Anda di halaman 1dari 101

BLUE PRINT PENDIDIKAN PROGRAM PROFESI AKUNTAN

DAN
UJIAN CHARTERED ACCOUNTANT (CA) INDONESIA

LANDASAN HUKUM PPAk


UU No. 34 Tahun 1954 tentang Pemakaian Gelar Akuntan (Accountant)
UU No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional
UU No. 12 Tahun 2012 tentang Pendidikan Tinggi
PP No. 4 Tahun 2014 tentang Penyelenggaraan Pendidikan Tinggi dan
Pengelolaan Perguruan Tinggi
Permendikbud No. 49 Tahun 2014 tentang SNPT
Permendikbud No. 153 Tahun 2014 tentang Penyelenggaraan Pendidikan
Program Profesi Akuntan
MOU IAI dan DIKTI Tahun 2013 tentang Penyelenggaraan Pendidikan
Profesi Akuntansi
PMK No. 25/PMK.01/2014 tentang Akuntan Beregister Negara
KMK No. 263/KMK.01/2014 tentang Penetapkan Ikatan Akuntan Indonesia
sebagai Asosiasi Profesi Akuntan

UU NO. 34 TAHUN 1954

Pasal 1:
Dengan tidak mengurangi ketentuan dalam
peraturan gaji resmi mengenai berbagai jabatan
pada Jawatan Akuntan Negeri dan Jawatan
Akuntan Pajak, hak memakai gelar "akuntan"
("accountant") dengan penjelasan atau tambahan
maupun tidak, hanya diberikan kepada mereka
yang mempunyai ijazah akuntan sesuai dengan
ketentuan dan berdasarkan undang-undang ini.

UU NO. 34 TAHUN 1954


Pasal 2:
Dengan ijazah tersebut dalam pasal 1 dimaksud:
a. ijazah yang diberikan oleh sesuatu universitas Negeri atau badan
perguruan tinggi lain yang dibentuk menurut undang-undang atau
diakui Pemerintah, sebagai tanda bahwa pendidikan untuk akuntan
pada badan perguruan tinggi tersebut telah selesai dengan hasil
baik;
b. ijazah yang diterima sesudah lulus dalam sesuatu ujian lain yang
menurut pendapat Panitia Ahli termaksud dalam pasal 3, guna
menjalankan pekerjaan akuntan dapat disamakan dengan ijazah
tersebut pada huruf a pasal ini.

UU NO. 34 TAHUN 1954


Pasal 3:
1) Menteri Pendidikan, Pengajaran dan Kebudayaan mengangkat
Panitia Ahli, yang bertugas mempertimbangkan apakah sesutu
ijazah bagi menjalankan pekerjaan akuntan dapat disamakan
dengan ijazah tersebut pada pasal 2 huruf a.
2) Menteri Pendidikan, Pengajaran dan Kebudayaan bersama Menteri
Keuangan mengatur susunan dan cara kerja panitia itu.
3) Menteri Keuangan berhak memberi tugas lain kepada panitia
tersebut dalam ayat 1 untuk menjamin kesempurnaan urusan
akuntansi c.q. untuk mengatur lebih lanjut urusan akuntansi.
4) Tiap-tiap akuntan berijazah mendaftarkan nama untuk dimuat
dalam suatu register negara yang diadakan oleh Kementerian
Keuangan.

UU NO. 34 TAHUN 1954

Pasal 6:
Menteri Keuangan berhak menetapkan peraturan
lebih lanjut untuk melaksanakan undang-undang
ini.

INDONESIAN ACCOUNTANCY QUALIFICATION 1954-2003


Organizations
Universities,
Ministry of
Education

Process and Requirements

StateUniversityDegree
DegreewithAccountingMajor

National
Accountancy
Consortium
(IAI, MoF,
Universities)

Qualifications
& Rights

PrivateUniversityDegree
DegreewithAccountingMajor

NationalAccountingExamination
ElementaryLevel
ProfessionalLevel
EligibleforMOF Registration

Ministry of
Finance

MOF Registration

BEIAIMEMBER

Register on State Register of


Accountants (Register Negara)

PublicAccountant Certificate(CPA)
IAI

BeIAIMember
BeeligibleforMOFregistration
PassIAICPAIndonesianExam

MOF Public Accountant Certificate

Ministry of
Finance

Be registered with MOF


Be IAI Member
Hold CPA Indonesia certificate
Have relevant practical experience

MOF Public Accountant Practice License


Hold MOF PA Practice
Employ at least two auditors

Accountant
Title (May be
called an
Accountant
Based on
Accountants Act
No. 34/1954)
CPA Holder
(no rights)

PA Certificate
Holder (may
work as PA)

PA License
Holder (may
offer PA
services)

PEMAKAIAN GELAR AKUNTAN SEBELUM


BERLAKUNYA PPAk
No.
1.

2.

3.

Keterangan

Cara Memperoleh
Gelar Akuntan
Perguruan tinggi negeri
Otomatis
langsung
tertentu
memperoleh
gelar
Akuntan
Perguruan tinggi swasta
Mengikuti
Ujian
Nasional
Akuntansi
(UNA)
Dsar
dan
Profesi
Perguruan tinggi negeri baru Mengikuti UNA Profesi

SEJARAH PPAk-SK KEMENDIKNAS NO. 179/U/2001


Pasal 1:
Pendidikan profesi akuntansi adalah pendidikan tambahan pada pendidikan tinggi
setelah program sarjana Ilmu Ekonomi pada program studi akuntansi
Pasal 2 :
1) Pendidikan profesi akuntansi diselenggarakan di perguruan tinggi sesuai
dengan persyaratan, tatacara dan kurikulum yang diatur oleh Ikatan Akuntan
Indonesia (IAI).
2) Penyelenggaraan pendidikan profesi akuntansi di perguruan tinggi dilakukan
setelah mendapatkan ijin dari Direktur Jenderal Perguruan Tinggi.
3) Ijin sebagaimana dimaksud dalam ayat (2) diberikan oleh Direktur Jenderal
Pendidikan Tinggi atas dasar rekomendasi dari Panitia Ahli Pertimbangan
Persamaan Ijazah Akuntan.
Pasal 3:
Lulusan pendidikan profesi akuntansi berhak menyandang sebutan profesi
akuntansi yang selanjutnya disingkat Ak.

INDONESIAN ACCOUNTANCY QUALIFICATION 2003-2011


Organizations

Process and Requirements

Qualifications
& Rights

UniversityDegree
DegreewithAccountingMajor
Universities,
Ministry of
Education,
IAI

ProfessionalEducationProgram
Comprises2140unitsdeliveredby
accreditedcolleges ofIAI

EligibleforMOF Registration

Ministry of
Finance

MOF Registration

BEIAIMEMBER

Register on State Register of


Accountants (Register Negara)

PublicAccountant Certificate(CPA)
IAI

BeIAIMember
BeeligibleforMOFregistration
PassIAICPAIndonesianExam

MOF Public Accountant Certificate

Ministry of
Finance

Be registered with MOF


Be IAI Member
Hold CPA Indonesia certificate
Have relevant practical experience

MOF Public Accountant Practice License


Hold MOF PA Practice
Employ at least two auditors

Accountant
Title (May be
called an
Accountant
Based on
Accountants Act
No. 34/1954)
CPA Holder
(no rights)

PA Certificate
Holder (may
work as PA)

PA License
Holder (may
offer PA
services)

UU NO. 12 TAHUN 2012

Pasal 1 ayat 17:


Program Studi adalah kesatuan kegiatan
Pendidikan dan pembelajaran yang memiliki
kurikulum dan metode pembelajaran tertentu
dalam satu jenis pendidikan akademik,
pendidikan profesi, dan/atau pendidikan vokasi.

UU NO. 12 TAHUN 2012

Pasal 17 ayat 1 dan 2:


1) Pendidikan profesi merupakan Pendidikan Tinggi setelah
program sarjana yang menyiapkan Mahasiswa dalam
pekerjaan yang memerlukan persyaratan keahlian
khusus.
2) Pendidikan profesi sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
dapat diselenggarakan oleh Perguruan Tinggi dan
bekerja sama dengan Kementerian, Kementerian lain,
LPNK, dan/atau organisasi profesi yang bertanggung
jawab atas mutu layanan profesi.

