Anda di halaman 1dari 20

LEMBAR PENGESAHAN

PROPOSAL PENELITIAN
EKSTRAK DAUN JERUK PURUT DENGAN METODE
EKSTRAKSI DESTILASI DENGAN MENGUNAKAN
PELARUT AIR, ALKOHOL DAN
N-HEKSANE

Oleh:
Tri Aris Sofiadi

07.14.001

Antonio Gomes

07.14.007

Menyetujui,
Dosen Pembimbing

Ir. Bambang Susila Hadi


NIP. Y. 1019000210

BAB I
PENDAHULUAN
I.1. LATAR BELAKAN
Sebagai Negara berkembang yang banyak menghasilkan berbagai produk seperti
obat-obatan antiseptic dan makanan melalui industry maka dibutukannya banyak bahan
dasar sebagai campuran dalam pembuatan produk-produk ini. Oleh karena itu untuk
ketersediaan bahan dasar dalam negeri, salah satu bahan yang dapat digunakan adalah
jeruk purut.
Minyak atsiri

dikenal dengan nama minyak eteris atau minyak terbang

merupakan bahan yang bersifat mudah menguap (volatile), mempunyai rasa getir, dan
bau mirip tanaman asalnya yang diambil dari bagian-bagian tanaman seperti daun, buah,
biji, bunga, akar, rimpang, kulit kayu, bahkan seluruh bagian tanaman. Minyak atsiri
selain dihasilkan oleh tanaman, dapat juga sebagai bentuk dari hasil degradasi oleh enzim
atau dibuat secara sintetis.
Jeruk purut sering digunakan Dalam pengobatan Alternatif Herbal, Influenza,
kulit bersisik dan mengelupas, mewangikan rambut kepala dan ada pula yang yang
digunakan

untuk memberi aroma jeruk segara pada masakan tradisional, kue, atau

minuman.

Dilihat dari banyaknya kegunaan jeruk purut maka perlu diadakannya penelitian
untuk mengetahui kandungan kimianya yang antara lain terdiri dari Sitronelal ,
Linalol, Sitronelil-Asetat, Sitral, Sitronelal, Nerol dan Geraniol, dengan
mengunakan metode ekstraksi destilasi dengan mengunakan pelarut air, n-heksane
dan alkohol.
I.2. Rumusan Masalah
Pada proses ekstraksi tanaman daun jeruk purut terdapat beberapa masalah yang
terkandung antara lain pengaruh jumlah bahan, perlakuan bahan baku, waktu, suhu
pelarut terhadap kandungan kimia daun jeruk purut dari hasil ekstraksi destilasi daun
jeruk purut.
I.3. Batasan Masalah

Agar penelitian ini lebih terarah maka kami membatasi masalah hanya pada jenis
pelarut yang digunakan, perlakuan bahan baku dan variasi waktu terhadap hasil minyak
daun jeruk purut.
I.4. Tujuan Penelitian
Tujuan dari penelitian ini adalah :
1.

Mengetahui kondisi pengaruh waktu ekstrasi dengan pelarut air, n-heksan


dan alkohol pada variasi waktu yang berbeda untuk memperoleh minyak
yang maksimal pada proses ekstrasi - destilasi

2.

Mengetahui bilangan Asam dan bilangan ester daun jeruk purut.

I.5. Manfaat Penelitian

Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat antara lain :


- Meningkatkan produktivitas dan kualitas minyak daun jeruk purut secara
optimal.
- Meningkatkan pengetahuan mendalam tentang pengolahan daun jeruk
purut.
- Meningkatkan nilai jual dari tanaman daun jeruk purut itu sendiri.
I.6. Tempat Penelitian
Penellitian ini dilakukan di Laboratorium Kimia analisa dan Laboratorium
Operasi Teknik Kimia kampus ITN Malang. Mulai bulan Januari-Maret 2011.

