PEMBAHASAN
A.
PENGERTIAN
TUJUAN POSBINDU
2.
3.
Meningkatkan kemampuan kelompok masyarakat lansia untuk
mengembangkan kegiatan kesehatan dari kegiatan-kegiatan lain yang menunjang
kemampuan hidup sehat.
4.
Pendekatan dan pemerataan pelayan kesehatan pada kelompok masyarakat
lansia dalam usa meningkatkan cakupan pelayanan kesehatan pada penduduk
berdasarkan letak geografis.
5.
Meningkatkan pembinaan dan bimbingan peran serta kelompok masyarakat
lansia dalam rangka alih teknologi untuk swakelola usaha-usaha kesehatan
masyarakat (Effendy, 1998).
Ketaatan lansia untuk menggunakan sarana kesehatan atau mengikuti program
kesehatan dipengaruhi oleh beberapa faktor yaitu: pengetahuan, sikap, persepsi,
perilaku dalam bentuk praktik yang sudah nyata berupa perbuatan terhadap situasi
atau rangsangan dari luar (kepercayaan) dan keterjangkauan sarana pelayanan
kesehatan. Secara umum perilaku kesehatan seseorang mencakup perilaku
terhadap sakit dan penyakit, perilaku terhadap sistem pelayanan kesehatan,
maupun perilaku terhadap program kesehatan.
Faktor lain yang mempengruhi perilaku ketaatan seseorang pada kesehatan adalah
sebagai berikut: kebutuhan, jumlah dan struktur keluarga, faktor sosial budaya,
etnik, jenis kelamin, pendidikan, pendapatan, harga/biaya pelayanan, jarak,
persepsi terhadap sarana kesehatan, dan kekuatan pengambilan keputusan
(Notoatmodjo, 2003).
Pos Pelayanan Terpadu ( Posyandu )
Posyandu merupakan jenis UKM yang paling memasyarakatkan dewasa ini.
Posyandu yang meliputi lima program prioritas yaitu: KB, KIA, Imunisasi dan
penanggulangan Diare. Terbukti mempunyai daya ungkit besar terhadap penurunan
angka kematian bayi. sebagai salah satu tempat pelayanan kesehatan masyarakat
yang langsung bersentuhan dengan masyarakat level bawah, sebaiknya posyandu
digiatkan kembali seperti pada masa orde baru karena terbukti ampuh
mendeteksikan permasalahan gizi dan kesehatan di berbagai daerah.permasalahan
gizi buruk anak balita, kekurangan gizi, busung lapar dan masalah kesehatan
lainnya menyangkut kesehatan ibu dan anak akan mudah dihindari jika posyandu
kembali diprogramkan secara menyeluruh .
C.
PEMBENTUKAN POSBINDU
2.
3.
4.
Pelatihan kader
5.
6.
D.
KOMPONEN
Kepemimpinan
Pengorganisasian
Ciri dari suatu proses pengorganisasian dapat dilihat dari adanya pembagian tugas,
penunjukan kader, jadwal kegiatan yang teratur dan sebagainya. Struktur
organisasi Posbindu sedikitnya terdiri dari Ketua, Sekretaris, Bendahara dan
beberapa seksi dan kader.
3.
Anggota Kelompok
Kader
Pendanaan
Pendanaan bisa bersumber dari anggota kelompok Posbindu, berupa iuran atau
sumbangan anggota atau sumber lain seperti donatur atau sumber lain yang tidak
mengikat.
E.
PELAYANAN KESEHATAN
6.
Pemeriksaan adanya gula dalam air seni sebagai deteksi awal adanya
penyakit gula (diabetes mellitus)
7.
Pemeriksaan adanya protein dalam air seni sebagai deteksi awal adanya
penyakit ginjal
8.
Pelaksanaan rujukan ke Puskesmas bilamana ada keluhan dan atau
ditemukan kelainan
9.
Penyuluhan bisa dilakukan di dalam maupun di luar kelompok dalam rangka
kunjungan rumah dan konseling kesehatan dan gizi sesuai dengan masalah
kesehatan yang dihadapi oleh individu dan atau kelompok usia lanjut
10. Kunjungan rumah oleh kader disertai petugas bagi anggota kelompok usia
lanjut yang tidak datang, dalam rangka kegiatan perawatan kesehatan masyarakat
(public health nursing).
2.
3.
Alat tulis
4.
5.
Kit usia lanjut yang berisi: Timbangan dewasa, meteran pengukur tinggi
badan, stetoskop, tensimeter, peralatan laboratorium sederhana termometer
6.
G.
2.
Tahap kedua: Pencatatan kegiatan sehari-hari yang dilakukan usila, serta
penimbangan berat badan dan pengukuran tinggi badan
3.
Tahap ketiga: Pengukuran tekanan darah, pemeriksaan kesehatan dan
pemeriksaan status mental
4.
Tahap keempat: Pemeriksaan air seni dan kadar darah (laboratorium
sederhana)
5.
H.
Kader sebaiknya berasal dari anggota kelompok Posbindu sendiri atau dapat saja
diambil dari anggota masyarakat lainnya yang bersedia menjadi kader. Adapun
persyaratan untuk menjadi kader Posbindu adalah:
1.
