Anda di halaman 1dari 44

PEDOMAN TEKNIS

PENGEMBANGAN DAN
PENGELOLAAN IRIGASI DESA
disiapkan dalam rangka
Program Kompesasi Pengurangan Subsidi
Bahan Bakar Minyak (PKPS BBM)

DIREKTORAT JENDERAL SUMBER DAYA AIR


DEPARTEMEN PEKERJAAN UMUM

If you want to know the shoe fits,


as the one who used it, not the one
who makes it
(ahli pemberdaya)

Bab I. PENDAHULUAN

1. Pengertian
Irigasi Desa adalah irigasi yang dibangun
dan dikelola serta dibiayai oleh masyarakat
desa atau desa-desa yang bersangkutan.

Irigasi ini tidak termasuk dalam daftar


inventarisasi irigasi pemerintah.

Jumlah Irigasi Desa


1,9 juta ha (27% dari total irigasi)
7 juta ha.

2. Latar
Belakang

Bantuan perbaikan irigasi


desa oleh pemerintah dimulai
tahun anggaran 1992/1993 sampai
dengan 1996/1997.

Kompensasi kenaikan BBM


sebagian akan digunakan untuk
infrastruktur irigasi desa.

3. Maksud & Tujuan


Untuk membantu masyarakat di pedesaan
dalam melakukan pengembangan dan
pengelolaan irigasi desa dengan pendekatan
partisipatif, serta pemberdayaan masyarakat
melalui perkumpulan petani pemakai air.

Meningkatkan kehidupan sosial ekonomi


masyarakat desa (miskin) melalui
peningkatan produksi pertanian.

Meningkatkan
produksi pertanian
dan kesejahteraan
masyarakat

Tersedianya
jaringan irigasi
desa yang
handal

4. Sasaran
Menciptakan
lapangan kerja
di pedesaan

Kemampuan
masyarakat meningkat
dalam pengelolaan
irigasi desa

5. Ruang Lingkup

Prioritas infrastruktur irigasi desa


Perbaikan/Rehabilitasi Jaringan Irigasi Desa
Peningkatan Jaringan Irigasi Desa
Pembangunan Baru

6. Komponen Irigasi Desa

Bangunan Pengambilan
(Bendung tetap, pengambilan bebas, bendung
bronjong, pengarah arus)

Saluran
(Pembawa dan pembuang)

Bangunan Air
(Bangunan-bagi, bangunan-sadap, boks)

Bangunan Pelengkap
(jembatan, tangga cuci, gorong-gorong, terjunan, dll.)

7. Karakteristik Irigasi Desa


Daerah dataran tinggi

Sumber air mata air & anak sungai


Air relatif cukup sepanjang tahun
Tanaman padi 5 (lima) kali dalam 2 tahun
Lahan berteras

Daerah dataran rendah

Sumber air dari sungai atau saluransaluran


pembuang dan/atau kolam pengumpul
Air sangat dipengaruhi oleh musim
Maksimum tanam padi 1-2 kali per tahun
Lahan cukup landai s,d, datar

Bab II. PERSYARATAN

1. Persyaratan Umum
Usulan dari masyarakat petani
Kemauan & kemampuan berpartisipasi
dalam pelaksanaan dan OP
Ada kelembagaan petani (P3A)
Tidak sedang dibiayai sumber dana
lain
Tidak termasuk dalam kelompok
irigasi irigasi pemerintah

2. Persyaratan Khusus Untuk


Perbaikan/Rehabilitasi
Tingkat kerusakan jaringan

sedang & berat

Luas layanan sudah berkurang minimal 20%


Air masuk ke jaringan berkurang minimal 20%
Kebutuhan biaya hingga Rp. 700.000 per ha
Kesanggupan masyarakat mengorganisir diri
perkumpulan petani pemakai air
Kesanggupan masyarakat O&P jaringan

3. Persyaratan Khusus Untuk


Peningkatan
Tingkat kerusakan jaringan

sedang & berat

Luas layanan relatif tetap

Air di sungai/sumber air masih mencukupi

Kebutuhan biaya hingga Rp. 1.000.000 per ha

Kesanggupan masyarakat mengorganisir diri


perkumpulan petani pemakai air
Kesanggupan masyarakat O&P jaringan

4. Persyaratan Khusus Untuk


Pembangunan Baru
Adanya sumber air yang memadai
Adanya lahan/persawahan yang baik untuk
pertanian
Adanya petani/penggarap
Tidak ada masalah ganti rugi tanah,
bangunan, dan tanaman
Bukan daerah banjir tahunan

