File Khasan H.11 Edit Habis
File Khasan H.11 Edit Habis
KELOMPOK 02
Kasan
121132003
Lukman hakim
121122004
Maman suryaman
1211220010
Nur wahid
121122011
Rahmawati
121122005
PJ Kelompok
: subagyo
Asisten Modul
: maudina baiti
V .D
s
Dimana
V :kecepatan rata-rata(m/s)
D : diameter pipa(m)
Kinematik vistositas cairan(m/s)
Bilangan ini dapat di gunakkan untuk menentykkan keadaan transisi dari aliran
laminar ke aliran torbulen.
Untuk aliran pada pipa :
Re laminar<2000
Re transisi =2000-4000
Re turbule >4000
Gambar ini menunjukkan kelakuan cairan pewarna yang di masukkan kedalam suatu
pipa kaca.
Aliran laminar pada gambar H. 11.1 di tandai oleh keadaan mantap di mana semua
garis alir mengikuti lintasan yang sejajar.
Dalam kondisi ini maka zat pewarna nampak jelas sebagai satu kesatuan yang
berbentuk inti.
Aliran torbulen gambar H 12, di tandai oleh keadaan yang tidak mantap di mana garis
alir saling bertabrakan sehingga menimbulkan bidang geser yang patah dan terjadinya
antara air dan zat pewarna .dalam keadaan ini maka zat pewarna buyar pada saat
terjadinya pencampuran cairan.
Sejalan dengan meningkatnya kecepatan aliran,maka terjadilah proses transisi aliran
dari laminar ke turbulan .keadaan inilah yang di sebut sebagai aliran transisi.hal ini di
tandai dengan awal terjadinya penyimpangan garis alir zat pewarna sampai dengan
buyar sepenuhnya di mana aliran telah terjadi turbulen.
C. ALAT-ALAT
1. Meja Hidrolika
2. Stop watch
3. Gelas ukur
4. Thermometer
Keterangan gambar :
1. Katup pengalir zat pewarna(katup1)
2. Reservoir zat pewarna
3. Sekrup pengatur tabung halus (katup 2)
4. Pelimpah
5. Tabung halus
6. Corong pemulus tabung pipa.
7. Katup pengatur aliran melalui pipa kaca (katup 3)
8. Tangki tekanan
9. Pipa /slang aliran masuk
10. Pipa kaca peraga aliran( = 1 cm)
11. Katup pengatur debit di meja hidrolika(katup 4 , tiadak terdapat di gambar).
D. CARA KERJA
1. Siapkan alat-alat percobaan.
a.
b.
c.
2. Tutup katup 3
3. Buka katup 4
4. Isilah tangki tekanan secara perlahn sampai melimpah melalui bagian
pelimpah
5. Tampung air limpahan di gelas ukur dan ukur temperatur air dan catat
6. Jika keadaan(4) tercapai,tutup / hentikkan suplai air dari meja hidrolika.
7. Buka katup 3 dan kemudian tutup kembali setelah pipa peragaan aliran terisi
air.
8. Sebelum melanjutkan, diamkan dahulu alat percobaan dalam keadaan terakhir
tersebut sedikit selama 10 menit.
9. Buka katup 4 sedikit sehingga air menetes dari pipa aliran keluar dari bagian
pelimpah.
10. Buka katup 3 secara perlahan dan atur katup pengatur zat pewarna (katup 1)
sehingga terbentukklah aliran perlahan yang hanya garis alir bewarna nampak
jelas.
11. Bila garis alir telah nampak jelas, catatlah kondisi aliran zat pewarna secara
visual,volume air dan waktu pengalirannya pada lembar tersedia.
12. Tutup katup 3 dan ulangi langkah (10) dan (11) sehingga didapat untuk 3 jenis
airan.
D. PENGOLAHAN DATA
Data :
Debit Q
a.
b.
V (m 3 )
t (s)
Luas penampang
(A)
1
.D 2
4
c.
Bilangan Reynolds Re
d.
V .D
s
Jenis Aliran
percobaan
Volume (ml)
Laminer
a
b
c
68
64
62
Waktu
(detik)
10.11
9.99
10.32
Transisi
a
b
c
192
208
190
9.54
10.98
9.88
Turbulen
a
b
c
340
340
320
10.09
10.32
09,99
Volume
(ml)
Waktu
(detik)
Debit(m
/s)
68
10.11
6.73x106
64
9.99
6.41x106
62
10.32
6.01x106
luas
(m)
7.86x1
05
7.86x1
05
7.86x1
05
kecepat
an
0.086
0.082
0.076
8.02x1
06
8.02x1
06
8.02x1
06
Re
1067.3
8
1016.6
6
953.40
Jarak beban
geser (mm)
y
d
(mm) (mm)
X kanan
(mm)
15
200
85
20
30
45
60
y
(mm)
0.4871745
0.4638155
0.8268287
0.9694557
x
(mm)
y
(mm)
x.y
(mm)
225
0.23734
-7.30761769
900
2025
3600
0.21512 -13.9144655
0.68365 37.20729058
0.93984 58.1673402
E. ANALISA
1. Analisa Percobaan
Tujuan dari praktikum modul H03 ini adalah menentukan tinggi titik
metacentrum. Praktikum ini diawali dengan mempersiapkan alat alat.
