Oleh:
Muhammad Ibrahim Pribadi
(G9911112101)
Pembimbing:
LAPORAN KASUS
I.
ANAMNESIS
Autoanamnesis dan alloanamnesis dilakukan pada tanggal 6 November 2014 di
bangsal Poliklinik Umum RSU Aisyiyah Ponorogo.
A. Identitas Penderita
Nama
: Ny. K
Umur
: 54 tahun
Jenis kelamin
: Perempuan
Agama
: Islam
Pekerjaan
: Petani
Alamat
No. CM
: 355524
Tanggal pemeriksaan
: 6 November 2014
B. Data Dasar
1. Keluhan Utama
Nyeri dada kiri
2. Riwayat Penyakit Sekarang
Satu hari sebelum masuk rumah sakit pasien merasa nyeri dada kiri.
Nyeri sedikit berkurang jika istirahat dan tidak berkurang oleh karena
perubahan posisi dan cuaca. Pasien juga merasa pusing dan kaku leher
belakang (cengeng)
2 jam sebelum masuk rumah sakit, pasien merasa nyeri dada lagi. Nyeri
sulit dilokalisasi dan dalam. Pasien tampak gelisah dan merasakan dada panas
dan ampek seperti terindih beban berat. Nyeri dada dan ampek dirasakan terus
menerus bertambah dengan aktivitas berat tetapi sedikit berkurang dengan
istirahat. Nyeri biasanya hanya sekitar kurang lebih 5 menit dan kambuh lagi
jika aktifitas berat dan banyak pikiran.
Saat nyeri dada, pasien merasa jantungnya berdebar-debar, dan cepat
lelah. Pasien juga merasa kebas kesemutan pada lengan kiri hingga jari-jari
saat nyeri dada berat. Selain itu, pasien juga merasa pusing dan cengeng.
Tidak didapatkan nyeri perut ulu hati, tenggorokan panas, batuk, pilek,
nyeri telan dan demam. Pasien biasa tidur dengan satu bantal dan tidak
bangun pada malam hari dikarenakan sesak dan nyerinya. BAK dan BAB
normal.
(+)
4. Riwayat Kebiasaan
a. Riwayat olahraga teratur
: disangkal
: (-)
: (-)
: disangkal
: disangkal
: disangkal
: disangkal
: disangkal
8. Anamnesis Sistem
Keluhan Utama
b. Sistem Indera
Mata
Hidung
Telinga
d. Tenggorokan
sakit
menelan
(-),
mendengkur(-)
f. Sistem kardiovaskuler :
dada ampek
kesemutan
(-)
j. Ekstremitas atas :
luka(-),ujung
jari
kejang
(-),
gatal
(-)
di
ekstremitas inferior
II.
PEMERIKSAAN FISIK
Pemeriksaan fisik dilakukan tanggal 06 November 2014
A. Keadaan Umum
mentis, E4V5M6,
B. Tanda Vital
Tekanan darah
: 170/100 mmHg
Nadi
Pernafasan
: 18x/menit
Suhu
Status Gizi
Berat Badan
: 70kg
Tinggi Badan
: 163 cm
BMI
: 22 kg/m2 (normal)
C. Kulit
D. Kepala
E. Mata
ikterik(-)
F.Telinga
G. Hidung
H. Mulut
I. Leher
pembesaran
kelenjar
tiroid
(-),
pembesaran
limfonodi
cervical(-),
J. Limfonodi :
Bentuk
normochest,
tidak
simetris,
Palpasi
Perkusi
intercostale
linea
sternalis dextra
Kesan : batas jantung kanan kesan melebar ke caudo lateral
Auskultasi
Pulmo
Inspeksi
Statis
Dinamis : pengembangan dada kanan = kiri, sela iga tidak melebar, retraksi
intercostal(-), retraksi supraklavikula(-).
Palpasi
Statis
:tidak simetris
Kiri
Auskultasi
Kanan
Kiri
L.Abdomen
Inspeksi
Palpasi
Extremitas inferior
Dextra
Edema
Akral dingin
Luka
Fungsi motorik
Fungsi sensorik
CRT
III.