BAB II
Tinjauan Pustaka

II.1. Daun Jeruk purut


Jenuk purut banyak ditanam orang di pekarangan atau di kebun. Daunnya
merupakan daun majemuk menyirip beranak daun satu. Tangkai daun sebagian
melebar menyerupai anak daun. Helaian anak daun berbentuk bulat telur sampai
lonjong, pangkal membundar atau tumpul, ujung tumpul sampai meruncing, tepi
beringgit, panjang 8 -15 cm, lebar 2 6 cm, kedua permukaan licin dengan bintik
bintik kecil berwarna jernih, permukaan atas warnanya hijau tua agak mengilap,
permukaan bawah hijau muda atau hijau kekuningan, buram, jika diremas baunya
harum. Bunganya berbentuk bintang, berwarna putih kemerah-merahan atau putih
kekuningkuningan. Bentuk buahnya bulat telur, kulitnya hijau berkerut, berbenjolbenjol, rasanya asam agak pahi.[3]
Jeruk purut, merupakan tumbuhan perdu yang dimanfaatkan terutama
buah dan daunnya sebagai bumbu penyedap masakan.
Dalam perdagangan internasional dikenal sebagai kaffir lime, sementara
nama lainnya ma kruut (Thailand), krauch soeuch (Kamboja), khi hout (Laos),
shouk-pote (Burma), kabuyau, kulubut, kolobot (Filipina), dan truc (Vietnam).
Jeruk purut termasuk ke dalam subgenus Papeda, berbeda dengan jenis
jeruk pasaran lainnya, sehingga penampilannya mudah dikenali. Tumbuhannya
berbentuk pohon kecil (perdu).
Klasifikasi daun jeruk purut :
Kelas

: Dicotyledonae

Bangsa

: Geraniales

Suku

: Rutaceae

Marga

: Citrus

Jenis

: Citrus hystrix DC

Kandungan minyak daun jeruk purut dari berbagai proses[3]


Komposisi
Kimia (%)

Destilasi

Destilasi

Licken-

air

uap

Macerasi

Perkolasi
Nickerson

Sitronellal
Linaliol
Sitronelil asetat
Sitral
Sitronellol
Nerol
Geraniol

80,673
1,357
0,448
1,221
6,915
0,495

79,666
0,912
1,598
1,995
6,512
0,345
0,446

59,554
4,806
0,726
0,648
7,280
0,085

50,324
4,218
2,996
1,826
14,915
0,854

20,874
0,121
0,099
0,089
2,275
0,038
0,027

Dalam dunia boga Asia Tenggara penggunaannya cukup sering dan rasa
sari buahnya yang masam biasanya digunakan sebagai penetral bau amis daging
atau ikan untuk mencegah rasa mual, seperti pada siomay. Ikan yang sudah
dibersihkan biasanya ditetesi perasan buahnya untuk mengurangi aroma amis.
Daun

jeruk

juga

banyak

dipakai

untuk

masakan.

Potongannya

dicampurkan pada bumbu pecel atau juga gado-gado untuk mengharumkan. [4]
Gambar Daun Jeruk Purut

II.2. Proses Distilasi


Distilasi dapat didefinisikan sebagai suatu metode untuk memisahkan satu
atau lebih komponen dari larutan campurannya yang tergantung oleh distribusi
fase liquid menjadi uap dari masing-masing komponen. Campuran yang akan

dipisahkan dengan menggunakan metode distilasi harus memiliki perbedaan titik


didih pada masing-masing komponen penyusunnya. Semakin tinggi perbedaan
titik didih maka akan semakin mudah proses distilasi dilakukan.
Pada umumnya proses distilasi terbagi atas dua metode, yaitu :
1.

Metode distilasi sederhana


Metode ini didasarkan atas pemisahan komponen-komponen dari

suatu larutan berdasarkan distribusi dari komponen fase uap dan fase
cairnya. Metode distilasi sederhana ini berdasarkan adanya perbedaan titik
didih yang jauh antara dua komponen yang tercampur homogen. Pada
metode ini uap yang dihasilkan langsung dikondensasikan dan kemudian
ditampung. Sedangkan hasil bawah tidak mengalami refluks.
Metode distilasi sederhana terbagi atas :
a. Flash distillation
Merupakan proses distilasi satu tahap (single stage) dimana larutan
dipanaskan pada sebuah Heat Exchanger sampai menguap, kemudian uap
dan cairan dipisahkan dalam sebuah tangki. Dalam cara ini terjadi
kesetimbangan antara uap dan cairan.
b. Simple Batch or Differential distillation
Merupakan proses distilasi satu tahap (single stage) dimana larutan
dimasukkan ke dalam tangki pemanas/ketel dan kemudian secara perlahan
mengalami pemanasan sampai mendidih. Uap yang terbentuk kemudian
dialirkan ke dalam kondensor dan hasilnya ditampung.
c. Simple Steam Distillation
Merupakan proses distilasi satu tahap, dimana distilasi ini
dilakukan pada larutan yang terbentuk pada suhu tinggi, sehingga sangat
sulit dipisahkan. Metode ini dilakukan untuk memurnikan larutan dengan
titik didih tinggi dari sedikit impurities yang tidak mudah menguap dan
memisahkan senyawa organik yang dapat larut dengan menggunakan
pemanasan uap.[1]
2.