Praktikan pun hanya tinggal menggunakan saja peralatan untuk praktikum
benda terapung ini karena meja hidrolik dan ponton sudah tersedia. Data
yang diambil pada percobaan ini adalah sebanyak tiga kali, yaitu berdasarkan
beban geser yang berjarak (1) 200 mm, (2) 250 mm dan (3) 300 mm. Dari
beban geser yang diatur pada tiang vertikal ponton sesuai dengan jarak yang
telah ditentukan kemudian kita mendapat titik beratnya. Letak titik berat ini
didapat dengan menggantungkan ponton pada seutas tali kemudian ikatan tali
tersebut diatur dengan cara digeser sampai tali penggantung tegak lurus
dengan tiang vertikal. Setelah ponton dirasa dalam keadaan seimbang,
kemudian letak ikatan tali dari dasar ponton pun diukur maka itulah titik
beratnya. Pada percobaan ini, praktikan mendapat nilai titik berat untuk
beban geser 200 mm adalah 85 mm, untuk beban geser 250 cm titik beratnya
95 mm dan untuk beban geser 300 mm titik beratnya adalah 100 mm.
Setelah itu ponton diapungkan di dalam tangki meja hidrolika.
Sebelumnya unting-unting sudah dipastikan dalam keadaan stabil (sudut
bacaannya nol derajat). Tercatat bahwa bagian ponton yang tercelup setinggi
20 mm dan ukuran ini sama untuk setiap beban geser yang dipasang.
Kemudian beban transversal yang juga berada pada angka nol digeser kekiri
sejauh 15 mm sambil mengatur ponton agar tidak menabrak tepi tangki. Dari
20
42
65
82
kanan
25
45
65
85
250
15
30
45
60
23
45
70
92
26
50
73
95
300
15
30
45
60
25
47
80
105
28
55
82
110
200
X kanan/kiri
(mm)
15
30
45
60
kiri
(GM)
serta
nilai
y.
Menghitung
titik
Metacentrum
w
W. b
xy
x
2
Jarak
(mm)
200
250
300
GM
Praktikum
(mm)
411.89
307.48
206.13
Imin
d
p . l3
l2
=
=
dan BG = y - maka dari
W.sin 12 . p . l . d 12d
2
Titik
Berat
(mm)
85
95
100
GM Teori
(mm)
60137372.04
60137362.04
60137357.04
Terlihat bahwa hasil GM teori dengan praktikum berbeda, maka inilah yang
akan kita bandingkan.
Dalam pengolahan data ini juga diperoleh grafik yang diambil dari nilai
jarak beban geser sebagai sumbu X dan sin rata rata sebagai sumbu Y. Hasil y
= bx dalam grafik ternyata sama dengan hasil y = bx yang dihitung dengan
metode least square. Dimana b =
xy
x
2
Titik
Berat
(mm)
85
93
100
y = bx
0,048x
0,045x
0,065x
Untuk tren dari grafik pada percobaan ini semua trendline dari grafik
tersebut naik.
3. Analisa Kesalahan
Rumus yang digunakan untuk mendefinisikan kesalahan pada praktikum
ini adalah :
GM teoritis GM praktikum
100
GM teoritis
KR =
Faktor manusia
- Ketidaktelitian praktikan dalam mengukur dan membaca titik berat
ponton serta dalam menetukan keseimbangan saat menggantung
dengan tali
- Kemudian ketidaktepatan peletakkan ponton dalam tangki yang
mungkin sempat menabrak tepi tangki meja hidrolik
Faktor alat
Alat juga dapat mempengaruhi kesalahan disini yaitu kemungkinan
ketidak akuratannya alat peraga dalam percobaan ini.
Faktor-faktor kesalahan ini cukup mempengaruhi hasil pengolahan data,
Titik
Berat
(mm)
85
93
100
KR
99.9%
100%
99,99%
F. KESIMPULAN
Titik
Berat
(mm)
85
93
100
GM
Percobaan
KR
(mm)
60137372.04
411.89
99,9%
60137362.04
307.48
100%
60137357.04
206.13
99.99%
GM Teori
(mm)
Dari tabel di atas maka dapat disimpulkan bahwa titik metacentrum dari
suatu benda bergantung pada letak titik berat benda tersebut
G. REFERENSI
F. LAMPIRAN