kompetensi
tertentu.
Sumber
belajar
mencakup
apa
saja
yang
dapat digunakan untuk membantu tiap orang untuk belajar dan manampilkan
kompetensinya.
Sumber
belajar
meliputi,
pesan,
orang,
bahan,
alat,
teknik, dan latar (AECT 1994), Menurut Dirjen Dikti (1983: 12), sumber
belajar
adalah
segala
sesuatu
dan
dengan
mana
seseorang
mempelajari
yang
prilaku
mungkin
belajar.
dapat
Dalam
dipergunakan
proses
oleh
belajar
si-belajar
komponen
agar
sumber
terjadi
belajar
itu
yang
berhubungan
dengan
pemanfaatan
sumber
belajar.
Menurut
Ditjend. Dikti (1983: 38-39), guru harus mampu: (a) Menggunakan sumber
belajar
dalam
menyajikan
kegiatan
sumber
pembelajaran
belajar.
(c)
sehari-hari.
Menerangkan
(b)
peranan
Mengenalkan
berbagai
dan
sumber
dalam
bentuk
berbagai
sumber.
belajar.
(g)
(f)
Menilai
tingkah
laku.
Memilih
bahan
keefektifan
(e)
Mencari
sesuai
sendiri
dengan
penggunaan
prinsip
sumber
bahan
dari
dan
teori
belajar
sebagai
dalam
proses
belajar,
yang
bahannya
diperoleh
dari
teori
faktor
lain
yang
mempengaruhi
sumber
belajar
tersebut,
(3)
memperolehnya, yaitu tahu benar dimana lokasi suatu sumber dan bagaimana
cara
memberikan
memberikan
pelayanannya.
gambaran
bahwa
guru
Kemampuan
perlu
tersebut
menyadari
dimaksudkan
pentingnya
untuk
kemampuan-
kemampuan
khusus
yang
dikembangkan
bila
menginginkan
proses
belajar
mencapai sasaran yang optimal. Sajian ini akan mencoba menyoroti dari 3
(tiga) bagian yaitu, sumber belajar, pemanfaatan sumber belajar, dan
pengelolaan sumber belajar.
B. Perkembangan Sumber Belajar
1. Sumber Belajar Praguru
Pada zaman praguru, sumber belajar utamanya adalah orang dalam
lingkungan keluarga atau kelompok karena sumber belajar lainnya dianggap
belum ada atau masih sangat langka (Sadiman, 1989: 143). Bentuk benda
yang digunakan sebagai sumber belajar antara lain adalah : batu-batu,
debu, daun-daunan, kulit pohon, kulit binatang dan kulit karang. Isi
pesan itu sendiri ada yang disajikan dengan isyarat verbal dan ada yang
menggunakan
peradaban
tulisan.
Perbedaan
masing-masing
suku
ini
terletak
bangsa
itu
pada
tingkat
sendiri.
kemajuan
Sumber
belajar
pengetahuan
diperoleh
dengan
coba-coba
sendiri.
Oleh
sebab
itu
anggota
masyarakat,
pembelajaran
tidak
pendidikan
dirumuskan
masih
dalam
tertutup,
kurikulum.
rumusan
Sehingga
tujuan
tidak
ada
utama.
keluarga,
Proses
tetapi
belajar
sudah
tidak
diserahkan
lagi
kepada
ditangani
orang
oleh
tertentu.
anggota
Orang
yang
sekali.
Oleh
sebab
itu
kelancaran
Proses
Instruksional
dan
peralatan
diketemukannya
alat
dan
cetak,
bahan
maka
yang
lahirlah
jumlahnya
sumber
besar.
belajar
Dengan
baru
yang
peranan
guru
dalam
pembelajaran.
Semula
guru
merupakan
sumber
belajar utama yang mempunyai tugas sangat berat, dengan lahirnya sumber
belajar cetak maka tugas guru menjadi ringan. Contoh sumber belajar
cetak
adalah:
buku,
komik,
majalah,
koran,
panplet.
Dengan
lahirnya
sumber belajar cetak ini, maka isi pembelajaran dapat diperbanyak dengan
cepat dan disebarkan ke berbagai pihak dengan mudah, sehingga merupakan
kejutan baru dalam sistem instruksional pada saat itu.