UU NO. 12 TAHUN 2012

Penjelasan Pasal 17 ayat 2:


Kerja sama dengan Kementerian, Kementerian lain, LPNK,
dan/atau organisasi profesi, antara lain: penetapan
standar kompetensi, penetapan kualifikasi lulusan,
penyusunan kurikulum, penggunaan sumber belajar
dan uji kompetensi.

UU NO. 12 TAHUN 2012


Pasal 24:
1) Program profesi merupakan pendidikan keahlian khusus yang
diperuntukkan bagi lulusan program sarjana atau sederajat
untuk mengembangkan bakat dan kemampuan memperoleh
kecakapan yang diperlukan dalam dunia kerja.
2) Program profesi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dapat
diselenggarakan oleh Perguruan Tinggi yang bekerja sama
dengan Kementerian, Kementerian lain, LPNK, dan/atau
organisasi profesi yang bertanggung jawab atas mutu layanan
profesi.

UU NO. 12 TAHUN 2012


Penjelasan Pasal 24 ayat 2:
Program profesi merupakan tanggung jawab dan kewenangan
Kementerian, Kementerian lain, LPNK, dan/atau organisasi profesi yang
bertanggung jawab atas mutu layanan profesi. Oleh karena itu,
Perguruan Tinggi hanya dapat menyelenggarakannya bekerjasama
dengan Kementerian, Kementerian lain, LPNK, dan/atau organisasi
profesi

UU NO. 12 TAHUN 2012


Pasal 24:
3) Program profesi wajib memiliki Dosen yang berkualifikasi
akademik minimum lulusan program profesi dan/atau
lulusan program magister atau yang sederajat dengan
pengalaman kerja paling singkat 2 (dua) tahun.
4) Lulusan program profesi berhak menggunakan gelar
profesi
5) Ketentuan lebih lanjut mengenai program profesi diatur
dalam Peraturan Pemerintah

UU NO. 12 TAHUN 2012


Pasal 26 ayat 5 dan 6:
5) Gelar profesi diberikan oleh Perguruan Tinggi yang
menyelenggarakan pendidikan profesi.
6) Gelar profesi sebagaimana dimaksud pada ayat (5)
ditetapkan oleh Perguruan Tinggi bersama dengan
Kementerian, Kementerian lain, LPNK dan/atau
organisasi profesi yang bertanggung jawab terhadap
mutu layanan profesi.

UU NO. 12 TAHUN 2012


Pasal 29 ayat 1, 2 dan 3:
1) Kerangka Kualifikasi Nasional merupakan penjenjangan capaian
pembelajaran yang menyetarakan luaran bidang pendidikan formal,
nonformal, informal, atau pengalaman kerja dalam rangka
pengakuan kompetensi kerja sesuai dengan struktur pekerjaan
diberbagai sektor.
2) Kerangka Kualifikasi Nasional sebagaimana dimaksud pada ayat
(1) menjadi acuan pokok dalam penetapan kompetensi lulusan
pendidikan akademik, pendidikan vokasi, dan pendidikan profesi.
3) Penetapan kompetensi lulusan sebagaimana dimaksud pada ayat
(2) ditetapkan oleh Menteri.

UU NO. 12 TAHUN 2012

Pasal 36:
Kurikulum pendidikan profesi dirumuskan bersama
Kementerian, Kementerian lain, LPNK, dan/atau
organisasi profesi yang bertanggung jawab atas
mutu layanan profesi dengan mengacu pada
Standar Nasional Pendidikan Tinggi.

UU NO. 12 TAHUN 2012

Pasal 43:
1) Sertifikat profesi merupakan pengakuan untuk
melakukan praktik profesi yang diperoleh
lulusan
pendidikan
profesi
yang
diselenggarakan oleh Perguruan Tinggi bekerja
sama dengan Kementerian, Kementerian lain,
LPNK, dan/atau organisasi profesi yang
bertanggung jawab atas mutu layanan profesi,
dan/atau badan lain sesuai dengan ketentuan
peraturan perundang-undangan.

UU NO. 12 TAHUN 2012

Pasal 43:
2) Sertifikat profesi sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
diterbitkan oleh Perguruan Tinggi bersama dengan
Kementerian, Kementerian lain, LPNK, dan/atau organisasi
profesi yang bertanggung jawab terhadap mutu layanan
profesi, dan/atau badan lain sesuai dengan ketentuan
peraturan perundang-undangan.
3) Perseorangan, organisasi, atau penyelenggara Pendidikan
Tinggi yang tanpa hak dilarang memberikan sertifikat profesi.
4) Ketentuan lebih lanjut mengenai sertifikat profesi
sebagaimana dimaksud pada ayat (1) diatur dalam Peraturan
Pemerintah.

UU NO. 12 TAHUN 2012


Pasal 59 ayat 2 dan 3:
2) Universitas merupakan Perguruan Tinggi yang menyelenggarakan
pendidikan akademik dan dapat menyelenggarakan pendidikan
vokasi dalam berbagai rumpun Ilmu Pengetahuan dan/atau
Teknologi dan jika memenuhi syarat, universitas dapat
menyelenggarakan pendidikan profesi.
3) Institut merupakan Perguruan Tinggi yang menyelenggarakan
pendidikan akademik dan dapat menyelenggarakan pendidikan
vokasi dalam sejumlah rumpun Ilmu Pengetahuan dan/atau
Teknologi tertentu dan jika memenuhi syarat, institut dapat
menyelenggarakan pendidikan profesi.

UU NO. 12 TAHUN 2012


Pasal 59 ayat 4 dan 5:
4) Sekolah
Tinggi
merupakan
Perguruan
Tinggi
yang
menyelenggarakan
pendidikan
akademik
dan
dapat
menyelenggarakan pendidikan vokasi dalam satu rumpun Ilmu
Pengetahuan dan/atau Teknologi tertentu dan jika memenuhi
syarat, sekolah tinggi dapat menyelenggarakan pendidikan profesi.
5) Politeknik merupakan Perguruan Tinggi yang menyelenggarakan
pendidikan vokasi dalam berbagai rumpun Ilmu Pengetahuan
dan/atau Teknologi dan jika memenuhi syarat, politeknik dapat
menyelenggarakan pendidikan profesi

PP NO. 4 TAHUN 2014


Pasal 14
1) Pengaturan mengenai Program Studi dan program Pendidikan
Tinggi pada jenis pendidikan profesi dan spesialis paling sedikit
mencakup:
a. Standar Nasional Pendidikan Tinggi;
b. tata cara pembukaan dan penutupan;
c. tata cara kerja sama penyelenggaraan; dan
d. penjaminan mutu.
2) Ketentuan lebih lanjut mengenai Program Studi dan program
Pendidikan Tinggi pada jenis pendidikan profesi dan spesialis
sebagaimana dimaksud pada ayat (1) diatur dalam Peraturan
Menteri setelah berkoordinasi dengan Kementerian Lain, LPNK,
dan/atau Organisasi Profesi terkait.

PP NO. 4 TAHUN 2014


Pasal 16 ayat 3:
3) Lulusan pendidikan profesi berhak menggunakan gelar profesi.
Pasal 17 ayat 1, 3 dan 4:
1) Ijazah diberikan kepada mahasiswa yang telah menyelesaikan
proses Pembelajaran dalam suatu program pendidikan, dan
dinyatakan lulus sesuai dengan ketentuan peraturan perundangundangan oleh Perguruan Tinggi yang bersangkutan
3) Pada ijazah sebagaimana dimaksud pada ayat (1) harus
dilampirkan surat keterangan pendamping ijazah.
4) Surat keterangan pendamping ijazah diterbitkan oleh Perguruan
Tinggi yang memberikan ijazah pendidikan akademik, vokasi,
profesi, dan spesialis.

