Jelajahi eBook
Kategori
Jelajahi Buku audio
Kategori
Jelajahi Majalah
Kategori
Jelajahi Dokumen
Kategori
A.
PENJELASAN UMUM
I.
h.
i.
j.
k.
l.
m.
n.
o.
b.
c.
d.
e.
f.
g.
DOKUMEN KONTRAK
a. Dokumen Kontrak yang harus dipatuhi oleh Kontraktor terdiri atas :
Surat Perjanjian Pekerjaan
Surat Penawaran Harga dan Perincian Penawaran
Gambar-gambar Kerja/Pelaksanaan
Rencana Kerja dan Syarat-syarat
Addenda yang disampaikan oleh Konsultan Pengawas selama masa
pelaksanaan
b. Kontraktor wajib untuk meneliti gambar-gambar, RKS dan dokumen kontrak
lainnya yang berhubungan. Apabila terdapat perbedaan/ketidak-sesuaian
antara RKS dan gambar-gambar pelaksanaan, atau antara gambar satu
dengan lainnya, Kontraktor wajib untuk memberitahukan/melaporkannya
kepada Konsultan Pengawas .
Persyaratan teknik pada gambar dan RKS yang harus diikuti adalah :
1. Bila terdapat perbedaan antara gambar rencana dengan gambar
detail, maka gambar detail yang diikuti.
2. Bila skala gamabr tidak sesuai dengan angka ukuran, maka ukuran
dengan angka yang diikuti, kecuali bila terjadi kesalahan penulisan angka
tersebut yang jelas akan menyebabkan
ketidaksempurnaan/ketidaksesuaian konstruksi, harus mendapatkan
keputusan Konsultan Pengawas lebih dahulu.
3. Bila tedapat perbedaan antara RKS dan gambar, maka RKS yang diikuti
kecuali bila hal tersebut terjadi karena kesalahan penulisan, yang jelas
mengakibatkan kerusakan/kelemahan konstruksi, harus mendapatkan
keputusan Konsultan Pengawas.
4. RKS, gambar dan BQ saling melengkapi bila di dalam gambar
menyebutkan lengkap sedang RKS tidak, maka gambar yang harus
diikuti demikian juga sebaliknya.
5. Yang dimaksud dengan RKS dan gambar di atas adalah RKS dan
gambar setelah mendapatkan perubahan/penyempurnaan di dalam
berita acara penjelasan pekerjaan.
c.
II.
LINGKUP PEKERJAAN
2.1 KETERANGAN UMUM
d. Pembangunan Relokasi Pedagang Pasar Johar di Tanah Wakaf Masjid
Agung Semarang. tersebut secara umum meliputi pekerjaan standar
maupun non standar yang terdiri dari:
a. Pekerjaan Persiapan, meliputi :
Penyediaan air dan daya kerja
Pembersihan lokasi kerja
Direksi Keet
Pagar Proyek
Dll.
b. Pekerjaan Sipil dan Struktur, meliputi :
Pekerjaan Pondasi
Pekerjaan Beton Praktis (sloof, kolom, balok)
Pekerjaan Struktur Rangka Atap
Pagar Keliling
Dll.
c. Pekerjaan Arsitektur, meliputi :
Pekerjaan dinding
Pekerjaan pelapis lantai dan dinding
Pekerjaan plafond
Pekerjaan pengecatan
Pekerjaan kusen, pintu dan jendela
Pekerjaan kaca
Pekerjaan alat penggantung dan pengunci
Pekerjaan sanitair
dll
d. Pekerjaan Mekanikal, meliputi :
Pekerjaan instalasi air bersih
Pekerjaan instalasi air hujan
Pekerjaan instalasi air kotor
Pekerjaan instalasi air limbah
dll
e. Pekerjaan Elektrikal, meliputi :
Pekerjaan instalasi penerangan dan daya
dll
f. Pekerjaan lain-lain
Pekerjaan yang jelas terkait langsung maupun tidak langsung yang
tidak bisa dipisahkan dengan pekerjaan utama sesuai dengan gambar
dan RKS
e.
f.
Air
Air yang digunakan sebagai media untuk adukan pasangan plesteran,
beton dan penyiraman guna pemeliharaan harus air tawar, tidak
mengandung minyak, garam, asam dan zat organik lainnya yang telah
dikatakan memenuhi syarat, sebagai air untuk keperluan pelaksanaan
konstruksi oleh laboratorium tidak lagi diperlukan rekomendasi
laboratorium.
Pasir (Ps)
Pasir yang digunakan adalah pasir sungai, berbutir keras, bersih dari
kotoran, lumpur, asam, garam, dan bahan organik lainnya, yang terdiri
atas.
1.
Pasir untuk urugan adalah pasir dengan butiran halus, yang lazim
disebut pasir urug.
2. Pasir untuk pasangan adalah pasir dengan ukuran butiran sebagian
terbesar adalah terletak antara 0,075 sampai 1,25 mm yang lazim
dipasarkan disebut pasi pasang
3. Pasir untuk pekerjaan beton adalah pasir cor yang gradasinya
mendapat rekomendasi dari laboratorium.
Batu Pecah (Split)
Split untuk beton harus menggunakan split dari batu kali hitam pecah,
bersih dan bermutu baik, serta mempunyai gradasi dan kekerasan sesuai
dengan syarat-syarat yang tercantum dalam PBI 1971.
III.
b.
Lokasi proyek adalah pada lahan Tanah Wakaf Masjid Agung Semarang
Halaman proyek akan diserahkan kepada Kontraktor sebagaimana
keadaannya waktu Rapat Penjelasan. Kontraktor hendaknya mengadakan
penelitian dengan seksama mengenai keadaan tanah halaman proyek
tersebut.
Kekurang-telitian atau kelalaian dalam mengevaluasi keadaan lapangan,
sepenuhnya menjadi tanggung jawab Kontraktor dan tidak dapat dijadikan
alasan untuk mengajukan klaim/tuntutan.
ukuran 75 m2
b. Konstruksi
c. Fasilitas
d. Furnitur
Peil 0,00 Bangunan diambil dari peil patok ukur yang telah tersedia di
lokasi.
b. Semua ukuran ketinggian galian, pondasi, sloof, kusen, dan lain-lain harus
mengambil patokan dari peil 0,00 tersebut.
PAPAN BANGUNAN (BOUWPLANK)
a.
Bouwplank dibuat dari kayu terentang (kayu hutan kelas IV) ukuran minimum
3/20 cm yang utuh dan kering. Bouwplank dipasang dengan tiang-tiang dari
kayu sejenis ukuran 5/7 cm dan dipasang pada setiap jarak satu meter.
Papan harus lurus dan diketam halus pada bagian atasnya.
b. Bouwplank harus benar-benar datar (waterpass) dan tegak lurus.
Pengukuran harus memakai alat ukur yang disetujui Konsultan Pengawas .
c. Bouwplank harus menunjukkan ketinggian 0.00 dan as kolom/dinding.
Letak dan ketinggian permukaan bouwplank harus dijaga dan dipelihara
agar tidak berubah selama pekerjaan berlangsung.
B.
PEKERJAAN STRUKTUR/SIPIL
3.
4.
5.
6.
Sisa-sisa pohon yang tidak mengganggu dan akar-akar serta benda-benda yang
tidak mudah rusak yang letaknya minimum 1 meter di bawah dasar pondasi.
Kecuali pada tempat-tempat yang harus digali lubang-lubang bekas pepohonan
dan lubang-lubang lain harus diurug kembali dengan bahan-bahan yang baik dan
dipadatkan.
Kontraktor bertanggung jawab untuk membuang sendiri tanaman-tanaman dan
puing-puing ketempat yang ditentukan oleh Pemberi Pekerjaan.
Kontraktor bertanggung jawab untuk melakukan evakuasi / pemindahan instalasi /
saluran eksisting yang berada di dalam lokasi tapak proyek sehingga instalasi /
saluran tersebut kembali bisa berfungsi seperti sebelumnya.
Semua berangkal dan kotoran dari bekas pembongkaran konstruksi existing galian
dan lain-lain harus segera dikeluarkan dari tapak dan dibuang ke tempat yang
ditentukan oleh Konsultan Pengawas. Semua peralatan yang diperlukan pada
paket pekerjaan ini harus tersedia di lapangan dalam keadaan siap pakai.
Kontraktor harus tetap menjaga kebersihan diarea pekerjaan dan disekitarnya yang
diakibatkan oleh semua kegiatan pekerjaan ini serta menjaga keutuhan terhadap
material/barang-barang yang sudah terpasang (existing)
Penggalian
Moisture Content. Satu test untuk setiap 400 m2 untuk tanah yang
dipadatkan.
Nilai CBR yang harus dicapai minimal 75
c. Penyelesaian
Pemborong harus membersihkan kembali daerah yang telah selesai
dikerjakan terhadap segala kotoran, sampah bekas adukan, bobokan,
tulangan dan lain-lain.
Kelebihan tanah bekas galian pondasi dan bobokan maupun material
yang tidak diperlukan lagi harus dibawa keluar proyek atau ke tempat lain
dengan persetujuan Pengawas.
Pemborong harus tetap menjamin susunan tanah pada daerah di sekitar
pondasi terhadap kepadatannya maupun terhadap peil semula.
