Anda di halaman 1dari 8

MINGGU, 29 NOVEMBER 2009

PUSAT SUMBER BELAJAR : Definisi dan Manfaatnya


Oleh : Singgih Prihadi (Dosen P.Geografi FKIP UNS)
A. Definisi Sumber Belajar
Sumber belajar (learning resources) adalah semua sumber baik
berupa data, orang dan wujud tertentu yang dapat digunakan oleh peserta
didik dalam belajar, baik secara terpisah maupun secara terkombinasi
sehingga mempermudah peserta didik dalam mencapai tujuan belajar atau
mencapai

kompetensi

tertentu.

Sumber

belajar

mencakup

apa

saja

yang

dapat digunakan untuk membantu tiap orang untuk belajar dan manampilkan
kompetensinya.

Sumber

belajar

meliputi,

pesan,

orang,

bahan,

alat,

teknik, dan latar (AECT 1994), Menurut Dirjen Dikti (1983: 12), sumber
belajar

adalah

segala

sesuatu

dan

dengan

mana

seseorang

mempelajari

sesuatu. Degeng (1990: 83) menyebutkan sumber belajar mencakup semua


sumber

yang

prilaku

mungkin

belajar.

dapat

Dalam

dipergunakan

proses

oleh

belajar

si-belajar

komponen

agar

sumber

terjadi

belajar

itu

mungkin dimanfaatkan secara tunggal atau secara kombinasi, baik sumber


belajar yang direncanakan maupun sumber belajar yang dimanfaatkan.
Dalam pemanfaatan sumber belajar, guru mempunyai tanggung jawab
membantu peserta didik belajar agar belajar lebih mudah, lebih lancar,
lebih terarah. Oleh sebab itu guru dituntut untuk memiliki kemampuan
khusus

yang

berhubungan

dengan

pemanfaatan

sumber

belajar.

Menurut

Ditjend. Dikti (1983: 38-39), guru harus mampu: (a) Menggunakan sumber
belajar

dalam

menyajikan

kegiatan

sumber

pembelajaran

belajar.

(c)

sehari-hari.

Menerangkan

(b)

peranan

Mengenalkan
berbagai

dan

sumber

belajar dalam pembelajaran. (d) Menyusun tugas-tugas penggunaan sumber


belajar

dalam

bentuk

berbagai

sumber.

belajar.

(g)

(f)

Menilai

tingkah

laku.

Memilih

bahan

keefektifan

(e)

Mencari

sesuai

sendiri

dengan

penggunaan

prinsip

sumber

bahan

dari

dan

teori

belajar

sebagai

bagian dari bahan pembelajarannya. (h) Merencanakan kegiatan penggunaan


sumber belajar secara efektif.
Di samping kemampuan di atas, guru perlu (1) mengetahui proses
komunikasi

dalam

proses

belajar,

yang

bahannya

diperoleh

dari

teori

komunikasi dan psikologi pendidikan, (2) mengetahui sifat masing-masing


sumber belajar, baik secara fisik maupun sifat-sifat yang ditimbulkan
oleh

faktor

lain

yang

mempengaruhi

sumber

belajar

tersebut,

(3)

memperolehnya, yaitu tahu benar dimana lokasi suatu sumber dan bagaimana
cara

memberikan

memberikan

pelayanannya.

gambaran

bahwa

guru

Kemampuan
perlu

tersebut

menyadari

dimaksudkan

pentingnya

untuk

kemampuan-

kemampuan

khusus

yang

dikembangkan

bila

menginginkan

proses

belajar

mencapai sasaran yang optimal. Sajian ini akan mencoba menyoroti dari 3
(tiga) bagian yaitu, sumber belajar, pemanfaatan sumber belajar, dan
pengelolaan sumber belajar.
B. Perkembangan Sumber Belajar
1. Sumber Belajar Praguru
Pada zaman praguru, sumber belajar utamanya adalah orang dalam
lingkungan keluarga atau kelompok karena sumber belajar lainnya dianggap
belum ada atau masih sangat langka (Sadiman, 1989: 143). Bentuk benda
yang digunakan sebagai sumber belajar antara lain adalah : batu-batu,
debu, daun-daunan, kulit pohon, kulit binatang dan kulit karang. Isi
pesan itu sendiri ada yang disajikan dengan isyarat verbal dan ada yang
menggunakan
peradaban

tulisan.