PP NO. 4 TAHUN 2014


Pasal 19:
1) Sertifikat profesi merupakan pengakuan untuk melakukan praktik
profesi yang diperoleh lulusan pendidikan profesi, spesialis, atau
subspesialis.
2) Sertifikat profesi diberikan kepada lulusan pendidikan profesi
sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.
3) Sertifikat profesi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) diterbitkan
oleh Perguruan Tinggi bersama dengan Kementerian,
Kementerian Lain, LPNK, dan/atau Organisasi Profesi.
Pasal 20:
Ketentuan lebih lanjut mengenai sertifikat profesi sebagaimana
dimaksud dalam Pasal 19 diatur dalam Peraturan Menteri.

PERMENDIKBUD NO. 49 TAHUN 2014


Pasal 4 ayat 1:
1) Standar Nasional Pendidikan terdiri atas:
a. standar kompetensi lulusan;
b. standar isi pembelajaran;
c. standar proses pembelajaran;
d. standar penilaian pembelajaran;
e. standar dosen dan tenaga kependidikan;
f. standar sarana dan prasarana pembelajaran;
g. standar pengelolaan pembelajaran; dan
h. standar pembiayaan pembelajaran.

PERMENDIKBUD NO. 49 TAHUN 2014


Pasal 5:
1) Standar kompetensi lulusan merupakan kriteria minimal tentang
kualifikasi kemampuan lulusan yang mencakup sikap,
pengetahuan, dan keterampilan yang dinyatakan dalam rumusan
capaian pembelajaran lulusan.
2) Standar kompetensi lulusan yang dinyatakan dalam rumusan
capaian pembelajaran lulusan sebagaimana dimaksud pada ayat
(1) digunakan sebagai acuan utama pengembangan standar isi
pembelajaran, standar proses pembelajaran, standar penilaian
pembelajaran, standar dosen dan tenaga kependidikan, standar
sarana dan prasarana pembelajaran, standar pengelolaan
pembelajaran, dan standar pembiayaan pembelajaran.

PERMENDIKBUD NO. 49 TAHUN 2014


Pasal 5:
3) Rumusan capaian pembelajaran lulusan sebagaimana dimaksud
pada ayat (1) wajib:
a. mengacu pada deskripsi capaian pembelajaran lulusan KKNI;
dan
b. memiliki kesetaraan dengan jenjang kualifikasi pada KKNI.

PERMENDIKBUD NO. 49 TAHUN 2014


Pasal 9:
1) Tingkat kedalaman dan keluasan materi pembelajaran
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 8 ayat (1) untuk setiap
program pendidikan, dirumuskan dengan mengacu pada deskripsi
capaian pembelajaran lulusan dari KKNI.
2) Tingkat kedalaman dan keluasan materi pembelajaran
sebagaimana dimaksud pada ayat (1) sebagai berikut:
e. lulusan program profesi paling sedikit menguasai teori aplikasi
bidang pengetahuan dan keterampilan tertentu;

PERMENDIKBUD NO. 49 TAHUN 2014


Pasal 17 ayat 2:
2) Tingkat kedalaman dan keluasan materi pembelajaran Untuk
memenuhi capaian pembelajaran lulusan program sebagaimana
dimaksud dalam Pasal 5, mahasiswa wajib menempuh beban
belajar paling sedikit:
e. 36 sks untuk program profesi;
3) Masa studi terpakai bagi mahasiswa dengan beban belajar
sebagaimana dimaksud pada ayat (2) sebagai berikut:
e. 1 (satu) sampai 2 (dua) tahun untuk program profesi setelah
menyelesaikan program sarjana atau diploma empat;

PERMENDIKBUD NO. 49 TAHUN 2014


Pasal 18:
1) Standar penilaian pembelajaran merupakan kriteria minimal
tentang penilaian proses dan hasil belajar mahasiswa dalam
rangka pemenuhan capaian pembelajaran lulusan.
2) Penilaian proses dan hasil belajar mahasiswa sebagaimana
dimaksud pada ayat (1) mencakup:
a. Prinsip penilaian;
b. Teknik dan instrumen penilaian;
c. Mekanisme dan prosedur penilaian
d. Pelaksanaan penilaian
e. Pelaporan penilaian; dan
f. Kelulusan mahasiswa

PERMENDIKBUD NO. 49 TAHUN 2014


Pasal 22 ayat 1 dan 2:
1) Pelaksanaan penilaian sebagaimana dimaksud dalam Pasal 18
ayat (2) huruf d dilakukan sesuai dengan rencana pembelajaran.
2) Pelaksanaan penilaian sebagaimana dimaksud ayat (1) dapat
dilakukan oleh:
a. dosen pengampu atau tim dosen pengampu;
b. dosen pengampu atau tim dosen pengampu dengan
mengikutsertakan mahasiswa; dan/atau
c. dosen pengampu atau tim dosen pengampu dengan
mengikutsertakan pemangku kepentingan yang relevan.

PERMENDIKBUD NO. 49 TAHUN 2014


Pasal 24 ayat 3 dan 5:
3) Mahasiswa program profesi, program spesialis, program magister,
program magister terapan, program doktor, dan program doktor
terapan
dinyatakan lulus apabila telah menempuh seluruh
beban belajar yang ditetapkan dan memiliki capaian pembelajaran
lulusan yang ditargetkan
oleh program studi dengan indeks
prestasi kumulatif (IPK) lebih besar atau sama dengan 3,00 (tiga
koma nol).
5) Mahasiswa yang dinyatakan lulus berhak memperoleh ijazah,
gelar atau sebutan, dan surat keterangan pendamping ijazah
sesuai dengan peraturan perundangan.

PERMENDIKBUD NO. 49 TAHUN 2014


Pasal 25:
Standar dosen dan tenaga kependidikan merupakan kriteria minimal
tentang kualifikasi dan kompetensi dosen dan tenaga kependidikan
untuk menyelenggarakan pendidikan dalam rangka pemenuhan
capaian pembelajaran lulusan.
Pasal 26 ayat 7:
7) Dosen program profesi harus berkualifikasi akademik paling
rendah lulusan magister atau magister terapan yang relevan
dengan program studi dan berpengalaman kerja paling sedikit 2
(dua) tahun, serta dapat menggunakan dosen bersertifikat profesi
yang relevan dengan program studi, yang berpengalaman kerja
paling sedikit 2 (dua) tahun, dan berkualifikasi paling rendah
setara dengan jenjang 8 (delapan) KKNI.

PERJANJIAN KERJASAMA (MOU) DIKTI - IAI


Dalam rangka melaksanakan Undang-undang Nomor 12
tentang Pendidikan Tinggi IAI telah menandatangani
perjanjian kerjasama (MOU) dengan DIKTI pada tanggal
22 Nopember 2013, Nomor 10/KB/E/XI/2013 dan Nomor
013/MOU/IAI/XI/2013
tentang
Penyelenggaraan
Pendidikan Profesi Akuntan.
MOU tersebut menggantikan MOU DIKTI IAI
sebelumnya Nomor 565 D/T/2002 dan Nomor
2460/MOU/IAI/III/02 tentang Pengelolaan Sistem dan
Pendidikan Penyelenggaraan Akuntansi.

LINGKUP PERJANJIAN KERJASAMA (MOU)


DIKTI - IAI
1. Penyelenggaraan pendidikan profesi akuntan.
2. Pembukaan dan penutupan pendidikan profesi
akuntan.
3. Pengusulan penetapan standar kompetensi lulusan
pendidikan profesi akuntan kepada Menteri
Pendidikan dan Kebudayaan.
4. Pengesahan standar nasional pendidikan profesi
akuntan.
5. Pelaksanaan uji kompetensi.

ISI MOU DIKTI - IAI


IAI mempunyai wewenang dan tanggung jawab atas:
1. Pengesahan standar kompetensi lulusan dan standar
nasional pendidikan profesi akuntan.
2. Pengajuan rekomendasi pembukaan dan penutupan
pendidikan profesi akuntan.
3. Pelaksanaan evaluasi diri penyelenggara pendidikan
profesi akuntan
4. Penyusunan, pengembangan soal, pemeriksaan hasil,
dan penetapan kelulusan uji kompetensi.
5. Penerbitan sertifikat kompetensi.