Pada pelaksanaan pembersihan, Pemborong harus berhati-hati untuk
tidak mengganggu setiap patok-patok pengukuran, pipa-pipa atau tandatanda lainnya.
IV. PEKERJAAN PONDASI
4.1.
4.1.1. UMUM
Pelaksanaan pemasangan pancang bamboo menggunakan sistem HAMMER,
semua bahan dan pekerjaan harus memenuhi syarat-syarat yang terdapat
dalam syarat-syarat dalam bagian ini . Penggunaan Bambu pancang siap
pakai harus dikonsultasikan kepada Konsultan Pengawas untuk mendapatkan
persetujuan tertulis.
4.1.2. PONDASI PANCANG BAMBU
Pondasi pada bagian bawah pondasi bangunan ini menggunakan pancang
bamboo. Ukuran bamboo yang digunakan minimal diameter 10 cm, dengan
penempatan ditunjukkan dalam kerja.
1. Lingkup Pekerjaan
Meliputi semua tenaga, alat-alat dan bahan untuk menyelesaikan semua
pekerjaan sesuai dengan gambar-gambar konstruksi, dengan
memperhatikan ketentuan-ketentuan tambahan dari perencana/ Konsultan
Pengawas dalam uraian syarat-syarat pelaksanaan.
2. Keahlian dan pertukangan
Kontraktor harus bertanggung jawab terhadap seluruh pekerjaan
pemancangan sesuai dengan ketentuan-ketentuan yang disyaratkan,
temasuk kekuatan, toleransi dan penyelesaiannya.
LINGKUP PEKERJAAN
Yang termasuk pekerjaan pondasi ialah :
Pembuatan urugan pasir setebal 5 cm dan dipadatkan.
Pembuatan semua pondasi batu kali sesuai Gambar Kerja.
Pemasangan semua stek dan angker yang diperlukan sesuai Gambar Kerja.
5.2.
UMUM
6.1.1. Lingkup Pekerjaan
Pekerjaan yang termasuk meliputi :
1. Penyediaan dan pendayagunaan semua tenaga kerja, bahan-bahan,
instalasi konstruksi dan perlengkapan-perlengkapan untuk semua
pembuatan dan mendirikan semua baja tulangan, bersama dengan
semua pekerjaan pertukangan/keahlian lain yang ada hubungannya
dengan itu, lengkap sebagaimana diperlihatkan, dispesifikasikan atau
sebagaimana diperlukannya.
2. Tanggung jawab "kontraktor" atas instalasi semua alat-alat yang
terpasang, selubung-selubung dan sebagainya yang tertanam di
dalam beton. Syarat-syarat umum pada pekerjaan ini berlaku penuh
Peraturan Beton Indonesia 1971 (PBI 1971), ASTM dan ACI.
3. Ukuran-ukuran (dimensi) dari bagian-bagian beton bertulang yang
tidak termasuk pada gambar-gambar rencana pelaksanaan arsitektur
adalah ukuran-ukuran dalam garis besar. Ukuran-ukuran yang tepat,
begitu pula besi penulangannya ditetapkan dalam gambar-gambar
struktur konstruksi beton bertulang. Jika terdapat selisih dalam ukuran
antara kedua macam gambar itu, maka ukuran yang harus berlaku
harus dikonsultasikan terlebih dahulu dengan perencana atau Direksi
Lapangan guna mendapatkan ukuran yang sesungguhnya disetujui
oleh perencana.
4. Jika karena keadaan pasaran, besi penulangan perlu diganti guna
kelangsungan pelaksanaan maka jumlah luas penampang tidak boleh
berkurang dengan memperhatikan syarat-syarat lainnya yang termuat
dalam PBI 1971. Dalam hal ini Direksi Lapangan harus segera
diberitahukan untuk persetujuannya, sebelum fabrikasi dilakukan.
6.1.3. Penyerahan-penyerahan
Penyerahan-penyerahan berikut harus dilaksanakan oleh Kontraktor
kepada Direksi Lapangan sesuai dengan jadwal yang telah disetujui untuk
menyerahkan dan dengan segera sehingga tidak menyebabkan
keterlambatan pada pekerjaan sendiri maupun pada pekerjaan kontraktor
lain.
a. Gambar pelaksanaan
Merupakan gambar tahapan pelaksanaan yang harus diserahkan oleh
Kontraktor kepada Direksi Lapangan untuk mendapat persetujuan ijin.
Penyerahan harus dilakukan sekurang-kurangnya 7 (tujuh) hari kerja
sebelum jadwal pelaksanaan pekerjaan beton.
b. Data dari pabrik/sertifikat
Untuk mendapat jaminan atas mutu beton ready-mix, maka sebelum
pengiriman; Kontraktor harus sudah menyerahkan kepada Direksi
Lapangan sedikitnya 5 hari kerja sebelum pengiriman; hasil-hasil
percobaan laboratorium, baik hasil percobaan bahan maupun hasil
percobaan campuran (Mix Design dan Trial Mix) yang diperuntukan
proyek ini.
c. Harus diajukan minimal 2 (dua) supplier beton ready-mix untuk
memperlancar pelaksanaan dan mendapat persetujuan Direksi
Lapangan sebelum memulai pengecoran.
6.1.4. Percobaan Bahan dan Campuran Beton
a. Umum
Test bahan : Sebelum membuat campuran, test laboratorium harus
dilakukan untuk test berikut, sehubungan dengan prosedur-prosedur
ditujukan ke standard referensi untuk menjamin pemenuhan spesifikasi
proyek untuk membuat campuran yang diperlukan.
b. Semen : berat jenis semen
c. Agregat :
Analisa tapis, berat jenis, prosentase dari void (kekosongan),
penyerapan, kelembaban dari agregat kasar dan halus, berat kering
dari agregat kasar, modulus terhalus dari agregat halus.
d. Adukan/campuran beton
Adukan beton harus didasarkan pada trial mix dan mix design
masing-masing untuk umur 7, 14 atau 21 dan 28 hari yang
didasarkan pada minimum 20 hasil pengujian atau lebih
sedemikian rupa sehingga hasil uji tersebut dapat disetujui oleh
Direksi Lapangan.
Hasil uji yang disetujui tersebut sudah harus disertakan selambatlambatnya 3 minggu sebelum pengerjaan dimulai, dan selain itu
mutu betonpun harus sesuai dengan mutu standard PBI 1971.
Pekerjaan tidak boleh dimulai sebelum diperiksa Direksi Lapangan
tentang kekuatan/kebersihannya.
Semua pembuatan dan pengujian trial mix dan design mix serta
pembiayaannya adalah sepenuhnya menjadi tanggung jawab
Kontraktor. Trial mix dan design mix harus diadakan lagi bila
agregat yang dipakai diambil dari sumber yang berlainan, merk
semen yang berbeda atau supplier beton yang lain.
Ukuran-ukuran
Campuran desain dan campuran percobaan harus proporsional
semen terhadap agregat berdasarkan berat, atau proporsi yang
cocok dari ukuran untuk rencana proposional atau perbandingan
yang harus disetujui oleh Direksi Lapangan.
Percobaan adukan untuk berat normal beton
Untuk perincian minimum dan maximum slump untuk setiap jenis
dan kekuatan dari berat normal beton, dibuat empat (4) adukan
campuran dengan memakai nilai faktor air-semen yang berbedabeda.
Pengujian mutu beton ditentukan melalui pengujian sejumlah
benda uji silinder beton diameter 15 cm x tinggi 30 cm sesuai PBI
1971.
Benda uji (setiap pengambilan terdiri dari 3 buah dengan
pengetesan dilakukan pada hari yang tercantum pada item 6) dari
satu adukan dipilih acak yang mewakili suatu volume rata-rata tidak
lebih dari 10 m3 atau 10 adukan atau 2 truck drum (diambil yang
volumenya terkecil). Disamping itu jumlah maximum dari beton
yang dapat terkena penolakan akibat setiap satu keputusan adalah
30 m3, kecuali bila ditentukan lain oleh Direksi Lapangan.
Hasil uji untuk setiap pengujian dilakukan masing-masing untuk
umur 7, 14 atau 21 dan 28 hari.
Pembuatan benda uji harus mengikuti ketentuan PBI'71, dilakukan
di lokasi pengecoran dan harus disaksikan oleh Direksi Lapangan.
Apabila digunakan metoda pembetonan dengan menggunakan
pompa (concrete pump), maka pengambilan contoh segala macam
jenis pengujian lapangan harus dilakukan dari hasil adukan yang
diperoleh dari ujung pipa "concrete-pump" pada lokasi yang akan
dilaksanakan.
Pengujian bahan dan beton harus dilakukan dengan cara yang
ditentukan dalam Standard Industri Indonesia (SII) dan PBI'71 NI-2
atau metoda uji bahan yang disetujui oleh Direksi Lapangan.
Rekaman lengkap dari hasil uji bahan dan beton harus disediakan
dan disimpan dengan baik oleh tenaga pengawas ahli, dan selalu
tersedia untuk keperluan pemeriksaan selama pelaksanaan
pekerjaan dan selama 5 tahun sesudah proyek bangunan tersebut
selesai dilaksanakan.
e. Pengujian slump
Kekentalan adukan beton diperiksa dengan pengujian slump,
dimana nilai slump harus dalam batas-batas yang diisyaratkan
dalam PBI 1971 dan sama sekali tidak diperbolehkan adanya
f. Percobaan tambahan
Kontraktor, tanpa membebankan biaya kepada pemilik, harus
mengadakan percobaan laboratorium selaku percobaan tambahan
pada bahan-bahan beton dan membuat desain adukan baru bila
sifat atau pemilihan bahan diubah atau apabila beton yang ada
tidak dapat mencapai kekuatan spesifikasi.
