Anda di halaman 1dari 4

Oleh :

Atika Anggraini
Dian Paradita
Keracunan alkohol dapat mengakibatkan gangguan sistim saraf pusat yang berat, gangguan abdomen dan ginjal bahkan
kematian. Alkohol adalah sekelompok senyawa yang terdiri atas ethyl alcohol, methyl alcohol, ethylene glycol, isopropyl
alcohol; dimetabolisme oleh alcohol dehidrogenase.
N
O
1.

HASIL LABORATORIUM

DESKRIPSI

TEORI

KESIMPULAN

Pemeriksaanlaboratorium
menggambarkan suatu asidosis
metabolik berat dengan kenaikan
anion gap. Kadar serum laktat
dapat meningkat (biasanya 5 6mEq/L).

Pada korban yang keracunan


alkohol
memperlihatkan
gangguan asam basa seperti
pada keracunan etilen glikol.

Etilen glikol dapat tertelan, terhirup,


dan terarbsorpsi melalui kulit.
Namun yang mengancam nyawa
adalah yang masuk dengan cara
tertelan. Penyerapan lewat saluran
cerna sangat cepat dan sekitar 80%
dosis yang tertelan dimetabolisme di
hati.
Di
hati
etilen
glikol
dimetabolisme
oleh
alcohol
dehydrogenase yang menghasilkan
metabolit glycolic acid yang
beracun.
Asam
ini
produk
metabolisme yang terbesar dan
menyebabkan asidosis metabolik
berat disertai anion gap yang tinggi

Hasil akhir metabolism etilen glikol


adalah asam oksalat yang dapat
bersenyawa
dengan
kalsium
membentuk
senyawa
kompleks
kalsium
oksalat
yang
dapat
menimbulkan endapan di tubulus
ginjal. Kristaluria kalsium oksalat ini
dapat dilihat secara mikroskopis dan
dapat menyebabkan kerusakan tubulus
ginjal, akibatnya dapat terjadi gagal
ginjal akut.

2.

Enzim pankreas bisa meningkat


dan kenaikan kadar Creatinine
Phospho kinase (CPK) dalam
darah (dari rhabdomyolysis)

Gejala
awal
keracunan
methanol dalam waktu 6 jam
setelah tertelan termasuk
nampak mabuk tanpa bau
etanol.

Enzim pankreas bisa meningkat dan


kenaikan kadar Creatinine Phospho
kinase (CPK) dalam darah (dari
rhabdomyolysis) pernah dilaporkan.
Bila plasma assay untuk methanol
tersedia, kadar diatas 25mg/dL
dianggap toksis. Seperti halnya pada
keracunan etilen glikol kadar plasma
dapat keliru setelah lama dari waktu
tertelan karena senyawa induk
mungkin telah dipecah.

Pada penderita keracunan methanol


dapat menyebabkan
gangguan
penglihatan (skotoma, pandangan
kabur, buta total), kesadaran menurun,
koma, dan kejang umum, pankreatitis
juga bisa terjadi. Pemeriksaan retina
bisa didapatkan papiledema, dan edema
retina luas.

3.

Pada pemeriksaan darah, terjadi Alkohol secara langsung


anemia hemolitik dimana terjadi merusak sumsum tulang,
penurunan produksi sel darah terutama prekursor eritrosit
merah dan sel darah putih.
dan
prekursor
leukosit,
sehingga
menimbulkan
anemia dan leukopenia.

Alkohol
secara
langsung
menghambat
pembentukan
trombosit
serta
mempengaruhi
fungsinya sehingga memperpanjang
waktu
pendarahan.
Hal
ini
diperhebat apabila ada defisiensi
asam folat dan splenomegalia. Pada
pemakaian alkohol yang kronis,
defisiensi vitamin K dan faktor
koagulasi terjadi sebagai akibat
sirosis hepatis, bukan semata-mata
karena alkohol itu sendiri.

Pada pemakaian alkohol yang kronis,


anemia disebabkan kurang gizi dan
anemia hemolitika yang terjadi karena
kerusakan pada hepar.

4.

Pada pemeriksaan urin dapat di Alkohol yang dikonsumsi


temukan 90% kadar alkohol akan di keluarkan dalam
dalam urin
bentuk utuh melalui urin,
keringat, dan udara napas.
Tetapi sebagian besar di
keluarkan melalui urin.

Konsentrasi urin 1,2-1,3x lebih besar


dari pada darah. Konsentrasi in
diperoleh dari urin yang di
pengaruhi dari ginjal setelah minum
alkohol.
Alkohol
dapat
menyebabkan terjadinya diuresis.
Pengaruh alkohol pada manusia
antara lain mengubah respon
hipotalamus terhadap perubahan
osmolalitas plasma.

Kadar alkohol yang meningkat secara


akut akan memperbanyak urine,
sedangkan pada waktu putus alkohol
akan bekerja pengaruh antidiuretik.

5.

Pada kaardiovaskular terlihat


adanya hipertrofi kedua ventrikel
dan pada histologi di jumpai
fibrosis intertisial vakuolisasi
dan edema otot-otot serat
jantung.

Depresi kardiovaskuler terjadi pada


keracunan akut alkohol yang berat,
terutama akibat factor vasomotor
sentral dan depresi pernapasan.
Terasa hangat pada kulit karena
terjadinya vasodilatasi pembuluh
darah.

Dapat terjadi kardiomiopati alkoholik


dengan payah jantung kiri atau kanan
dengan distensi pembuluh darah leher,
nadi lemah dan edema perifer

Alkohol
dalam
takaran
sedang
menyebabkan
vasodilatasi
terutama
pembuluh
darah
kulit,
sehingga menimbulkan rasa
hangat pada kulit.

Gangguan
keseimbangan
elektrolit, yaitu turunya kadar
kalium, turunnya kadar fosfat
dalam darah, serta adanya
defisiensi magnesium.

Terjadinya nyeri pada otot


mioglobinuria,
dan
meningkatnya serum kreatin
kinase.

Miopatia alkoholika kronis ditandai


dengan adanya kelemahan otot-otot
proksimal dan atrofi otot-otot.
Miopatia alkoholika ini mungkin
disebabkan terjadinya gangguan
elektrolit.

Miopatia alkoholika akut adalah suatu


sindroma nekrosis otot secara tiba-tiba
pada seorang yang secara terusmenerus minum alkohol (binges
drinking).

Anda mungkin juga menyukai