kisaran komposisi, sifat fisik dan sensori atau organoleptik yang harus dimiliki oleh produk
permen yang baik.
Parameter mutu yang penting dalam permen adalah tekstur yang merupakan jumlah beberapa
sifat fisik termasuk densitas, kekerasan, plastisitas atau elestisitas dan konsistensi. Sifat-sifat
tersebut bervariasi dalam jenis permen yang berbeda, antara lain lunak (soft), tekstur empuk
pada marshmallow atau chocolate cream centers sampai keras seperti gelas pada permen
keras (hard candy). Sifat atau sifat-sifat tertentu yang diinginkan bervariasi tergantung dari
tekstur yang diinginkan pada suatu jenis pemen. Pengukuran kuantitatif sifat-sifat fisik tidak
banyak dilakukan dan sebagian besar masih menggunakan istilah-istilah pembuatan permen
(candy maker), yaitu short, tender, firm, chewy dan lain-lain. Tetapi apapun sifat
tekstur tersebut, keseragaman dan kehalusan pada umumnya diinginkan, sehingga permen
yang grainy atau gritty pada umumnya kurang popular.
Sukrosa
Sukrosa merupakan polimer dari molekul glukosa dan fruktosa melalui ikatan
glikosidik yang mempunyai peranan yang penting dalam pengolahan makanan. Oligosakarida
ini banyak terdapat pada tebu, bit, siwalan dan kepala kopyor. Biasanya gula ini digunakan
dalam bentuk kristal halus atau kasar (Winarno, 2004). Buckle et. al. (1987) cit Budiana,
penggunaan sukrosa dalam pembuatan hard candy umumnya sebanyak 50-70 % dari berat
total. Hasil penelitian Wahyuni (1998) menunjukkan bahwa peningkatan kadar sukrosa akan
meningkatkan kekentalannya. Untuk pembuatan hard candy dapat digunakan sukrosa dalam
bentuk granular atau gula cair. Agar dihasilkan permen dengan kejernihan yang baik atau
penampakan mirip air, dibutuhkan gula dengan tingkat kemurnian yang tinggi dan rendah
kandungan abunya. Kandungan abu yang tinggi menyebabkan peningkatan inverse,
pewarnaan dan pembusaan selama pemasakan sehingga memperbanyak gelembung udara
yang terperangkap dalam massa gula.
Air
Sebagai media pelarut gula baik sukrosa maupun glukosa sehingga gula-gula tersebut
menjadi larut dan kental karena adanya pemanasan dengan suhu tinggi, serta gula yang
bersifat mengikat air.
Flavor
Flavour adalah gabungan rasa dan aroma yang sangat menetukan kesukaan konsumen
terhadap suatu produk disamping tekstur. Tujuan penambahan flavour bukan untuk menutupi
kualitas dari bahan pangan yang sebenarnya, tetapi antara lain untuk meningkatkan daya tarik
bahan pangan, menstandarisasi flavour awal yang lemah dan menggantikan flavour yang
hilang selama pengolahan. Dalam pemberian flavour harus diingat bahwa sebaiknya
dilakukan pada temperature yang tepat untuk menghindari menguapnya komponen volatile
dan degradasi. Flavour sangat berpengaruh terhadap penilaian organoleptik dan penerimaan
konsumen terhadap produk. Pada saat sekarang dimungkinkan untuk memberi flavour baik
alami maupun sintetis yang diinginkan pada permen. Bahan-bahan yang digunakan dalam
pembuatan permen dapat berupa flavour alami, flavour buah-buahan (diekstrak dari buahbuahan) atau flavour sintetis (campuran bermacam-macam bahan kimia aromatic).
Pewarna
Jenis pewarna yang digunakan dalam pembuatan hard candy adalah pewarna alami
dan sintetis atau dapat juga berupa agen pengikat dari kelompok alginat, seperti selulosa, gum
sayur dan sejenisnya. Pewarna alami seperti carmin, annato, beta-caroten, turmeric, gula bit,
ekstrak kulit anggur, caramel dan campuran diantaranya dapat digunakan sebagai pewarna.
Penggunaan konsentrasi khusus untuk agen warna sintetik berkisar dari 0,01 0,03% dan
level 0,1 1% untuk warna alami (Faridah, 2008). Fungsi pewarna tersebut untuk
meningkatkan intensitas warna pada produk agar warna yang ditambahkan dapat mewakili
rasa dari produk. Misalnya produk permen berwarna merah menunjukkan bahwa permen
tersebut memiliki rasa stroberi.