BAB
PENYUSUNAN DED KAWASAN
INDUSTRI
Polusi udara
Tingkat Kebisingan
Tingkat Getaran
Bab 5 | 1
Luas Lahan
Efektif
(Ha)
340,48
70%
Luas Lahan
Infrstruktur
(Ha)
48,64
10%
Luas Lahan
Penghijauan
(Ha)
97,28
20%
Luas
Lahan
Industri
(Ha)
264,50
76%
Luas Lahan
Perumahan
(Ha)
Luas Lahan
Komersial
(Ha)
Luas Lahan
Fasum
(Ha)
33,70
10%
39,50
11%
3,00
1%
Dalam perencanaan DED Kawasan Industri Wonorejo dilakukan tahapantahapan kegiatan sebagai berikut :
1. Pembuatan Rencana Zonasi berdasarkan produktifitas lahan
Pengelompokan sutau kegiatan yang sejenis pada suatu area (Zoning)
dalam suatu lahan kawasan industri pada umumnya terdiri atas :
Bab 5 | 2
Pergudangan
Pusat Pemerintahan
Bab 5 | 3
ini
diperlukan
untuk
menilai
apakah
rencana
kawasan
6.
Mengurus Perizinan
Pada prinsipnya, pengurusan perizinan tersebut adalah bagian dari
rangkaian kegiatan yang sangat peting, djabarkan secara garis besar
terdiri atas :
5.1.d.
Keputusan
Menteri
Perindustrian
dan
Perdangan
RI
Nomor
Bab 5 | 4
industri
untuk
perumahan
pekerja
termasuk
fasilitas
kesegaran
jasmani
(fitnes
centre),
pos
pelayanan
disesuaikan
2.
3.
b.
Bab 5 | 5
d.
e.
f.
g.
Penerangan jalan pada tiap jalur jalan sesuai dengan ketentuan yang
berlaku
h.
i.
j.
5.1.f.
infrastrktur dan
Utlitas
1.
Desain Dasar
Desain dasar didasarkan pada data peta topografi skala 1:2.000,
kondisi topografi dan kemiringan lahan akan digunakan sebagai dasar
penyusunan Detail Engineering Desain (DED) Kawasan Industri
Wongsorejo.
Bab 5 | 6
sebelumnya, diusulkan
rata-rata
kemiringan
Pertimbangan
adalah keseimbangan
tingkat kemiringan
meliputi Gudang,
Rukan
Toko (Ruko),
Pusat
Bab 5 | 7
diusulkan
bertahap
untuk dilaksanakan
{phasing).
ldeal- nya
dalam
4 fase
pembagian
fase
pembangunan
infrastruktur utilitas
yang
meliputi
antara lain infrastruktur listrik, air {termasuk air kotor dan air hujan),
telepon dan gas.
BAB 5.2. Desain Dasar Infrastuktur dan Utilitas
Rancangan
laporan
Infrastruktur
ini,
dan
utilitas
yang
dipergunakan
dalam
yang direncanakan
akurat secara
mesklpun belum
Detail
Bab 5 | 8
progres
yang cukup
jauh, desaln
dikerjakan
secara
overlapping.
Komponen prasarana
Kawasan
dengan
elevasi
bangunana
utama
tanah
dan bangunan
penunjang
serta fasilitas
penimbunan
dan
pembentukan
permukaan tanah.
4. Desain Jaringan Jalan. secara prinsip, desain jaringan jalan
meliputi desain geometrik dan desain perkerasan jalan. Maksud
dari desain geometrik adalah desain bentuk alinemen vertikal dan
horisontal. Sedangkan desain perkerasan jalan adalah desain
penggunaan
material
lapisan
Sistem
hujan didesain
beserta
daerah
pengatirannya (catchment
area).
Bab 5 | 9
sungai
tidak tersedia,
dengan
memanfaatkan
Finalpenyusunan
Master
maka
analisa
data
plan
curah
Kawasan Industri
Laporan
Wongsorejo
Desain Jalan pada kawasan Industri meliputi Desain Jalan Akses, dari
Kawasan Industri ke Jalan Arteri atau Jalan Bebas Hambatan, Jalan
Utama Kawasan dan Jalan Lingkungan. Jalan Akses menghubungkan
Kawasan Industri dengan Jalan Arteri ataupun Jalan Bebas Hambatan.
Pada DED Jalan Akses Kriteria desain yang harus dipenuhi
adalah
Kemampuan daya dukung jalan lebih dari (>) 10 ton, serta dengan
geomotri jalan yang baik sehingga bisa melaju 30-50 Km/jam.