4. Sumber Belajar yang Berasal dari Teknologi Komunikasi
Dengan diketemukannya berbagai alat dan bahan (hardware dan
software) pada abad 17, efeknya sangat besar terhadap sistem pendidikan
secara keseluruhan. Setelah timbul istilah teknologi dalam pendidikan
yang pada akhir perang dunia kedua mulai berubah menjadi ilmu baru yang
disebut
teknologi
pendidikan
dan
teknologi
instruksional.
Pengertian
bahan-bahan
audio
visual
dan
berbentuk
kombinasi
lainnya
dan
disesuaikan
dengan
karakteristik
peserta
didik.
Sumber
belajar
yang
didesain
untuk
keperluan
belajar
telah
banyak dikenal orang. Namun demikan tidak semua sumber yang didesain
untuk
keperluan
bahwa
ada
pendidikan.
kesangsian
AECT
apakah
dalam
Miarso
fasilitas
yang
(1986:
ada
88)
dalam
disebutkan
masyarakat,
didik
sekolah
dalam
bidang
yang
sesuai
dengan
kurikulum.
memberikan
fasilitas
belajar
karena
memang
sumber
itu
khusus
didesain untuk keperluan belajar. Inilah yang disebut bahan atau sumber
instruksional. Sumber yang lain, ada sebagian dari kenyataan yang dapat
dijumpai
dalam
diaplikasikan,
dan
kehidupan
digunakan
sehari-hari,
untuk
namun
keperluan
dapat
belajar.
ditemukan,
Inilah
yang
disebut sebagai: Sumber belajar dari dunia nyata. Jadi, sebagian sumber
menjadi sumber belajar karena didesain untuk itu, sedangkan yang lainnya
menjadi sumber belajar karena dimanfaatkan.
merupakan sumber belajar utama. Sumber lain seolah-olah tidak ada peranannya sama sekali,
karena frekuensi belajar didominari interaksinya dengan guru.
Pemanfaatan sumber belajar selain guru, sangat selektif dan sangat ketat di bawah petunjuk dan
kontrol guru. Di samping itu guru sering memaksakan penggunaan sumber belajar yang kurang
relevan dengan ciri-ciri peserta didik dan tujuan belajar, hal ini terjadi karena sumber belajar yang
tersedia terbatas. Peranan Sumber Belajar secara keseluruhan seperti terlihat dalam pola
komunikasinya selain guru rendah. Keterbatasan penggunaan sumber belajar terjadi karena
metode pembelajaran yang utama hanyalah metode ceramah. Menurut Percipal and Ellington
(1984), bahwa perhatian yang penuh dalam belajar dengan metode ceramah (attention spannya)
makin lama makin menurun drastis. Misalnya dalam 50 menit belajar, maka pada awal belajar
attention spannya berkisar antara 12-15 menit, kemudian makin mendekati akhir pelajaran turun
menjadi 3-5 menit.
Di samping itu British Audio Visual Association (1985), menyatukam bahwa 75 % pengetahuan
diperoleh melalui indera penglihatan, 13 % indera pendengaran, 6 % indera sentuhan dan rabaan
dan 6 % indera penciuman dan lidah. Sedangkan hasil penelitian yang dilakukan oleh perusahaan
SOVOCOM COMPANY di Amerika dalam Sadiman (1989: 155-156), tentang kemampuan
manusia dalam menyimpan pesan adalah : verbal (tulisan) 20%, Audio saja 10%, visual saja 20%,
Audio visual 50%. Tetapi kalau proses belajar hanya menggunakan methode (a) Membaca saja,
maka pengetahuan yang mengendap hanya 10% (b) Mendengarkan saja pengetahuan yang
mengendap hanya 20%. (c) Melihat saja pengetahuan yang mengendap bisa 50%. Dan (e)
Mengungkapkan sendiri pengetahuan yang mengendap bisa 80%. (f) Mengungkapkan sendiri dan
mengulang pada kesempatan lain 90%. Dari penjelasan tersebut diatas, bahwa guru harus pandai
memilih dan mengkombinasikan metode pembelajaran dengan belajar yang ada.
