Anda di halaman 1dari 8

Jenis-jenis Semen dan Fungsinya - Pada kesempatan kali ini admin akan membagikan Jenis-jenis

Semen dan Fungsinya. Semen memiliki beberapa jenis dan setiap jenis mempunyai fungsinya masingmasing, berikut adalah beberapa jenis semen dan fungsinya
1. Semen Portland Type I
Fungsi semen portland type I digunakan untuk keperluan konstruksi umum yang tidak memakai
persyaratan khusus terhadap panas hidrasi dan kekuatan tekan awal. Cocok dipakai pada tanah dan air
yang mengandung sulfat 0, 0% 0, 10 % dan dapat digunakan untuk bangunan rumah pemukiman,
gedung-gedung bertingkat, perkerasan jalan, struktur rel, dan lain-lain.
2. Semen PortLand type II
Fungsi semen portland type II digunakan untuk konstruksi bangunan dari beton massa yang
memerlukan ketahanan sulfat ( Pada lokasi tanah dan air yang mengandung sulfat antara 0, 10 0, 20
% ) dan panas hidrasi sedang, misalnya bangunan dipinggir laut, bangunan dibekas tanah rawa, saluran
irigasi, beton massa untuk dam-dam dan landasan jembatan.
3. Semen Portland type III
Fungsi semen portland type III digunakan untuk konstruksi bangunan yang memerlukan kekuatan
tekan awal tinggi pada fase permulaan setelah pengikatan terjadi, misalnya untuk pembuatan jalan
beton, bangunan-bangunan tingkat tinggi, bangunan-bangunan dalam air yang tidak memerlukan
ketahanan terhadap serangan sulfat.
4. Semen Portland type IV
Fungsi Semen Portland type IV digunakan untuk keperluan konstruksi yang memerlukan jumlah dan
kenaikan panas harus diminimalkan. Oleh karena itu semen jenis ini akan memperoleh tingkat kuat
beton dengan lebih lambat ketimbang Portland tipe I. Tipe semen seperti ini digunakan untuk struktur
beton masif seperti dam gravitasi besar yang mana kenaikan temperatur akibat panas yang dihasilkan
selama proses curing merupakan faktor kritis.
5. Semen Portland type V
Fungsi semen portland type V dipakai untuk konstruksi bangunan-bangunan pada tanah/ air yang
mengandung sulfat melebihi 0, 20 % dan sangat cocok untuk instalasi pengolahan limbah pabrik,
konstruksi dalam air, jembatan, terowongan, pelabuhan, dan pembangkit tenaga nuklir.
6. Super Masonry Cement
Semen ini dapat digunakan untuk konstruksi perumahan gedung, jalan dan irigasi yang struktur
betonnya maksimal K 225. Dapat juga digunakan untuk bahan baku pembuatan genteng beton, hollow
brick, Paving Block, tegel dan bahan bangunan lainnya.
7. Oil Well Cement, Class G-HSR (High Sulfate Resistance)
Merupakan semen Khusus yang digunakan untuk pembuatan sumur minyak bumi dan gas alam dengan
konstruksi sumur minyak bawah permukaan laut dan bumi, OWC yang telah diproduksi adalah class G,
HSR ( High Sulfat Resistance) disebut juga sebagai BASIC OWC . adaptif dapat ditambahkan untuk
pemakaian pada berbagai kedalaman dan temperatur.
8. Portland Composite Cement (PCC)
Semen memnuhi persyratan mutu portland COmposite Cement SNI 15-7064-2004. Dapat digunakan
secara luas untuk konstruksi umum pada semua beton. Struktur bangunan bertingkat, struktur jembatan,
struktur jalan beton, bahan bangunan, beton pra tekan dan pra cetak, pasangan bata, Plesteran dan

acian, panel beton, paving block, hollow brick, batako, genteng, potongan ubin, lebih mudah
dikerjakan, suhu beton lebih rendah sehingga tidak mudah retak, lebih tahan terhadap sulfat, lebih
kedap air dan permukaan acian lebih halus.
9. Super Portland Pozzolan Cement (PPC)
Semen yang memenuhi persyaratan mutu semen Portland Pozzoland SNI 15-0302-2004 dan ASTM C
595 M-05 s. Dapat digunakan secara luas seperti :
- konstruksi beton massa ( bendungan, dam dan irigasi)
- Konstruksi Beton yang memerlukan ketahanan terhadap serangan sulfat ( Bangunan tepi pantai, tanah
rawa) .
- Bangunan / instalasi yang memerlukan kekedapan yang lebih tinggi.
- Pekerjaan pasangan dan plesteran.
http://civilkitau.blogspot.co.id/2014/03/jenis-jenis-semen-dan-fungsinya.html