Perbedaan

masing-masing

suku

ini

terletak

bangsa

itu

pada

tingkat

sendiri.

kemajuan

Sumber

belajar

jumlahnya langka, sedangkan pencari pengetahuan jumlahnya lebih banyak,


maka

pengetahuan

diperoleh

dengan

coba-coba

sendiri.

Oleh

sebab

itu

kondisi pendidikan masih sederhana dan berada di bawah kontrol keluarga


dan

anggota

masyarakat,

pembelajaran

tidak

pendidikan

dirumuskan

masih

dalam

tertutup,

kurikulum.

rumusan

Sehingga

tujuan

tidak

ada

keteraturan isi pembelajaran.


2. Lahirnya Guru sebagai Sumber Belajar Utama
Pendidikan pada zaman praguru tahap demi tahap berubah. Akibat
perubahan itu terjadi pula perubahan pada sistem pendidikan dan pada
kondisi sumber belajar komponen lainnya dari sistem tersebut. Dengan
demikian terjadi perubahan pada cara pengelolaan, isi ajaran, peranan
orang, teknik yang digunakan, desain pemilihan bahan, namun demikian
sumber belajar masih sangat terbatas, sehingga kedudukan orang merupakan
belajar

utama.

keluarga,

Proses

tetapi

belajar

sudah

tidak

diserahkan

lagi

kepada

ditangani

orang

oleh

tertentu.

anggota

Orang

yang

menangani secara khusus tentang pendidikan disebut Guru dibantu dengan


sumber belajar penunjang yang berbentuk masih sederhana dan jumlahnya
terbatas

sekali.

Oleh

sebab

itu

kelancaran

Proses

Instruksional

dan

Kualitas pendidikan sangat bergantung pada kualitas guru.


3. Sumber Belajar Dalam Bentuk Cetak
Adanya perkembangan industri yang cepat, pada akhirnya dapat
diproduksi

peralatan

diketemukannya

alat

dan

cetak,

bahan
maka

yang
lahirlah

jumlahnya
sumber

besar.

belajar

Dengan

baru

yang

berbentuk cetak lainnya yang belum pernah ada sebelumnya. Konsekuensi


diketemukannya sumber belajar tersebut adalah terjadinya perubahan tugas
dan

peranan

guru

dalam

pembelajaran.

Semula

guru

merupakan

sumber

belajar utama yang mempunyai tugas sangat berat, dengan lahirnya sumber
belajar cetak maka tugas guru menjadi ringan. Contoh sumber belajar
cetak

adalah:

buku,

komik,

majalah,

koran,

panplet.

Dengan

lahirnya

sumber belajar cetak ini, maka isi pembelajaran dapat diperbanyak dengan
cepat dan disebarkan ke berbagai pihak dengan mudah, sehingga merupakan
kejutan baru dalam sistem instruksional pada saat itu.
4. Sumber Belajar yang Berasal dari Teknologi Komunikasi
Dengan diketemukannya berbagai alat dan bahan (hardware dan
software) pada abad 17, efeknya sangat besar terhadap sistem pendidikan
secara keseluruhan. Setelah timbul istilah teknologi dalam pendidikan
yang pada akhir perang dunia kedua mulai berubah menjadi ilmu baru yang
disebut

teknologi

pendidikan

dan

teknologi

instruksional.

Pengertian

teknologi dalam pendidikan populer dengan istilah audio visual, yakni


pemanfaatan

bahan-bahan

audio

visual

dan

berbentuk

kombinasi

lainnya

dalam sistem pendidikan.


Pada akhir perang dunia kedua mulai timbul suatu kecendrungan
baru dalam bidang audiovisual kearah dua kerangka konseptual baru yang
paralel, yaitu teori komunikasi dan konsep sistem (AECT, 1977). Karena
pengaruh-pengaruh ilmu sosial seperti: psikologi, sosiologi, komunikasi,
teori belajar, maka cara mendesain sumber belajar lebih terarah, lebih
spesipik

dan

disesuaikan

dengan

karakteristik

peserta

didik.