SOSIALISASI

Peranan Irigasi Desa:


Sosial
Ekonomi
Teknis

Fungsi Irigasi Desa:


Mensejahterakan masyarakat desa
Merupakan lapangan kerja masyarakat
Konservasi lahan dan air

Pengelolaan Irigasi Berbasis Masyarakat (CBD)


Menempatkan masyarakat desa sebagai penentu
dan pelaku dalam pengambilan keputusan
Masyarakat sebagai pelaksana kegiatan

Prinsip Pengelolaan Irigasi


Memperbaiki
Merehabilitasi
Meningkatkan
Melaksanakan O&P

Arti Irigasi Desa Berbasis Masyarakat

Aspirasi masyarakat
Kepentingan masyarakat
Kemampuan masyarakat
Upaya atau kegiatan masyarakat

Asas Pengelolaan Irigasi

Asas
Asas
Asas
Asas
Asas

Solidaritas
Partisipatif
Kemitraan
Memampukan
Pemerataan

PELAKSANAAN SOSIALISASI

Dilaksanakan berjenjang (Pusat, Provinsi,


Kab/Kota, Kec. Desa, Masyarakat)

Melibatkan LSM, Perguruan Tingi, dan


Masyarakat

Materi meliputi : program bantuan, tata cara


menerima, menggunakan dan mempertanggung
jawabkan bantuan, pemantauan dan evaluasi
kinerja.

Bab III. PERENCANAAN


Kegiatan I :

Kegiatan III :

Pembuatan sistem
rancangan

Peta Daerah Irigasi


Luas daerah irigasi
Debit air
Jaringan irigasi
Saluran dan bangunan

Kegiatan II :
Inventarisasi jaringan
yang ada

Kegiatan IV :
Pembuatan nota
penjelasan
perencanaan
Perhitungan desain
rinci
Gambar desain dan
volume pekerjaan

Bagan Alir Pekerjaan Pengukuran dan


Perencanaan Jaringan Irigasi Desa
Pengecekan lapangan
Inventarisasi JID
Pengukuran profil JID
Perencanaan detail JID
Pelaksanaan JID
Pemanfaatan JID

Kegiatan I.
1) Inspeksi Lapangan
-

Lokasi DI, bangunan utama dan jaringan


Nama, panjang saluran serta batas saluran pembuang
Batas areal irigasi bersangkutan yang perlu diukur dan
dipetakan
Muka banjr

2) Pengumpulan Data
-

Peta DI, luas areal DI, debit sungai, jaringan, saluran


dan bangunan

Supervisi mengumpulkan data tentang usulan petani,


titik referensi

3) Pekerjaan Pemetaan
-

Harus dipetakan DI yang akan direncanakan


Pemasangan BM
Skema irigas

Kegiatan II.
1) Inventarisasi Jaringan Irigasi

Penelusuran jaringan
Pemasangan patok pada saluran irigasi
Inventarisasi saluran irigasi
Inventarisasi bangunan
Inventarisasi jaringan irigasi

2) Pengukuran Saluran & Bangunan


Pengukuran sungai dan bangunan
Pengukuran rinci saluran
Pengukuran rinci bangunan pada saluran

Kegiatan III.
1) Penyusunan Draft Sistem Perancangan
Menyiapkan peta dasar, mengumpulkan data
pendukung perencanaan

2) Kriteria pekerjaan untuk draft sistem perancangan


Penetapan batas petak, perhitungan debit yang
tersedia, perhitungan debit rencana, pola tanam,
pembuatan skema jaringan irigasi, penyusunan
skala prioritas

Kegiatan IV.
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.