5
N
< 2 detik
Sinistr
a
5
N
< 2 detik
5
N
<2 detik
Dextra
Sinistra
5
N
<2 detik
Gatal
Bekas Luka
PEMERIKSAAN PENUNJANG
A. Pemeriksaan Laboratorium
JENIS PEMERIKSAAN
HEMATOLOGI
RUTIN
Hb
HCT
AL
AT
AE
Golongan Darah
KIMIA KLINIK
Kolesterol Total
Trigliserida
B. EKG
- Left Ventrikel Hipertropi
IV.RESUME
TANGGAL
04 Nov 2014
12,7
33
10,8
261
4,55
B
04 Nov 2014
202
188
SATUAN
RUJUKAN
g/dl
103/l
103/l
106/l
13,5-17,5
33-45
4,5-11,0
150450
4.5-5,9
mg/dl
mg/dl
50-200
<150
Pasien meras nyeri dada sedikit berkurang jika istirahat dan tidak berkurang
oleh karena perubahan posisi dan cuaca. Pasien juga merasa pusing dan kaku leher
belakang (cengeng). Nyeri sulit dilokalisasi dan dalam. Pasien tampak gelisah dan
merasakan dada ampek seperti terindih beban berat. Nyeri biasanya hanya sekitar
kurang lebih 5 menit dan kambuh lagi jika aktifitas berat dan banyak pikiran. Saat
nyeri dada, pasien juga merasa jantungnya berdebar-debar, dan cepat lelah. Pasien
juga merasa kebas kesemutan pada lengan kiri hingga jari-jari saat nyeri dada berat.
Pasien memiliki riwayat tekanan darah tinggi sejak tiga tahun yang lalu
tetapi pasien tidak rutin kontrol. Pasien suka mengonsumsi makan berlemak seperti
jerohan dan gorengan sejak sepuluh tahun yang lalu, sekarang mulai dikurangi.
Pemeriksaan fisik menunjukkan: peningkatan tekanan darah 170/100, RR
104 x/menit, ictus cordis taraba di SIC VI LAAS, batas jantung kiri melebar ke
kaudolateral.
EKG
menunjukkan
LVH.
Pemeriksaan
laboratorium
V.
DAFTAR ABNORMALITAS
1. Anamnesis:
1. Nyeri dada sedikit berkurang dengan istirahat dan < 15 menit
2. Dada ampek dan panas
3. Jantung berdebar-debar
4. Badan cepat lelah dan lemas
5. Pusing dan kaku leher belakang
menunjukkan
2. Pemeriksaan fisik:
8. Peningkatan tekanan darah 170/100
9. Peningkatan RR 104 x/menit
10. Ictus cordis tampak dan taraba di SIC VI LAAS
11. Batas jantung kiri melebar caudolateral
Pemeriksaan penunjang:
12
13
VI.
Kolesterol
EKG
101,5
LVH
mg/dl
2. Abnormalitas 5,6,7,8,9,10,11,12,13
VII.
Etiologis : PJK
Hiperetensi Stage II
: IHD
A : IHD
E : PJK
IpDx
IpTx
: - O2 3 lpm
- Diet jantung 1700 kkal, yang mengandung garam < 5 gram/dl
- ISDN 1 x ? mg subling
- Atenol 1 x 1
- Mefinal 2 x
Ip Mx
Ip Ex
2. Problem 2
: Hipertensi Stage II
DD
: Myalgia, TTH
IpDx
IpTx
:-
Ip Mx
Captopril 2 x 25 mg
HCT 1 x ?? mg
Ip Ex
TINJAUAN PUSTAKA
I.
Kira-kira sepertiga seluruh kematian pada wanita disebabkan oleh penyakit arteri
koroner, sehingga PJK merupakan penyebab kematian yang biasa ditemukan pada wanita
sebagaimana halnya pada pria. Faktor risiko terpenting pada wanita adalah kesalahan
persepsi bahwa penyakit arteri koroner adalah bukan penyakit wanita, sehingga dianggap
lebih ringan atau kurang penting dibandingkan pada pria.2
II.
III.
pasok
arteri
koroner
tidak
mencukupi
kebutuhan,
akan
terjadi
Bagan 3.1. Faktor-faktor yang mempengaruhi supply dan demand oksigen miokard
Sumber : Ganz (2001)
Pengetahuan tentang patofisiologi aterosklerosis dan manifestasi klinis penyakit
arteri koroner berkembang dengan cepat. Abnormalitas metabolisme lipid atau kelebihan
asupan kolesterol dan lemak jenuh, khususnya jika terjadi superimposisi pada suatu
predisposisi genetik, memulai proses aterosklerosis.4
Tahap permulaan adalah fatty streak atau akumulasi lipid subendotel dan monosit
(makrofag) lipid-laden. LDL mengalami oksidasi in situ, yang mana hal ini menyebabkan
lipid ini lebih sulit untuk mobilisasi dan sitotoksik secara lokal.4,5
V.
tinggi, kadar kolesterol plasma lebih tinggi, kadar fibrinogen lebih tinggi, lebih banyak
yang menderita kegemukan, dan lebih banyak menderita diabetes dibanding pria
Memburuknya perbandingan LDL/HDL sesudah menopause mempercepat disfungsi
endotel. Menopause prematur (sebelum usia 45) akibat oovorektomi atau yang terjadi
secara alami telah diketahui dapat meningkatkan risiko PJK (Tabel 5.1.).7
Tabel 5.1. Koefisien regresi* faktor-faktor risiko kardiovaskuler khusus, untuk pria dan
wanita, usia 45-74 tahun, dari the Framingham Study, follow-up lebih dari 20 tahun.