Dipilih dari masyarakat dengan prosedur yang disesuaikan dengan kondisi
setempat;
2.
3.
4.
I.
MEKANISME PELAKSANAAN
2.
3.
4.
5.
Pencegahan hipertensi
6.
Pertolongan pertama kedaruratan penyakit kardiovaskuler dan
serebrovaskuler
J.
KEGIATAN POSBINDU
Kegiatan posyandu lebih di kenal dengan sistem lima meja yang, meliputi :
1.
Meja 1
: Pendaftaran
2.
Meja 2
: Penimbangan
3.
Meja 3
4.
besi
Meja 4
5.
Meja 5
: Pelayanan kesehatan yang meliputi imunisasi, pemeriksaan
kesehatan dan pengobatan, serta pelayanan keluarga berencana.
NO
TAHUN
JUMLAH
1.
2.
3.
4.
5.
1990
1991
1992
1993
2003
244.382
251.815
242.255
233.061
245.154
Bila diperhitungkan bahwa tiap posyandu rata-rata mempunyai lima orang kader,
maka jumlah kader aktif posyandu 5x245.154 = 1.255.770 orang kader .
Berikut ini sebagai salah satu contoh pemberdayaan masyarakat dalam kegiatan
posbindu:
1.
Surveilans hipertensi
Data hasil surveilans dijadikan dasar untuk menyusun peta kewaspadaan hipertensi
di komunitas. Peta ini sekaligus sebagai bukti dokumentasi hasil surveilans yang
telah dilakukan dan diberi kode-kode khusus berdasarkan kesepakatan tim tentang
kategori masyarakat dalam kaitannya dengan kewaspadaan hipertensi.
3.
Kegiatan senam jantung sehat dan senam lansia juga merupakan bagian dari
pelayanan Posbindu. Dalam konteks ini, pelaksanaan senam ini juga bukan saja
diikuti oleh kelompok masyarakat berisiko atau kelompok lansia saja, tetapi juga
bisa diikuti oleh seluruh elemen masyarakat. Kegiatan ini merupakan bentuk nyata
dari upaya pencegahan penyakit jantung dan pembuluh darah serta pengendalian
salah faktor risiko hipertensi.
5.
Advokasi (advocacy)
Kegiatan ini ditujukan untuk para pembuat keputusan dan penentu kebijakan di
tingkat kecamatan dan desa. Diharapkan melalui advokasi ini, semua aparatur
pemerintahan di Desa Randobawa Ilir bisa memberikan dukungan, baik dukungan
moral maupun material, terhadap kegiatan-kegiatan yang telah direncanakan
sebelumnya.
b.
Kegiatan ini difokuskan bagi para tokoh masyarakat dan tokoh agama yang ada di
Desa Randobawa Ilir. Diharapkan para tokoh masyarakat dan tokoh agama tersebut
dapat menjembatani komunikasi antara pengelola program kesehatan dan
masyarakat.
c.
Kegiatan ini diarahkan pada masyarakat langsung sebagai sasaran primer promosi
kesehatan. Tujuannya adalah agar masyarakat memiliki kemampuan dalam
memelihara dan meningkatkan derajat kesehatannya sendiri (self reliance in
health). Bentuk kegiatannya lebih ditekankan pada penggerakkan masyarakat
untuk kesehatan, dalam hal ini adalah pengelolaan Posbindu.
Ruang lingkup promosi kesehatan sendiri meliputi tatanan keluarga (rumah tangga)
dan di fasilitas pelayanan kesehatan. Berdasarkan tingkat pelayanan kesehatan
yang diberikan, promosi kesehatan yang dilakukan hanya berada pada level
promosi kesehatan, perlindungan spesifik, serta diagnosis dini dan pengobatan
segera.
Kegiatan promosi kesehatan pada setiap level tersebut dapat dijelaskan sebagai
berikut:
1)
Promosi kesehatan:
a)
b)
Kampanye anti-rokok
c)
d)
2)
Pencegahan spesifik: Pemberian multivitamin bagi lansia, Diagnosis dini dan
pengobatan segera:
3)
4)
Pemeriksaan tanda-tanda komplikasi hipertensi (pemeriksaan protein urin,
pemeriksaan neurologis, Dan lain-lain)
d.
Kegiatan ini merupakan manifestasi nyata dari strategi gerakan masyarakat sebagai
salah satu strategi promosi kesehatan. Dalam hal pengumpulan dana sosial maka
dibutuhkan dukungan dari para pengambil keputusan di tingkat desa dan
kecamatan, serta kesadaran dari masyarakat itu sendiri. Tentu dalam kondisi yang
tidak mengikat, kegiatan ini bersifat fleksibel terutama ditujukan bagi kelompok
masyarakat dengan tingkat kemampuan ekonomi menengah ke atas. Dana sosial ini
ditujukan untuk membantu pembiayaan warga masyarakat yang mengalami
komplikasi hipertensi sehingga membutuhkan pengobatan lebih kompleks atau
rujukan ke rumah sakit.