Bab 5 | 10
atau
Perkerasan
susunan
tentang pentingnya
adanya sambungan
beton
beton semen
biasa
dengan
sambungan
tanpa
plat untuk
wire mesh
kendali
retak.
diantara
Untuk
siar dan
kendali
retak
penggunaannya
beton bertulang
menerus
Tulangan
tulangan
(tanpa
sambungan).
dengan
prosentasi
Bab 5 | 11
relatif cukup
banyak (0,02%
beton).
Pada saat ini, jenis perkerasan beton semen yang populer dan
banyak digunakan di negara-negara maju adalah jenis perkerasan
beton bertulang menerus. Dalam konstruksinya, plat beton sering
disebut sebagai lapis pondasi karena dimungkinkan masih adanya
lapisan aspal beton pada bagian atasnya yang berfungsi sebagai
lapis permukaan.
Dasar Perhitungan jalan dalam Master Plan masih menggunakan
asumsi umum yang biasa dilakukan. Untuk desain yang akurat
akan
dilakukan
penelitian dan
perhitungan
didalam Detail
jalan yang
direncanakan
pada
kawasan
ini,
5.2.c.
Bab 5 | 12
merupakan
sarana
yang
berfungsi
mengalirkan
air
baik
air permukaan
maupun
bawah permukaan
dan
Bab 5 | 13
perkerasan yang terbuat dari campuran pasir dan semen ditambah atau
tanpa campuran lainnya ( abu batu atau lainnya ). Paving block atau blok
beton terkunci menurut Sll.08 19-gg adalah
suatu komposisi
bahan
dengan
menurut
SK
SNIT-04-1990-F
Pavlng
btock
adalah
segmen segmen kecil yang terbuat dari beton dengan bentuk segi
empat atau segi banyak yang dipasang sedemikian
rupa
sehingga
saling mengunci
5.2.e.
Gas
Bab 5 | 14
pemilahan dan
pengumpulan
berdasarkan
sampah
dapat
Bab 5 | 15
dan
diketola
pengelota
Kawasan
Industri.
Desain Jaringan Utilitas meliputi desain dengan saluran utilitas adalah :
suatu saluran bawah tanah / gorong gorong bisa berupa pipa buis beton
atau pipa beton bertulang atau box cutvert. Saluran ini merupakan ruang
jalur distribusi keperluan utilitas menuju tiap-tiap lokasi industri, untuk
memudahkan
pemasangan
ataupun pemeliharaan
jalur
utilitas tsb.
Dengan jalur utilitas tsb, maka kondisi tingkungan akan lebih aman,
tampak rapih dan bersih dan tidak ada halangan bermacam macam
kabel
yang melintas.
Adapun
jenis utilitas
yang
dapat
dilayani
adalah :
Disain jalur utilitas ini, sama dengan desain jalur pipa air kotor bawah
tanah, setiap 50 meter dibuatkan manhole untuk pekerjaan pemasangan
dan perneliharaan. untuk detail disain sebaiknya dilakukan partisi untuk
memisahkan jenis2 pipa tsb, untuk rnencegah kecelakaan. Misalnya
jalur kabel listrik dipisahkan sendiri, tidak berdekatan
Bab 5 | 16
induksi
listrik
yang
mengganggu
kabel
tersebut.
Jaringan Utititas dibuat dalam sistem Box Culviet yang terdiri dari tiga atau
empat Jalur Kolong terpisah yaitu Jalur Listrik, Telekomunikasi dan Gas,
Jalur Pipa PAM Berada diluar Box Culviet Utilitas agar tidak menyebabkan
Konsleting pada saat terjadi kebocoran.
5.2.f.
Ruang Operator
pos Security
Kantin pekerja
WC Umum
Rumah kayawan / petugas, dan lain lain.
Struktur
Dinding
Plafond
Kusen
Finishing
Rangka Atap
Baja ringan
Penutup atap
Zyncalum
Bab 5 | 17
berdasarkan
rendah dan
kecepatan pemasangannya.
Ketinggian yang dipakai maximal 3,2 meter dengan modul panel 40
cm x 425 cm x 8 susun. Pondasi menggunakan batu kali setiap jarak
modul. Dengan ukuran 50 x 5O x 40 cm kedalaman. Harga satuan
sudah termasuk pemasangan dan pondasi, dan untuk panjang pagar
harga disesuaikan jumlah bentang modul pagar. Gambar tampak dan
potongan rnelintang ada dibawah ini.
Bab 5 | 18
energi listrik.
