Sebelum mulai menjelaskan peran pemimpin sebagai penggerak,
perlu diketahui MEA dan FCTC adalah dua hal yang berbeda, jadi kita akan membahasnya satu persatu. Yang pertama harus diketahui adalah apakah yang disebut dengan MEA dan FCTC. Kita mulai dari MEA. MEA adalah Masyarakat Ekonomi Asean. MEA adalah sebuah bentuk pasar tunggal di kawasan Asia Tenggara. Ini dilakukan agar daya saing Asean meningkat agar dapat menarik investasi asing. MEA ini nantiny memungkinkan satu negara menjual barang dan jasa dengan mudah ke negara-negara lain di seluruh Asia Tenggara sehingga kompetisi akan semakin ketat. MEA akan lebih membuka peluang tenaga kerja asing untuk mengisi berbagai jabatan serta profesi di Indonesia yang tertutup atau minim tenaga asingnya. MEA diprediksi mampu meningkatkan kesejahteraan 600 juta orang yang hidup di Asia Tengggara, namun hal dengan diadakan MEA akan banyak perusahaan mendapatkan pegawainya kurang terampil atau bahkan salah penempatan kerja karena kurangnya pelatihan dan pendidikan profesi. Lalu bagaimana tenaga kerja Indonesia bisa bersaing dengan negara Asia Tenggara lain? Bagaimana Indonesia mengantisipasi arus tenaga kerja asing? Dalam hal ini peran pemerintah adalah bagaimana membuat peraturan yang ketat untuk menyeleksi tenaga kerja asing seperti apa yang boleh bekerja di Indonesia. Namun hal yang lebih penting adalah bagaimana kita secara pribadi bisa bersaing dengan tenaga kerja asing. Kita harus mampu mengembangkan diri kita baik softskill maupun hardskill. Dari beberapa survey perusahaan-perusahaan di Indonesia mendambakan seorang pegawai yang memiliki kemampuan communication and sales skill, self management, presentation skill, leadership, personality development, problem solving skill, conflict management, emotional control skill, cognitive and knowledge, dan terakhir project management skill. Dimulai dari memimpin diri kita sendiri kita akan mampu memenuhi kriteria untuk mampu bersaing di MEA. Berikutnya adalah FCTC kependekan dari Framework Convention Tobacco Control atau dalam bahasa Indonesia artinya Kerangka Kerja Pengendalian Tembakau merupaka traktat internasional pertama yang dibahas dalam WHO yang berisi seluruh negara anggota PBB. FCTC berbasis data ilmiah yang menegaskan kembalinya hak semua orang untuk memperoleh derajat kesehatan setinggi-tingginya. Pasal-pasal dalam FCTC menegaskan pentingnya strategi pengurangan permintaan terhadap produk tembakau. Karena itu fokus FCTC adalah mencegah orang merokok ketimbang mengobati kecanduan.
Peran kita disini sebagai contoh bagaimana hidup sehat tanpa
merokok. Yang bisa kita lakukan adalah bagaimana orang yang sudah merokok untuk berhenti merokok dan yang belum merokok jangan sampai merokok. Kita bisa memulai dari diri sendiri, keluarga, teman terdekat. Kita bisa menjelaskan keuntungan tidak merokok dan bagaimana cara berhenti merokok. Selain itu kita juga harus aktif mendorong pemerintah untuk mendukung FCTC melalui kebijakan-kebijakan yang bisa di buat dan dikaji.