Hasil pengujian beton harus diserahkan sesaat sebelum tahapan
pelaksanaan akan dilakukan, yaitu khususnya untuk pekerjaan
yang berhubungan dengan pelepasan perancah/acuan. Sedangkan
untuk pengujian di luar ketentuan pekerjaan tersebut, harus
diserahkan kepada Direksi Lapangan dalam jangka waktu tidak
lebih dari 3 hari setelah pengujian dilakukan.
6.2. BAHAN-BAHAN/PRODUK
Sedapat mungkin, semua bahan dan ketenagaan harus disesuaikan dengan
peraturan-peraturan Indonesia.
6.2.1. Semen
a. Mutu semen
Semen portland harus memenuhi persyaratan standard
Internasional atau Spesifikasi Bahan Bangunan Bagian A SK SNI
3-04-1989-F atau sesuai SII-0013-82, Type-1 atau NI-8 untuk butir
pengikat awal kekekalan bentuk, kekuatan tekan aduk dan susunan
kimia. Semen yang cepat mengeras hanya boleh dipergunakan
dimana jika hal tersebut dikuasakan tertulis secara tegas oleh
Direksi Lapangan.
Di dalam syarat pelaksanaan pekerjaan beton harus dicantumkan
dengan jelas jenis semen yang boleh dipakai dan jenis semen ini
harus sesuai dengan jenis semen yang digunakan dalam ketentuan
persyaratan mutu (semen tipe 1).
b. Penyimpanan Semen
6.2.2. Agregat
Agregat untuk beton harus memenuhi ketentuan dan persyaratan dari SII
0052-80 "Mutu dan Cara Uji Agregat Beton" dan bila tidak tercakup dalam
SII 0052-80, maka harus memenuhi spesifikasi agregat untuk beton.
a. Agregat halus (Pasir)
Mutu pasir untuk pekerjaan beton harus terdiri dari : butir-butir tajam,
keras, bersih, dan tidak mengandung lumpur dan bahan-bahan
organis.
Agregat halus harus terdiri dari distribusi ukuran partikel-partikel
seperti yang ditentukan di pasal 3.5. dari NI-2. PBI '71.
Agregat halus tidak boleh mengandung lumpur lebih dari 5 %
(ditentukan terhadap berat kering). Yang diartikan dengan lumpur
adalah bagian-bagian yang dapat melalui ayakan 0.063 mm. Apabila
kadar lumpur melampaui 5 %, maka agregat halus harus dicuci.
Sesuai PBI'71 bab 3.3. atau SII 0051-82.
Ukuran butir-butir agregat halus, sisa di atas ayakan 4 mm harus
minimum 2 % berat; sisa di atas ayakan 2 mm harus minimum 10 %
berat; sisa di atas ayakan 0,25 mm harus berkisar antara 80 % dan 90
% berat.
Penyimpanan pasir harus sedemikian rupa sehingga terlindung dari
pengotoran oleh bahan-bahan lain.
Agregat Kasar (Kerikil dan Batu Pecah)
Yang dimaksud dengan agregat kasar yaitu kerikil hasil desintegrasi
alami dari batu-batuan atau batu pecah yang diperoleh dari
pemecahan batu, dengan besar butir lebih dari 5 mm sesuai PBI 71
bab 3.4.
Mutu koral : butir-butir keras, bersih dan tidak berpori, batu pecah
jumlah butir-butir pipih maksimum 20 % bersih, tidak mengandug zatzat alkali, bersifat kekal, tidak pecah atau hancur oleh pengaruh cuaca.
Tidak boleh mengandung lumpur lebih dari 1 % (terhadap berat kering)
yang diartikan lumpur adalah bagian-bagian yang melalui ayakan
0.063 mm apabila kadar lumpur melalui 1 % maka agregat kasar harus
dicuci.
Tidak boleh mengandung zat-zat yang reaktif alkali yang dapat
merusak beton.
Ukuran butir : sisa diatas ayakan 31,5 mm, harus 0 % berat; sisa
diatas ayakan 4 mm, harus berkisar antara 90 % dan 98 %, selisih
antara sisa-sisa kumulatif di atas dua ayakan yang berurutan, adalah
maksimum 60 % dan minimum 10 % berat.
Kekerasan butir-butir agregat kasar diperiksa dengan bejana penguji
dari Rudeloff dengan beban penguji 20 t, harus memenuhi syaratsyarat sebagai berikut :
-
6.2.3. Air
Air untuk pembuatan dan perawatan beton harus bersih, tidak boleh
mengandung minyak, asam alkali, garam-garam, bahan organis atau
bahan-bahan lain yang dapat merusak beton serta baja tulangan atau
jaringan kawat baja. Untuk mendapatkan kepastian kelayakan air yang
akan dipergunakan, maka air harus diteliti pada laboratorium yang
disetujui oleh Direksi Lapangan.
6.3.
c. Pemeriksaan.
Bagi Direksi Lapangan diadakan jalan masuk ke proyek dan ketempat
pengantaran contoh atau pemeriksaan yang dapat dilalui setiap waktu.
Denah dan semua peralatan untuk pengukuran, adukan dan
pengantaran beton harus diperiksa oleh Direksi Lapangan sebelum
pengadukan beton.
d. Persetujuan.
Periksa areal dan kondisi pada mana pekerjaan di bawah bab ini yang
akan dilaksanakan. Perbaiki kondisi yang terusak oleh waktu dan
perlengkapan/penyelesaian pekerjaan. Jangan memproses sampai
keadaan perbaikan memuaskan. Jangan memulai pekerjaan beton
sampai hasil percobaan, adukan beton dan contoh-contoh benda uji
disetujui oleh Direksi Lapangan. Lagipula, jangan memulai pekerjaan
beton sampai semua penyerahan disetujui oleh Direksi Lapangan.
e. Adukan Beton dan Kekuatan.
Adukan beton harus didesain dan disesuaikan dengan pemeriksaan
laboratorium oleh kontraktor dan harus diperiksa teratur oleh kedua
pihak, kontraktor dan pemasok beton ready-mix. Kekuatan tercantum
adalah kekuatan yang diijinkan minimum dan hasil dari hasil test oleh
percobaan laboratorium adalah dasar dari yang diijinkan.
f. Temperatur Beton Ready-Mix.
Batas temperatur untuk beton ready-mix sebelum dicor disyaratkan
tidak melampaui 38 oC.
g. Bahan Campuran Tambahan
Penambahan bahan additive dalam proses pembuatan beton readymix harus sesuai dengan petunjuk pabrik additive tersebut. Bila
diperlukan dua atau lebih bahan additive maka pelaksanaannya harus
dilaksanakan secara terpisah. Dalam pelaksanaannya harus sesuai
ACI 212-2R-71 dan ACI 212.IR-63 dilakukan hanya oleh teknisi incharge dengan persetujuan Direksi Lapangan sebelumnya.
h. Kendaraan Pengangkut
Kendaraan pengangkut beton ready-mix harus dilengkapi dengan
peralatan pengukur air yang tepat.
i. Pelaksanaan Pengadukan
Pelaksanaan pengadukan dapat dimulai dalam jangka waktu 30 menit
setelah semen dan agregat dituangkan dalam alat pengaduk.
j. Penuangan Beton
Proses pengeluaran beton ready-mix di lapangan proyek dari alat
pengaduk di kendaraan pengangkut harus sudah dilaksanakan dalam
jangka waktu 1,5 jam atau sebelum alat pengaduk mencapai 300
putaran. Dalam cuaca panas, batas waktu tersebut di atas harus
diperpendek sesuai petunjuk Direksi Lapangan.
Perpanjangan waktu dapat diijinkan sampai dengan 4 jam bila
dipergunakan retarder yang harus disetujui oleh Direksi Lapangan.
k. Keadaan Khusus
Apabila temperatur atau keadaan lainnya yang menyebabkan
l.
6.3.11.
6.3.14.
6.3.15.
Percobaan Beton
a. Gudang/Tempat Penyimpanan Contoh Benda Uji.
Gudang penyimpanan yang terjamin atau ruangan harus disediakan
oleh "kontraktor" untuk menyimpan benda-benda uji silinder beton,
selama pemeliharaan. Gudang harus mempunyai ruang yang cukup
untuk menampung semua fasilitas yang diperlukan dan semua benda
uji kubus yang dimaksudkan. Kontraktor harus menyerahkan detail dari
gudang kepada Direksi Lapangan untuk persetujuan. Gudang harus
dilengkapi dengan pintu yang kuat dan kunci yang bermutu baik.
Direksi Lapangan berhak untuk langsung meninjau ruang/gudang
penyimpanan contoh benda uji silinder tersebut.
b. Percobaan Laboratorium.
Contoh-contoh untuk test kekuatan harus diambil sesuai dengan PBI71 NI-2, ASTM C-172, ASTM C-31.
c. Penyelidikan dari Hasil Percobaan dengan Kekuatan Rendah.
