Anda di halaman 1dari 29

II.

DEPOSIT RESIDU DAN PENGAYAAN


SUPERGEN
Deposit residu adalah deposit yang tertinggal/sisa, dan terdapat di atas batuan dasar.
Deposit bijih ini tertinggal sesudah proses pelapukan dan aksi
airtanah berlangsung pada batuan dasar tsb.
Proses pelapukan yang sangat intensif ini adalah proses pelapukan kimiawi, yang berlangsung pada daerah beriklim
tropis subtropis, dengan curah hujan yang sangat tinggi.
Dalam keadaan seperti ini, batuan menjadi lapuk dan menghasilkan tanah yang di dalamnya terkandung material-material yang tak-larut ; tanah seperti ini disebut tanah laterit.

Zat alam yang tak-larut dalam air adalah hidroksida besi


dan aluminium. Oleh karena itu, tanah laterit pada
umumnya mengandung kedua material tsb., yang pada
gilirannya akan menjadi sumber logam yang potensial.
Namun

demikian,

kebanyakan

laterit-besi,

tidak

mempu-nyai nilai ekonomi yang baik, sehingga sampai


saat ini be-lum menjadi bahan tambang penghasil besi
yang bernilai ekonomi.
Sebaliknya yang terjadi pada deposit laterit-aluminium
(di-sebut juga deposit bauksit), yang ternyata bernilai
ekonomi tinggi sebagai bahan tambang penghasil logam
aluminium.

Laterit lain yang juga bernilai ekonomi tinggi adalah

laterit nikel.
2.1 Deposit residu aluminium (residual deposits of
aluminium)
Suatu laterit dinamakan laterit bauksit jika material

utama-nya tersusun oleh hidroksida aluminium (AlOH).


Laterit ini adalah deposit utama yang menghasilkan

logam aluminium, suatu logam yang sangat banyak


dimanfaatkan dan luas penggunaannya. Tidak saja
sebagai penghasil lo-gam, bauksit juga dipakai dalam
industri non-metalurgi.

Dalam industri non-metalurgi, bauksit dipakai untuk


mem-buat refraktori, amplas, bahan kimia alumina,
dan dalam industri semen.
Dengan demikian, untuk keperluan yang seperti itu,
dibu-tuhkan bauksit yang memenuhi syarat kimia
tertentu, agar bauksit itu bernilai ekonomi tinggi.
Misalnya untuk refraktori, diperlukan bauksit yang
kan-dungan besinya sangat rendah ; demikian pula
dengan kan-dungan titanium, alkalis-alkalis, dan
tanah alkali.

Dalam manufaktur semen alumina tinggi, bauksit dipakai


sebagai bahan yang menggantikan lempung, atau serpih
dalam semen Portland, yang dicampurkan dengan batugamping. Seperti diketahui, semen alumina tinggi adalah
semen yang tahan terhadap korosi air laut.
Deposit bauksit sangat rentan terhadap erosi ; oleh
karena itu deposit ini lebih banyak dijumpai pada kala
pasca-Mesozoik.

Namun

demikian,

ada

juga

yang

berumur lebih tua, yaitu Paleozoik, seperti yang terdapat


di C.I.S. (?).
Pada umumnya deposit bauksit ditambang dengan
metode tambang terbuka.

Bauksit dapat dijumpai dalam 4 tipe deposit, yaitu :


1. Bauksit di ketinggian atau di tanah tinggi (high level or
upland bauxites).
Umumnya

terdapat

di

daerah

beriklim

tropis

subtropis.
Berupa lapisan yang terletak di atas dan menyelimuti
plato batuan sumber, yaitu batuan volkanik, atau
beku granitik, tebalnya dapat mencapai 30 m, seperti
yang di-temukan di Deccan Traps, India ; di selatan
Queensland ; Ghana, dan di Guinea.
2. Bauksit

tipe-peneplen

peneplain-type bauxites).

