Disusun Oleh :
Jefri Barutu
10513711
Andre Oliver T
10513801
SI- 7
Inovasi
Adaptasi
Kualitas
Produktivitas
Efisiensi
1. Efisiensi
Konsep efisiensi yang semula dipahami di sektor public adalah upaya untuk mencapai
tujuan (efektivitas) dengan memanfaatkan sumber daya yang terbatas. Di sektor bisnis,
efisiensi justru dijadikan nilai strategis untuk memenangkan persaingan agar perusahaan
yang satu lebih unggul daripada perusahaan yang lain. Namun demikian, perjalan waktu
menunjukkan bahwa perlombaan memajukan efisiensi semata tidak menjamin
keunggulan bersaing karena masa selanjutnya persaingan dimenangkan oleh perusahaan
yang mampu menampilkan produktivitas yang lebih baik.
2. Produktivitas
Konsep produktivitas muncul setelah konsep efisiensi dianggap sudah tidak menjamin
keunggulan dalam bersaing. Konsep produktivitas merupakan konsep yang tidak hanya
berpusat pada efisiensi saja tetapi upaya untuk mampu memproduksi suatu produk
dengan baik dan cepat. Pada tahun 60-an merupakan masa keemasan studi-studi tentang
produktivitas dimana penggabungan konsep produktivitas dan konsep efisiensi dianggap
dapat memenangkan persaingan.
3. Kualitas
Konsep kualitas muncul setelah konsep produktivitas sudah dianggap tidak dapat
menjamin keunggulan dalam bersaing. Konsep kualitas merupakan konsep yang lebih
memperhatikan kualitas daripada produk yang telah di produksi. Pada tahun 1970-1980an
perhatian terhadap kualitas prima dari produk dan jasa sangat besar karena produksi
dalam skala besar belum tentu menjamin kualitas yang terkendali.
4. Adaptasi
Konsep adaptasi adalah suatu konsep kemampuan suatu organisasi beradaptasi dengan
lingkungan sebagai basis keunggulan bersaing. Adaptasi terhadap perubahan lingkungan
organisasi dianggap sebagai kunci kelangsungan hidup organisasi sekaligus basis
keunggulan bersaing. Seorang tokoh bernama Geert Hoftsede dengan kuat berusaha
menyadarkan para pihak yang terlibat dalam organisasi internasional untuk melakukan
adaptasi terhadap budaya yang hidup dalam sebuah Negara. Hanya dengan cara ini,
organisasi akan mampu beradaptasi dengan perubahan, kebutuhan, dan kecendrungan di
tempat tersebut sehingga akan memenangkan persaingan. Pada saat yang sama Edgar M,
Schein juga mengatakan bahwa kemampuan adaptasi internal organisasi juga sangat
penting karena kemampuan tersebut berasal dari budaya organisasi itu sendiri dan harus
diperkuat sehingga memiliki kemampuan menyesuaikan diri dengan lingkungannya dan
mampu memunculkan sinergi kekuatan internal dalam berinteraksi dengan lingkungan
luarnya.
5. Inovasi
Konsep adaptasi dianggap tidak dapat memadai dalam mengembangkan keunggulan
bersaing karena menempatkan posisi suatu organisasi untuk sekedar menyesuaikan diri
dengan lingkungan dan tidak mengambil langkah proaktif membentuk lingkungan.
Kemampuan yang terakhir inilah yang dikembangkan oleh banyak organisasi untuk
Interaksi
Produk
Layanan
Inovasi
Proses
Pelayanan
Inovasi
Sistem
Inovasi
Sektor
Publik
Inovasi
Kebijakan
Inovasi
Metode
Pelayanan
Inovasi produk dan layanan : berasal dari perubahan bentuk dan desain produk atau
layanan.
Inovasi proses pelayanan : berasal dari gerakan pembaruan kualitas yang berkelanjutan
dan mengacu pada kombinasi perubahan organisasi, prosedur, dan kebijakan yang
dibutuhkan untuk berinovasi.
Inovasi metode pelayanan : adalah perubahan baru dalam hal berinteraksi dengan
pelanggan atau cara baru dalam memberikan pelayanan.
Inovasi dalam strategi atau kebijakan: inovasi ini mengacu pada visi,misi, tujuan dan
strategi baru beserta alasannya yang berangkat dari realitas yang ada.
Inovasi interaksi sistem : inovasi ini mencakup cara baru atau yang diperbarui dalam
berinteraksi dengan actor-aktor lain atau dengan kata lain adanya perubahan dalam tata
kelola pemerintahan.
Inovasi
Inkremental
Inovasi
Radikal
Inovasi Transformatif/sistemik
Level Inovasi
Dalam konsep yang berbeda, inovasi dibedakan menjadi dua kategori yaitu :
Inovasi sektor publik merupakan sebuah kondisi yang dapat dengan sukses dijalankan
dengan adanya niat dan didukung dengan beberapa faktor yaitu diantaranya adalah:
internal. Budaya memiliki pengaruh yang bermakna pada sikap dan perilaku pegawai,
terutama karena budaya melakukan sejumlah fungsi dalam sebuah organisasi
Fungsi yang dimainkan budaya dalam organisasi ialah :
a. Mempunyai suatu peran untuk menetapkan tapal batas, artinya budaya menciptakan
pembedaan yang jelas antara suatu organisasi dengan organisasi lainnya.
b. Membawa identitas bagi anggota-anggota organisasi
c. Mempermudah timbulnya komitmen pada sesuatu yag lebih luas daripada kepentingan
perorangan.
Jika suatu organisasi publik mampu membangun budaya inovasi maka bisa dipastikan
keberlanjutan system inovasi akan lebih terjamin dan telah mendarah-daging dalam
kemampuan
setiap
anggota
organisasi.
Budaya
inovasi
perlu
dibangun
melalui
pengembangan pegawai, tim inovasi, dan kinerja inovasi, termasuk peningkatan jaringan
inovasi.
hal yang tak dapat diselesaikan secara perorangan. Pembelajaran tim dibutuhkan untuk
membangun tim yang selaras, yakni sebuah tim sinergis yang memadukan seluruh potensi
anggota tim pada tujuan yang sama dengan komitmen yang sama. Pembelajaran tim
merupakan proses penyelarasan dan pengembangan kapasitas anggota tim untuk mencapai
hasil yang diinginkan. Adapun beberapa sudut untuk menilai keberhasilan pekerjaan tim :
a. Jika tim menghasilkan gagasan dan produk inovasi
b. Kemampuan tim tersebut untuk terus bekerja dan berkara
c. Kepuasan anggota tim bergabung dalam tim tersebut.