Metode distilasi fraksionasi

II.3. Proses Ekstraksi


Ekstraksi adalah pemisahan komponen dari suatu campuran cair dengan
mengontakkan pada cairan lain. Prinsip kerja dari ekstrasi adalah pemisahan
berdasarkan perbedaan kelarutan.
Metode ekstraksi cair-cair ini berdasarkan perbedaan koefisien distribusi
zat terlarut dalam 2 larutan yang berbeda fasa dan tidak saling bercampur.
Ekstraksi ini dilakukan dengan pertimbangan beberapa faktor yaitu :
1. Kemudahan dan kecepatan proses
2. Kemurnian produk yang tinggi
3. Rendah polusi
4. Kebutuhan me-recovery logam dari larutannya
5. Efektivitas dan selektivitas
Sebagaimana proses perpindahan massa lainnya, dalam hal ini kita membicarakan
dua hal utama dalam pemisahan dengan metode ekstraksi, yaitu:
1. Jumlah tahapan yang diperlukan untuk memperoleh pemisahan (extent)
2. Jumlah solven yang diperlukan untuk pemisahan
Tahapan yang terjadi pada proses ekstraksi adalah sebagai berikut :
1. Alat-alat utama serta pencampuran atau mengontakkan antara campuran
dengan solven
2. Pemisahan 2 fase yang terbentuk
3. Pengambilan kembali solven dari tiap fase yang terbentuk.[2]

II.4. N-Hexane

Normal Hexane merupakan larutan tak berwarna yang mudah sekali untuk
terbakar. Normal Hexane juga merupakan isomer dari alkana yang memiliki
struktur kimia sebagai berikut :

Sifat-sifat umum dari n-Hexane adalah sebagai berikut :


-

Nama sistematis

: Hexane

Nama lain

: n-Hexane

Rumus molekul

: C6H14

Berat molekul

: 86,18 g/mol

Bentuk

: Cairan tak berwarna

Densitas larutan

: 0,6548 g/mL

Kelarutan

: Tidak larut dalam air

Titik leleh

: 95 C (178 K)

Titik didih

: 69 C (342 K)

Viskositas

: 0,386 cP pada suhu 25 C

Sifat dasar

: Mudah terbakar dan Berbahaya. [8]

II.5. Etanol
Etanol, disebut juga etil alkohol, alkohol murni, alkohol absolut, atau
alkohol saja, adalah sejenis cairan yang mudah menguap, mudah terbakar, tak
berwarna, dan merupakan alkohol yang paling sering digunakan dalam kehidupan
sehari-hari. Senyawa ini merupakan obat psikoaktif dan dapat ditemukan pada
minuman beralkohol dan termometer modern. Etanol adalah salah satu obat
rekreasi yang paling tua. Etanol termasuk ke dalam alkohol rantai tunggal, dengan
rumus kimia C2H5OH dan rumus empiris C2H6O. Ia merupakan isomer
konstitusional dari dimetil eter. Etanol sering disingkat menjadi EtOH, dengan
"Et" merupakan singkatan dari gugus etil (C2H5).