Sumber

belajar seperti ini lebih populer dengan istilah media instruksional.


Misalnya: program televisi pendidikan, program radio pendidikan, film
pendidikan, slide pendidikan, komputer pendidikan dan lain-lain. Keempat
perkembangan sejarah sumber belajar ini oleh Eric Ashby dalam Sadiman
(1989), disebut sebagai empat perkembangan keajaiban yang terjadi dalam
dunia pendidikan sehingga dianggap sebagai revolusi pendidikan.
5. Sumber Belajar yang Didesain dan Dimanfaatkan.
Sumber

belajar

yang

didesain

untuk

keperluan

belajar

telah

banyak dikenal orang. Namun demikan tidak semua sumber yang didesain
untuk

keperluan

bahwa

ada

pendidikan.

kesangsian

AECT

apakah

dalam

Miarso

fasilitas

yang

(1986:
ada

88)

dalam

disebutkan
masyarakat,

misalnya museum semuanya itu didesain khusus terutama untuk pembelajaran


peserta

didik

sekolah

dalam

bidang

yang

sesuai

dengan

kurikulum.

Kenyataan bahwa sumber-sumber ini dimanfaatkan untuk membantu belajar


manusia, membuat semuanya itu menjadi sumber belajar.
Kelompok yang kedua, sumber yang dimanfaatkan, sama pentingnya
dengan sumber belajar yang didesain. Beberapa sumber dapat dimanfaatkan
untuk

memberikan

fasilitas

belajar

karena

memang

sumber

itu

khusus

didesain untuk keperluan belajar. Inilah yang disebut bahan atau sumber
instruksional. Sumber yang lain, ada sebagian dari kenyataan yang dapat
dijumpai

dalam

diaplikasikan,

dan

kehidupan
digunakan

sehari-hari,
untuk

namun

keperluan

dapat

belajar.

ditemukan,
Inilah

yang

disebut sebagai: Sumber belajar dari dunia nyata. Jadi, sebagian sumber
menjadi sumber belajar karena didesain untuk itu, sedangkan yang lainnya
menjadi sumber belajar karena dimanfaatkan.

C. Fungsi/Manfaat Sumber Belajar


Sumber belajar memiliki fungsi sebagai berikut :
(a) mempercepat laju belajar dan membantu guru untuk menggunakan waktu secara lebih
baik dan
(b) mengurangi beban guru dalam menyajikan informasi, sehingga dapat lebih banyak
membina dan mengembangkan gairah.
(a) mengurangi kontrol guru yang kaku dan tradisional; dan
(b) memberikan kesempatan bagi siswa untuk berkembang sesuai dengan kemampuannnya.
(a) perancangan program pembelajaran yang lebih sistematis; dan
(b) pengembangan bahan pengajaran yang dilandasi oleh penelitian.
(a) meningkatkan kemampuan sumber belajar;
(b) penyajian informasi dan bahan secara lebih kongkrit.
(a) mengurangi kesenjangan antara pembelajaran yang bersifat verbal dan abstrak dengan
realitas yang sifatnya kongkrit;
(b) memberikan pengetahuan yang sifatnya langsung.
Menurut Hijrah Saputra (2008) fungsi sumber belajar adalah :
Fungsi-fungsi di atas sekaligus menggambarkan tentang alasan dan arti penting sumber belajar
untuk kepentingan proses dan pencapaian hasil pembelajaran siswa.
D. Peranan Sumber Belajar dalam Proses Pembelajaran
Sumber belajar mempunyai peran yang sangat erat dengan pembelajaran yang
dilakukan, adapun peranan tersebut dalam pembelajaran adalah sebagai berikut :
1. Peranan sumber belajar dalam pembelajaran Individual.
Pola komunikasi dalam belajar individual sangat dipengaruhi oleh peranan sumber belajar yang
dimanfaatkan dalam proses belajar. Titik berat pembelajaran individual adalah pada peserta didik,
sedang guru mempunyai peranan sebagai penunjang atau fasilitator.

