Anda di halaman 1dari 26

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI .
BAB 1 PENDAHULUAN .
BAB 2 LAPORAN KASUS ..
BAB 3 TINJAUAN PUSTAKA
BAB 4 DISKUSI
DAFTAR PUSTAKA .

1
3
4
19
24
25

KATA PENGANTAR
1

Assalamualaikum Wr.Wb

Alhamdulillah atas berkat dan rahmat allah SWT saya telah menyelesaikan laporan
kasus tentang DEMAM THYFOID
Laporan kasus ini di susun untuk melengkapi tugas sebagai syarat dalam menjalankan
Kepaniteraan Klinik Senior (KKS) di bagian ilmu penyakit dalam fakultas kedokteran
universitas malahayati lampung, di RS Prof. Dr. Boloni medan sumatra utara.
Dalam kesempatan kali ini saya sebagai penulis mengucapkan terima kasih atas bimbingan,
pengarahan dan bantuan dari :
1. dr. Leonardo B. Dairi Sp.PD KGEH
2. semua pihak yang ikut ambil bagian dalam pengerjaan laporan kasus ini.

Sebelumnya saya ingin meminta maaf jika ada kekurangan dalam penulisan makalah ini,saya
mengharapkan kritik dan saran demi kesempurnaan laporan kasus ini.
Sekian dari saya selaku penulis,saya harap makalah saya yang tidak sempurna ini
dapat menambah khasanah ilmu pengetahuan kita bagi masa yang akan datang,amin.
Wasalamualaikum Wr.Wb

Medan, 12 Juli 2013

IIN ROSALINA

BAB I
PENDAHULUAN

Demam typoid merupakan penyakit infeksi akut pada usus halus yang disebabkan oleh
kuman salmonella thypi. Di indonesia, saat ini penyakit demam tyfoid masih merupakan
penyakit endemik,terutama di kota-kota besar yang padat penduduknya, seperti halnya
dinegara-negara yang sedang berkembang lainnya. Hal ini berhubungan erat dengan keadaan
sanitasi, kebiasaan higiene yang tidak memuaskan dan tingkat pendidikan yang rendah.
Penyakit ini termasuk penyakit menular yang tercantum dalam Undang-undang No.6 Tahun
1962 tentang wabah. Kelompok penyakit menular ini merupakan penyakit-penyakit yang
mudah menular dan dapat menyerang banyak orang, sehingga dapat menimbulkan wabah.
Penderita anak biasanya berumur di atas satu tahun. Etiologi demam thypoid adalah kiman
salmonella typhi, basil gram negatif, bergerak dengan rambut getar, dan tidak berspora.
Ada dua sumber penularan salmonella typhi, yakni pasien dengan demam typoid dan lebih
sering adalah pembawa. Orang-orang tersebut mengekskresi sampai kuman per gram tinja.
Didaerah endemik transmisi terjadi melalui air yang tercemar. Makanan yang tercemar oleh
pembawa merupakan sumber penularan yang paling sering. Pembawa adalah orang yang
sembuh dari demam typoid dan masih terus mengekskresi salmonella typhi dalam tinja dan
air kemih selama lebih dari satu tahun, masa tunas demam tyfoid belangsung 10 sampai 14
haru. Gejala yang timbul bervariasi. Perbedaan ini tidak saja antara berbagai bagian dunia,
tetapi juga daerah yang sama dari waktu ke waktu. Selain itu, gambaran penyakit bervariasi
dari penyakit ringan yang tidak terdiagnosis, sampai gambaran penyakit khas dengan
komplikasi dan kematian.