di

kerendahan

(low

level

Terdapat di daerah berpermukaan rendah yang


beriklim tropis, seperti di sepanjang pantai Amerika
Selatan, Australia, dan Malaysia.
Bertekstur

pisolitik,

umumnya

berkomposisi

buhmitan (boehmitic : mengandung mineral buhmit


sebagai mi-neral utama), dengan ketebalan < 9 m.
Lapisan deposit peneplen terletak di atas batuan
induk-nya, tetapi dipisahkan oleh lapisan lempung
kaolinitan, dan sering berasosiasi dengan horison
bauksit rombakan (detrital bauxite) yang merupakan
produk aktivitas marin, atau fluvial.

3. Bauksit karst.
Terdapat sebagai lapisan yang terhampar di atas
permu-kaan batugamping, atau batudolo karst yang
tidak rata.
Ke dalam deposit ini termasuk juga deposit yang
diketa-hui berumur tua, yaitu dari Devon Miosen
Tengah, yang ditemukan di daerah Mediteranian utara.
Deposit besar lain yang berumur Tersier, dijumpai di
Jamaika dan Hispaniola.
4. Bauksit sedimen atau terangkut.
Terbentuk karena erosi terhadap deposit bauksit yang
sudah ada, yang kemudian diendapkan kembali.

2.2 Deposit residu nikel (residual deposits of nickel)


Terbentuk karena pelapukan tropis terhadap batuan yang
kaya dengan unsur Ni yang sedikit, yaitu peridotit dan serpentinit, yang hanya mengandung Ni sebesar 0,25%.
Selama kedua batuan tsb mengalami lateritisasi, nikel berubah menjadi larutan, yang kemudian dengan cepat mengendapkan kembali baik sebagai mineral oksida besi dalam laterit, atau sebagai garnierit [(Ni,Mg) 3Si2O5(OH)4] dan
mineral filosilikat nikeliferus yang lain, di dalam batuan lapuk yang berada di bawah lapisan laterit.
Selain nikel, kobalt dapat pula terkonsentrasi dalam bentuk
wad.

Suatu

deposit

dapat

bernilai

ekonomi

jika

mengandung kadar Ni + Co berkisar dari 1 3%.


Di bawah ini akan diuraikan tentang deposit nikel yang
terdapat di New Caledonia, salah satu cebakan deposit
nikel terbesar di dunia. Seperti diketahui, hampir pada
sebagian besar daerah New Caledonia terhampar
batuan

ultrabasa,

yang

kebanyakan

telah

terserpentinisasi kuat. Gambar 9 memperlihatkan


gambaran mineralisasi nikel pada suatu lingkungan
yang khas, dan yang lebih rinci lagi terlihat pada
Gambar 10.

Gambar 9. Profil diagramatik peridotit yang memperlihatkan


perkembangan
deposit residu nikel di daerah New Caledonia
Gambar 9 memperlihatkan stratigrafi deposit residu nikel, dimulai dari
bawah ke atas, adalah : satuan peridotit terserpentinisasi sebagian,
zona garnierit, laterit nikeliferus berkadar rendah, dan terakhir adalah
lapisan ferricrete, yang merupakan permukaan peneplen Miosen. Di
sebelah kiri bu-kit datar ditemukan laterit angkutan yang tersebar
hingga ke laguna.

Gambar 9. Profil diagramatik peridotit yang memperlihatkan


perkembangan
deposit residu nikel di daerah New Caledonia
Catatan :
Ferricrete adalah lapisan endapan permukaan yang tersusun oleh
konglo-merat, kerikil, dan pasir, yang terakumulasi oleh oksida
besi, hasil kerja dari larutan perkolasi terhadap garam-garam besi.