3. Peranan Sumber Belajar dalam Belajar Kelompok
Pola komunikasi dalam belajar kelompok, menurut Derek Rowntere dalam bukunya Educational
Technologi in Curriculum Development (1982), menyajikan dua pola komunikasi yang secara
umum ditetapkan dalam belajar yaitu pola
E. Jenis sumber belajar
Secara garis besarnya, terdapat dua jenis sumber belajar yaitu:
Dari kedua macam sumber belajar, sumber-sumber belajar dapat berbentuk:
F. Kriteria Memilih Sumber Belajar
Dalam memilih sumber belajar harus memperhatikan kriteria sebagai berikut:
G. Memanfaatkan Lingkungan Sebagai Sumber Belajar
Lingkungan merupakan salah satu sumber belajar yang amat penting dan memiliki
nilai-nilai yang sangat berharga dalam rangka proses pembelajaran siswa. Lingkungan dapat
memperkaya bahan dan kegiatan belajar. Lingkungan yang dapat dimanfaatkan sebagai sumber
belajar terdiri dari : (1) lingkungan sosial dan (2) lingkungan fisik (alam). Lingkungan sosial dapat
digunakan untuk memperdalam ilmu-ilmu sosial dan kemanusiaan sedangkan lingkungan alam
dapat digunakan untuk mempelajari tentang gejala-gejala alam dan dapat menumbuhkan
kesadaran peserta didik akan cinta alam dan partispasi dalam memlihara dan melestarikan alam.
Pemanfaatan lingkungan dapat ditempuh dengan cara melakukan kegiatan dengan
membawa peserta didik ke lingkungan, seperti survey, karyawisata, berkemah, praktek lapangan
dan sebagainya. Bahkan belakangan ini berkembang kegiatan pembelajaran dengan apa yang
disebut out-bond, yang pada dasarnya merupakan proses pembelajaran dengan menggunakan
alam terbuka.
Di samping itu pemanfaatan lingkungan dapat dilakukan dengan cara membawa
lingkungan ke dalam kelas, seperti : menghadirkan nara sumber untuk menyampaikan materi di
dalam kelas. Agar penggunaan lingkungan sebagai sumber belajar berjalan efektif, maka perlu
dilakukan perencanaan, pelaksanaan dan evaluasi serta tindak lanjutnya.
H. Cara mengoptimalkan sumber belajar
Banyak orang beranggapan bahwa untuk menyediakan sumber belajar menuntut
adanya biaya yang tinggi dan sulit untuk mendapatkannya, yang kadang-kadang ujung-ujungnya
akan membebani orang tua siswa untuk mengeluarkan dana pendidikan yang lebih besar lagi.
Padahal dengan berbekal kreativitas, guru dapat membuat dan menyediakan sumber belajar yang
sederhana dan murah. Misalkan, bagaimana guru dan siswa dapat memanfaatkan bahan bekas.
Bahan bekas, yang banyak berserakan di sekolah dan rumah, seperti kertas, mainan, kotak
pembungkus, bekas kemasan sering luput dari perhatian kita. Dengan sentuhan kreativitas,
bahan-bahan bekas yang biasanya dibuang secara percuma dapat dimodifikasi dan didaur-ulang
menjadi sumber belajar yang sangat berharga.
Demikian pula, dalam memanfaatkan lingkungan sebagai sumber belajar tidak perlu
harus pergi jauh dengan biaya yang mahal, lingkungan yang berdekatan dengan sekolah dan
rumah pun dapat dioptimalkan menjadi sumber belajar yang sangat bernilai bagi kepentingan
belajar siswa. Tidak sedikit sekolah-sekolah di kita yang memiliki halaman atau pekarangan yang
cukup luas, namun keberadaannya seringkali ditelantarkan dan tidak terurus. Jika saja lahanlahan tersebut dioptimalkan tidak mustahil akan menjadi sumber belajar yang sangat berharga.