BAB 2
LAPORAN STATUS

KOLEGIUM PENYAKIT DALAM (KPD)


CATATAN MEDIK PASIEN
No. Reg. RS : 00.64.87.57
Nama Lengkap : Filza Perdana
Tanggal Lahir : 18 maret 1997

Umur : 16 Thn

Jenis Kelamin :
Perempuan

Alamat : Jl. B katamso kelurahan sei mati


Pekerjaan : pelajar

Status: Belum Menikah

Pendidikan : SLTA

Jenis Suku : -

No. Telepon : -

Agama : islam

Dokter Muda

: Iin Rosalina

Dokter

: dr. Leonardo B. Dairi Sp.PD KGEH

ANAMNESIS

Heternoment

Automentesi

RIWAYAT PENYAKIT SEKARANG


Keluhan Utama

: Demam

Deskripsi :
Os datang ke RSU.Prof.Dr.Boloni medan

pada tanggal 29 juni 2013 pukul 17.45 WIB

dengan keluhan demam 5 hari yang lalu, demam naik turun, demam biasanya meningkat pada
sore menjelang malam hari,turun pada pagi hari,os juga mengeluh sakit kepala, batuk,lidah
terasa pahit, mengigil, dan berkeringat dingin.
Os juga merasa mual,seperti ingin muntah, nafsu makan menurun,sendi-sendi terasa ngilu
dan badan terasa pegal-pegal. BAB(+) lunak . BAK normal. OS juga mengatakan aktif dalam
kegiatan pramuka dan bela diri sehingga jarang mengontrol kebersihan diri dan kebersihan
makanan yang dimakan.
RPT

: Pernah menderita thypoid

RPO

:-

RIWAYAT PRIBADI

Riwayat imunisasi

Riwayat Alergi

Tahun

Jenis imunisasi
-

Tahun

Bahan / obat

Gejala

Hobi

: mengikuti pramuka

Olah Raga

: latihan karate

Kebiasaan Makanan : tidak ada yang khusus


Merokok

: (-)

Minum Alkohol

: (-)

ANAMNESIS UMUM (Review of System)


Umum :

Abdomen :

Tampak sakit sedang

Simetris

Kulit:

Alat kelamin: Perempuan

Normal

Tidak ada keluhan

Kepala dan leher:

Ginjal dan saluran kencing :

Tidak ada keluhan

Tidak ada keluhan

Mata:

Hematologi:

Normal

Tidak ada keluhan

Telinga:

Endokrin/metabolik:

Tidak ada keluhan

Tidak ada keluhan

Hidung:

Musculoskeletal :

Tidak ada keluhan

Tidak ada keluhan

Mulut dan Tenggorokan:

Sistem saraf:

Mulut terasa pahit dan Tenggorokan terasa Tidak ada keluhan


sakit
Pernafasan :

Emosi :

Tidak ada keluhan

Terkontrol

Jantung :

Vaskuler :

Tidak ada keluhan

Tidak ada keluhan

DISKRIPSI UMUM

Ringan

Gizi

Sedang

Berat

BB : 50 Kg, TB : 160Cm
IMT

= (TB 100) (TB 100) x 10%


= 22,2 kg/ m,
Kesan : normoweight

TANDA VITAL
Kesadaran

Compos mentis

Deskripsi:
Bicara dengan baik dan jelas

Nadi

Frekuensi 80 x/i

Reguler, t/v: cukup

Tekanan darah

Berbaring:

Duduk:

Lengan kanan : 120/80 mmHg

Lengan kanan: 120/80 mmHg

Lengan kiri : 120/80 mmHg

Lengan kiri : 120/80 mmHg

Temperatur

Aksila: 38,8 C

Pernafasan

Frekuensi: 20 x/menit

KULIT

: dalam batas normal

KEPALA & LEHER

: dalam batas normal

TELINGA

: dalam batas normal

HIDUNG

: dalam batas normal

Deskripsi: reguler

RONGGA MULUT DAN TENGGORAKAN : dalam batas normal

MATA : Conjunctiva palp. inf. pucat (-), sclera ikterik (-),


RC (+)/(+), Pupil isokor, ki=ka, 3mm,

THORAX

Depan

Belakang

Inspeksi

Simetris fusiformis, spidernaevy (-)

