan.
DAFTAR PUSTAKA
Doenges Marilyn E. (1999). Rencana Asuhan Keperawatan: Pedoman untuk
perencanaan dan pendokumentasian perawatan pasien. (Edisi III). Jakarta: EGC.
Hafira.2012.Laporan
Pendahuluan
Ca
Kolorektal
(http://manshabarazhafira-