Apabila mutu benda uji berdasarkan hasiil percobaan kekuatan kubus
ternyata lebih rendah dari yang disyaratkan, maka harus dilakukan
percobaan-percobaan dengan tahapan sebagai berikut :
1. Hammer test, percobaan palu beton, harus sesuai dengan ASTM
C-805-79. Apabila hasil dari percobaan ini masih lebih rendah dari
yang disyaratkan, maka harus dilakukan percobaan tahap berikut di
bawah ini.
2. Drilled Core Test, harus sesuai dengan ASTM C42-94. Apabila
hasil dari percobaan drilled core ini masih lebih rendah dari yang
disyaratkan, maka harus dilakukan percobaan tahap berikut di
bawah ini.
3. Loading Test/percobaan pembebanan harus sesuai dengan PBI-71
dan ACI-318-99. Apabila hasil dari percobaan pembebanan ini
masih lebih rendah dari yang disyaratkan, maka beton dinyatakan
tidak layak dipakai.
6.3.16.
6.3.17.
Lain-lain
Grouting dan Drypacking
a. Grout/Penyuntikan Air Semen.
Satu bagian semen, 2 bagian pasir dan air secukupnya agar dapat
mengalir dengan sendirinya. Pengurangan air dan bahan tambahan
untuk kemudahan pekerjaan beton boleh diberikan sesuai dengan
pertimbangan "kontraktor" melalui persetujuan Direksi Lapangan.
b. Drypack/Campuran Semen Kering
Satu bagian semen, 2 bagian pasir dengan air sekadarnya untuk
mengikat bahan-bahan menjadi satu.
c. Installation/Pengerjaan
Basahkan permukaan sebelum digrout dan taburi (slush) dengan
semen murni. Tekankan grout sedemikian agar mengisi
kekosongan/celah-celah dan membentuk lapisan seragam dibawah
pelat. Haluskan penyelesaian pada permukaan beton expose dan
adakan perawatan dengan pembasahan/pelembaban sedikitnya 3 hari.
6.4.
PEMBESIAN
6.4.1. Percobaan dan Pemeriksaan (Test and Inspections)
Setiap pengiriman harus berasal dari pemilihan yang disetujui dan harus
disertai surat keterangan percobaan dari pabrik.
Setiap jumlah pengiriman 20 ton baja tulangan harus diadakan pengujian
periodik minimal 4 contoh yang terdiri dari 3 benda uji untuk uji tarik, dan 1
benda uji untuk uji lengkung untuk setiap diameter batang baja tulangan.
Pengambilan contoh baja tulangan akan ditentukan oleh Direksi
Lapangan.
Semua pengujian tersebut di atas meliputi uji tarik dan lengkung, harus
dilakukan di laboratorium Lembaga Uji Konstruksi BPIK atau laboratorium
lainnya direkomendasi oleh Direksi Lapangan dan minimal sesuai dengan
SII-0136-84 salah satu standard uji yang dapat dipakai adalah ASTM A615. Semua biaya pengetesan tersebut ditanggung oleh Kontraktor.
Segala macam kotoran, karat, cat, minyak atau bahan-bahan lain yang
merugikan terhadap kekuatan rekatan harus dibersihkan.
Tulangan harus ditempatkan dan dipasang cermat dan tepat dan diikat
dengan kawat dari baja lunak.
Sambungan mekanis harus ditest dengan percobaan tarik.
Sebelum pengecoran beton, lakukan pemeriksaan dan persetujuan dari
pembesian, termasuk jumlah, ukuran, jarak, selimut, lokasi dari
sambungan dan panjang penjangkaran dari penulangan baja oleh Direksi
Lapangan.
Sertifikat : Untuk mendapatkan jaminan atas kualitas atau mutu baja
tulangan, maka pada saat pemesanan baja tulangan kontraktor harus
menyerahkan sertifikat resmi dari Laboratorium. Khusus ditujukan untuk
keperluan proyek ini.
6.4.2. Bahan-bahan / Produk
a. Tulangan
Sediakan tulangan berulir mutu BJTD-40, sesuai dengan SII 0136-84
dan tulangan polos mutu BJTP-24, sesuai dengan SII 0136-84 seperti
dinyatakan pada gambar-gambar struktur.
Tulangan polos dengan diameter lebih kecil 13 mm harus baja lunak
dengan tegangan leleh 2400 kg/cm2.
Tulangan ulir dengan diameter lebih besar atau sama dengan 13 mm
harus baja tegangan tarik tinggi, batang berulir dengan tegangan leleh
4000 kg/cm2.
b. Penunjang/Dudukan Tulangan (Bar Support)
Dudukan tulangan haruslah tahu beton yang dilengkapi dengan kawat
pengikat yang ditanam, atau batang kursi tinggi sendiri (Individual
High Chairs).
c. Bolstern, kursi, spacers, dan perlengkapan-perlengkapan lain untuk
mengatur jarak.
1. Pakai besi dudukan tulangan menurut rekomendasi CRSI, kecuali
diperlihatkan lain pada gambar.
6.5.
Panjang penyaluran
3. Gambar kerja
Perhatikan sistem cetakan beton seperti pengaturan perkuatan dan
penunjang, metode dari kelurusan cetakan, mutu dari semua
bahan-bahan cetakan, sirkulasi cetakan.
Gambar kerja harus diserahkan kepada Direksi Lapangan
sekurang-kurangnya 7 (tujuh) hari kerja sebelum pelaksanaan,
untuk diperiksa.
4. Contoh
Lengkapi cetakan dengan "cone" untuk mengencangkan cetakan.
7.1.2. Bahan-bahan/Produk
Bahan-bahan dan perlengkapan harus disediakan sesuai keperluan untuk
cetakan dan penunjang pekerjaan, juga untuk menghasilkan jenis
penyelesaian permukaan beton seperti terlihat dan terperinci.
A. Perancangan Perancah
1. Definisi Perancah
Perancah adalah konstruksi yang mendukung acuan dan beton
yang belum mengeras. Kontraktor harus mengajukan
rancangan perhitungan dan gambar perancah tersebut untuk
disetujui oleh Direksi Lapangan. Segala biaya yang perlu
sehubungan
dengan
perancangan
perancah
dan
pengerjaannya harus sudah tercakup dalam perhitungan biaya
untuk harga satuan perancah.
2. Perancangan/Desain
Perancangan/desain dari acuan dan perancah harus
dilakukan oleh tenaga ahli resmi yang bertanggungjawab
penuh kepada kontraktor.
Beban-beban untuk
perancangan perancah harus
didasarkan pada ketentuan ACI-347.
Perancah dan acuan harus dirancang terhadap beban dari
beton waktu masih basah, beban-beban akibat pelaksanaan
dan getaran dari alat penggetar. Penunjang-penunjang yang
sepadan untuk penggetar dari luar, bila digunakan harus
ditanamkan kedalam acuan dan diperhitungkan baik-baik
dan menjamin bahwa distribusi getaran-getaran tertampung
pada cetakan tanpa konsentrasi berlebihan.
3. Acuan
Acuan harus menghasilkan suatu struktur akhir yang
mempunyai bentuk, garis dan dimensi komponen yang
sesuai dengan yang ditunjukkan dalam gambar rencana
serta uraian dan syarat teknis pelaksanaan.
Acuan harus cukup kokoh dan rapat sehingga mampu
mencegah kebocoran adukan.
E. Pengikat Cetakan
1. Pengikat cetakan haruslah batang-batang yang dibuat di pabrik
atau jenis jalur pelat, atau model yang dapat dilepas dengan
ulir, dengan kapasitas tarik yang cukup dan ditempatkan
sedemikian sehingga menahan semua beban hidup dari
pengecoran beton basah dan mempunyai penahan bagian luar
dari luasan perletakan yang memadai.
2. Untuk beton-beton yang umum, penempatannya menurut
pendapat Direksi Lapangan.
F. Penyisipan Besi
Penanaman/penyisipan besi untuk angker dari bahan lain atau
peralatan pada pelaksanaan beton haruslah dilengkapi seperti
diperlukan pada pekerjaan.
1. Penanaman/Penyisipan Benda-benda Terulir.
Penanaman jenis ini haruslah seperti telah disetujui oleh Direksi
Lapangan.
2. Pemasangan langit-langit (ceiling).
Pemasangan langit-langit untuk angkur penggantung penahan
penggantung langit-langit, konstruksi penggantung haruslah
digalvani, atau type yang diijinkan oleh Direksi Lapangan.
3. Pengunci Model Ekor Burung.
Pengunci model ekor burung haruslah dari besi dengan galvani
yang lebih baik/tebal, dibentuk untuk menerima angkur ekor
burung dari besi seperti dispesifikasikan.
Pengunci harus diisi dengan bahan pengisi yang mudah
dipindahkan untuk mengeluarkan gangguan dari mortar/adukan.
G. Pengiriman dan Penyimpanan Bahan.
Bahan cetakan harus dikirim ke lapangan sedemikian jauhnya agar
praktis penggunaannya, dan harus secara hati-hati ditumpuk dengan
rapi di tanah dalam cara memberi kesempatan untuk pengeringan
udara (alamiah).