Simetris fusiformis

Palpasi

SF ka=ki,

SF ka=ki,

Perkusi

Sonor

Sonor

Auskultasi SP : vesikuler pada seluruh lap. Paru


ST : -

SP : vesikuler pada seluruh lap. Paru


ST : -

JANTUNG
Batas Jantung Relatif Atas

: ICR III Sinistra

Kanan : LSD
Kiri

: 1 cm medial LMCS, ICR VI

Jantung : HR : 120 x/i, reguler, M1>M2, A2>A1, P2>P1, A2>P2,


desah (-), gallop (-)
ABDOMEN
Inspeksi

: simetris membesar, collateral vein (-)

Auskultasi

: Peristaltik (+), kesan: meningkat

Palpasi

: undulasi (-)

Perkusi

: pekak beralih (-)

PINGGANG
Ballotement (-), Tapping pain (-)

EKSTREMITAS:
Superior: edema (-)/ (-), eritema palmaris (-)

Inferior : edema (-)/ (-)

ALAT KELAMIN:
tidak dilakukan pemeriksaan

REKTUM
tidak dilakukan pemeriksaan

NEUROLOGI:
Refleks Fisiologis (+) Normal
Refleks Patologis (-)

BICARA

: Normal

PEMERIKSAAN LABORATORIUM (29 juni 2013)


Darah rutin:
Hb: 11,6 g/dl (13,2-17,3); Leukosit: 11.000 mm3 (4.500-11.000), Ht: 43 % (43-49);
Trombosit: 195.000 mm3 (150.000-450.000)

Metabolisme Karbohidrat
KGD sewaktu : tidak dilakukan pemeriksaan
Kimia darah
Liver Function Test
10

Tidak dilakukan pemeriksaan


Widal test
Titer O : 1/320 (P,A 1/160, P.B 1/320, P.C 1/80)
Titer H : 1/320 (P.A 20, P.B 1/160, P.C 1/80)

URINALISA
Tidak dilakukan pemeriksaan

FESES RUTIN
tidak dilakukan pemeriksaan.

PEMERIKSAAN RADIOLOGI
FOTO THORAKS:
Tidak dilakukan
FOTO POLOS ABDOMEN

11

Belum dilakukanRESUME DATA DASAR


(Diisi dengan Temuan Positif)

Oleh dokter : Iin Rosalina


Nama Pasien : Filza Perdana
1. KELUHAN UTAMA

: Demam

2. ANAMNESIS

(Riwayat Penyakit Sekarang, Riwayat Penyakit Dahulu,

Riwayat

Pengobatan,

Riwayat

Penyakit Keluarga, Dll.)


Os datang ke RSUD. Prof. Dr. Boloni medan dengan keluhan demam, demam dirasakan naik turun
sejak 4 hari yang lalu, demam datang pada sore hari menjelang malam, demam disertai menggigil
dan berkering.
Os juga merasa mual,seperti ingin muntah, nafsu makan menurun,sendi-sendi terasa ngilu dan
badan terasa pegal-pegal. BAB(+) lunak . BAK normal. OS juga mengatakan aktif dalam kegiatan
pramuka dan bela diri sehingga jarang mengontrol kebersihan diri dan kebersihan makanan yang
dimakan
RPT

: Pernah menderita Thypoid

RPO

:-

12

RENCANA AWAL
Nama Penderita: filza perdana
0 0 6 4 8 7 5 7
Rencana yang akan dilakukan masing-masing masalah
(meliputi rencana untuk diagnose, penatalaksanaan dan
No
1

Masalah
- DEMAM
THYPOID - MALARIA
- DBD
DD:

edukasi)
Rencana
Diagnosa
Darah rutin
urine rutin
widal test
tinja

Rencana
Terapi
Bedrest
Diet MB
IVFD RL 20
gtt/i
Inj. Ranitidine

Rencana

Rencana

Monitoring
Klinis
Laboratoriu

Edukasi
Menerangkan

dan
menjelaskan
keadaan,

1amp/12jam
-inj.novalgin 1

penatalaksana

amp/8 jam

komplikasi

an dan
penyakit pada
pasien dan
keluarga

13

P
Tgl.