CIRI-CIRI SEMEN YANG BAIK DAN BERKUALITAS


| 3/07/2015 07:20:00 AM | 0 comments
Untuk kita semua yang berkecimpung di dunia stuktur / konstruksi, cara memilih semen sebagai
perekat bahan bangunan yang baik bukanlah hal yang sulit. Lain halnya dengan orang awam yang tidak
selalu berkaitan dengan material semen, material bahan bangunan, atau alat konstruksi lainnya. Jika
kalian semua ingin menggunakan semen, bagaimana caranya kalian semua mengetahui bahwa semen
tersebut adalah semen yang baik dan bagus? Berikut ada sedikit tips bagaimana caranya memilih
perekat bahan bangunan semen yang baik dan bagus:
sipilku sipilmu

1. Tidak menggumpal/keras
Pekerat bahan bangunan semen yang baik secara fisik/kasat mata, tidak menggumpal/keras.
Semen yang telah lama disimpan bisa membentuk gumpalan yang akan hancur jika diremas dan
lama-kelamaan mengeras (grit). Jika Anda melihat fisik semen seperti ini, aduk atau ayak lah
semen agar terpisah dengan bagian yang menggumpal atau yang sudah mengeras, bagian yang
tidak menggumpal nantinya dapat digunakan sebagai campuran, sedangkan yang menggumpal
jangan di paksa untuk di pakai, karena sudah bereaksi dengan uap air/kelembaban dan hanya
akan menjadi bagian yang lemah pada plesteran/beton/acian, (rapuh).
2. Waktu mengeras
Terdapat dua waktu yang diukur dalam campuran material bahan bangunan semen, yaitu waktu
ikatan awal (setting time) dan waktu ikatan akhir (final setting). Waktu ikat awal adalah waktu
yang dibutuhkan sejak semen bercampur dengan air dari kondisi plastis menjadi tidak plastis,
dimana waktu yang dibutuhkan selama proses ini 45 menit. Waktu ikatan akhir adalah waktu
yang dibutuhkan sejak semen bercampur dengan air dari kondisi plastis menjadi kaku/keras.
Ukuran standar adukan semen untuk menjadi kering 6-7 jam. Jadi semakin cepat waktu
pengerasan campuran semen, semakin kuat mutu yang dihasilkan, bisa dikatakan tidak tepat.
Faktanya, semakin cepat semen mengeras berarti semakin cepat laju reaksi hidrasinya. Reaksi
hidrasi menghasilkan panas, sehingga suhu menjadi tinggi. Suhu yang tinggi akan menimbulkan
retak-retak pada beton/plesteran/acian sehingga kualitas, kekuatan dan kekakuannya menurun.
3. Adukan lebih rapat dan rekat
Material bahan bangunan seperti semen yang kaya akan mineral dan logam dapat membantu
menghasilkan campuran yang sangat padat. Unsur yang berperan dalam menentukan sifat
lekatanya adalah C3S. Daya lekat yang baik antara pasta semen dengan agregat menghasilkan