Standar desain
Peta skematik
Konsep dokumen desain
Peninjauan lapangan untuk pengecekan desain
Desain akhir
Daftar volume pekerjaan
Pembuatan manual O&P

Bab IV. PELAKSANAAN KONSTRUKSI

Tipe
Bangunan
Pengambilan

EMBUNG :
Pada prinsipnya dikerjakan dengan alat
berat (untuk tubuh embung) yang lain
dapat dikerjakan tenaga manusia

BENDUNG :
Cerucuk Bambu/ Kayu, Bronjong,
Pasangan Batu/ Beton, Tanah

PENGAMBILAN BEBAS :
Misalnya bangunan pengarah aliran,
kincir air, pompa air

Pelaksanaan pekerjaan jaringan irigasi desa pada prinsipnya


dilaksanakan oleh masyarakat desa secara swakelola dengan
bimbingan atau pendampingan teknis

Penyediaan Air Irigasi Desa

Air irigasi untuk JID diambil dari sumber air


yang ada.
Pengelola JID mengupayakan tambahan
pasokan air dari sumber air yang ada atau
dari sumber air yang lain dengan izin dari
pihak yang berwewenang.

Jenis Pekerjaan
1) Pekerjaan
Tanah

Galian pada umumnya dapat


dikerjakan secara manual

2) Pekerjaan
Pasangan Batu

Dapat menggunakan batu kali atau


batu belah dengan campuran 1
semen : 4 pasir

3) Beton

Dengan campuran 1 semen : 2 pasir


: 3 krikil

Timbunan pada umumnya dapat


dikerjakan oleh tenaga manusia,
kecuali pekerjaan timbunan pada
kontruksi embung dengan alat berat

Jenis Pekerjaan

(lanjutan)

4) Siaran/ Plesteran

Dengan campuran 1 semen : 3


pasir

5) Bronjong

Bronjong dibuat dari kawat


galvanis dengan diameter 4
mm, dianyam agar besar batu
diatas 15 cm tidak lolos

6) Cerucuk

Digunakan cerucuk bambu


dengan diameter 7 cm atau
kayu dolken dengan diameter
12 cm

Bab V.

BIMBINGAN TEKNIS
1. Kegiatan perencanaan dan
perencanaan teknis (baru
dan perbaikan/rehabilitasi)

Kegiatan
Infrastruktur
Irigasi Desa

2. Pelaksanaan bangunan air


3. Operasi dan pemeliharaan
serta pembinaan
keorganisasian petani
pemakai air

Bimbingan Teknis
Pendekatan teknis berbasis:

Sumberdaya lokal
Sosial, budaya, dan teknologi
Ramah lingkungan
Kemitraan

Pelaksanaan bimbingan teknis:


1) Tahap perencanaan : (Penelusuran Jaringan Irigasi Desa;
identifikasi tingkat kerusakan; pembuatan detail desain; dan
penyusunan rencana kerja)
2) Tahap pelaksanaan : (Pembersihan lahan; persiapan
lapangan & pemasangan rencana tata letak; dan pelaksanaan
fisik lapangan; dan uji coba)
3) Tahap pemanfatan (O&P)

Kelembagaan Bimbingan Teknis

Oleh dinas yang membidangi irigasi di


kabupaten/kota
Dapat dibentuk tim yang sekurang-kurangnya
terdiri dari 3 (tiga) orang :
1) Satu orang dengan pengalaman

perencanaan dan perencanaan teknis


bangunan air.
2) Satu orang dengan pengalaman

pelaksanaan bangunan air.


3) Satu orang dengan pengalaman

OP jaringan dan keorganisasian petani


pemakai air.

Tata Kerja
Proaktif mendatangi dan melakukan bimbingan
Siap memberikan bimbingan, diminta atau tidak
Biaya operasional tim tersedia
Pembelian alat tulis kantor
Biaya perjalanan dinas
Biaya honorarium tim

Sumber biaya:
Diambil sejumlah tertentu dari dana kompensasi

(maksimum 5%)
Disediakan dari dana APBD kabupaten/kota yang
bersangkutan

Bab VI. OPERASI & PEMELIHARAAN


JARINGAN IRIGASI
1. Operasi Jaringan Irigasi
Secara sederhana operasi jaringan
irigasi adalah upaya pengaturan
air irigasi (ukur debit, pengaturan
pintu, pola tanam, pembagian air).

Rencana Operasi
a. Memperkirakan ketersediaan air dalam musim kemarau
(berdasarkan pengalaman tahun-tahun sebelumnya).
b. Menghitung kebutuhan air total berdasarkan luas tanam,
pola tanam (usulan kelompok tani) dan kebutuhan air di
petak sawah.