29/5/2

Demam (+) 5 hari

Sens: CM

013

frekuensi naik

TD: 100/60 mmHg

turun,naik pada

HR: 84 x/i

sore hari dan

RR: 22 x/i

menurun pada

T : 38,1 C

A
- Demam
Thypoid

Terapi
-

Diagnost
ik

bedrest
Diet MII
IVFD RL 20 gtt/ i
Inj ranitidine 1

amp/12 jam
- Inj.novalgin 1
amp/8 jam

pagi hari
(+),menggigil(+),

P. Fisik:

berkeringat (+),

Thorax:

mual(+),

I: simetris

pusing(+), nyeri

P: SF kanan=kiri

sendi(+), sakit

P: sonor

tenggorokan(+,

A: SP: vesikuler

batuk(+),

ST: -

muntah(-)
P.fisik abdomen:
I: simetris
A:peristaltik(+)N
30/5/2

Demam (+),

Per: Timpani
Sens: CM

013

frekuensi naik

TD: 100/60 mmHg

turun, naik pada

HR: 96x/i

sore hari dan

RR: 20 x/i

menurun pada

T : 38 C

- Demam
Thypoid

bedrest
Diet MII
IVFD RL 20 gtt/ i
Inj Ceftriaxon 1
gr/12 jam
- Omeprazol 2x1

pagi hari

- Paracetamol 3 x1

(+),menggigil(+),

- ambroxol syr

berkeringat (-),

P. Fisik thorak :

mual(+),

Masih sama seperti

pusing(+), nyeri

sebelumnya

3xC1

sendi(+), sakit
tenggorokan(-),

P.fisik abdomen :

14

batuk(+),

I: simetris (+)

muntah(-), BAB

A:peristaltik(+)N

(+) mencret

Per: tympani

Frekuensi 2x,
ampas > air, BAK
(+)
- Demam

31/5/2

Demam (+),

Sens: CM

013

frekuensi naik

TD: 100/60 mmHg

turun, naik pada

HR: 82 x/i

sore hari dan

RR: 22 x/i

menurun pada

T : 37,9 C

- Omeprazol 2x1

pagi hari

Kepala : lidah thypoid

-Paracetamol 3 x1

(+),menggigil(+),

toung(+)

- ambroxsol syr

Thypoid

bedrest
Diet MII
IVFD RL 20 gtt/ i
Inj Ceftriaxon 1
gr/12 jam

berkeringat (-),

3 x C1

mual(+), muntah

P. Fisik thorak :

(+) 1x, pusing(-),

Masih sama seperti

nyeri sendi(+),

sebelumnya

sakit
tenggorokan(-),

P.fisik abdomen :

batuk (-), , BAB

I: simetris,

(+), BAK (+)

A:peristaltik(+)N
Per: tympani

- Demam

Bedrest
Diet MII
IVFD RL 20 gtt/ i
Inj Ceftriaxon 1

01/06/

Demam (+),

Sens: CM

2013

frekuensi naik

TD: 110/60 mmHg

turun, naik pada

HR: 98 x/i

- Omeprazol 2x1

sore hari dan

RR: 18 x/i

-Paracetamol 3 x1

menurun pada

T : 39,8C

- ambroxsol syr 3 x

Thypoid

gr/12 jam

C1

pagi hari
(+),menggigil(+),

Kepala : lidah thypoid

berkeringat (-),

toung

mual(-), muntah
15

(-) -, pusing(-),

P. Fisik thorak :

nyeri sendi(+),

Masih sama seperti

sakit

sebelumnya

tenggorokan(-),
batuk (-), , BAB

P.fisik abdomen :

(+) mencret,

I: simetris,

BAK (+)

A:peristaltik(+)N

Per: tympani

Bedrest
Diet MII
IVFD RL 20 gtt/ i
Inj Ceftriaxon 1
gr/12 jam

02/06/

Demam (+),

Sens: CM

Demam

- Omeprazol 2x1

2013

frekuensi naik

TD: 110/60 mmHg

Thypoid

-Paracetamol 3 x1

turun, naik pada

HR: 98 x/i

- ambroxsol syr

sore hari dan

RR: 18 x/i

3 x C1

menurun pada

T : 38,8C

pagi hari
(+),menggigil(+),

Kepala : lidah thypoid

berkeringat (-),

toung(+)

mual(-), muntah
(-) -, pusing(-),

P. Fisik thorak :

nyeri sendi(+),

Masih sama seperti

sakit

sebelumnya

tenggorokan(-),
batuk (-), , BAB

P.fisik abdomen :