Untuk memenuhi
Kawasan
lndustri
ekonomi
menuntut tersedianya
Bab 5 | 19
tahun 2014
kapasitas
terpasang
seluruh
pembangkit
di
Indonesia sebesar 43 GW lebih (sumber: PT PLN RUPTLL 2013 2022), yang dibangkitkan
pembangkit
maupun
dalam
pembangkitan
tenaga
listriknya,
umumnya
tipe
Bab 5 | 20
tentang
pembangkit, bahwa
pembangkit
merupakan pembangkit
pertumbuhan
utama
berbahan
hingga
rencana
bakar
tahun 2022.
pembangunan
itu
pembangkit
sebelum
gambaran
bahwa
seluruh
jenis pembangkit
listrik akan
Bab 5 | 21
satu
jenis pembangkit
yang
saat
ini banyak
menjadi
Pengerjaan,
pengoperasian
dan
pemeliharaan
yang
relatif
saat
beban
sederhana.
Dapat
digunakan
untuk
pemasok
daya
pada
puncak (peaker).
Sistem sebuah PLTMG relatif sederhana, terdiri dari mesin (engine) dan
sistern pendukung (balance of pfant). sebuah PLTMG dimungkinkan
didesain dengan dua macam sumber bahan bakar berupa gas alam atau
minyak (HSD). Beberapa pemasok utama mesin gas ini antara rain
GE Jeanbacher, Caterpilar, Wartsira.
Bab 5 | 22
tinjauan
operasional
pembangkit
listrik, penting
untuk
dari
bahan
bakar
memiliki
biaya
pada
saat
PLTGU
beroperasi
pada
tahun
2017,
Bab 5 | 23
KAWASAN INDUSTRI
Surabaya Industrial Estate
332HA, Rungkut
Kawasan Industri Gresik
145 HA, Gresik
Pasuruhan Industrial Estate
500HA, Pasuruan
Maspion Industrial Estate
350 HA, Gresik
Kawasan Industri Jababeka
1500 HA, Bekasi
Kawasan Industri Modern
1050 HA, Cikande, Serang
TIPE PEMBANGKITAN
800 MW-PLTG-PGN
40.2MW-PLTG-PGN
80MW-PLTG-PGN
80MW- PLTG-PGN
130MW- PLTG-PGN
240 MW-PLN
yang
sudah
berjaran,
dapat
ditarik
beberapa
kesimpulan :
kawasan
industri
dan
dipergunakan
kapasitas
Bab 5 | 24
332
HA menggunakan
energi
Listrik
terbesar di kelasnya.
PERTAGAS.
Kondisi
ini disebabkan
karena
biaya
untuk
penggunaan
listrik
Kawasan.
Jika
Kawasan
industri
kebutuhan penyewa
(85,2 MW)
memberatkan
pembiayaan
mengupayakan
ketersediaannya
penyediaan listrik
mengaplikasikan
Developer.
melalui
sebesar 21,3 MW
generator berbahan
sangat
PLN,
tahap pertama
dapat diupayakan
miyak
(PLTD) atau
dengan
berbahan
dengan
dual
fuel systems
(minyak
dan gas)
dapat
Bab 5 | 25
Desain
Desain
Desain
Desain
penting
untuk melakukan
sejumlah
penyelidikan
di lokasi
Bab 5 | 26
terhadap desain
jenis
ditentukan ofeh
5.4.1. pemetaanTopografi
Pembuatan
elevasi tanah
harus
peta topografi
yang akurat dan Peta Topografi skala 1: 2.000 dan 1: 1.000 dengan
selang kontur 1m atau 0,5m untuk daerah lokasi bangunan atau lokasi
lain yang dipandang perlu.
Pemetaan Topografi dilakukan dengan menggunakan survey Topografi,
Metoda
Pelaksanaan
Pekerjaan
Survei
Topografi
Untuk
DED
BM (Bench Mark)
Bab 5 | 27
pengukuran
Topografi
akan
digunakan
untuk
perencanaan
dan
lainnya.
5.4.2 Survey Geologi dan GeologiTeknik
Datasekunder terkait dengan data Geologi lokas Rencana Kawasan
Industri Wongsoej Banyuwangi relatif lengkap, namun diperlukan pada
tahap ini data geologi teknik lebih detail untuk Desain Detail, maka dapat
dilakukan survey khusus Geologi. Tujuan pokok survey Geotogi adalah
untuk mendapatkan data primer terkait Geomorphology, struktur Geologi
dan Stratigrafi
yang
tokasi
diperoleh
Kawasan
adalah
Peta
khusus
Kawasan Industri
Bab 5 | 28
penyelidikan
Geologi
lainnya
adalah
penyelidikan
kondisi
gambaran
Stratigrafi batuan.
Survey
Geologi Teknik
dimaksudkan
sebagai
cara
mendapatkan
tanah,
mendapatkan
informasi
kekuatan
tanah
dalam
menopang
dapat
menggunakan
metode
Terzaghi
atau
metode
Bab 5 | 29
terdapat di dalarn
Bersamaan
Bab 5 | 30
survey
pemetaan
Topografi,
ditetapkan pula
Daerah
Deskripsisurvey
Pengukuran penampang
sungai
Bab 5 | 31