7
VI.
Hipertensi
Prevalensi hipertensi pada wanita secara nyata meningkat dengan pertambahan
usia sehingga hampir 80% wanita yang berusia >75 tahun adalah hipertensi. Hipertensi
merupakan suatu risiko pernyakit arteri koroner yang tidak tergantung jenis kelamin, baik
pria maupun wanita dan akan memperkuat risiko jika dihubungkan dengan
hiperlipidemia, merokok, obesitas, dan diabetes. 9,10
Pengobatan dengan obat antihipertensi mengurangi mortalitas dan morbiditas
penyakit jantung dan stroke, efek ini paling nyata pada orang tua Penelitian prospektif
terhadap 119.963 wanita yang berusia 30-55 tahun dengan follow-up selama 6 tahun
menunjukkan bahwa wanita dengan hipertensi mempunyai risiko 3,5 kali lebih besar
(RR=3,5, 95% CI 2,8-4,5) untuk menderita PJK.10
Hipertensi terjadi pada lebih dari dua pertiga individu yang berusia di atas 65
tahun, dimana kelompok umur ini juga merupakan populasi dengan tingkat pengontrolan
tekanan darah paling rendah.xxxvii Tabel 6.1. memperlihatkan klasifikasi hipertensi bagi
usia 18 tahun keatas berdasarkan kriteria JNC 7 tahun 2003 :
Tabel 6.1. Klasifikasi tekanan darah untuk orang dewasa
VII.
Dislipidemia
The Scandinavian Simvastatin Survival Study (4S), suatu penelitian randomized
placebo-controlled yang dilakukan terhadap pria dan wanita yang menderita penyakit
arteri koroner, menunjukkan bahwa pemberian simvastatin menurunkan risiko penyakit
koroner yang lebih berat hingga sekitar 35% tanpa memperhatikan jenis kelamin.
Peningkatan kadar trigliserida tampaknya menjadi suatu prediktor tidak tergantung dari
penyakit arteri koroner pada wanita yang lebih tua.5
Pada suatu studi pendahuluan yang dilakukan Djanggan Sargowo (2002) yang
bertujuan untuk mengetahui peranan kadar trigliserida dan lipoprotein sebagai faktor
risiko PJK disimpulkan bahwa pada rasio LDL/HDL >5 terdapat perbedaan bermakna
antara penderita infark miokard dengan kontrol. Kadar trigliserida >250 mg/dl disertai
rasio LDL/HDL >5 dapat meningkatkan risiko PJK 5
Tabel 7.1. menunjukkan bahwa riwayat penyakit yang pernah atau sedang diderita serta
beberapa kondisi lain dapat berhubungan dengan abnormalitas lipoprotein yang dialami
saat ini. 5
TINJAUAN PUSTAKA
1. Kinsella K and Gist YJ. Gender and aging: mortality and health. Internasional Brief.
U.S.
2. Department of Commerce Economics and Statistics Administration. October 1998 :
1-7.
3. Stangl V et al. Coronary atherogenic risk factors in women. Eur Heart J.
2002;23:1738-1752.
4. Braunwald E. Unstable Angina. In: Heart Disease. 2001;36:1232-1237.
5. Massie BM and Amidon TM. Heart: coronary heart disease. In: Current Medical
Diagnosis & Treatment. 42nd Edition. Lange Medical Books/McGraw-Hill. 2003;10:
332-333.
6. Braunwald E. Acute myocardial Infarction. In: Heart Disease. 2001;35:1114-31.
7. Falk E and Fuster V. Atherogenesis and its determinants. In: Hursts: The Heart.
2001; 35:1065-93.
8. Kaplan NM and Stamler J. An overview of risk factors for cardiovascular disease. In:
Prevention of Coronary Heart Disease: Practical management of the risk factors.
1983; 1:1- 20.
9. Ganz P and Ganz W. Coronary blood flow and myocardial ischemia. In: Heart
Disease. 2001;34: 1087.
10. Jneid H & Thacker HL. Coronary artery disease in women: Different, often
undertreated. Review. Cleveland Clinic Journal of Medicine. Volume 68 Number 5.
2001; 441-448