Dalam pembelajaran individual terdapat tiga pendekatan yang berbeda yaitu :


(1) Front line teaching method, dalam pendekatan ini guru berperan menunjukkan sumber belajar
yang perlu dipelajari.
(2) Keller Plan, yaitu pendekatan yang menggunakan teknik personalized system of instruksional
(PSI) yang ditunjang dengan berbagai sumber berbentuk audio visual yang didesain khusus untuk
belajar individual.
(3) Metode proyek, peranan guru cenderung sebagai penasehat dibanding pendidik, sehingga
peserta didiklah yang bertanggung jawab dalam memilih, merancang dan melaksanakan berbagai
kegiatan belajar.
2. Peranan Sumber Belajar dalam Belajar Klasikal
Pola komunikasi dalam belajar klasikal yang dipergunakan adalah komunikasi langsung antara
guru dengan peserta didik. Hasil belajar sangat tergantung oleh kualitas guru, karena guru

merupakan sumber belajar utama. Sumber lain seolah-olah tidak ada peranannya sama sekali,
karena frekuensi belajar didominari interaksinya dengan guru.
Pemanfaatan sumber belajar selain guru, sangat selektif dan sangat ketat di bawah petunjuk dan
kontrol guru. Di samping itu guru sering memaksakan penggunaan sumber belajar yang kurang
relevan dengan ciri-ciri peserta didik dan tujuan belajar, hal ini terjadi karena sumber belajar yang
tersedia terbatas. Peranan Sumber Belajar secara keseluruhan seperti terlihat dalam pola
komunikasinya selain guru rendah. Keterbatasan penggunaan sumber belajar terjadi karena
metode pembelajaran yang utama hanyalah metode ceramah. Menurut Percipal and Ellington
(1984), bahwa perhatian yang penuh dalam belajar dengan metode ceramah (attention spannya)
makin lama makin menurun drastis. Misalnya dalam 50 menit belajar, maka pada awal belajar
attention spannya berkisar antara 12-15 menit, kemudian makin mendekati akhir pelajaran turun
menjadi 3-5 menit.
Di samping itu British Audio Visual Association (1985), menyatukam bahwa 75 % pengetahuan
diperoleh melalui indera penglihatan, 13 % indera pendengaran, 6 % indera sentuhan dan rabaan
dan 6 % indera penciuman dan lidah. Sedangkan hasil penelitian yang dilakukan oleh perusahaan
SOVOCOM COMPANY di Amerika dalam Sadiman (1989: 155-156), tentang kemampuan
manusia dalam menyimpan pesan adalah : verbal (tulisan) 20%, Audio saja 10%, visual saja 20%,
Audio visual 50%. Tetapi kalau proses belajar hanya menggunakan methode (a) Membaca saja,
maka pengetahuan yang mengendap hanya 10% (b) Mendengarkan saja pengetahuan yang
mengendap hanya 20%. (c) Melihat saja pengetahuan yang mengendap bisa 50%. Dan (e)
Mengungkapkan sendiri pengetahuan yang mengendap bisa 80%. (f) Mengungkapkan sendiri dan
mengulang pada kesempatan lain 90%. Dari penjelasan tersebut diatas, bahwa guru harus pandai
memilih dan mengkombinasikan metode pembelajaran dengan belajar yang ada.
3. Peranan Sumber Belajar dalam Belajar Kelompok
Pola komunikasi dalam belajar kelompok, menurut Derek Rowntere dalam bukunya Educational
Technologi in Curriculum Development (1982), menyajikan dua pola komunikasi yang secara
umum ditetapkan dalam belajar yaitu pola
E. Jenis sumber belajar
Secara garis besarnya, terdapat dua jenis sumber belajar yaitu:
Dari kedua macam sumber belajar, sumber-sumber belajar dapat berbentuk:
F. Kriteria Memilih Sumber Belajar
Dalam memilih sumber belajar harus memperhatikan kriteria sebagai berikut:
G. Memanfaatkan Lingkungan Sebagai Sumber Belajar
Lingkungan merupakan salah satu sumber belajar yang amat penting dan memiliki
nilai-nilai yang sangat berharga dalam rangka proses pembelajaran siswa. Lingkungan dapat
memperkaya bahan dan kegiatan belajar. Lingkungan yang dapat dimanfaatkan sebagai sumber
belajar terdiri dari : (1) lingkungan sosial dan (2) lingkungan fisik (alam). Lingkungan sosial dapat
digunakan untuk memperdalam ilmu-ilmu sosial dan kemanusiaan sedangkan lingkungan alam