Gambar 9. Profil diagramatik peridotit yang memperlihatkan


perkembangan
deposit residu nikel di daerah New Caledonia
Dari penampang tsb. dapat diketahui bahwa bijih nikel ditemukan
pada 3 la-pisan batuan, yaitu pada zona garnierit, laterit-nikel, dan
dalam endapan laterit angkutan (laterit hasil erosi terhadap laterit
yang sudah terbentuk, yang kemudian diendapkan kembali).

Gambar 10.
Penampang
yang
memotong
deposit
nikeliferus di New Caledonia
Dari gambar yang lebih
detil ini tampak bahwa bijih
nikel terdapat pada dua lapisan batuan, yaitu pada
zona lapukan batuan (pada
zona altered and partially
al-tered
peridotite
with
garnie-rite concentration),
dan zona laterit porian
yang terletak di atas zona
lapukan batuan.
Dalam
penambangannya, materialmaterial
tambang
akan
berupa campuran antara
kedua zona batuan tsb di
atas.

Gambar 10.
Penampang
memotong
nikeliferus
Caledonia

yang
deposit
di
New

Nikel pada deposit ini


da-pat dijumpai dalam
beberapa massa yang
berbeda,
seperti
berbentuk urat-urat, uraturat halus, atau kantongkantong
yang
kaya
garnierit, yang ter-dapat
dalam blok-blok batuan
ultrabasa yang belum
sem-purna terlapukkan,
dan dapat menerus ke
dalam celah-celah batuan
peridotit segar di bagian
bawah.

Gambar 10.
Penampang
memotong
nikeliferus
Caledonia

yang
deposit
di
New

Pada zona oksida besi


no-dular dapat ditemukan
se-jumlah
kantongkantong wad berisi kobalt
yang sangat ber-arti.

2.3 Pengayaan supergen (supergene enrichment)


Istilah pengayaan supergen lebih umum berkaitan dengan

pengayaan

penggunaan-nya

deposit
telah

sulfida,

diperluas

namun

dengan

saat

ini

memasukkan

proses yang sama ter-hadap bijih oksida atau karbonat dan


batuannya, sehingga menghasilkan bijih besi dan mangan.
Dalam pengayaan super-gen sulfida, metal-metal dibawa ke
bawah hingga mencapai zona bijih hipogen (zona bijih
primer), yang kemudian mengen-dap dan mengaya di sana ;
sedangkan dalam kasus bijih besi dan mangan yang
terutama terdapat sebagai material-material geng, akan
bergerak menjauh/keluar dengan meninggalkan
metal yang murni.

deposit

2.3.1 Pengayaan sulfida supergen (supergene sulphide


enrichment)
Dalam kasus ini, air permukaan masuk dan meresap ke dalam
singkapan tubuh bijih sulfida, mengoksidasi mineral-mineral bijih
dan menjadikan-nya larutan, yang kemudian melarutkan mineralmineral lain.
Pirit, mineral yang sangat umum terdapat dalam tubuh bijih sulfida,
akan teroksidasi dan terurai, menghasilkan hidroksida besi (limonit)
dan asam sulfat, melalui reaksi kimia sbb.:
2FeS2 + 15O + 8H2O + CO2 2Fe(OH)3 + 4H2SO4 + H2CO3
dan
2CuFeS2 + 17O + 6H2O + CO2 2Fe(OH)3 + 2CuSO4 + 2H2SO4 + H2CO3
Selanjutnya, proses pengayaan sulfida supergen akan dijelaskan
sbb. (perhatikan Gambar 11 berikut ini) :

Gambar 11. Sketsa diagramatik zonazona ubahan pada suatu


tubuh bijih sulfida atau urat
sulfida

Tubuh bijih sulfida/urat sulfida yang tersingkap di permukaan akan mengalami


ok-sidasi
akibat
kerja
oksigen dan air permukaan.
Proses oksidasi berlangsung
pada
zona
antara
permukaan muka airtanah,
karena
pada
zona
ini
sirkulasi
oksi-gen
dan
airtanah sangat aktif.
Hal pertama yang terjadi
ada-lah pelindian terhadap
mine-ral-mineral sulfida bijih
berka-dar
rendah,
yang
menghasil-kan
larutan
sulfat-logam.
Akibat pelindian, singkapan
urat tidak mengandung sulfida lagi, dan tersisalah
suatu massa cekung yang
berupa kuarsa berkarat
gosan atau tudung besi.