PERMENDIKBUD No. 153/2014


Permendikbud No. 153 tahun 2014 tentang
Penyelenggaraan Pendidikan Program Profesi
Akuntan, ditetapkan tanggal 17 Oktober 2014.
Telah diproses oleh Kementerian Pendidikan dan
Kebudayaan Kabinet Indonesia Bersatu II dengan
substansi pengaturan merupakan hasil koordinasi
bersama DIKTI, IAI dan PPAJP.
Pertimbangan:
dalam
rangka
melaksanakan
ketentuan pasal 14 ayat (2) Peraturan Pemerintah
Republik Indonesia Nomor 4 Tahun 2014 tentang
Penyelenggaraan Pendidikan Tinggi dan Pengelolaan
Perguruan Tinggi.

PERMENDIKBUD No. 153/2014


Pasal 1
Pendidikan program profesi akuntan merupakan jenis pendidikan
tinggi setelah program sarjana atau setara yang menyiapkan
mahasiswa dalam pekerjaan yang memerlukan persyaratan
keahlian khusus di bidang akuntansi.

PERMENDIKBUD No. 153/2014


Pasal 2
1) Pendidikan program profesi akuntan diselenggarakan oleh
perguruan tinggi bekerjasama dengan Ikatan Akuntan
Indonesia.
2) Pendidikan program profesi akuntan sebagaimana dimaksud
pada ayat (1) diselenggarakan berdasarkan standar nasional
pendidikan program profesi akuntan.
3) Standar nasional pendidikan program profesi akuntan
sebagaimana dimaksud pada ayat (2) disusun mengacu pada
standar nasional pendidikan tinggi.
4) Standar nasional pendidikan program profesi akuntan
sebagaimana dimaksud pada ayat (2) ditetapkan oleh Menteri
setelah memperoleh masukan dari Kementerian Keuangan dan
Ikatan Akuntan Indonesia.

PERMENDIKBUD No. 153/2014


Pasal 3
1) Izin penyelenggaraan pendidikan program profesi akuntan di perguruan
tinggi diterbitkan oleh Menteri.
2) Izin penyelenggaraan pendidikan program profesi akuntan sebagaimana
dimaksud pada ayat (1) paling sedikit memiliki program studi akuntansi
yang memenuhi persyaratan:
a) terakreditasi A atau sebutan lain yang setara dari badan yang
berwenang;
b) memiliki 6 (enam) orang dosen tetap yang mempunyai register
negara akuntan dan menjadi anggota Ikatan Akuntan Indonesia;
c) memiliki akses atas 5 (lima) jurnal nasional terakreditasi dan 5 (lima)
jurnal internasional dalam bidang akuntansi; dan
3) Izin penyelenggaraan pendidikan program profesi akuntan sebagaimana
dimaksud pada ayat (1) memperoleh rekomendasi dari Ikatan Akuntan
Indonesia.

PERMENDIKBUD No. 153/2014


Pasal 4
1) Mahasiswa pendidikan program profesi akuntan berpendidikan
paling rendah lulusan program sarjana (S-1) atau diploma
empat (D-IV) lulusan dari perguruan tinggi di dalam atau luar
negeri.
2) Mahasiswa pendidikan program profesi akuntan sebagaimana
dimaksud pada ayat (1)
yang berasal dari jurusan non
akuntansi wajib memiliki pengetahuan dan kompetensi dasar di
bidang akuntansi yang relevan sesuai standar nasional
pendidikan program profesi akuntan.
3) Lulusan dari perguruan tinggi di luar negeri sebagaimana
dimaksud pada ayat (1) telah disetarakan oleh Kementerian
Pendidikan dan Kebudayaan.

PERMENDIKBUD No. 153/2014


Pasal 5
1) Mahasiswa yang dinyatakan lulus pendidikan program profesi
akuntan, berhak menggunakan gelar profesi dibidang akuntansi
dan memperoleh sertifikat profesi akuntansi yang diterbitkan
oleh Perguruan Tinggi bersama dengan Ikatan Akuntan
Indonesia.
2) Sertifikat profesi akuntansi sebagaimana dimaksud pada ayat
(1) merupakan pengakuan untuk melakukan praktik profesi
akuntan setelah teregistrasi pada register negara.
3) Pemberian sertifikat profesi akuntansi sebagaimana dimaksud
pada ayat (1) diberikan setelah mahasiswa dinyatakan lulus
seluruh uji kompetensi akuntan.
4) Uji kompetensi akuntan sebagaimana dimaksud pada ayat (3)
merupakan ujian sertifikasi akuntan profesional yang
diselenggarakan oleh Ikatan Akuntan Indonesia.

PERMENDIKBUD No. 153/2014


Pasal 5
5) Dalam penyelenggaraan ujian sertifikasi akuntan profesional
sebagaimana dimaksud pada ayat (4), Ikatan Akuntan
Indonesia diawasi oleh Panitia Ahli Pertimbangan Persamaan
Ijazah Akuntan.
6) Uji kompetensi akuntan sebagaimana dimaksud pada ayat (3)
dilaksanakan oleh Perguruan Tinggi bersama dengan Ikatan
Akuntan Indonesia.
7) Mekanisme pelaksanaan uji kompetensi akuntan sebagaimana
dimaksud pada ayat (6) ditetapkan oleh Direktur Jenderal
Pendidikan Tinggi Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan
setelah memperoleh masukan dari Ikatan Akuntan Indonesia.

PERMENDIKBUD No. 153/2014


Pasal 5
8) Mahasiswa yang dinyatakan lulus uji kompetensi akuntan
sebagaimana dimaksud pada ayat (3), berhak memperoleh
sertifikat kompetensi akuntan yang diterbitkan oleh Ikatan
Akuntan Indonesia.
9) Mahasiswa yang tidak lulus uji kompetensi akuntan
sebagaimana dimaksud pada ayat (3) dapat mengikuti uji
kompetensi ulang sampai masa waktu studi pendidikan program
profesi akuntan berakhir.

RUTE AKUNTAN PROFESIONAL INDONESIA


MELALUI PPAk
PAPIA
REKTOR

PPAk

IAI

Sertifikat
Profesi

Sertifikat
Kompetensi

D4/S1/S2/S3

LULUS

Akuntansi

Akt*

PPAk

D4/S1/S2/S3
Non
Akuntansi

Uji Kompetensi
Akuntan

IAI

2
tahun
Pengalaman
kerja

CA
Akuntan
Beregister

Associate CA

PPAJP

Matrikulasi

IAI

PERMENDIKBUD No. 153/2014


Pasal 6
Menteri Pendidikan dan Kebudayaan melakukan evaluasi terhadap
penyelenggaraan pendidikan program profesi akuntan sesuai
peraturan perundang-undangan.
Pasal 7
Menteri Pendidikan dan Kebudayaan dapat mencabut izin
penyelenggaraan pendidikan program profesi akuntan di perguruan
tinggi apabila tidak memenuhi standar nasional pendidikan tinggi.

Penataan peta alur profesi akuntansi Indonesia

Penataan ulang peta alur profesi


akuntansi Indonesia:
Menciptakan pilihan karir bagi
seluruh lapisan unsur profesi
Meningkatkan daya tarik karir
profesi akuntan di mata publik
Mengantisipasi liberalisasi
jasa akuntansi

AP
Ak
TA

Kegiatan:
Penyusunan RPP pelaksanaan UU/5/2011
Penyusunan PMK Akuntan Beregister Negara
Penyusunan RUU Pelaporan Keuangan

Penataan
pathways menjadi
Akuntan Publik.
Penyegaran posisi
Akuntan beregister
Penataan prospek
karir Teknisi
Akuntan

LATAR BELAKANG

(1)

1. UU No.5/2011 tentang Akuntan Publik hanya


mencabut Pasal 4 dan Pasal 5 UU No.34/1954,
dengan demikian UU No.34/1954 saat ini masih
berlaku.