dapat digunakan untuk mempelajari tentang gejala-gejala alam dan dapat menumbuhkan
kesadaran peserta didik akan cinta alam dan partispasi dalam memlihara dan melestarikan alam.
Pemanfaatan lingkungan dapat ditempuh dengan cara melakukan kegiatan dengan
membawa peserta didik ke lingkungan, seperti survey, karyawisata, berkemah, praktek lapangan
dan sebagainya. Bahkan belakangan ini berkembang kegiatan pembelajaran dengan apa yang
disebut out-bond, yang pada dasarnya merupakan proses pembelajaran dengan menggunakan
alam terbuka.
Di samping itu pemanfaatan lingkungan dapat dilakukan dengan cara membawa
lingkungan ke dalam kelas, seperti : menghadirkan nara sumber untuk menyampaikan materi di
dalam kelas. Agar penggunaan lingkungan sebagai sumber belajar berjalan efektif, maka perlu
dilakukan perencanaan, pelaksanaan dan evaluasi serta tindak lanjutnya.
H. Cara mengoptimalkan sumber belajar
Banyak orang beranggapan bahwa untuk menyediakan sumber belajar menuntut
adanya biaya yang tinggi dan sulit untuk mendapatkannya, yang kadang-kadang ujung-ujungnya
akan membebani orang tua siswa untuk mengeluarkan dana pendidikan yang lebih besar lagi.
Padahal dengan berbekal kreativitas, guru dapat membuat dan menyediakan sumber belajar yang
sederhana dan murah. Misalkan, bagaimana guru dan siswa dapat memanfaatkan bahan bekas.
Bahan bekas, yang banyak berserakan di sekolah dan rumah, seperti kertas, mainan, kotak
pembungkus, bekas kemasan sering luput dari perhatian kita. Dengan sentuhan kreativitas,
bahan-bahan bekas yang biasanya dibuang secara percuma dapat dimodifikasi dan didaur-ulang
menjadi sumber belajar yang sangat berharga.
Demikian pula, dalam memanfaatkan lingkungan sebagai sumber belajar tidak perlu
harus pergi jauh dengan biaya yang mahal, lingkungan yang berdekatan dengan sekolah dan
rumah pun dapat dioptimalkan menjadi sumber belajar yang sangat bernilai bagi kepentingan
belajar siswa. Tidak sedikit sekolah-sekolah di kita yang memiliki halaman atau pekarangan yang
cukup luas, namun keberadaannya seringkali ditelantarkan dan tidak terurus. Jika saja lahanlahan tersebut dioptimalkan tidak mustahil akan menjadi sumber belajar yang sangat berharga.
I. Kualitas dan Hasil Pembelajaran
Dalam batas-batas tertentu manusia dapat belajar dengan sendiri dan mandiri tanpa
bantuan orang lain, namun dalam batas-batas tertentu manusia dalam belajar memerlukan
bantuan pihak lain. Hadirnya orang lain dalam pembelajaran dimaksudkan agar belajar menjadi
lebih mudah, lebih efektif, lebih efisien dan mengarah pada tujuan, upaya inilah yang dimaksud
dengan pembelajaran. Pembelajaran yang baik belum dapat menjamin baiknya prestasi belajar,
masih ada faktor lain yang dapat mempengaruhi kualitas hasil belajar, diantaranya adalah peserta
didik itu sendiri. Hakekatnya pembelajaran secara umum dilukiskan Gagne sebagai upaya yang
tujuannya adalah membantu orang belajar. Peristiwa pembelajaran terjadi apabila peserta didik
secara aktif berinteraksi dengan sumber belajar yang diatur oleh guru. Dalam interaksi
pembelajaran tersebut, setiap peserta didik diperlakukan sebagai manusia yang bermartabat,
yang minat dan potensinya perlu diwujudkan secara optimal.