(+) mencret,

I: simetris,

BAK (+)

A:peristaltik(+)N
Per: tympani

Bedrest
Diet MII
Tree way terpasang
Inj Ceftriaxon 1
gr/12 jam
- Omeprazol 2x1

03/06/

Demam (-),

Sens: CM

Demam

2013

menggigil(-),

TD: 120/80 mmHg

Thypoid

berkeringat (-),

HR: 90 x/i

-Paracetamol 3 x1
- ambroxsol syr
3 x C1
16

mual(-), muntah

RR: 20 x/i

(-) -, pusing(-),

T : 36,2C

nyeri sendi(+),
sakit

Kepala : lidah thypoid

tenggorokan(-),

toung (-)

batuk (-), , BAB


(+), BAK (+)

P. Fisik thorak :
Masih sama seperti
sebelumnya
-

P.fisik abdomen :
I: simetris,

Bedrest
Diet MII
Tree way terpasang
Inj Ceftriaxon 1
gr/12 jam

A:peristaltik(+)N

- Omeprazol 2x1

Per: tympani

-Paracetamol 3 x1
- ambroxsol syr
04/06/

Demam (-),

Sens: CM

-Demam

2013

menggigil(-),

TD: 110/60 mmHg

Thypoid

berkeringat (-),

HR: 94 x/i

mual(-), muntah

RR: 20 x/i

(-) -, pusing(-),

T : 36,5C

3 x C1

nyeri sendi(+),
sakit

Kepala : lidah thypoid

tenggorokan(-),

toung(-)

batuk (-), , BAB


(+), BAK (+)

P. Fisik thorak :
Masih sama seperti
sebelumnya

P.fisik abdomen :
I: simetris,
A:peristaltik(+)N
Per: tympani
17

Kesimpulan :
Perempuan , 16 thn, dengan diagnosa Demam Thypoid
Prognosis:
-

Ad Vitam
: dubia ad bonam
Ad Functionam : dubia ad bonam
Ad Sanactionam : dubia ad bonam

BAB III
TINJAUAN PUSTAKA

A. Pengertian
Demam Tifoid adalah suatu penyakit infeksi akut yang biasanya mengenai saluran
cerna dengan gejala demam lebih dari 7 hari, gangguan pada saluran cerna dan
gangguan kesadaran.
18

Demam tifoid adalah penyakit infeksi akut yang biasanya terdapat pada saluran cerna
dengan gejala demam lebih dari 1 minggu dan terdapat gangguan kesadaran.

B. Etiologi
Salmonella typhosa, basil gram negative, bergerak dengan rambut getar, tidak
berspora. Mempunyai sekurang-kurangnya 3 macam antigen yaitu antigen O
(somatik, terdiri dari zat komplek lipopolisakarida), antigen H (flagella) dan antigen
Vi. Dalam serum penderita terdapat zat anti (aglutinin) terhadap ketiga macam antigen
tersebut.

C. Manifestasi klinik
Masa inkubasi 10-14 hari. Penyakit ini mempunyai tanda-tanda yang khas berupa
perjalanan yang cepat yang berlangsung kurang lebih 3 minggu. Gejala Demam Tifoid
antara lain sebagai berikut :
Demam > 1 minggu terutama pada malam hari
Demam tidak terlalu tinggi dan berlangsung selama 3 minggu. Minggu
pertama peningkatan suhu tubuh berfluktuasi. Biasanya suhu tubuh meningkat
pada malam hari dan menurun pada pagi hari. Pada minggu kedua suhu tubuh
terus meningkat dan pada minggu ke tiga suhu berangsur-angsur turun dan
kembali normal.