2. Perlunya
kesiapan
profesi
akuntansi
Indonesia dalam menghadapi ASEAN
Economic Community 2015.
3. Menyongsong penyusunan RUU tentang
Pelaporan Keuangan.
50

LATAR BELAKANG

(2)

4. Kondisi saat ini:


a. Akuntan hanya sebagai gelar,
b. daftar Register Akuntan hanya suatu proses
administratif,
c. tidak ada proses pembinaan, dan
d. jumlah riil yang bergelar akuntan yang masih
berprofesi sebagai Akuntan tidak dapat diketahui.
e. belum ada privilege untuk pemegang gelar
Akuntan.
51

LATAR BELAKANG

(3)

5. Perlunya redefinisi Akuntan sebagai profesi,


yang memenuhi karakteristik :
a. Mengikuti proses pendidikan di bidang akuntansi
dan lulus ujian sertifikasi profesi akuntansi;
b. Memiliki pengalaman di bidang akuntansi;
c. Menjaga kompetensi dengan mengikuti pendidikan
profesional berkelanjutan (PPL); dan
d. Menjadi anggota asosiasi profesi (profesional
body).
52

DASAR PERTIMBANGAN
PENYUSUNAN PMK
UU No.34/1954 tentang Pemakaian Gelar Akuntan,
khususnya Pasal 6 mengamanahkan kepada Menteri
Keuangan untuk mengatur lebih lanjut pelaksanaan UU
No.34/1954
Pengaturan dalam KMK No.331/KMK.017/1999 tentang
Penyelenggaraan Pendaftaran Akuntan pada Register
Negara sebagai peraturan pelaksanaan UU No.34/1954
belum mengantisipasi perkembangan kondisi global saat ini

53

TUJUAN PENYUSUNAN PMK


Mewujudkan terciptanya akuntan yang profesional dan memiliki
daya saing, dengan karakteristik:
1. Memiliki kompetensi:
a)Mengikuti proses Pendidikan di bidang Akuntansi
b)Memiliki pengalaman menjalankan pekerjaan di bidang Akuntansi

2. Menjaga kompetensi melalui Pendidikan


berkelanjutan (PPL);
3. Menjadi anggota asosiasi profesi akuntan; dan
4. Mematuhi kode etik profesi.

Profesional

54

Organizations

CURRENT INDONESIAN ACCOUNTANCY QUALIFICATION


Accountants Act No. 34/1954
2014

Universities,
Ministry of
Education,
IAI

IAI

UniversityDegree
AccountingMajor

UniversityDegreeNon
AccountingMajor

ProfessionalEducationProgram
Comprises2140unitsdeliveredby
accreditedcolleges ofIAI

Ministry of
Finance

Public Accountant Law No. 5/2011


2011
UniversityDegreeAllMajor

ProfessionalEducation
Program *Regulationis
notdecidedyet

CharteredAccountantsCertificate

PublicAccountantsCertificate

PassCAIndonesianExam
Have3yearsrelevantpracticalexperience

PassCPAIndonesianExam
Have3yearsrelevantpracticalexperience

BEIAIMEMBER
Accountant
Title (May be
called an
Accountant
Based on
Accountants Act
No. 34/1954)

Organizations

BEIAPIMEMBER

MOF Registration

CPA Holder
(no rights)

Register on State Register of


Accountants (Register Negara)

MOF Registered Accountant


Certificate

MOF Registered Public


Accountant Certificate

Be registered with MOF


Be IAI Member
Hold CA Indonesia certificate

Be registered with MOF


Be IAPI Member
Hold CPA Indonesia certificate

MOF Accountancy Firm


Practice License

MOF Public Accountant Firm


Practice License

Hold MOF Accountancy Firm Practice


Employ at least two accountants

IAPI

Hold MOF Public Accountant Practice


Employ at least two auditors

PA
Certificate
Holder (may
work as PA)

PA License
Holder (may
offer PA
services)

CETAK BIRU PROFESI AKUNTAN INDONESIA

Syarat
pendidikan

Pendidikan
profesi

Uji profesi

Teknisi
Akuntan
si Level
6

Pengakuan

3 thn
sbg
praktisi

Paling
Rendah
DIV/S1
Akuntansi
atau
setara

Paling
Rendah
DIV/S1
Non
Akuntansi
atau
setara

Pengalaman

CA
+
Ak.

Ujian CA
2 thn
sbg
praktisi

PPAk

Jasa

Professional
Accountant in
Business, Akuntan
Pendidik, Akuntan
Sektor Publik,
Kantor Jasa
Akuntansi (KJA)
(non Asurans)

MRA
Asosiasi

WNI bersertifikat LN

MRA G2G

WNA bersertifikat LN

AKUNTAN PROFESIONAL DAPAT


DIPEROLEH MELALUI:
1. PENDIDIKANUJIAN + PENGALAMAN
2. UJIAN + PENGALAMAN
Khusus bagi yang memiliki latar belakang
pendidikan akuntansi

PMK NO. 25/PMK.01/2014


Pasal 2
3)

Untuk terdaftar dalam Register Negara Akuntan, seseorang harus


memenuhi persyaratan sebagai berikut:
a. Lulus pendidikan profesi akuntansi atau lulus ujian sertifikasi
akuntan profesional;
b. Berpengalaman di bidang akuntansi; dan
c.

Sebagai anggota Asosiasi Profesi Akuntan.

4) Seseorang yang terdaftar dalam Register Negara Akuntan diberikan


Piagam Negara Akuntan dan berhak menyandang gelar Akuntan.

PMK NO. 25/PMK.01/2014


Pasal 3
1)

Pendidikan profesi akuntansi sebagaimana dimaksud dalam pasal 2 ayat (3)


huruf a mencakup perkuliahan dan ujian sertifikasi akuntan profesional.

2)

Pendidikan profesi akuntansi sebagaimana dimaksud pada ayat (1)


diselenggarakan oleh:

3)

a.

Asosiasi Profesi Akuntan; atau

b.

perguruan tinggi bekerja sama dengan Asosiasi Profesi Akuntan sesuai


dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.

Untuk mengikuti pendidikan profesi Akuntansi, seseorang harus


berpendidikan paling rendah diploma empat (D-IV) yang diselenggarakan
oleh perguruan tinggi Indonesia atau luar negeri yang telah disetarakan oleh
instansi yang berwenang sesuai dengan ketentuan peraturan perundangundangan di bidang pendidikan.

PMK NO. 25/PMK.01/2014


Pasal 4
1.

Ujian sertifikasi akuntan profesional sebagaimana dimaksud dalam pasal 2


ayat (3) huruf a dan Pasal 3 ayat (1) diselenggarakan oleh Asosiasi Profesi
Akuntan.

2.

Untuk dapat mengikuti ujian sertifikasi akuntan profesional, seseorang harus


memenuhi salah satu persyaratan sebagai berikut:
a.
b.
c.
d.

Memiliki pendidikan paling rendah diploma empat (D-IV) atau sarjana (S1) di bidang Akuntansi; atau
Memiliki pendidikan magister (S-2) atau doktor (S-3) yang menekankan
penerapan praktik-praktik akuntansi; atau
Mengikuti pendidikan profesi akuntansi; atau
Memiliki sertifikat teknisi akuntansi level 6 (enam) berdasarkan Kerangka
Kualifikasi Nasional Indonesia sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan.

PMK NO. 25/PMK.01/2014


Pasal 6
1)

Untuk terdaftar dalam Register Negara Akuntan, seseorang harus


mengajukan permohonan tertulis kepada Menteri dengan melengkapi
formulir pendaftaran dan melampirkan dokumen pendukung.

3)

Dokumen pendukung sebagaimana dimaksud pada ayat (1) terdiri dari:


a.

Kopi sertifikat akuntan profesional;

IES
Professional accountant: an individual who is a member of an IFAC
member body.
Working Area : accountancy, including auditing, financial accounting,
management accounting, and tax accounting.
The overall objective of accounting education is to develop competent
professional accountants.
Competence is defined as the ability to perform a work role to a defined
standard with reference to working environments.
To demonstrate competence :

professional knowledge,

professional skills,

Professional values, ethics, and attitudes.

