Anda di halaman 1dari 5

Pengertian Biodiesel

Biodiesel merupakan bahan bakar yang terdiri dari campuran mono--alkyl


ester dari rantai panjang asam lemak, yang dipakai sebagai alternatif bagi
bahan bakar dari mesin diesel dan terbuat dari sumber terbaharui seperti
minyak sayur atau lemak hewan.
Biodiesel merupakan bahan bakar alternative untuk mesin diesel yang
diformulasikan khusus untuk mesin diesel dengan berbagai keleihan antara
lain tidak perlu modifikasi mesin, mudah digunakan, ramah lingkungan,
tercampurkan dengan minyak diesel (solar), memiliki cetane number yang
tinggi, memiliki daya pelumas yang tinggi, biodegradable, non-toksik dan
bebas dari sulfur dan bahan aromatic.
Biodiesel memiliki senyawa utama yaitu ester. Biodiesel dapat dibuat dari
transesterifikasi. Asam lemak dari minyak lemak nabati yang direaksikan
dengan alcohol akan menghasilkan ester dan produk sampingan berupa
gliserin yang juga bernilai ekonomis cukup tinggi.

Gambar 1. Rumus Bangun Ester

Biodiesel telah banyak digunakan sebagai bahan bakar pengganti solar. gar
dapat digunakan sebagai bahan bakar pengganti solar, biodiesel harus
mempunyai kemiripan sifat fisik dan kimia dengan minyak solar. Salah satu
sifat fisik yang penting adalah viskositas. Sebenarnya, minyak lemak nabati
sendiri dapat dijadikan bahan bakar, namun, viskositasnya terlalu tinggi
sehingga tidak memenuhi persyaratan untuk dijadikan bahan bakar mesin
diesel. Perbandingan sifat fisik dan kimia biodiesel dengan minyak solar
ditampilkan pada tabel dibawah ini:
Tabel 1. Perbedaan biodiesel dan solar

Sifat fisik / kimia

Biodiesel

Solar

Komposisi

Ester alkil

Hidrokarbon

Densitas, g/ml

0,8624

0,8750

Viskositas, cSt

5,55

4,6

Titik kilat, oC

172

98

Angka setana
Energi

62,4
yang 40,1 MJ/kg

53
45,3 MJ/kg

dihasilkan
Jenis-Jenis Biodiesel
Terdapat 3 jenis biodiesel yang ada saat ini, yaitu B100, B20 dan B5.
Penjelasan mengenai masing-masing jenis biodiesel akan dijelaskan sebagai
berikut:
1. B100
B100 merupakan tipe biodiesel yang mengandung 100 % biodiesel
murni. Penggunaan biodiesel murni ini membutuhkan modifikasi mesin
untuk menghindari masalah dari mesin dan membutuhkan perawatan
secara baik.
2. B20

Dalam penggunaannya, biodiesel masih merupakan pencampur dengan


berbagai tingkatan prosentase terhadap solar. Pencampuran biodiesel dengan
solar merupakan produk umum yang didistribusikan untuk penggunaan
bahan bakar motor diesel di pasaran. B20 merupakan jenis pencampuran
biodiesel dan solar yakni dengan perbandingan 20% biodiesel dan 80% solar
(petrodiesel). Penggunaan B20 pada mesin dapat digunakan tanpa modifikasi
mesin.

3. B5
B5 merupakan jenis pencampuran biodiesel dan petrodiesel dengan
persentase 5% biodiesel dan 95% petrodiesel (solar)
Kelebihan biodiesel

Biodiesel tidak beracun.

Biodiesel adalah bahan bakar biodegradable.

Biodiesel lebih aman dipakai dibandingkan dengan diesel konvensional.

Biodiesel dapat dengan mudah dicampur dengan diesel konvensional,


dan dapat digunakan di sebagian besar jenis kendaraan saat ini,
bahkan dalam bentuk biodiesel B100 murni.

Biodiesel dapat membantu mengurangi ketergantungan kita pada


bahan bakar fosil, dan meningkatkan keamanan dan kemandirian
energi.