Nyeri kepala
Malaise
Lidah kotor dengan tepi hiperemis (coated tongue)
Bibir kering pecah-pecah (regaden)
Mual, muntah
Neri perut
Nyeri otot
Anoreksia

19

Hepatomegali, splenomegali
Konstipasi, diare
Penurunan kesadaran
Epistaksis
Bradikardi
Mengigau (delirium)

D. Patofisiologi
Bakteri Salmonella typhosa masuk melalui makanan / minuman, setelah melewati
lambung kuman mencapai usus halus (ileum) dan setelah menembus dinding usus
sehingga mencapai folikel limfoid usus halus (plaque Peyeri). Kuman ikut aliran limfe
mesenterial ke dalam sirkulasi darah (bakteremia primer). Mencapai jaringan RES (hepar,
lien, sumsum tulang, untuk bermultiplikasi). Setelah mengalami bacteria sekunder, kuman
mencapai sirkulasi darah untuk menyerang organ lain (intra dan ekstra intestinal). Masa
inkubasi 10-14 hari. (IDAI, 2004)
Salmonella typhosa masuk melalui makanan atau minuman

yang tercemar menuju

tempat infeksi ileosekal (usus halus) dan terjadi inflamasi minimal. Kuman masuk
pembuluh darah dan terjadi septicemia primer, kemudian masuk ke sistem
retikuloendotelial untuk berkembang biak (inflamasi local) pada kelenjar getah bening,
hati dan limpa. Kuman kembali ke pembuluh darah (septicemia sekunder) menuju tempat
infeksi utama ileosekal. (Tri Atmadja, 2001)
Kuman masuk melalui mulut. Sebagian kuman akan dimusnahkan dalam lambung oleh
asam lambung dan sebagian lagi masuk usus halus, ke jaringan limfoid dan berkembang
biak menyerang vili usus halus kemudian kuman masuk ke peredaran darah (bakteremia
primer) dan mencapai sel retikuloendotelial, hati, limpa dan organ-organ lainnya. Proses
ini terjadi dalam masa tunas dan akan berakhir saat sel-sel retikuloendotelial melepaskan
kuman ke dalam peredaran darah dan menimbulkan bakteremia untuk kedua kalinya.
Selanjutnya kuman masuk ke beberapa jaringan organ tubuh terutama limpa, usus dan
kandung empedu. Pada minggu pertama sakit, terjadi hyperplasia plaks peyer. Ini terjadi
pada kelenjar limfoid usus halus. Minggu ke dua terjadi nekrosis dan pada minggu ke tiga
terjadi ulserasi plaks peyer. Pada minggu ke empat terjadi penyembuhan ulkus yang dapat
menimbulkan sikatrik. Ulkus dapat menyebabkan perdarahan, bahkan sampai perforasi
20

usus. Selain hepar, kelenjar-kelenjar mesenterial dan limpa membesar. Gejala demam
disebabkan oleh endotoksin sedangkan gejala pada saluran pencernaan disebabkan oleh
kelainan pada usus halus. (Suriadi, 2001)
Pathway
Salmonella
typhosa
Saluran
pencernaan
Diserap usus
halus

Konstipasi

Bakteri memasuk aliran darah


sistemik
Kelenjar limfoid usus
halus

Motilitas usus

Hati dan
limpa

Tukak

Endotoksi
n

Hepatosplenomeg
ali
Mual, muntah

PK : Perdarahan
dan perforasi

Deffisit self care


Bed rest

Hipertermi
Hospitalis
asi

Intake tak
adekuat

Resiko deficit volume cairan

Resiko kebutuhan nutrisi kurang

E. Komplikasi
1. Perforasi usus
2. Perdarahan usus
Miyocarditis

F. Pemeriksaan Penunjang
1.

Jumlah leukosit normal/leukopenia/leukositosis.

2.

Anemia ringan, LED meningkat, SGOT, SGPT dan fsofat alkali meningkat.
21

3.

Minggu pertama biakan darah S. Typhi positif, dalam minggu berikutnya


menurun.

4.

Biakan tinja positif dalam minggu kedua dan ketiga.

5.

Kenaikan titer reaksi widal 4 kali lipat pada pemeriksaan ulang memastikan
diagnosis. Pada reaksi widal titer aglutinin O dan H meningkat sejak minggu
kedua. Titer reaksi widal diatas 1 : 200 menyokong diagnosis.