International Education Standards (IES)


(referensi best practice)
As part of its admission requirements, a professional body needs entrance
examinations and training requirements. These should follow the International
Education Standards (IES) issued by the International Accounting Education
Standards Board (IAESB) under the auspices of IFAC. The IES cover:
IES 1 Entry requirements to a program of professional accounting education
IES 2 Content of professional education programs
IES 3 Professional skills
IES 4 Professional values, ethics and attitudes
IES 5 Practical experience requirements
IES 6 Assessment of professional capabilities and competence
IES 7 Continuing professional development
IES 8 Competence requirements for audit professionals

Route to an
Accountancy
Qualification
Regulator:
Ministry of Education

Regulator:
Ministry of Finance

Students

Professional
Accountancy Bodies

Universities/Institutions
of Higher Learning

Accounting Graduates

Accounting graduates
with no professional
qualifications

Professional
Examinations

3 Years
relevant
work
experience

Membership in
Professional
Accountancy
Bodies

Qualified
Professional
Accountants

CHARTERED ACCOUNTANT
Chartered Accountant Indonesia adalah kualifikasi
akuntan profesional yang ditetapkan oleh IAI
sesuai panduan standar internasional, yang
pemegang
sertifikatnya
akan
mendapatkan
sebutan (designation) profesi sebagai Chartered
Accountant Indonesia disingkat CA.

PERTIMBANGAN
PENETAPAN CA
Melaksanakan tujuan pendirian IAI, yaitu untuk membimbing
perkembangan akuntansi serta mempertinggi mutu pendidikan
akuntan; dan mempertinggi mutu pekerjaan akuntan;
Demi menjaga dan meningkatkan kepercayaan masyarakat
kepada profesi akuntan;
Untuk memberikan perlindungan terhadap pengguna jasa
akuntan;
Untuk mempersiapkan akuntan Indonesia menghadapai
tantangan profesi dalam perekonomian global; dan
Untuk memenuhi kewajiban IAI sebagai anggota International
Federation of Accountants.

PERTIMBANGAN
PENETAPAN CA
IAI menyelenggarakan ujian CA dengan tujuan untuk
mendapatkan Akuntan sebagai Anggota Utama IAI yang
memiliki:
kualifikasi untuk menjalankan peran sebagai Akuntan
Profesional sesuai kompetensi utama dan kompetensi
khusus CA;
komitmen tinggi terhadap etika, nilai-nilai dan perilaku
profesional yang tinggi; dan
keahlian profesional untuk menjalankan peran tersebut.

KOMPETENSI CA:

Kompetensi Lanjutan:
Aplikasi, Evaluasi, Integrasi

1. PELAPORAN KORPORAT
2. MANAJEMEN STRATEJIK DAN KEPEMIMPINAN
3. TATA KELOLA KORPORAT DAN ETIKA
4. MANAJEMEN KEUANGAN LANJUTAN
5. MANAJEMEN PERPAJAKAN
6. AKUNTANSI MANAJEMEN LANJUTAN
7. SISTEM INFORMASI DAN PENGENDALIAN INTERNAL

Kompetensi Dasar:
Sarjana/Diploma IV Akuntansi:
Penguasaan Akuntansi Keuangan, Akuntansi Manajemen
dan Biaya, Auditing, Sistem Informasi, Perpajakan, Hukum
Bisnis, Keuangan, Manajemen, Ekonomi

KOMPETENSI UTAMA CA:


1. CA
memiliki
kapabilitas
dan
kompetensi dalam mengelola sistem
pelaporan yang menghasilkan laporan
keuangan dan laporan lainnya yang
bernilai tinggi sesuai dengan prinsipprinsip tata kelola, etika profesional,
dan integritas.
2. CA
memiliki
kapabilitas
dan
kompetensi
dalam
pengambilan
keputusan
bisnis
dengan
mempertimbangkan
dinamika
lingkungan bisnis global.

Kompetensi Khusus CA

1. Memiliki kemampuan menyusun, menyajikan dan mengevaluasi laporan


keuangan grup entitas dan laporan perusahaan sesuai dengan standar
global yang berlaku;
2. Memiliki kemampuan mengevaluasi sistem informasi dan pengendalian
internal berbasis teknologi informasi yang dapat:
a.

Menghasilkan sistem pelaporan perusahaan yang relevan dan andal;


dan

b.

Mengidentifikasi dan mengkomunikasikan resiko pengendalian dan


konsekuensinya untuk membuat rekomendasi.

3. Mengevaluasi tata kelola korporat, peran dan tanggung jawab sosial dan
lingkungan korporat;
4. Menjunjung tinggi dan menerapkan nilai-nilai etika individu dan profesional;

Kompetensi Khusus CA

5. Memiliki kemampuan untuk mengembangkan pendekatan multi


disiplin yang terintegrasi untuk mengevaluasi strategi dan
keputusan bisnis, serta dapat memberi masukan kepada para
eksekutif dalam berbagai penetapan strategi dan keputusan bisnis
dalam lingkup nasional dan internasional;
6. Memiliki kemampuan untuk menetapkan kebijakan dan
pengelolaan perpajakan yang taat pada aturan perpajakan dan
optimal bagi perusahaan dalam lingkup global;
7. Mampu mengevaluasi praktikpraktik akuntansi manajemen guna
meningkatkan nilai organisasi;

Kompetensi Khusus CA

8. Mampu
mengevaluasi
perusahaan;

keputusan

strategis

keuangan

9. Memiliki kemampuan untuk berpikir dan bertindak pemimpin;


10. Memiliki sikap untuk terus melakukan pembelajaran agar dapat
mempertahankan kompetensi profesionalnya;
11. Memiliki kemampuan untuk menyampaikan ide dan hasil
pemikiran secara lisan dan tulisan; dan
12. Memiliki kemampuan untuk berinteraksi dan berhubungan
dengan orang atau fungsi lain dalam organisasi dan antar
organisasi.

SUBJEK UJIAN CA
1. PELAPORAN KORPORAT
2. MANAJEMEN STRATEJIK DAN KEPEMIMPINAN
3. TATA KELOLA KORPORAT DAN ETIKA
4. MANAJEMEN KEUANGAN LANJUTAN
5. MANAJEMEN PERPAJAKAN
6. AKUNTANSI MANAJEMEN LANJUTAN
7. SISTEM INFORMASI DAN PENGENDALIAN INTERNAL

PERSIAPAN PELAKSANAAN CA
1. Pengembangan dan sosialisasi kurikulum serta modul
pembelajaran CA berdasarkan kompetensi yang
diinginkan
2. Memastikan kesiapan PPAk, fasilitator, dan infrastruktur
pendukung lainnya, pelaksanaan TTT bagi Dosen PPAk
3. Pengembangan asesmen kompetensi CA
4. Pengembangan dan sosialisasi kode etik CA serta
memastikan kesiapan infrastruktur pendukung
5. Pengembangan sistem evaluasi pengalaman kerja
6. Pengembangan pendidikan profesi lanjutan yang
meningkatkan kompetensi CA
75

PERSIAPAN PELAKSANAAN CA
Silabus, Modul Belajar, dan Ujian
1. Penyusunan silabus subyek CA yang sama dengan silabus
dari kurikulum PPAk yang baru
2. Penyusunan modul belajar mandiri bagi perserta ujian CA
yang juga dapat menjadi referensi modul pengajaran PPAk.
3. Penyusunan E-Learning Module
4. Penyusunan SOP pelaksanaan ujian
5. Penyusunan bank soal ujian
6. Mengembangkan computer based exam CA

76

PELAKSAAN UJIAN CA
Hari
Hari Pertama

Hari Kedua

Hari Ketiga

Hari Keempat

Subyek Ujian

Waktu

Pelaporan Korporat

09.00 12.00

Tata Kelola Korporat dan Etika

14.00 17.00

Manajemen Keuangan Lanjutan

09.00 12.00

Manajemen Stratejik dan Kepemimpinan

14.00 17.00

Sistem Informasi dan Pengendalian Internal 09.00 12.00


Manajemen Perpajakan

14.00 17.00

Akuntansi Manajemen Lanjutan

08.30 11.30

PRINSIP DASAR
PELAKSANAAN UJIAN CA

Kompetensi;
Objektivitas;
Independen;
Integritas;
Transparan;
Fairness;
Adil; dan
Bertanggung jawab.