7.1.3. Pelaksanaan
A. Umum
Perancah harus merupakan suatu konstruksi yang kuat, kokoh dan
terhindar dari bahaya kemiringan dan penurunan, sedangkan
konstruksinya sendiri harus juga kokoh terhadap pembebanan yang
Member atau Batang Profil baja iwf 150.75.5,7, besi plat dan gording
C.123.50.2,3 dengan perlengkapan lainnya yan emiliki kemampuan
menahan gaya tarik dan gaya tekan.
Kualitas baja = SS 41
harus lurus dan tanpa cacat sebelum dikerjakan. Bahan-bahan baja yang sudah
ada cacatnya dan tidak dapat diperbaiki harus diganti / tidak dipergunakan.
Toleransi dimensi dari elemen struktur harus mengikuti SNI dan AISE.Kelurusan,
groove angle, root opening dan cleanliness dari permukaan yang akan dilas
harus diperiksa terlebih dahulu sebelum dilas dan toleransi ini harus sesuai
dengan AWS.
D. PELAKSANAAN
1. Penyedia jasa harus mengajukan usulan metode pelaksanaan pada Pengawas
proyek sesuai dengan gambar rencana pada saat mengajukan penawaran.
2. Pelaksanaan baru dapat dilakukan setelah mendapatkan persetujuan dari
Pengawas proyek.
3. Jika stabilitas dari struktur lengkap tergantung juga pada elemen-elemen lainya,
seperti lantai beton, dinding bata dan lain-lainya yang mana dibangun setelah
struktur baja didirikan, maka penguat sementara harus tetap dipasang ditempat
sampai seluruh elemen-elemen tersebut lengkap didirikan dan juga setelah
mendapat ijin Pengawas proyek.
4. Penyedia jasa harus mematuhi segala petunjuk Pengawas proyek yang
berhubungan dengan pelaksanaan / pendirian segala bagian struktur.
5. Sambungan-sambungan baut sebelumnya harus dikontrol oleh Pengawas
proyek.
6. Bila diinginkan penyedia jasa harus membuat perancah-perancah tambahan
untuk memungkinkan Pengawas proyek menginspeksi setiap unit sambungan
dan biaya ini dianggap sudah dimasukan dalam harga tender.
7. Pekerjaan baut dan las harus selalu diawasi selama pelaksanaan dan bilamana
Pengawas proyek menganggap adanya kesalahan dalam pekerjaan harus
segera diganti atau diperbaiki dengan biaya penyedia jasa.
8. Penyedia jasa harus menyimpan dan menjaga semua bahan-bahan menurut
lazimnya dan melindungi terhadap kontak langsung dengan tanah ataupun
terhadap gangguan lainya.
9.
Baja tidak boleh ditempatkan atau dipasang diatas lantai beton sampai beton
mempunyai kekuatan minimum 50% dari kekuatan beton umur 28 hari.
10. Setelah semua struktur ragka baja terpasang, pembersihan pada komponen2
struktur baja dilakukan sebelum pekerjaan finishing (pengecatan).
9.1.
2. MATERIAL :
a.
b.
ALAT KERJA :
Penyedia jasa harus menyediakan seluruh peralatan yang diperlukan untuk
fabrikasi komponen dan juga perlengkapan kerja untuk keperluan pekerja
pelaksananya.
2) Selain peralatan penyedia jasa juga harus menyediakan semua sarana yang
diperlukan untuk pelaksanaan pekerjaan ini terutama yang dipergunakan
untuk menjalankan peralatan kerjanya.
1)
a. PERSIAPAN :
SHOP DRAWING :
Sebelum pekerjaan penutup atap Seng Gelombang BJLS 28 dilaksanakan,
penyedia jasa harus menyerahkan gambar-gambar pelaksanaan / shop drawing
kepada Pengawas proyek. Sebelum gambar shop drawing tersebut disetujui
Semua sambungan antar bahan penutup atap harus dikunci dan saling
dilekatkan sesuai rekomendasi produsen penutup atap.
7) Setiap kali selesai pemasangan penutup atap dalam 1 hari, Penyedia jasa
harus membersihkan permukaan bidang atap yang sudah terpasang dari
semua kotoran sisa pelaksanaan pekerjaan maupun dari kotoran-kotoran
lain yang melekat.
6)
C.3
DINDING
c. ALAT KERJA :
Penyedia Jasa harus menyediakan seluruh peralatan dan juga perlengkapan
kerja untuk keperluan pekerja pelaksananya.
2) Selain peralatan Penyedia Jasa juga harus menyediakan semua sarana
yang diperlukan untuk pelaksanaan pekerjaan ini.
1)
d. PERSIAPAN :
Adukan perekat (spesi) campuran untuk pasangan pada umumnya
campuran semen dan pasir perbandingan 1Pc : 6Ps
2) Kontraktor harus menyerahkan 3 set contoh semua bahan yang akan
digunakan.
3) Sebelum dipasang batu bata ringan harus direndam air hingga kenyang.
4) Setiap bukaan / lubang pada dinding harus diberi pengaku berupa balok dan
kolom praktis.
1)
5)
e. PELAKSANAAN :
a) Pasangan Dinding Bata Pada Umumnya :
1) Seluruh pekerjaan pasangan harus dibuat lurus baik secara vertikal
b. MATERIAL :
1) Lapis Penutup GRC 5 mm
2) Rangka Partisi pipa baja persegi atau sesuai dengan gambar .
c. ALAT KERJA :
1) Kontraktor pelaksana harus menyediakan seluruh peralatan dan juga
perlengkapan kerja untuk keperluan pekerja pelaksananya.
d. PERSIAPAN :
1) CONTOH BAHAN :
a) Kontraktor harus menyerahkan 3 set contoh semua bahan yang
memperlihatkan ketebalan GRC, dan dimensi rangka, serta seluruh
accessories yang akan digunakan.
b) Kontraktor juga menyerahkan seluruh contoh-contoh bahan
pemasangan yang akan dipergunakan dengan diberi keterangan
mengenai jenis bahan dan penggunaan pada konstruksi partisi.
c) Bila diperlukan Kontraktor harus membuat mock-up untuk 1 unit dinding
partisisebelum pekerjaan boleh dilaksanakan.
2) Kontraktor pelaksana wajib meneliti gambar-gambar dan kesesuaian kondisi
lapangan sebelum memulai pelaksanaan pekerjaan. Apabila terjadi ketidak
sesuaian ukuran, elevasi, ukuran lebar, dan posisi terhadap keseluruhan
disain, maka Kontraktor Pelaksana wajib menuangkannya dalam shop
drawing dan melaporkannya kepada Pengawas proyek.
3) Seluruh bahan yang didatangkan di lapangan harus masih dalam kemasan
pabrik.
4) Penyimpanan bahan material ditempat yang rata dan diberi suport dan
perlindungan yang memadai untuk melindungi material dari perubahan
bentuk ataupun dari kerusakan.
e. PELAKSANAAN :
1) Seluruh pekerjaan harus dibuat lurus baik secara vertikal maupun secara
horisontal, sehingga menghasilkan bidang-bidang yang betul-betul rata.
2) Semua contoh model harus diajukan terlebih dahulu untuk mendapat
persetujuan dari Pengawas proyek.
3) Penyedia jasa diwajibkan untuk membuat shop drawing sesuai
ukuran/bentuk/mekanisme kerja yang telah ditentukan.
4) Pelaksanaan harus menghasilkan hasil akhir pemasangan yang rapi dan
bersih.
5) Selama pelaksanaan pemasangan partisi penyedia jasa harus
memperhatikan semua sambungan dengan material lain, sudut-sudut
pertemuan dengan bidang lain. Bila tidak ada kejelasan dalam gambar,
penyedia jasa wajib menanyakan hal ini kepada pengawas proyek.
d. PERSIAPAN :
1) SHOP DRAWING :
Sebelum pekerjaan kusen, pintu, dan jendela alumunium dilaksanakan,
Kontraktor Pelaksana harus menyerahkan gambar-gambar pelaksanaan /
shop drawing kepada Pengawas proyek. Sebelum gambar shop drawing
tersebut disetujui oleh Pengawas proyek, Kontraktor Pelaksana tidak
diperkenankan melaksanakan pekerjaan. Shop drawing yang dibuat
Kontraktor Pelaksana harus memenuhi :
Harus memperlihatkan dengan jelas dimensi, sistem konstruksi,
hubungan antar komponen, cara dan letak pengangkuran, penempatan
hardware, dan detail-detail pemasangan.
b) Harus berkesesuaian dengan gambar rencana dan spesifikasi bahan.
c) Harus memperlihatkan detail-detail pemasangan bahan pengisi pintu /
jendela serta gasket dan sealantnya.
d) Harus memperlihatkan metoda perkuatan pemasangan engsel dengan
menggunakan klos-klos kayu didalam kusen alumunium.
a)
2) CONTOH BAHAN :
a) Kontraktor harus menyerahkan 3 set contoh semua bahan yang
memperlihatkan tekstur, finishing, dan warna.
b) Kontraktor juga menyerahkan seluruh contoh-contoh profil yang akan
dipergunakan dengan diberi keterangan mengenai jenis bahan,
ketebalan, dan penggunaan profil tersebut pada komponen kusen, daun
pintu, dan daun jendela.