G. Penatalaksanaan
Memenuhi kebutuhan nutrisi : kalori, cairan dan elektrolit. Bila perlu melalui
sonde
Diet TKTP, rendah serat dan mudah dicerna, lunak, cair (pasien dengan
penurunan kesadaran)
Menurunkan demam
Mengawasi komplikasi
Mengelola oksigen
Health education : perawatan di rumah
Memonitor vital sign

Medikamentosa
Antipiretik
Antibiotik : cloramphenicol 50-100 mg/kgBB/hari, cotrimoksasol 6-10
mg/kgBB/hari, amoksisilin 100 mg/kgBB/hari, Seftriakson 80 mg/kg BB/hari,
sefiksim 10 mg/kg BB/hari
Infus D5 %, D10 %, KN 3A
Roboransia : Vitamin K ( untuk suplementasi terhadap gangguan flora usus
terhadap pemberian antibiotik yang lama).
22

Kortikosteroid diberikan pada kasus berat dengan penurunan kesadaran.


Deksametoason 1-3 mg/Kg BB/hari intravena dibagi menjadi 3 dosis hingga
kesadaran membaik.
Lavemen, Laxantia
Tranfusi darah : kadang-kadang diperlukan pada perdarahan saluran cerna dan
perforasi
Oksigenasi : diberikan pada klien dengan penurunan kesadaran atau kejang.

BAB IV
DISKUSI
Teori

Kasus

23

Sebagian besar penderita typoid bisa mengenai


anak-anak, dewasa dan orang tua baik laki-laki
maupun perempuan

seorang wanita remaja berusia 16


tahun

o Pada kasus ini, penderita merupakan

Adapun gejala dari demam typoid antara lain

Pada pasien ini ditemukan demam saat

demam pada sore hari, nyeri kepala, nyeri

sore hari, nyeri kepala, nyeri otot,

otot, anoreksia, mual dan muntah, obstipasi,

anorekxia, mual dan batuk

konstipasi, batuk

Pada pasien ini terdapat :

Pemeriksaan fisik pada demam typoid

o Lidah kotor

didapatkan lidah kotor, bradikardi relatif,

splenomegali, hepatomegali.
Pemriksaan laboratorium pada demam typoid
- Bisa normal/Leukositosis/leukopeni
- SGOT/SGPT meningkat
- Ujia Widal (+) > 1/160

Pada pasien ini


Leukosit 11.000 mm3
Uji widal (+) 1/320

DAFTAR PUSTAKA

Aru. W. Sudoyo. Dkk, Ilmu Penyakit Dalam, jlid III edisi 5, 2006
24

Arif Mansjoer dkk, Kapita Selekta Kedokteran, Media Aesculapius FKUI


Jakarta, 2000
Dina Kartika S, Pediatricia, Tosca Enterprise, Yogyakarta, 2005
Hardiono D.
IDAI, 2004

Pusponegoro

dkk,

Standar

Pelayanan

Medis

Kesehatan

Anak,

Suriadi, Asuhan Keperawatan pada Anak, CV Agung Seto, Jakarta, 2001


Tri Atmadja DS, Standar Pelayanan Medis Kesehatan Anak, RSUD Wates, 2001
Marjory Gordon, dkk, 2001, Nursing Diagnoses: Definition & Classification 2001-2002,
NANDA
Kuncara, H.Y, dkk, 2002, Buku Ajar Keperawatan Medikal-Bedah Brunner & Suddarth,
EGC, Jakarta

LAPORAN KASUS
ILMU PENYAKIT DALAM
25

RSU PROF. DR. BOLONI MEDAN

DEMAM THYPOID
D
I
S
U
S
U
N
Oleh:

Nama
Npm

: Iin Rosalina
: 08310150

Pembimbing : dr. Leonardo B. Dairy, Sp.PD-KGEH

KKS ILMU PENYAKIT DALAM


UNIVERSITAS MALAHAYATI
BANDAR LAMPUNG 2013

26

Anda mungkin juga menyukai