Biodiesel dapat diproduksi secara massal di banyak negara, contohnya


USA yang memiliki kapasitas untuk memproduksi lebih dari 50 juta
galon biodiesel per tahun.

Produksi dan penggunaan biodiesel melepaskan lebih sedikit emisi


dibandingkan dengan diesel konvensional, sekitar 78% lebih sedikit
dibandingkan dengan diesel konvensional.

Biodiesel memiliki sifat pelumas yang sangat baik, secara signifikan


lebih baik daripada bahan bakar diesel konvensional, sehingga dapat
memperpanjang masa pakai mesin.

Biodiesel memiliki delay pengapian lebih pendek dibandingkan dengan


diesel konvensional.

Biodiesel tidak memiliki kandungan sulfur, sehingga tidak memberikan


kontribusi terhadap pembentukan hujan asam.

Kekurangan Biodiesel

Biodiesel saat ini sebagian besar diproduksi dari jagung yang dapat
menyebabkan kekurangan pangan dan meningkatnya harga pangan.
Hal ini bisa memicu meningkatnya kelaparan di dunia.

Biodiesel 20 kali lebih rentan terhadap kontaminasi air dibandingkan


dengan diesel konvensional, hal ini bisa menyebabkan korosi, filter
rusak, pitting di piston, dll.

Biodiesel murni memiliki masalah signifikan terhadap suhu rendah.

Biodiesel secara signifikan lebih mahal dibandingkan dengan diesel


konvensional.

Biodiesel memiliki kandungan energi yang jauh lebih sedikit


dibandingkan dengan diesel konvensional, sekitar 11% lebih sedikit
dibandingkan dengan bahan bakar diesel konvensional.

Biodiesel dapat melepaskan oksida nitrogen yang dapat mengarah


pada pembentukan kabut asap.

Biodiesel, meskipun memancarkan emisi karbon yang secara signifikan


lebih aman dibandingkan dengan diesel konvensional, masih
berkontribusi terhadap pemanasan global dan perubahan iklim.

Prospek di Masa Depan


Biodiesel telah banyak digunakan sebagai pengganti bahan bakar
solar. Bahan baku biodiesel dikembangkan bergantung pada sumber daya
alam yang dimiliki oleh suatu Negara, misalnya minyak kanola di Jerman dan
Austria, minyak kedelai di Amerika Serikat, minyak sawit di Malaysia dan
Indonesia serta minyak kelapa di Filipina. Indonesia memiliki banyak sekali
tanaman penghasil minyak lemak nabati, misalnya kelapa sawit. Di
Indonesia, luas lahan kelapa sawit mencapai lebih dari 9.8 hektar. Adanya
luas lahan yang besar ini menjadikan kelapa sawit menjadi bahan baku yang
tepat untuk pembuatan biodiesel khususnya di Indonesia.
Kelapa sawit merupakan tanaman yang telah dibudidayakan secara
intensif di Indonesia khususnya dalam pembentukan CPO (Crude Palm Oil)
sebagai bahan dasar pembuatan minyak goring dan sabun. Oleh karena itu,
bila ditinjau terhadap kesiapan ketersediaan bahan baku, kelapa sawit
merupakan bahan yang paling potensial untuk dipergunakan sebagai bahan
baku pembuatan biodiesel.
Apabila biodiesel ini dikembangkan dengan baik, biodiesel dapat
menjadi pengganti sebagian besar solar sehingga akan sangat mengurangi
penggunaan bahan bakar petro-diesel yang berasal dari fosil. Penggunaan
biodiesel juga ramah lingkungan karena menghasilkan emisi lebih seidkit
dibandingkan petrodiesel.

Referensi

Sugiyono, Agus. 2007. Prospek pengembangan bio-fuel sebagai substitusi


bahan bakar minyak. ITB
Nugragha, dadan. 2008. Analisis Life literature, biodiesel. FTUI
Perbatakusuma, Erwin, A, dkk. 2011. Prospek dan Tantangan perkebunan
kepala sawit sebagai sumber bahan bakar nabati dan mitigasi dampak
perubahan iklim. Semiloka Pihak.

Anda mungkin juga menyukai