I. Kualitas dan Hasil Pembelajaran
Dalam batas-batas tertentu manusia dapat belajar dengan sendiri dan mandiri tanpa
bantuan orang lain, namun dalam batas-batas tertentu manusia dalam belajar memerlukan
bantuan pihak lain. Hadirnya orang lain dalam pembelajaran dimaksudkan agar belajar menjadi
lebih mudah, lebih efektif, lebih efisien dan mengarah pada tujuan, upaya inilah yang dimaksud
dengan pembelajaran. Pembelajaran yang baik belum dapat menjamin baiknya prestasi belajar,
masih ada faktor lain yang dapat mempengaruhi kualitas hasil belajar, diantaranya adalah peserta
didik itu sendiri. Hakekatnya pembelajaran secara umum dilukiskan Gagne sebagai upaya yang
tujuannya adalah membantu orang belajar. Peristiwa pembelajaran terjadi apabila peserta didik
secara aktif berinteraksi dengan sumber belajar yang diatur oleh guru. Dalam interaksi
pembelajaran tersebut, setiap peserta didik diperlakukan sebagai manusia yang bermartabat,
yang minat dan potensinya perlu diwujudkan secara optimal.
pembelajaran, serta strategi pengelolaan pembelajaran di bawah kondisi yang ada yaitu
karakteristik tujuan, karakteristik isi, kendala, dan karakteristik peserta didik. Hasil pembelajaran
adalah semua efek yang dapat dijadikan sebagai indikator tentang nilai dari penggunaan suatu
metode di bawah kondisi yang berbeda. Efek ini bisa berupa efek yang disengaja dirancang oleh
sebab itu merupakan efek yang diinginkan, dan juga berupa efek nyata sebagai hasil penggunaan
metode pembelajaran tertentu.
Bila acuan pembelajaran adalah pada efek atau hasil pembelajaran yang diinginkan,
maka hasil ini harus ditetapkan lebih dahulu sebelum menetapkan metode pembelajaran. Langkah
ini akan terbalik, apabila acuan pembelajaran adalah pada efek atau hasil pembelajaran yang
nyata (actual) maka metode pembelajaran yang akan dipakai ditetapkan lebih dahulu, selanjutnya
mengamati hasil pembelajaran sebagai akibat dari penggunaan metode di bawah kondisi
pembelajaran yang ada. Pada tingkat yang amat umum sekali, hasil pembelajaran dapat
diklasifikasikan menjadi tiga yaitu: (1) keefektifan (effectivenees) (2) efesiensi (efficiency), dan
daya tarik (appeal).
Keefektifan Pembelajaran, biasanya diukur dengan tingkat pencapaian si-belajar. Ada
4 aspek penting yang dapat dipakai untuk mempreskripsikan keefektifan pembelajaran yaitu: (1)
kecermatan penguasaan perilaku yang dipelajari atau sering disebut tingkat kesalahan (2)
kecepatan unjuk kerja (3) tingkat alih belajar (4) tingkat retensi dari apa yang dipelajari. Efisiensi
Pembelajaran, biasanya diukur dengan rasio antara keefektifan dan jumlah waktu yang dipakai sibelajar dan/atau jumlah biaya pembelajaran yang digunakan. Daya Tarik Pembelajaran, biasanya
diukur dengan mengamati kecenderungan si-belajar untuk tetap/terus belajar. Daya tarik
pembelajaran erat kaitannya dengan daya tarik bidang studi, dimana kualitas pembelajaran
biasanya akan mempengaruhi keduanya. Itulah sebabnya pengukuran kecenderungan si belajar
untuk terus dan atau tidak terus belajar dapat dikaitkan dengan proses pembelajaran itu sendiri
atau dengan bidang studi.
J. DAFTAR PUSTAKA
AECT. 1977. Definisi Teknologi Pendidikan. (Diterjemahkan oleh PAU di Universitas Terbuka).
Penerbit Manajemen PT. Grafindo Persada. Jakarta.
Adaptasi dari : Depdiknas. 2004. Pedoman Merancang Sumber Belajar. Jakarta.
http: // id.wordpress.com/tag/makalah. Sumber Belajar untuk Mengefektifkan Pembelajaran Siswa.
Diterbitkan April 15, 2008 .
http: // www.freewebs.com/Hijrahsaputra/catatan/manajemen.htm. Manajemen Belajar (MSB). 26
Oktober 2008 .
Seels,B. and Richey,C.1994. Teknologi Pembelajaran. (Diterjemahkan oleh Yusufhadi Miarso, dkk.
Universitas Negeri Jakarta.
D I P O S K A N O L E H S I N G G I H P R I H A D I D I 1 7 . 5 5 1 KO M E N TA R:
K E P O S T I N G I N I H T T P : / / S I N G G I H E D U C ATI O N . B L O G S P O T.M Y /
LINK