3) MOCK UP (Standard Pengerjaan) :
a) Sebelum memulai pemasangan, kontraktor harus membuat contoh
pemasangan yang memperlihatkan dengan jelas pola pemasangannya.
b) Mock-up yang telah disetujui akan dijadikan standard minimal untuk
fabrikasi dan pemasangan Kusen Pintu dan Jendela Alumunium.
4) Rongga-rongga tempat pintu dan jendela yang akan dipasang sudah harus
dalam keadaan selesai / finish walaupun belum dalam kondisi finishing akhir.
5) Kontraktor pelaksana wajib meneliti gambar-gambar dan kesesuaian kondisi
lapangan sebelum memulai pelaksanaan pekerjaan. Apabila terjadi
kekurang rataan kondisi permukaan, kurang waterpass, ataupun ketidak
sesuaian ukuran, elevasi, ukuran lebar, dan posisi terhadap keseluruhan
disain, maka Kontraktor Pelaksana wajib memperbaikinya terlebih dahulu.
6) Seluruh bahan yang didatangkan di lapangan harus masih dalam kemasan
pabrik, lengkap dengan instruksi-instruksi pemasangannya.
7) Penyimpanan bahan material ditempat yang rata dan diberi suport dan
perlindungan yang memadai untuk melindungi material dari perubahan
bentuk ataupun dari kerusakan.
e. PELAKSANAAN :
1)
2)
3)
4)
5)
6)
7)
8)
9)
10)
2. KACA
a. UMUM :
1) Lingkup Pekerjaan :
a) Termasuk dalam
lingkup pekerjaan ini penyediaan tenaga, bahan
material, peralatan, dan alat bantu lainnya sehingga dicapai hasil
pekerjaan yang baik dan sempurna.
b) Meliputi fabrikasi dan instalasi seluruh kaca pintu dan jendela, serta
cermin, pada bagian bangunan yang dalam gambar rencana ditunjukkan
menggunakan bahan kaca dan atau cermin.
2) Pekerjaan lain yang berhubungan :
a)
Pekerjaan Kusen, Pintu, dan Jendela Alumunium.
b)
Pekerjaan penerangan atas.
b. MATERIAL :
Bahan yang digunakan untuk kaca pintu dan jendela adalah kaca bening
tebal 5 mm.
2) Bahan yang digunakan untuk daun pintu kaca bening tebal 10 mm.
1)
3)
c. ALAT KERJA :
Kontraktor pelaksana harus menyediakan seluruh peralatan yang
diperlukan untuk pemasangan komponen dan juga perlengkapan kerja
untuk keperluan pekerja pelaksananya.
d. PERSIAPAN :
1) Contoh Bahan :
Kontraktor harus menyerahkan 3 set contoh semua bahan kaca dengan
ukuran 10 x 10 cm yang memperlihatkan warna, ketebalan, dan akhiran tepi
kaca dan cermin, untuk memperoleh persetujuan penggunaan bahan dari
Pengawas proyek.
2) Sebelum pelaksanaan pekerjaan, pelaksana harus selalu berkoordinasi
dengan pelaksanaan pekerjaan lain yang berkaitan seperti pekerjaan Kusen,
Pintu dan Jendela.
3) Seluruh bahan yang didatangkan di lapangan harus masih dalam kemasan
pabrik.
4) Penyimpanan bahan material ditempat yang rata dan diberi suport dan
perlindungan yang memadai untuk melindungi material dari perubahan
bentuk ataupun dari kerusakan.
e. PELAKSANAAN :
1)
2)
3)
4)
5)
6)
dan pegangan pintu adalah dari bahan aluminium yang sama dengan
rangka daun pintu.
b) Masing-masing handel atau pegangan pintu berbeda jenisnya sesuai
jenis bahan Kusen dan Pintu.
3) Engsel :
a) Bila tidak disebutkan lain dalam gambar maka semua peralatan engsel
b) Masing-masing
5) Winhaak.
Bila tidak disebutkan lain dalam gambar maka semua peralatan
winhaak (pengait jendela) adalah dari merk UNION/SESS/DEXSON
c. ALAT KERJA :
Kontraktor pelaksana harus menyediakan seluruh peralatan yang
diperlukan untuk pemasangan komponen dan juga perlengkapan kerja
untuk keperluan pekerja pelaksananya.
d. PERSIAPAN :
1) Contoh Bahan :
Kontraktor harus menyerahkan 3 set contoh semua bahan alat penggantung
dan pengunci kepada Pengawas proyek untuk mendapat persetujuan
penggunaan bahan dari Pengawas proyek.
2) Brosur :
Untuk keperluan Pengawas proyek, Kontraktor harus menyediakan brosur
bahan guna pemilihan jenis bahan yang dipakai.
3) Sebelum pelaksanaan pekerjaan, pelaksana harus selalu berkoordinasi
dengan pelaksanaan pekerjaan lain yang berkaitan seperti pekerjaan Kusen,
Daun Pintu dan Daun Jendela, serta pekerjaan Kaca.
4) Seluruh bahan yang didatangkan di lapangan harus masih dalam kemasan
pabrik.
5) Penyimpanan bahan material ditempat yang bersih, aman, diberi
perlindungan yang memadai untuk melindungi material dari perubahan
bentuk ataupun dari kerusakan.
e. PELAKSANAAN :
1)
2)
3)
4)
5)
6)
7)
f.
PENGUJIAN :
Seluruh perangkat kunci harus bekerja dengan baik, untuk itu harus
dilakukan
pengujian secara kasar
C.5 FINISHING
1. PEKERJAAN LANTAI (KERAMIK)
a. UMUM :
1) Lingkup Pekerjaan :
a) Termasuk dalam lingkup pekerjaan ini penyediaan tenaga, bahan
material, peralatan, dan alat bantu lainnya sehingga dicapai hasil
pekerjaan yang baik dan sempurna.
b) Meliputi pemasangan ubin keramik pada lantai bangunan yang
dinyatakan dalam gambar sebagai lantai keramik, kecuali dinyatakan lain
dalam gambar berita acara.
b. MATERIAL :
1) Ubin Keramik tipe homogenous atau jenis lain sesuai persetujuan Konsultan
2)
3)
4)
5)
c. ALAT KERJA :
Kontraktor pelaksana harus menyediakan seluruh peralatan dan juga
perlengkapan kerja untuk keperluan pekerja pelaksananya.
2) Selain peralatan kontraktor pelaksana juga harus menyediakan semua
sarana yang diperlukan untuk pelaksanaan pekerjaan ini.
1)
d. PERSIAPAN :
1) CONTOH BAHAN :
Guna persetujuan Pengawas proyek, Kontraktor harus menyerahkan
contoh-contoh semuai bahan yang akan dipakai ; ubin keramik,
bahan-bahan addtive untuk adukan, dan bahan untuk tile grouts.
2) MOCK UP :
Sebelum memulai pemasangan, kontraktor harus membuat contoh
pemasangan yang memperlihatkan dengan jelas pola pemasangan,
metoda pelekatan pada struktur, dan warna groutingnya.
2)
3)
4)
5)
Noda adukan Grout pengisi Nat yang mengenai permukaan ubin harus
segera dibersihkan dengan lap basah dan dikeringkan seketika dengan lap
kering.
7) Badan pengawas berhak memerintahkan pembongkaran dan pembenahan
kembali tanpa biaya tambah bila persyaratan pada butir 3, 4, dan 5 di atas
tidak dapat dipenuhi.
8) Pelapis lantai ruang produksi harus dilaksanakan sesuai syarat-syarat yang
ditentukan pabrik shingga didapat hasil seperti yang diharapkan. Karena
sifatnya yang khusus, kontraktor bertanggung jawab penuh atas
perlindungan terhadap pelapis lantai ruang produksi, sampai pekerjaan itu
diseahterimakan kepada pengguna jasa.
6)
f.
2. PEKERJAAN LANGIT-LANGIT
LANGIT-LANGIT KALSI BOARD
a. UMUM :
1) Lingkup Pekerjaan :
Termasuk dalam lingkup pekerjaan ini penyediaan tenaga, bahan material
peralatan, dan alat bantu lainnya sehingga dicapai hasil pekerjaan yang
baik dan sempurna.
b. MATERIAL :
Kalsium silikat board tebal 4.5 mm, dengan spesifikasi tahan terhadap air,
api, dan tidak mengandung bahan asbes.
2) Rangka Metal pipa persegi 50 x 50 mm dan 50 mm x 100 mm.
3) Sekrup phospat hitam 25 mm .
4) Adhesive tape dan acessoris pemasangan lainnya sesuai rekomendasi
produsen kalsium silikat board.
1)
c. ALAT KERJA :
Kontraktor pelaksana harus menyediakan seluruh peralatan
perlengkapan kerja untuk keperluan pekerja pelaksananya.
dan
juga
2)
3)
4)
5)
3. PEKERJAAN PENGECATAN
a. UMUM :
1) Lingkup Pekerjaan :
Termasuk dalam lingkup pekerjaan ini penyediaan tenaga, bahan
material, peralatan, dan alat bantu lainnya sehingga dicapai hasil
pekerjaan yang baik dan sempurna.
b) Meliputi pengecatan seluruh bagian bangunan yang dinyatakan dalam
gambar menggunakan finishing cat.