Rencana Tata Tanam


a. Sistim golongan (bila air tidak cukup untuk tanam
serentak).
b. Pola Tanam
Cukup air : padi padi - palawija atau
padi palawija - padi

Air kurang : padi palawija - bera

Rencana Kebutuhan Air


Tergantung dari:

macam tanaman, luas tanaman, kehilangan air di


saluran (umumnya berkisar 25%), dan cuaca
Padi
(1,2 lt/dtk/ha)
Palawija (0,3 lt/dtk/ha)
Tebu
(0,3 lt/dtk/ha)

Pemberian Air
Pembagian air secara terus menerus (kalau air
mencukupi)
Pembagian Air Secara Giliran (kalau air kurang)

2. Pemeliharaan Jaringan Irigasi


Upaya menjaga dan mengamankan
jaringan irigasi agar selalu dapat berfungsi
dengan baik guna memperlancar
pelaksanaan operasi, dan mempertahankan
kelestariannya.

Tujuan:

a. Menjaga agar jaringan dapat


beroperasi.
b. Menciptakan pemakaian maksimum
dari seluruh fasilitas jaringan.
c. Menjaga agar umur manfaat dari
jaringan tercapai tanpa rehabilitasi
secara besar-besaran.

Macam Pemeliharaan
a. Pemeliharaan Rutin
Membersihkan sampah/lumpur yang ada di saluran atau pintu air
Memotong rumput dan tumbuhan pengganggu di sepanjang
saluran
Menutup bocoran kecil di saluran, dan
Memberi pelumas pintu air

b. Pemeliharaan Berkala

Mengecat pintu air


Mengganti skot balik yang rusak
Memperbaiki sayap bangunan, tembok saluran

c. Pemeliharaan Darurat
Perbaikan sebagai akibat bencana alam, perbaikan ini dilakukan
sebatas air irigasi dapat mengalir, agar fungsi jaringan irigasi dapat
melayani daerah irigasi dan dilaksanakan dalam waktu yang cepat

Pemeliharaan
Saluran

Dapat dilakukan secara


rutin dan berkala

Pemeliharaan
Bangunan

Unsur komponen
bangunan pada umumnya
terdiri dari besi,
pasangan batu-beton,
kayu, bronjong, dll.

Bab VII. KELEMBAGAAN PERKUMPULAN


PETANI PEMAKAI AIR (P3A)
Mengapa P3A
dibutuhkan?

Sebagai wadah untuk


menampung aspirasi dan
memecahkan masalah-masalah
yang berkaitan dengan
pengelolaan jaringan irigasi
(irigasi desa dan tersier)

Organisasi yang dibentuk oleh


dan untuk masyarakat tani
guna pengelolaan jaringan
irigasi (desa dan tersier)

P3A adalah

Organisasi P3A
Terdiri dari :

Pengurus & Rapat Anggota sbg. kekuasaan tertinggi

Pengurus : sekurang-kurangnya terdiri dari:


ketua, sekretaris, bendaraha, petugas teknis (ulu-ulu),
dan ketua blok

Anggota terdiri dari :


-

Anggota tetap (pemilik tanah);

Anggota tidak tetap (penggarap, penyewa, penyakap)

Struktur Organisasi
RAPAT ANGGOTA
Ketua
Sekretaris
Bendaraha
Petugas Teknis/ Ulu-Ulu

Ketua Blok

Ketua Blok
PETANI

Ketua Blok

Pembentukan P3A

Sosialisasi perlunya P3A


Rapat-rapat persiapan
Pembentukan
Penyusunan AD/ART
Proses legalisasi (sekurang-kurangnya
keputusan bupati)
Pemerintah menyediakan fasilitasi dalam
proses pembentukan

Pemberdayaan P3A

P3A perlu berdaya (teknis, organisasi, dan


pembiayaan)
Pemerintah daerah wajib memberdayakan P3A
(sesuai PP 14 / 87 tentang Penyerahan Sebagian
Tugas Pemerintah di Bidang PU kepada Daerah)
Pemberdayaan dilakukan melalui :
1. Pendamping pada P3A (community organizer)
2. Pelatihan, dll.

Peran P3A dalam Irigasi Partisipatif

Persetujuan dalam rencana O&P tahunan

Persetujuan dalam tata tanam

Persetujuan dalam alokasi air

Persetujuan dalam pembiayaan O&P dan


perhitungan AKNOP
Membantu pemerintah dalam pengelolaan
aset
Melakukan pengawasan kegiatan keirigasian

Sekian dan
Terima Kasih

Anda mungkin juga menyukai