Etanol banyak digunakan sebagai pelarut berbagai bahan-bahan kimia


yang ditujukan untuk konsumsi dan kegunaan manusia. Contohnya adalah pada
parfum, perasa, pewarna makanan, dan obat-obatan. Dalam kimia, etanol adalah
pelarut yang penting sekaligus sebagai stok umpan untuk sintesis senyawa kimia
lainnya. Dalam sejarahnya etanol telah lama digunakan sebagai bahan bakar.
Sifat umum etanol
Nama sistematis

: Etanol

Nama lain

: Etil alkohol, grain alkohol, hidroksietana

Rumus molekul

: C2H5OH

Berat molekul

: 46,07 g/mol

Bentuk

: Cairan tak berwarna

Kelarutan

: Mudah larut dalam air, 98% larut dalam eugenol

Titik leleh

: -114,3oC (158,8 K)

Titik didih

: 78,4 oC (351,5 K).[7]

II.6. Air
Air adalah zat atau materi atau unsur yang penting bagi semua bentuk
kehidupan yang diketahui sampai saat ini di bumi, tetapi tidak di planet lain. Air
menutupi hampir 71% permukaan bumi. Terdapat 1,4 triliun kilometer kubik (330
juta mil) tersedia di bumi. Air sebagian besar terdapat di laut (air asin) dan pada
lapisan-lapisan es (di kutub dan puncak-puncak gunung), akan tetapi juga dapat
hadir sebagai awan, hujan, sungai, muka air tawar, danau, uap air, dan lautan es.
Air dalam obyek-obyek tersebut bergerak mengikuti suatu siklus air, yaitu:
melalui penguapan, hujan, dan aliran air di atas permukaan tanah (runoff, meliputi
mata air, sungai, muara) menuju laut. Air bersih penting bagi kehidupan manusia.
Di banyak tempat di dunia terjadi kekurangan persediaan air.
Air dapat berwujud padatan (es), cairan (air) dan gas (uap air). Air
merupakan satu-satunya zat yang secara alami terdapat di permukaan bumi dalam
ketiga wujudnya tersebut. Pengelolaan sumber daya air yang kurang baik dapat
menyebakan kekurangan air, monopolisasi serta privatisasi dan bahkan menyulut
konflik. Indonesia telah memiliki undang-undang yang mengatur sumber daya air

sejak tahun 2004, yakni Undang Undang nomor 7 tahun 2004 tentang Sumber
Daya Air.
Sifat-sifat air :
Nama sistematis

: air

Nama alternative

: aqua, dihidrogen monoksida, Hidrogen hidroksida

Rumus molekul

: H2O

Massa molar

: 18.0153 g/mol

Densitas dan fase

: 0.998 g/cm (cariran pada 20 C) 0.92 g/cm


(padatan)

Titik lebur

: 0 C (273.15 K) (32 F)

Titik didih

: 100 C (373.15 K) (212 F)

Kalor jenis

: 4184 J/(kgK) (cairan pada 20 C.[6]

BAB III
Metodelogi Penelitian
III.1. Metode Penelitian
Berdasarkan tujuan dari penelitian ini, maka metode yang digunakan
adalah metode eksperimen dengan cara mengambil data dari hasil penelitian dan
metode analisa data secara kuantitatif dan kualitatif dengan menggunakan tabel
dan grafik.
III.2. Variabel Penelitian

3.2.1. Variabel berubah


-

Waktu ekstraksi
Jenis Pelarut

: ( 20, 25, 30, 35 dan 40 ) menit


: Air panas 800C, N-Heksan 80%, dan
Alkohol 80%

3.2.2. Variabel tetap


-

Asal daun jeruk purut


Perlakuan awal bahan
Ukuran bahan baku
Suhu pelarut

Jumlah pelarut
Tekanan tangki distilasi
Suhu tangki distilasi
Jumlah bahan baku

: kota Malang dan sekitarnya


: basah (segar)
: 0,5 cm 0,5 cm
: 40 oC untuk N-heksan dan alkohol dan
untuk air 800C
:1L
: 1 atm
: 80 oC
: 150 gram

III.3. Alat dan Bahan


a. Alat-alat yang digunakan :
-

instrument ekstraktor-distilator
pipet tetes
erlemeyer
termometer
beakerglass
gelas ukur
corong kaca
timbangan digital
piknometer
pisau

b. Bahan-bahan yang digunakan :


-

Daun jeruk purut


N-Heksen
Alkohol
Aquadest

III.4. Prosedur Percobaan

III.4.1. Perlakuan awal bahan


-

Menyiapkan daun jeruk purut segar


Memotong-motong bahan sampai ukuran bahan (0,5 cm x 0,5 cm).