SOAL DAN METODE UJIAN

Materi dan soal ujian menguji kompetensi yang ingin dicapai


sesuai mata ujian yang mengacu kepada kompetensi CA.

Bentuk soal ujian terdiri atas pilihan berganda, esai dan studi
kasus.

Tingkat kesulitan soal diklasifikasikan menjadi tingkat soal


mudah, sedang dan/atau sulit.

Soal, materi ujian, durasi, bentuk dan tingkat kesulitan soal


ditetapkan oleh DSAP IAI.

Soal dan materi ujian menggunakan bahasa Indonesia.

Pelaksanaan ujian dilakukan dengan menggunakan paper based


exam sesuai keputusan DPN IAI.

Ujian bersifat close book berdasarkan keputusan DSAP IAI.

KETENTUAN UJIAN
Ujian dilaksanakan setiap tahun minimal dalam empat periode:
(2015: 13-16 Januari, 14-17 April, 7-10 Juli, 20-23 Oktober)
Ujian dilaksanakan selama empat hari kerja dan maksimal dua
subyek ujian dalam satu hari.
Peserta dapat mengambil semua subyek ujian sekaligus atau
secara bertahap.
Peserta harus menyelesaikan ujian CA dalam kurun waktu 3
(tiga) tahun sejak pertama kali dinyatakan sebagai peserta ujan.
Jika peserta belum dapat menyelesaikan seluruh subyek ujian
dalam kurun waktu yang ditentukan, maka peserta wajib
mengulang kembali seluruh subjek ujian.

BIAYA UJIAN PESERTA UMUM

Peserta wajib membayar biaya ujian dan biaya keanggotaan IAI.

Biaya ujian per peserta meliputi uang pendaftaran sebesar Rp.


500.000,- yang hanya dibayarkan satu kali pada saat mendaftar
pertama kali, dan biaya per mata ujian sebesar Rp 1.000.000,00
(satu juta rupiah).

Biaya keanggotaan meliputi uang pangkal dan iuran tahunan


Anggota Madya IAI sesuai ketentuan DPN IAI.

Apabila peserta tidak lulus ujian, maka akan dikenakan biaya


mengulang per mata ujian sebesar Rp 500.000,00 (lima ratus
ribu rupiah).

BIAYA UJIAN PESERTA MAHASISWA PPAK

Peserta wajib membayar biaya ujian dan biaya keanggotaan IAI.


Biaya ujian per peserta adalah sebesar Rp 3.000.000,00 (tiga
juta rupiah) yang meliputi biaya pendaftaran dan ujian untuk 7
(tujuh) mata ujian.
Biaya keanggotaan meliputi uang pangkal dan iuran tahunan
Anggota Madya IAI sesuai ketentuan DPN IAI.
Apabila peserta tidak lulus ujian, maka akan dikenakan biaya
mengulang per mata ujian sebesar Rp. 250.000,00 (dua ratus
lima puluh ribu rupiah) untuk kesempatan mengulang pertama;
dan Rp 500.000,00 (lima ratus ribu rupiah) untuk kesempatan
mengulang berikutnya sesuai ketentuan DPN IAI.
Biaya ujian dan biaya keanggotaan dibayarkan melalui
penyelenggara PPAk.

SERTIFIKAT CA BAGI AKUNTAN BEREGISTER


NEGARA TAHUN 2015
Persyaratan:

memenuhi kualifikasi untuk menjalankan peran sebagai Akuntan


Profesional sesuai kompetensi CA;

memiliki pengalaman dan/atau menjalankan praktik keprofesian di


bidang Akuntansi baik di sektor pendidikan, korporasi, sektor publik,
maupun praktisi akuntan publik, paling sedikit 3 (tiga) tahun yang
diperoleh dalam 7 (tujuh) tahun terakhir;

merupakan Akuntan Beregister Negara yang telah terdaftar hingga


31 Desember 2014 pada Register Negara Akuntan yang
diselenggarakan oleh Menteri Keuangan Republik Indonesia;

bersedia memenuhi kewajiban sebagai pemegang sertifikat CA; dan

merupakan anggota IAI.

SERTIFIKAT CA BAGI AKUNTAN BEREGISTER


NEGARA TAHUN 2015 (lanjutan)
Akuntan Beregister Negara yang dinilai telah
memenuhi seluruh kompetensi CA dapat langsung
memperoleh sertifikat CA tanpa mengikuti ujian.
Akuntan Beregister Negara yang dinilai belum
memenuhi seluruh kompetensi CA dapat memperoleh
sertifikat CA tanpa mengikuti ujian setelah mengikuti
Program Peningkatan Profesionalisme CA yang
diselenggarakan oleh IAI.
Batas waktu pengajuan permohonan adalah sebelum
tanggal 1 Januari 2016.

SERTIFIKAT CA BAGI AKUNTAN BEREGISTER


NEGARA TAHUN 2015 (lanjutan)
Disetarakan telah memenuhi seluruh kompetensi CA bagi
Akuntan Beregister Negara yang telah memenuhi kriteria
sebagai berikut:
lulus pendidikan S3 di bidang Akuntansi dan terkait; atau
memiliki sertifikat lulus ujian sertifikasi akuntan profesional
lainnya dari asosiasi akuntan yang diakui IAI; atau
memiliki pengalaman dan/atau menjalankan praktik
keprofesian di bidang akuntansi dalam jangka waktu
minimal 3 (tiga) tahun dengan minimal jabatan manajerial
atau keahlian tingkat senior di insitusi yang telah
mendapat pengakuan dari IAI.

MRA CA DAN ASOSIASI AKUNTAN INTERNASIONAL


Foundation Level
proses assessment Professional Level

CA pengalaman > 10 th Strategic Case Study Exam CGMA

CA Pengalaman < 10 th E3, P3, F3, Strategic Case Study Exam


CGMA

proses assessment Professional Level

Momentum Strategis IAI 2014-2018


PROGRAM KERJA
MENATA PROFESIONALISME
AKUNTAN

TUJUAN STRATEGIS IAI 2014-2018

Terwujudnya IAI sebagai


organisasi yang menjaga
integritas dan profesionalisme
akuntan

1. Menata profesionalisme
Akuntan
2. Meningkatkan
akseptansi entitas
terhadap pemegang CA
3. Memperluas industri
jasa akuntansi
4. Pengembangan
pendidikan akuntansi

Terwujudnya IAI sebagai


organisasi yang kuat di internal
dan berwibawa di eksternal

1. Penguatan dan
penataan organ-organ
kelembagaan IAI
2. Pendanaan
3. Peningkatan image dan
reputasi IAI
4. Hubungan internasional
5. Teknologi informasi dan
komunikasi

Terwujudnya IAI sebagai


organisasi yang memberikan
value bagi key stakeholders IAI

1. Kebijakan Publik
2. Pengembangan
Standar Akuntansi
Keuangan
3. Praktik Sektor
Publik

1. Menata Profesionalisme Akuntan


SASARAN:
1. Menjamin profesionalisme Akuntan Indonesia melalui proses sertifikasi
Akuntan Profesional yang berkualitas.
2. Menjaga integritas para Akuntan Profesional anggota IAI melalui
penegakan kode etik dan disiplin.
3. Mempunyai standar mutu pekerjaan Akuntan Profesional
4. Memiliki organ yang menjamin pelaksanaan standar mutu pekerjaan
Akuntan Profesional
5. Menjaga profesionalisme Akuntan Profesional melalui Pendidikan
Profesional Berkelanjutan (PPL)
6. Jumlah Akuntan Profesional meningkat
7. Menjamin kualitas ujian sertifikasi Kompetensi IAI lainnya

2. Meningkatkan Akseptansi Entitas terhadap Pemegang CA


SASARAN:

1. Adanya regulasi yang mempersyaratkan CA sebagai kualifikasi


pada posisi strategis di bidang keuangan
2. CA sebagai syarat utama penandatangan laporan keuangan di
entitas
3. CA menjadi persyaratan kunci untuk menduduki posisi manajerial
di berbagai entitas
4. CA menjadi career path bagi pemegangnya dalam menjalani
karier
5. Pengakuan atas kualitas pekerjaan seorang pemegang CA