Gambar 11. Sketsa diagramatik zonazona ubahan pada suatu


tubuh bijih sulfida atau urat
sulfida

Larutan sulfat-sulfat logam


terus bergerak ke bawah,
ke-cuali
sulfat-besi
yang
karena teroksidasi terjadilah
presipi-tasi oksida ferik yang
me-nempel pada urat (
kuarsa berkarat).
Larutan sulfat-logam terus
bergerak ke bawah, namun
sebelum menembus muka
airtanah, reaksinya dengan
karbon
dioksida,
atau
dengan batuan karbonat
(yang
ber-urat
sulfida),
menyebabkan
presipitasi
tembaga sebagai malakhit
dan azurit, seng se-bagai
smitsonit,
dan
timbal
sebagai serusit ; serta beberapa mineral lain, yaitu : kuprit,
tembaga
nativ,
hemimor-fit, anglesit, dan
khrisokola.

Gambar 11. Sketsa diagramatik zonazona ubahan pada suatu


tubuh bijih sulfida atau urat
sulfida

Dengan cara inilah logamlogam terkonsentrasi membentuk deposit kaya-bijih.


Zona
ini
disebut
zona
penga-yaan oksidasi.
Dengan berlanjutnya larutan
sulfat-logam bergerak terus
ke bawah, melewati muka
airtanah dan masuk ke
dalam
zona
airtanah,
terjadilah
perubahan
suasana yaitu dari oksidasi
menjadi reduksi. Hal ini
disebabkan oleh airta-nah
yang pada umumnya kekurangan oksigen.
Dalam suasana reduksi ini
terbentuklah pengayaan sekunder tipe kedua, yang dikontrol oleh perbedaan afinitas logam-logam sulfida.

Gambar 11. Sketsa diagramatik zonazona ubahan pada suatu


tubuh bijih sulfida atau urat
sulfida

Tembaga berdaya afinitas


yang kuat terhadap sulfur,
dan hal ini ditunjukkan oleh
larutan
pembawa-tembaga
yang bereaksi dengan pirit
dan kalkopirit yang masih terdapat dalam bijih sulfida primer berkadar rendah, menghasilkan kovelit dan khalkosit
; terjadilah sulfida sekunder
yang sangat kaya akan tembaga. Dan zona ini disebut
zona pengayaan sulfida sekunder, yang terletak di atas
tubuh mineralisasi primer
(zona sulfida primer).
Pada zona pengayaan sulfida
sekunder berlangsung reaksi
kimia yang akan menghasilkan kovelit, anglesit, dan
khalkosit, dengan reaksi sbb.:

Reaksi kimia yang terjadi :


PbS + CuSO4 CuS + PbSO4
(kovelit + anglesit),
5FeS2 + 14CuSO4 + 12H2O
7Cu2S + 5FeSO4 + 12H2SO4
(khalkosit),
CuFeS2 + CuSO4 2CuS +
FeSO4 (kovelit).

Gambar 11. Sketsa diagramatik zonazona ubahan pada suatu


tubuh bijih sulfida atau urat
sulfida

Pada proses pengayaan sulfida


supergen,
peranan
muka airtanah sangatlah
besar dan penting dalam
menghasilkan deposit bijih
yang
besar.
Jika
permukaannya
konstan
saja, maka proses tidak
akan ber-jalan. Proses akan
berjalan dengan baik jika
secara
per-lahan
muka
airtanah berubah menjadi
semakin
dalam
aki-bat
erosi, atau karena aktifi-tas
tektonik.