Kualitas pembelajaran sangat dipengaruhi oleh metode pembelajaran yang dilakukan


yaitu

strategi pengorganisasian pembelajaran makro dan mikro, strategi penyampaian

pembelajaran, serta strategi pengelolaan pembelajaran di bawah kondisi yang ada yaitu
karakteristik tujuan, karakteristik isi, kendala, dan karakteristik peserta didik. Hasil pembelajaran
adalah semua efek yang dapat dijadikan sebagai indikator tentang nilai dari penggunaan suatu
metode di bawah kondisi yang berbeda. Efek ini bisa berupa efek yang disengaja dirancang oleh
sebab itu merupakan efek yang diinginkan, dan juga berupa efek nyata sebagai hasil penggunaan
metode pembelajaran tertentu.
Bila acuan pembelajaran adalah pada efek atau hasil pembelajaran yang diinginkan,
maka hasil ini harus ditetapkan lebih dahulu sebelum menetapkan metode pembelajaran. Langkah
ini akan terbalik, apabila acuan pembelajaran adalah pada efek atau hasil pembelajaran yang
nyata (actual) maka metode pembelajaran yang akan dipakai ditetapkan lebih dahulu, selanjutnya
mengamati hasil pembelajaran sebagai akibat dari penggunaan metode di bawah kondisi
pembelajaran yang ada. Pada tingkat yang amat umum sekali, hasil pembelajaran dapat
diklasifikasikan menjadi tiga yaitu: (1) keefektifan (effectivenees) (2) efesiensi (efficiency), dan
daya tarik (appeal).
Keefektifan Pembelajaran, biasanya diukur dengan tingkat pencapaian si-belajar. Ada
4 aspek penting yang dapat dipakai untuk mempreskripsikan keefektifan pembelajaran yaitu: (1)
kecermatan penguasaan perilaku yang dipelajari atau sering disebut tingkat kesalahan (2)
kecepatan unjuk kerja (3) tingkat alih belajar (4) tingkat retensi dari apa yang dipelajari. Efisiensi
Pembelajaran, biasanya diukur dengan rasio antara keefektifan dan jumlah waktu yang dipakai sibelajar dan/atau jumlah biaya pembelajaran yang digunakan. Daya Tarik Pembelajaran, biasanya
diukur dengan mengamati kecenderungan si-belajar untuk tetap/terus belajar. Daya tarik
pembelajaran erat kaitannya dengan daya tarik bidang studi, dimana kualitas pembelajaran
biasanya akan mempengaruhi keduanya. Itulah sebabnya pengukuran kecenderungan si belajar
untuk terus dan atau tidak terus belajar dapat dikaitkan dengan proses pembelajaran itu sendiri
atau dengan bidang studi.
J. DAFTAR PUSTAKA
AECT. 1977. Definisi Teknologi Pendidikan. (Diterjemahkan oleh PAU di Universitas Terbuka).
Penerbit Manajemen PT. Grafindo Persada. Jakarta.
Adaptasi dari : Depdiknas. 2004. Pedoman Merancang Sumber Belajar. Jakarta.
http: // id.wordpress.com/tag/makalah. Sumber Belajar untuk Mengefektifkan Pembelajaran Siswa.
Diterbitkan April 15, 2008 .
http: // www.freewebs.com/Hijrahsaputra/catatan/manajemen.htm. Manajemen Belajar (MSB). 26
Oktober 2008 .
Seels,B. and Richey,C.1994. Teknologi Pembelajaran. (Diterjemahkan oleh Yusufhadi Miarso, dkk.
Universitas Negeri Jakarta.
D I P O S K A N O L E H S I N G G I H P R I H A D I D I 1 7 . 5 5 1 KO M E N TA R:

K E P O S T I N G I N I H T T P : / / S I N G G I H E D U C ATI O N . B L O G S P O T.M Y /

LINK

Anda mungkin juga menyukai