3. Memperdalam dan Memperluas Industri Jasa Akuntansi


SASARAN:

1.Tersedianya regulasi yang mengatur bidang-bidang


baru yang bisa dimasuki profesi akuntan.
2.MRA dengan profesi lain yang relevan
3.Intensifikasi jasa-jasa akuntansi tradisional yang belum
dikembangkan

4. Pengembangan Pendidikan Akuntansi


SASARAN:

1.Pengembangan pendidikan akuntansi yang dapat


menghasilkan akuntan profesional yang berkualitas,
beretika dan mampu bersaing secara global.
2.Peningkatan kualitas riset Akuntansi
3.Peningkatan kualitas pendidik Akuntansi
4.Terbentuknya lembaga akreditasi mandiri akuntansi

Menjamin profesionalisme Akuntan Indonesia


melalui proses sertifikasi Akuntan Profesional yang berkualitas
Adanya Standar Kompetensi untuk
Level dasar untuk menjamin kualifikasi
awal calon peserta ujian CA

Menyusun standar kompetensi dan silabus untuk level dasar


Menyusun kebijakan dan panduan untuk menentukan
kelayakan/persyaratan peserta yang dapat mengikuti ujian CA

Adanya standar penilaian pengalaman


praktik untuk mendapat CA

Menyusun kebijakan dan panduan untuk menentukan


penilaian pengalaman praktik

Adanya SOP dan kebijakan


pelaksanaan Ujian CA

Menyusun SOP dan kebijakan pelaksanaan Ujian CA


(termasuk SOP pembuatan soal

Adanya tambahan referensi/modul bagi


peserta Ujian CA untuk meningkatkan
kelulusan ujian
Adanya bank soal yang memadai

Adanya standar pengendalian mutu


pelaksanaan Ujian CA
Adanya Standar Kompetensi lulusan CA
yang sesuai dengan Standar
Internasional

Menyusun modul sebagai referensi pembelajaran


peserta Ujian CA
Memperbanyak & meningkatkan kualitas Bank soal untuk Ujian CA
Melakukan kerja sama dengan KAP, Asosiasi mitra asing dan
institusi lainnya untuk memperkaya soal studi kasus Ujian CA
Melaksanakan ujian sertifikasi Akuntan Profesional yang mutu dan
kualitasnya terjamin
Menjalin kerjasama dengan seluruh penyelenggara PPAk

Memutakhirkan Standar Kompetensi CA


Menyusun dan menjalankan Action Plan atas SMO 1, 2, 4, 6
IFAC

Menjaga integritas para Akuntan Profesional anggota IAI


melalui penegakan kode etik dan disiplin

Adanya kode etik


Akuntan Profesional
yang mengacu
pada kode etik dari
IFAC

Adanya sistem
dan prosedur
penegakan
disiplin Akuntan
Profesional

Menyusun dan menyempurnakan kode


etik Akuntan Profesional mengadopsi
kode etik terkini dari IFAC

Menyusun dan menyempurnakan sistem dan


prosedur penegakan disiplin Akuntan Profesional
Memantau ketaatan anggota dalam melaksanakan
kewajibannya sebagai Akuntan Profesional termasuk
memantau standar mutu pekerjaan akuntan
profesional
Melakukan sosialisasi kode etik dan penegakan
disiplin Anggota kepada Anggota dan seluruh
stakeholder IAI lainnya

Mempunyai standar mutu pekerjaan Akuntan Profesional

Adanya standar mutu


Pekerjaan Akuntan
Profesional yang sesuai
dengan standar
internasional

Membuat standar mutu Pekerjaaan


Akuntan Profesional dengan mengadopsi
standar IFAC

Adanya penegakan
standar mutu pekerjaan
akuntan profesional

Melakukan sosialisasi standar mutu Pekerjaan


Akuntan Profesional kepada Anggota dan
seluruh stakeholder IAI lainnya
Memantau ketaatan anggota dalam
melaksanakan standar mutu pekerjaan
akuntan profesional

Memiliki organ yang menjamin pelaksanaan standar mutu pekerjaan


Akuntan Profesional

Adanya organ yang


menjamin
pelaksanaan
standar mutu
pekerjaan Akuntan
Profesional dan
penegakan disiplin
anggota

Membentuk organ yang menjamin


pelaksanaan standar mutu pekerjaan
Akuntan Profesional dan penegakan
disiplin anggota

Menjaga profesionalisme Akuntan Profesional


melalui Pendidikan Profesional Berkelanjutan (PPL)
Adanya updating kebijakan PPL
dan standar penilaian PPL

Menyusun updating kebijakan PPL dan


standar penilaian PPL

Adanya PPL yang dilaksanakan


secara tatap muka atau online

Menyelenggarakan PPL secara rutin, baik


tatap muka maupun PPL secara online
yang bisa diakses seluruh anggota IAI

Adanya PPL yang mengakomodir


seluruh subjek dalam ujian CA
dan Standar Kompetensi Akuntan
Profesional

Menyelenggarakan PPL sesuai dengan 7 subjek Ujian CA


dan Standar Kompetensi Akuntan profesional
Menyelenggarakan PPL bekerjasama dengan asosiasi
mitra asing

Adanya standar pengakuan SKP


untuk PPL yang diselenggarakan
oleh pihak lain

Menetapkan standar pengakuan SKP


yang diselenggarakan oleh
penyelenggara diluar IAI

Jumlah Akuntan Profesional meningkat

Jumlah peserta Ujian CA


meningkat dari tahun ke
tahun

Meningkatkan sosialisasi CA dan kerjasama


dengan berbagai pihak (a.l. KAP, OJK,
Kemenkeu, DJP, BPK, BPKP, Universitas,
PPAk, PT, BUMN)

70% Akuntan Beregister


Negara yang memenuhi
kriteria CA teregistrasi
ulang sampai dengan akhir
tahun 2015.

Menjalin kerjasama dengan industri,


perusahaan, dan instansi terkait agar jumlah
akuntan beregister negara yang memenuhi
kriteria CA melakukan registrasi ulang

Adanya aturan pengakuan


untuk pengakuan WNI
bersertifikat asing untuk
mendapatkan CA

Menjalin kerjasama dalam bentuk MRA dengan


asosiasi asing (ACCA, CIMA, ICAEW, CPA
Australia, MIA)
Menyusun standar untuk mengakui WNI
bersertifikat asing untuk mendapat CA

Menjamin kualitas ujian sertifikasi Kompetensi IAI lainnya


Adanya SOP dan kebijakan
pelaksanaan Ujian Sertifikasi
Kompetensi IAI Lainnya

Menyusun SOP dan kebijakan pelaksanaan


Ujian Sertifikasi Kompetensi IAI lainnya

Adanya tambahan referensi/modul


bagi peserta Ujian Sertifikasi IAI
untuk meningkatkan kelulusan ujian

Menyusun modul sebagai referensi pembelajaran


peserta Ujian Sertifikasi Kompetensi IAI lainnya

Adanya Bank soal yang memadai

Memperbanyak dan meningkatkan kualitas Bank soal untuk Ujian


Sertifikasi IAI lainnya
Melakukan kerja sama dengan berbagai institusi untuk memperkaya
soal studi kasus Ujian Sertifikasi IAI lainnya

Adanya standar pengendalian mutu


pelaksanaan Ujian Sertifikasi IAI
lainnya

Melaksanakan ujian sertifikasi lainnya yang


mutu dan kualitasnya terjamin

Adanya pembentukan Komite untuk


masing-masing Sertifikasi
Kompetensi

Membentuk Komite untuk masing-masing


Sertifikasi Kompetensi

TERIMA KASIH

IKATAN AKUNTAN INDONESIA


Grha Akuntan
Jl. Sindanglaya no. 1 Menteng - Jakarta Pusat
Tel. 021-319 04232 Fax. 390 0016
iai-info@iaiglobal.or.id
www.iaiglobal.or.id

Anda mungkin juga menyukai