Gambar 12. Penampang melintang


yang
melalui tubuh bijih di
Miami, Arizona,
memperlihatkan hubungan
antara
tubuh bijih berkadar
rendah
dan yang berkadar
tinggi,
serta posisi zona
pengayaan supergen (zona
kan-

Pengayaan
supergen
menjadi sangat penting
dalam
per-kembangan
suatu
deposit
tembaga
porfiri. Salah satu contoh
adalah tubuh bijih di distrik
Miami, Arizona (Gam-bar
12).
Di daerah ini dijumpai bijih
primer yang berkembang
di sepanjang zona kontak
gra-nit-sekis,
dengan
mineral
bi-jih
yang
terutama berkem-bang di
dalam sekis.
Dalam batuan yang belumkaya bijih ini, terdapat pirit,
khalkopirit, dan molibdenit,
dengan kandungan Cu =
1%. Pengayaan supergen
men-jadikan
kadar
Cu
meningkat menjadi 5%.

2.3.2 Pengayaan supergen banded iron formation


(supergene enrichment of banded iron
formation)
Kebanyakan cadangan besi dunia bersumber dari
tubuh

bijih

formasi

besi

berlapis

(B.I.F.)

yang

mengalami pengayaan se-cara alami.


Dengan keluarnya silika dari B.I.F. menyebabkan
kandungan besi meningkat 2 3 kali dari keadaan
awal.
Hal ini diperlihatkan oleh

deposit

bijih besi di

Brookman Iron Formation, Hamersley Basin, Australia


barat, yang mengan-dung besi dari 20 35%.

Juga pada tubuh bijih di Mount Tom Price, yang


meningkat menjadi

bijih

hematit berwarna

biru

kegelapan abu-abu, dengan kadar Fe berkisar dari


64 66%.
Sebagai agen yang berperan dalam peningkatan
kadar Fe adalah muka airtanah yang terus menurun.
Bagaimana peranan airtanah dalam pengayaan besi,
berikut penjelasannya dengan mengambil contoh
pada tubuh bijih di Cerro Bolivar, Venezuela, yang
merupakan daerah beriklim tropis dan berelif tinggi
(Gambar 13).

Gambar 13. Penampang melintang yang memotong tubuh bijih


besi di Cerro
Bolivar, Venezuela
Seperti telah disebutkan, tubuh bijih di Cerro Bolivar, Venezuela,
berada pada daerah beriklim tropis dengan relif yang tinggi
(berbukit-bukit), di mana airtanahnya muncul sebagai mata air di
lembah-lembahnya. Air tsb membawa kandungan silika sebesar
10,5 ppm dan besi 0,05 ppm, dengan pH rata-rata 6,1.

Gambar 13. Penampang melintang yang memotong tubuh bijih


besi di Cerro
Bolivar, Venezuela
Dari angka tsb tampak dengan jelas bahwa pengeluaran silika 200
kali lebih tinggi daripada besi, yang berarti selama silika keluar,
sementara besi akan tertinggal di belakang. Silika yang keluar dari
tubuh bijih akan meninggalkan rongga-rongga, yang kemudian
diisi oleh mineral besi, umumnya hematit.

Selain di Cerro Bolivar, deposit bijih yang setipe ditemukan juga di daerah Carajas, Brazil, dengan cadangan
berjumlah 1.251 Mt bijih, kandungan Fe rata-rata 66,13%,
kadar SiO2 hanya 1%, dan P = 0,038%.
2.3.3

Pengayaan

supergen

deposit

mangan

(supergene
enrichment of manganese deposits)
Proses pelapukan yang dalam, mirip dengan laterisasi,
dapat

menghasilkan

deposit

mangan

berkadar

tinggi.

Deposit besar seperti ini dijumpai di Postmasburg, Afrika


Selatan ; Groote Eylandt, Australia ; di Gabon, India, Brazil,
dan Ghana.

Anda mungkin juga menyukai