campuran bahan bangunan yang padat dan terbaik. Campuran yang padat menghasilkan bahan
bangunan beton/plester/acian yang berkualitas dan bermutu.
4. Kemasan tertutup sempurna
Kualitas pekerat bahan bangunan seperti semen akan terjaga dan berkualitas baik jika
kemasannya juga terjaga, dalam artian tertutup rapat, tidak basah, dan tidak terdapat bekas
tambalan. Sebelum membeli, ada baiknya cek kertas pembungkus semen masih tersegel dengan
rapat atau tidak.
5. Berlogo SNI (Standar Nasional Indonesia)
Sebelum memilih pekerat bahan bangunan seperti semen, pastikan terlebih dahulu sertifikat
yang telah diraih oleh merek tersebut benar. Bisa berupa logo SNI atau yang telah bersertifikasi
internasional. Misalnya untuk salah satu semen dari Tiga Roda telah diproduksi mengikuti
Standar Nasional Indonesia (SNI), Standar Amerika (ASTM) dan Standar Eropa (EN).
6. Baik dalam penyimpanannya
Cara menyimpan perekat bahan bangunan seperti semen yang baik diantaranya adalah jumlah
tumpukan tidak melebihi dari 2 meter dan terlindungi dari kelembaban yang tinggi. Sebaiknya
tidak bersentuhan langsung dengan lantai dan dinding dengan memberi bantalan (palet/kayu)
akan membuat semen selalu kondisi hangat. Selain itu, semen yang baik ditumpuk secara
berdekatan untuk mengurangi sirkulasi udara yang besar.
http://sipilkusipilmu.blogspot.co.id/2015/03/ciri-ciri-bahan-material-bangunan-semen.html

bahan yang ada di PDF :


http://elearning.gunadarma.ac.id/docmodul/bahan_kontruksi_teknik/bab3_semen_portland.pdf
Semen merupakan bahan bangunan yang digunakan untuk merekat, melapis, membuat beton, dll.
Semen yang terbaik saat ini adalah semen Portland yang ditemukan tahun 1824 oleh Joseph Aspdin.
Bahan Baku Pembuatan Semen:
1. Batu kapur
Batu kapur merupakan Komponen yang banyak mengandung CaCO3 dengan sedikit tanah lia,
Magnesium Karbonat, Alumina Silikat dan senyawa oksida lainnya. Senyawa besi dan organik
menyebabkan batu kapur berwarna abu-abu hingga kuning.
2. Tanah Liat
Komponen utama pembentuk tanah liat adalah senyawa Alumina Silikat Hidrat Klasifikasi Senyawa
alumina silikat berdasarkan kelompok mineral yang dikandungnya : Kelompok Montmorilonite
Meliputi : Monmorilosite, beidelite, saponite, dan nitronite Kelompok Kaolin Meliputi : kaolinite,
dicnite, nacrite, dan halaysite Kelompok tanah liat beralkali Meliputi : tanah liat mika (ilite).
3. Pasir Besi dan Pasir Silikat
Bahan ini merupakan Bahan koreksi pada campuran tepung baku (Raw Mix) Digunakan sebagai
pelengkap komponen kimia esensial yang diperlukan untuk pembuatan semen Pasir Silika digunakan
untuk meneikkan kandungan SiO2 Pasir Besi digunakan untuk menaikkan kandungan Fe2O3 dalam
Raw Mix.
4. Gypsum ( CaSO4. 2 H2O )

Berfungsi sebagai retarder atau memperlambat proses pengerasan dari semen Hilangnya kristal air pada
gipsum menyebabkan hilangnya atau berkurangnya sifat gipsum sebagai retarder
PROSES PEMBUATAN SEMEN
Semen dapat dibuat dengan 2 cara Proses Basah Proses Kering Perbedaannya hanya terletak pada
proses penggilingan dan homogenisasi.
1. QUARRY ( PENAMBANGAN ):
Bahan tambang berupa batu kapur, batu silika,tanah liat, dan material-material lain yang mengandung
kalsium, silikon,alumunium,dan besi oksida yang diekstarksi menggunakan drilling dan blasting.
Penambangan Batu Kapur:
Membuang lapisan atas tanah Pengeboran Membuat lubang dengan bor untuk tempat Peledakan
Blasting ( peledakan ) Dengan teknik electrical detonation.
Penambangan Batu Silika:
Penambangan silika tidak membutuhkan peledakan karena batuan silika merupakan butiran yang saling
lepas dan tidak terikat satu sama lain. Penambangan dilakukan dengan pendorongan batu silika
menggunakan dozer ke tepi tebing dan jatuh di loading area.
Penambangan Tanah Liat:
Penambangan Tanah Liat Dilakukan dengan pengerukan pada lapisan permukaan tanah dengan
excavator yang diawali dengan pembuatan jalan dengan sistem selokan selang seling.
2. Crushing:
Pemecahan material material hasil penambangan menjadi ukuran yang lebih kecil dengan
menggunakan crusher. Batu kapur dari ukuran < 1 m < 50 m Batu silika dari ukuran < 40 cm <
200 mm
3.CONVEYING:
Bahan mentah ditransportasikan dari area penambangan ke lokasi pabrik untuk diproses lebih lanjut
dengan menggunakan belt conveyor.
4. RAW MILL ( PENGGILINGAN BAHAN BAKU ):
Proses Basah Penggilingan dilakukan dalam raw mill dengan menambahkan sejumlah air kemudian
dihasilkan slurry dengan kadar air 34-38 %.Material-material ditambah air diumpankan ke dalam raw
mill. Karena adanya putaran, material akan bergerak dari satu kamar ke kamar berikutnya.Pada kamar 1
terjadi proses pemecahan dan kamar 2/3 terjadi gesekan sehingga campuran bahan mentah menjadi
slurry.
Proses Kering Terjadi di Duodan Mill yang terdiri dari Drying Chamber, Compt 1, dan Compt 2.
Material-material dimasukkan bersamaan dengan dialirkannnya gas panas yang berasal dari suspension
preheater dan menara pendingin. Pada ruangan pengering terdapat filter yang berfungsi untuk
mengangkut dan menaburkan material sehingga gas panas dan material berkontaminasi secara merata
sehingga efisiensi dapat tercapai. Terjadi pemisahan material kasar dan halus dalam separator.
5. HOMOGENISASI:
Proses Basah Slurry dicampur di mixing basin,kemudian slurry dialirkan ke tabung koreksi; proses
pengoreksian. Proses Kering Terjadi di blending silo dengan sistem aliran corong.
6. Pembakaran/ Pembentukan Clinker:

Pembakaran/ Pembentukan Clinker terjadi di dalam kiln. Kiln adalah alat berbentuk tabung yang di
dalamnya terdapat semburan api. Kiln di design untuk memaksimalkan efisiensi dari perpindahan
panas yang berasal dari pembakaran bahan bakar.
PEMBENTUKAN CLINKER:
Proses yang terjadi di dalam kiln: Pengeringan Slurry Pemanasan Awal Kalsinasi Pemijaran
Pendinginan Penyimpanan Klinker
PENGERINGAN SLURRY:
PENGERINGAN SLURRY terjadi pada daerah 1/3 panjang kiln dari inlet pada temperatur 100-500C
sehingga terjadi pelepasan air bebasdan air terikat untuk mendapatkan padatan tanah kering.
Pemanasan Awal :
Pemanasan Awal terjadi pada daerah 1/3 setelah panjang kiln dari inlet. Selama pemanasan tidak terjadi
perubahan berat dari material tetapi hanya peningkatan suhu yaitu sekitar 600C dengan menggunakan
preheater.
KALSINASI:
KALSINASI Penguraian kalsium karbonat menjadi senyawa-senyawa penyusunnya pada suhu 600 oC.
reaksinya:
CaCO3 CaO + CO2 MgCO3 MgO + CO2
PEMIJARAN:
Reaksi antara oksida-oksida yang terdapat dalam material yang membentuk senyawa hidrolisis yaitu
C4AF, C3A, C2S pada suhu 1450 C membentuk Clinker.
PENDINGINAN:
terjadi pendinginan Clinker secara mendadak dengan aliran udara sehingga Clinker berukuran 11501250 gr/liter. Clinker yang keluar dari Cooler bersuhu 150-250 C.
TRANSPORTASI & PENYIMPANAN CLINKER :
Klinker kasar akan jatuh kedalam penggilingan untuk dihaluskan. Kemudian dengan drag chain,
klinker yang telah dihaluskan diangkut menuju silo klinker atau langsung ke proses cement mill untuk
diproses lebih lanjut menjadi semen.
CEMENT MILL:
Merupakan proses penggilingan akhir dimana terjadi pebghalusan clinker-clinker bersama 5 % gipsum
alami atau sintetik. Secara umum, dibagi menjadi 3 proses: Penggilingan clinker Pencampuran
Pendinginan.
KEUNTUNGAN & KERUGIAN PROSES BASAH :
Kadar alkalisis, klorida,dan sulfat tidak menimbulkan gangguan penyempitan dalam saluran material
masuk kiln. Deposit yang tidak homogen tidak berpengaruh karena mudah untuk mencampur dan
mengoreksinya. Pencampuran dan koreksi slurry lebih mudah karena berupa larutan. Fluktuasi kadar
air tidak berpengaruh pada proses. KERUGIAN Proses basah baik digunakan hanya bila kadar air
bahan bakunya cukup tinggi Pada waktu pembakaran memerlukan banyak panas, sehingga konsumsi
bahan bakar lebih banyak Kiln yang dipakai lebih panjang karena proses pengeringan yang terjadi
dalam kiln menggunakan 22 % panjang kiln.
KEUNTUNGAN & KERUGIAN PROSES KERING:

KEUNTUNGAN: Kiln yang digunakan relatif pendek Kebutuhan panas lebih rendah.
KERUGIAN: Rata-rata kapasitas kiln lebih besar Fluktuasi kadar air menganggu operasi, karena
materail lengket di inlet kiln Terjadipenebalan/penyempitan pada saluran pipa kiln.
Hasil Akhir:
Semen PPC: semen campuran yang menggunakan pozzolan sebagai bahan tambahan pada campuran
terak dan gips dalam proses penggilingan akhir. Sesuai untuk pengecoran beton massa, dam, irigasi,
bangunan tepi laut atau rawa, yang memerlukan ketahanan sulfat dan panas hidrasi sedang.
Jenis-Jenis Semen:
1. Sement Portlan
a. Sement Portland Type I (Ordinary Portland Cement) dipakai untuk keperluan konstruksi bangunan
biasa yang tidak memerlukan persyaratan khusus, seperti bangunan rumah pemukiman, gedung-gedung
sekolah dan perkantoran, bangunan pabrik, gedung bertingkat, dll.
b. Semen Portland Type II (Moderate Heat Semen) Dipakai untuk keperluan beton yang memerlukan
ketahanan sulfat atau panas hidrasi sedang. Biasanya semen ini digunakan untuk bangunan pinggir laut
(pelabuhan), aliran irigasi, landasan jembatan, bangunan di bekas tanah rawa, beton massa untuk damdam.
c. Semen Portland Type III ( High Early Strength Cement) Dipakai untuk konstruksi bangunan yang
memerlukan kekuatan tekan tinggi pada fase permulaan setelah pengikatan terjadi. Biasanya digunakan
untuk daerah yang bersuhu dingin, bangunan bertingkat, dan bangunan dalam air yang tidak
memerlukan ketahanan terhadap sulfat.
d. Semen Portland Type IV (Low Heat Cement) penggunaanya memerlukan panas hidrasi rendah
karena mengandung C4AF dan C2S lebih banyak. Pengerasan dan perkembangan kekuatanya lambat.
Digunakan untuk bangunan di daerah panas, pembuatan beton atau konstruksi berdimensi tebal.
e. Semen Portland Type V (Sulfate Resistance Cement) semen portland dengan daya tahan sulfat yang
tinggi termasuk tahan terhadap larutan garam sulfat dalam air. Digunakan untuk bangunan yang
berhubungan dengan air laut, air buangan industri, bangunan yang pengaruh gas atau uap kimia yang
agresif dan bangunan yang selalu berhubungan dengan air panas.
2. Oil Well Cement (OWC) Class G-HSR: Digunakan untuk pembuatan lapisan sumur minyak yang
dalam dan untuk menyumbat sumur setelah dibor.
Class A, digunakan untuk kedalaman 1830 m.
Class B, digunakan untuk kedalaman 1830 m, dengan ketahanan terhadap sulfat tingkat menengah dan
tinggi.
Class C, untuk kedalaman 1830 m, dengan ketahanan awal yang tinggi dan ketahanan sulfat tingkat
menengah dan tinggi.
Class G, untuk kedalaman 2440 m, sering disebut juga dengan basic OWC karena adanya penembahan
aditif sehingga dapat digunakan untuk berbagai kedalaman.
3. Sement Portland Campur (Mixed Cement) disebut juga Super Masonry Cement. Digunakan untuk
konstruksi ringan, sedang, untuk plesteran, pemasangan bata dan bahan bangunan.
4. Masonry Cement Type M,S,N: Semen ini digunakan untuk plesteran, pemasangan bata, dan keramik.
5. Semen Putih: dapat digunakan untuk plamir tembok, pembutan tekel / traso, pemasangan keramik,
tegel dan marmer. Semen jenis ini mudah diberi warna sesuai keinginan.