3) Pada prinsipnya pekerjaan pengecatan harus dilaksanakan dengan hatihati. Apabila dalam pelaksanaannya terjadi kecerobohan sehingga
pengecatan mengotori pekerjaan yang sebenarnya tidak harus terkena cat,
maka menjadi kewajiban Kontraktor untuk membersihkannya, atau bahkan
menggantinya apabila ternyata tidak dapat dibersihkan.
a)
b. MATERIAL :
Cat emulsi setara Catylac, Mowilex, atau Vinilex, untuk pengecatan bagian
dinding dan plafond ruang di dalam bangunan.
2) Cat emulsi acrylic setara Jotashield/Jotun, Weathershield/Dulux ICI, atau
Mowilex, untuk pengecatan bagian dinding dan plafond di luar bangunan
atau yang bersinggungan langsung dengan cuaca/udara luar.
3) Cat synthetic enamel setara Catylac, Emco, atau Mowilex, untuk pengecatan
kayu dan atau besi yang dinyatakan dalam gambar menggunakan cat
kayu/besi.
4) Cat Zinc Chromate, untuk cat dasar bagian baja.
1)
c. ALAT KERJA :
Kontraktor pelaksana harus menyediakan seluruh peralatan dan juga
perlengkapan kerja untuk keperluan pekerja pelaksananya.
2) Selain peralatan kontraktor pelaksana juga harus menyediakan semua
sarana yang diperlukan untuk pelaksanaan pekerjaan ini.
1)
d. PERSIAPAN :
1) CONTOH BAHAN :
Kontraktor Pelaksana harus menyiapkan contoh pengecatan tiap warna
dan jenis pada bidang-bidang transparan ukuran 30 x 30 cm2. Dan pada
bidang-bidang tersebut harus dicantumkan dengan jelas warna, formula
cat, jumlah lapisan dan jenis lapisan (dari cat dasar s/d lapisan akhir).
b) Semua bidang contoh tersebut harus diperlihatkan kepada Pengawas
proyek. Jika contoh-contoh tersebut telah disetujui secara tertulis dan
Pengawas proyek, Kontraktor Pelaksana melanjutkan dengan
pembuatan mock- up.
c) Kontraktor Pelaksana harus menyerahkan kepada Pengawas proyek
untuk kemudian akan diteruskan kepada pemberi tugas minimal 5 galon
tiap warna dan jenis cat yang dipakai. Kaleng - kaleng cat tersebut harus
tertutup rapat dan dengan jelas identitas cat yang ada didalam nya. Cat
ini akan dipakai sebagai cadangan untuk perawatan, oleh pemberi tugas.
2) MOCK UP (Standard Pengerjaan) :
a)
a)
e. PELAKSANAAN :
1) Pengecatan Cat Emulsi.
a) Pekerjaan pengecatan ini dilaksanakan pada seluruh permukaan dinding
b)
c)
d)
e)
f)
yang sama dengan cat yang dipakai sebanyak 1 kali lapis atau sesuai
petunjuk pemakaiannnya.
e) Setelah kering dilakukan pengecatan sebanyak 2-3 lapis atau sampai
benar-benar pekat dan rata sesuai standard pelaksanaan (mock-up)
yang telah dibuat.
f) Pengecatan setiap lapisnya, baru boleh dilakukan setelah lapis
sebelumnya telah mengering.
3) Pengecatan Cat Synthetic Enamel.
a) Pekerjaan ini dilaksanakan pada seluruh bagian pipa besi pagar dan lain-
c)
d)
e)
C.6 SANITAIR
1. SANITAIR
a UMUM :
1) Lingkup Pekerjaan :
Termasuk dalam lingkup pekerjaan ini penyediaan tenaga, bahan material,
peralatan, dan alat bantu lainnya sehingga dicapai hasil pekerjaan yang baik
dan sempurna. Meliputi pelaksanaan pengadaan dan pemasangan Closed
c. ALAT KERJA :
Kontraktor pelaksana harus menyediakan seluruh peralatan dan juga
perlengkapan kerja untuk keperluan pekerja pelaksananya. Selain peralatan
kontraktor pelaksana juga harus menyediakan semua sarana yang diperlukan
untuk pelaksanaanpekerjaan ini.
d. PERSIAPAN :
1) CONTOH BAHAN :
Guna persetujuan pengawas proyek, Kontraktor harus menyerahkan contohcontoh semua bahan yang akan dipakai.
2) BROSUR :
Untuk keperluan pengawas proyek tim, Kontraktor harus menyediakan
brosur bahan guna pemilihan jenis bahan yang dipakai.
3) Kontraktor pelaksana wajib meneliti gambar-gambar dan kesesuaian kondisi
lapangan sebelum memulai pelaksanaan pekerjaan. Apabila terjadi ketidak
sesuaian ukuran, elevasi, ukuran lebar, dan posisi terhadap keseluruhan
disain, maka Kontraktor Pelaksana wajib menuangkannya dalam shop
drawing dan melaporkannya kepada pengawas proyek.
4) Seluruh bahan yang didatangkan di lapangan harus masih dalam kemasan
pabrik.
5) Floor Drain
a) Floor drain dengan bahan dasar kuningan finishing verchroom Floor
drain dilengkapi dengan siphon.
b) Floor drain dipasang ditempat-ditempat sesuai gambar untuk itu.
c) Floor drain dan perlengkapan yang boleh dipasang harus dalam
keadaan baru tanpa cacat dan telah disetujui oleh pengawas proyek.
d) Pada tempat-tempat yang akan dipasang floor drain, penutup lantai
harus dilobangi dengan rapi, menggunakan pahat kecil dengan bentuk
dan ukuran sesuai ukuran floor drain tersebut.
e) Pasangan floor drain dan clean out harus rapi, waterpass, diberihkan
dari noda-noda semen dan tidak ada kebocoran.
f)
PENGUJIAN.
1) Selama pelaksanaan harus selalu diadakan pengujian/pemeriksaan untuk
kesempurnaan hasil pekerjaan dan fungsinya.
2) Kontraktor wajib memperbaiki/ mengulang/ mengganti bila ada kerusakan
yang terjadi selam masa pelaksanaan dan masa garansi, atas biaya
Kontraktor Pelaksana, selama kerusakan bukan disebabkan oleh tindakan
Pemilik.
D. MEKANIKAL
1. INSTALASI MEKANIKAL
a. PERATURAN UMUM
1) Peraturan Dan Acuan
Pemasangan instalasi ini pada dasarnya harus memenuhi peraturan
peraturan sebagai berikut:
a) Peraturan Umum Instalasi Perpipaan (PUIP)
b) Peraturan Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi No. Per.05/MEN/1982
c) Keputusan Menteri P.U. No.02/KPTS/1985
d) Peraturan lainnya yang dikeluarkan oleh instansi yang berwenang,
seperti PLN, PGN, PERUMTEL, Dit.Jen.Bina Lindung dari Pusat
maupun daerah.
e) Pedoman Plambing Indonesia
Pekerjaan Instalasi ini harus dilaksanakan oleh :
a) Perusahaan yang memiliki Surat Ijin Instalasi dari Instalasi yang
berwenang dan telah biasa mengerjakannya.
b) Khusus untuk izin dari Instalasi diperkenankan bekerja sama dengan
perusahaan lain yang telah memiliki izin yang dimaksud.
2) Gambar-Gambar
a) Gambar-gambar rencana dan persyaratan-persyaratan ini merupakan
suatu kesatuan yang saling melengkapi dan sama mengikatnya.
b) Gambar-gambar sistem ini menunjukkan secara umum tata letak dari
peralatan, sedangkan pemasangan harus dikerjakan dengan
memperhatikan
kondisi
dari
bangunan
yang
ada
dan
a) Peralatan instalasi ini harus digaransi selama tiga bulan terhitung sejak
2)
3)
4)
5)
6)
7)
h) Pengakhiran
i) Pengujian
j) Peralatan Bantu
Spesifikasi dan gambar menunjukkan diameter minimal dari pipa dan
letak serta arah dari masing-masing sistem pipa.
Seluruh pekerjaan, terlihat pada gambar dan/ atau spesifikasi
dipasang terintegrasi dengan kondisi bangunan dan menghindari
gangguan dengan bagian lainnya.
Bahan pipa maupun perlengkapan harus terlindung dari kotoran, air
karat dan stress sebelum, selama dan sesudah pemasangan.
Khusus pipa dan perlengkapan dari bahan plastik, selain disebut
diatas harus juga terlindung dari cahaya matahari.
Semua barang yang dipergunakan harus jelas menunjukkan identitas
pabrik pembuat.
Spesifikasi Bahan Peripaan
a) Spesifikasi GIP
Penggunaan
: Air Bersih
KETERANGAN
Pipa
Sambungan/fiting
b) Spesifikasi PVC
Penggunaan
: Venting
KETERANGAN
Pipa
Sambungan/fiting
Reducer
Solvent Cement
8) Persyaratan Pemasangan
a) Umum
(1) Persiapan harus dikerjakan dengan cara yang benar untuk menjamin
kebersihan, kerapihan, ketinggian yang benar, serta memperkecil
banyaknya penyilangan.
(2) Pekerjaan harus ditunjang dengan suatu ruang yang longgar, tidak
kurang dari 50 mm diantara pipa- pipa atau dengan bangunan &
peralatan.