III.4.2. Prosedur proses ekstraksi


-

Menimbang daun jeruk purut sebanyak 150 gram.


Memasukkan bahan ke dalam tangki ekstraktor.
Memasukkan alkohol dengan konsentrasi 80 % ke dalam tangki pemanas

sebanyak 1 L dan memanaskan dengan suhu 40 oC.


Mengalirkan alkohol ke dalam tangki ekstraktor.
Menutup valve bersamaan dengan menyalakan pompa untuk mensirkulasi

pelarut keluar-masuk ekstraktor.


Membiarkan proses berlangsung waktu sesuai variabel.
Mengulangi proses ekstraksi di atas dengan menggunakan daun jeruk

purut dengan waktu (20, 25, 30, 35 dan 40) menit.


Melakukan percobaan diatas menggunakan N-Heksen 80% dan air

III.4.3. Prosedur proses distilasi


-

Setelah proses berlangsung selama 20 menit, mematikan pompa kemudian

mengalirkan campuran produk dengan pelarut ke tangki distilasi.


Memanaskan tangki distilasi pada suhu 80oC hingga tidak diperoleh

kondensat lagi.
Mengeluarkan hasil bawah distilasi kemudian melakukan analisa.

III.5. Gambar Peralatan

Gambar alat ekstraksi distilasi


Keterangan :
1. Kolom Ekstraksi
2. Kolom Distilasi
3. Kondensor
4. Tangki Penampung
5. Thermocople
6. Filter
7. Tangki Penampung
A. Valve
B. Indikator
C. Koil
D. Lubang aliran pendingin

III.6. Kerangka Penelitian

III.7. Kerangka Percobaan


Daun jeruk
purut

Pemotongan/perajangan daun
wangi
Pengeingan daun jeruk

Pengisian pelarut dalam tangki


pemanas pelarut

Pemanasan pelarut suhu 40oC kecuali


air

Pemasukan bahan dalam kolom


ekstraksi

Mengalirkan pelarut ke dalam kolom


ekstraksi

Memurnikan hasil ekstraksi dengan


destilator

Analisa minyak

Mengulangi prosedur diatas dengan


variabel yang berbeda

Pengumpulan data

III.8. Rancangan Data Pengamatan


III.8.1 Data Pengamatan

Perlakuan Bahan

Waktu

Jenis Pelarut

Ekstraksi
(menit)
20
25
30
35
40

Daun jeruk purut


dengan ukuran
0,5x0,5 cm

Air

Alkohol

N-hexane

III.8.2 Data Pengamatan dan Perhitungan Bilangan Asam


Volumerata-rata
Perlakuan
Bahan

Jenis Pelarut

Sampel

Bilangan Asam

(mL)
Daun jeruk

Air

purut dengan

Alkohol

ukuran
0,5x0,5 cm

n-hexane

III.8.3 Data Pengamatan dan Perhitungan Bilangan Ester


Perlakuan

Jenis Pelarut

Volumerata-rata

Volumerata-rata

Bilangan

Sampel

Blanko

(mL)

(mL)

Bahan

Ester

Daun jeruk

Air

perut dengan

Alkohol

ukuran
0,5x0,5 cm

n-hexane

DAFTAR PUSTAKA
1. Geankoplis, J. Christie, (1993). Transport Processes and Unit Operation, 3th edition,
Prentice-Hall of India, New Delhi
2. Misri Gozan, 2006, Absorpsi, leaching, dan Ekstraksi Pada Industri Kimia,
Universitas Indonesia

Penerbit

3. http://ebookpangan.com/daunjerukpurut
4. http://www.atsiri/Obat%20Alami%20_%20Herbal%20Medicine_20JerukPurut.htm
4 http://www. Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas.htm
5 http://en.wikipedia.org/wiki/air
6 http://en.wikipedia.org/wiki/etanol
7 http://en.wikipedia.org/wiki/hexan
http://files.weedle.com/Media/Image/7f53aa215a76e011b124e5fa9214a8f3/7fd5e4f840
f64744a51d8462e877d2d0.doc

Anda mungkin juga menyukai