sumber: http://chemengfamily09.blogspot.com/2011/02/semen-merupakan-bahan-bangunan-yang.html

Proses produksi
Proses produksi secara singkat terdiri dari 3 tahap, yaitu
raw material extraction
blending and clinkerization
grinding and distribution

Proses produksi secara keseluruhan dapat dilihat dari gambar berikut:

Skema Cement Process Production Overall


Awalnya raw material yang terdiri dari bahan-bahan dengan komposisi lime stone 80%; clay 16%;
silica sand 3%; dan iron sand 1% dicampur lalu masuk ke dalam raw mill yang menghaluskan
ukuran campuran tadi dan sekaligus dikeringkan oleh preisipitator. Campuran yang telah dihaluskan ini
lalu masuk ke silo yang telah siap untuk proses selanjutnya.
Campuran ini (yang disebut raw meal) kemudian masuk ke proses pre-calciner sebelum diproses di
kiln/burning unit.
Pada proses selanjutnya di unit kiln, campuran dibakar dengan temperatur sangat tinggi (hingga 1450
C) hingga terjadi perubahan fasa campuran dari solid/padat menjadi liquid/cair. Bahan bakar yang
digunakan berupa batubara. Hasil dari unit kiln ini berupa clinker.
Clinker ini selanjutnya siap memasuki proses finishing agar menjadi semen yang siap dipasarkan.
Clinker dengan komposisi 96% dicampur dengan gypsum dan aditif lain 4% kemudian masuk lagi
ke dalam finish mill untuk mereduksi ukurannya. Setelah dari finish mill, semen ,masuk ke silo untuk
kemudian dikemas lalu didistribusikan.
Penggunaan Bahan Baku dan Bahan Bakar Alternatif
BBMA / AFR (Alternative Fuel and Raw Material) adalah Bahan Bakar dan Bahan Baku Alternatif
yang dimanfaatkan untuk menggantikan bahan bakar dan bahan baku yang biasa kita gunakan.
Bahan bakar atau Bahan baku Alternatif disini adalah bahan bakar atau bahan baku yang bisa
diperbaharui atau material dari hasil samping suatu industri (limbah industri lain).
Pemanfaatan/pemusnahan material hasil samping dari industri lain di proses industri semen disebut
dengan Co-Processing.
Pabrik semen dapat digunakan untuk tempat penghancuran limbah karena:
Kondisi proses produksi semen mempunyai temperatur yg sangat tinggi (1450oC), memungkinkan
untuk menghancurkan semua material limbah secara sempurna.
Ijin Pemanfaatan/Pemusnahan Limbah B3 dari KLH no.506 tahun 2007
Manfaat yang diharapkan dari program AFR:
Memberikan solusi ramah lingkungan terhadap permasalahan limbah.
Mengurangi ketergantungan pada sumber daya alam tak terbarukan.
Mengurangi emisi.
Peluang kegiatan ekonomi untuk masyarakat.
Persyaratan Umum Bahan Bakar Alternatif di Kiln

Tidak memberikan gangguan yang berarti dalam proses pembuatan semen.


Tidak mempengaruhi kualitas klinker & semen.
Tidak menimbulkan emisi yang membahayakan.
Memberikan nilai ekonomis.
Mematuhi Holcim AFR Policy.
Mendukung usaha-usaha dalam rangka Pembangunan Berkelanjutan)
Perlu diketahui, pada awalnya pabrik ini merupakan pabrik semen nusantara (pernah denger?).
Akhirnya diakuisisi oleh Holcim dan berganti nama menjadi Holcim Indonesia. Yang saya kagumi dari
pabrik semen yang satu ini adalah tekad mereka untuk menggunakan bahan bakar non BBM dalam
rangka penghematan penggunaan BBM dan sebagai upaya pengoptimalan limbah. Sekian persen bahan
bakar yang digunakan adalah sekam padi, dan biomass lain. Dan mereka memiliki target untuk
menggunakan biomass ini 100 persen menggantikan solar yang saat ini menjadi bahan bakar utama.
https://anggitsaputradwipramana.wordpress.com/category/energi/page/2/

Anda mungkin juga menyukai