(3) Semua pipa dan fitting harus dibersihkan dengan cermat dan teliti
sebelum dipasang, membersihkan semua kitiran, benda- benda
tajam/ runcing serta penghalang lainnya.
(4) Pekerjaan persiapan harus dilengkapi dengan semua katup- katup
yang diperlukan antara lain katup penutup, pengatur, katup balik dan
sebagainya, sesuai dengan fungsi sistem dan yang diperlihatkan
digambar.
(5) Semua perpipaan yang akan disambung dengan peralatan, harus
dilengkapi dengan UNION atau FLANGE.
(6) Sambungan lengkung, reducer dan expander dan sambungansambungan
cabang
pada
pekerjaan
perpipaan
harus
mempergunakan fitting buatan pabrik.
(7) Kemiringan menurun dari pekerjaan perpiaan air limbah harus
seperti berikut, kecuali seperti diperlihatkan dalam gambar.
(a) Dibagian dalam bangunan
Garis tengah 150 mm atau lebih kecil :
2%
Garis tengah 200 mm atau lebih besar :
1%
(b) Dibagian luar bangunan
Garis tengah 150 mm atau lebih kecil :
2%
Garis tengah 200 mm atau lebih besar :
1%
n) Sambungan ulir
(1) Penyambungan antara pipa dan fitting mempergunakan sambungan
p) Sambungan Las
(1) Sistem sambungan las hanya berlaku untuk saluran bukan air minum
(2) Sambungan las ini berlaku antara pipa baja dan fitting las
(3) Kawat las atau elektrode yang dipakai harus sesuai dengan jenis
pipa yang di las.
(1) Sebelum pekerjaan las dimulai Kontraktor harus mengajukan kepada
b) Persyaratan Pengecatan
Pengecatan harus dilakukan seperti berikut :
Lokasi Pengecatan
Pengecatan
Zinchromate primer
expose
No
Fungsi
Warna
Biru
Coklat tua
Hitam
Dasar lubang galian harus cukup stabil dan rata sehingga seluruh
panjang pipa terletak/tertumpu dengan baik.
g) Pipapipa air bersih dan pipapipa pembuangan air kotor, tidak boleh
diletak pada lubang galian yang sama.
h) Kontraktor harus melaksanakan pembilasan desin tektan dari seluruh
instalasi air, sebelum diserahkan kepada seluruh pengawas proyek.
f)
E. ELEKTRIKAL
INSTALASI ELEKTRIKAL
a. PERSYARATAN UMUM
1) Umum
Dokumen ini berisi spesifikasi umum instalasi listrik untuk proyek
Tersebut diatas. Segala persyaratan dan ketentuan instalasi listrik akan
dijelaskan pada bagianbagian berikutnya.
2) Peraturan Pemasangan
Pemasangan instalasi ini pada dasarnya harus memenuhi peraturan peraturan sebagai berikut :
a)
PUIL 2000.
b)
Peraturan Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi No. Per.05/MEN/
1982
c)
National Fire Protection Association (NFPA)
d)
Petunjuk dari Pabrik Pembuat Peralatan.
e)
Peraturan lainnya yang dikeluarkan oleh instalasi yang berwenang,
seperti PLN, dan Assosiasi terkait.
Pekerjaan instalasi ini harus dilaksanakan oleh Perusahaan yang
memiliki Surat Ijin Instalasi dari instalasi yang berwenang dan telah
biasa mengerjakannya dan suatu daftar referensi pemasangan harus
dilampirkan dalam surat penawaran.
3) Gambar gambar
a) Gambar gambar rencana dan persyaratan-persyaratan ini serta risalah
rapat penjelasan merupakan suatu kesatuan yang saling melengkapi
dan mengikat dan tidak dapat dipisahkan satu dengan lainnya.
b) Gambar-gambar sistim ini menunjukkan secara umum tata letak dari
peralatan, sedangkan pemasangan harus dikerjakan dengan perhatikan
kondisi dari bangunan yang ada dan mempertimbangkan juga
kemudahan service / maintenance jika peralatan-peralatan sudah
dioperasikan.
pekerjaan
yang
sedang
Ijin ijin
Pengurusan ijin ijin yang diperlukan untuk pelaksanaan instalasi
serta seluruh biaya yang diperlukannya menjadi tanggung jawab
Kontraktor.
11)
12)
13)
Rapat Lapangan
Wakil Kontraktor harus selalu hadir dalam setiap rapat proyek diatur
oleh pemberi tugas.
E. LANDSCAPE
1. PAVING PARKIR DALAM
a. UMUM :
1) PEKERJAAN PERKERASAN PAVING BLOCK
UMUM
(1) Pekerjaan ini meliputi pembuatan perkerasan paving danlapis pasir urug bawah
yang di laksanakan dengan ketebalan dan bentuk penampangmelintang seperti
2. STANDAR RUJUKAN
(1) BS 6717 Part I
(2) ASTM C 33
(3) ASTM C I SO
5.
PENGIRIMANPAVING BLOCK
(1) Persyaratan Mutu, pengujian bahan dan pemasangan
dimaksud
adalah
jenis produk
paving/Conbloc yang diproses dibuat dengan mesin, juga memiliki dimensi serta
bentuk yang dikerjakan secara teratur dan memiliki nilai mutu yang diproduksi.
(3) Penyedia Jasa diwajibkan untuk melampirkan / menunjukkan surat dukungan
pabrik terkait kualitas paving block yang di syaratkan dan sertifikat uji mutu.
BAHAN
(1) Mutu Paving Block.
a. Sebelum pemasangan
Contoh paving block yang akan dipasang kuat tekannya harus diuji
terlebih dahulu dilaboratorium yang direkomendasikan oleh pengawas/
staf teknik,
Contoh-contoh
material
yang
telahdisetujui
oleh
b.
Untuk setiap lot, diambil 1 (satu) buah paving dan di tes kuat tekan di
laboratorium.
Bila hasil pengujian kuat tekan kurang dari kuat tekan yang diisyaratkan.
maka pasangan pada lot tersebut harus diganti. Jika kuat tekan benda uji
paving yang di peroleh ini mencapai kuat tekan yang disyaratkan, maka
pasangan paving ini dapat diterima untuk pembayaran.
Sertifikat tes kuat tekan paving menjadi persyaratan pembayaran.
b.
UKURAN SARINGAN
% LOLOS SARINGAN
9,52 mm
100
4,75 mm
95-100
2,36 mm
80-100
1,18 mm
50-85
600 microns
25-60
300 microns
10-30
150 microns
5-15
75 microns
0-10
- Secara fisik bentuk partikel pasir perata tidak bulat atau tajam.
- Kadar air 10% dan kadar Lempung 3%
UKURAN SARINGAN
% LOLOS SARINGAN
2,36 mm
100
1,18 mm
90-100
600 microns
60-90
300 microns
30-60
150 microns
15-30
75 microns
5-10
a.
b.
c.
d.
e.
f.
paving pada tiap sisi agar paving tidak bergeser sehingga paving akan
lebih rapi, untuk sisi yang lain dilakukan setelah lebar pemasangan paving
terpenuhi.
b.
c.
Benang sepat
d.
Lori/gerobak angkut.
e.
f.
a.
b.
c.
d.
e.
g.
maka profil
i.
plat
compactor yang mempunyai plat area 0,35 s/d 0,50 m2 dengan gaya
sentrifugal sebesar 16 s/d 20 kN dan getaran dengan frekwensi 75 s/d
100 MHz (Stamper Kodok). Pemadatan hendaknya dilakukan secara
stimultan bersamaan dengan pemasangan paving dengan minimal
akhir
pemadatan
meter
dibelakang
akhir
pasangan.
Jangan
i)
Pekerjaan siar harus rapih, rata tepiannya dan tegak lurus dengan bidang
lainnya
j)
Pekerjaan pasangan batu bata dalam hal ini memakai campuran 1PC : 6
PS. Pasangan batu bata dibuat dengan ukuran dan bentuk sesuai gambar
rencana, dengan menggunakan batu bata local.
Pemasangan batu bata pada permukaan harus rata dan rapi, tidak
bergelombang.
Untuk dimensi pada gambar, adalah dimensi pasangan batu bata,
sebelum diplester dan aci.
j.
Pekerjaan plesteran terakhir harus lurus, rata vertikal dan tegak lurus dengan
bidang lainnya
PAGAR KELILING
Ukuran Saluran sesuai yang tertuang dalam gambar rencana dan dokumen
lelang
q. Pagar dipasang dengan pondasi sumuran, kolom besi hollo 50.50.2,3 dan
penutup kawat wermesh m.6
r.
Pondasi dari buis beton. D.30 cm yang di isi dengan beton K.125
s. Kolom besi hollo 50.50.2.3 pada bagian bawah dilengkapi angkur d.10 cm
t. Penyambungan tiang kolom dengan wermesh dilakukan dengan sistem las.
u. Pemasangan besi wermesh untuk tiap jarak 5.4 m dilakukan dengan cara
bolak balik/ muka belakang, sesuai dengan panjang tiap lembar wermesh.
Perletakan pagar berada di sebelah samping kiri, belakang dan samping kanan
garis tepi lokasi pekerjaan.
BAB VII
GAMBAR-GAMBAR
Nurkholis, ST. MT
NIP. 19631213 199003 1 004