PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Kerangka konseptual merupakan acuan dan juga dalam pengembangan dalam
standar akuntansi dan solusi atas berbagai hal yang belum diatur dalam standar
tersebut. Kerangka konseptual yang dibahas akan terkait dengan proses perencanaan,
penganggaran, pengadaan barang dan jasa, realisasi anggaran, pelaporan, audit serta
pertanggungjawaban.
Kerangka konseptual akuntansi sektor publik merumuskan konsep yang
mendasari penyusunan dan pelaksanaan siklus akuntansi sektor publik. Konsep ini
meliputi perencanaan, penganggaran, realisasi anggaran, pengadaan barang dan jasa,
pelaporan, audit, serta pertanggungjawaban organisasi sector public seperti
pemerintah pusat, pemerintah daerah, partai politik, yayasan, lembaga swadaya
masyarakat, dan lembaga peribadatan.
Kerangka konseptual ini merupakan acuan dalam pengembangan standar
akuntansi dan solusi atas berbagai hal yang belum diatur dalam standar tersebut. Jika
terjadi pertentangan antara kerangka konseptual dan standar akuntansi, ketentuan
standar akuntansi itu diuji menurut unsur kerangka konseptual yang terkait. Dalam
jangka panjang, konflik semacam itu diharapkan dapat diselesaikan sejalan dengan
pengembangan standar akuntansi di masa depan.
1.2 Lingkup Kerangka Konseptual Akuntansi Sektor Publik
Sebagai sebuah siklus, akuntansi sector public terangkai dari proses
perencanaan, penganggaran, pengadaan barang dan jasa, realisasi anggaran,
pelaporan, audit serta pertanggungjawaban. Dengan demikian, pembahasan tentang
kerangka konseptual akuntansi sektor publik ini akan meliputi:
1.
Perencanaan publik
2.
Penganggaran publik
3.
4.
5.
6.
7.
Pertanggungjawaban publik
Kerangka konseptual ini membahas bagaimana perencanaan publik disusun
dan dilaksanakan. Perencanaan merupakan proses pertama dan sangat menentukan
keberhasilan proses selanjutnya. Sistem penganggaran adalah tatanan logis, sistematis
dan baku yang terdiri dari tata kerja, pedoman kerja dan prosedur kerja penyusunan
anggaran yang saling berkaitan. Jadi, proses penganggaran yang baik dan berkualitas
sangat menentukan keberhasilan serta akuntabilitas program.
Pembahasan selanjutnya adalah menyangkut realisasi anggaran. Sebagai tahap
pelaksanaan dari hasil proses sebelumnya, dibutuhkan mekanisme bagaimana agar
proses realisasi anggaran dilaksanakan dengan baik dan berkualitas. Pelaksanaan
realisasi anggaran diwujudkan dalam bentuk pengadaan barang dan jasa public,
sehingga proses ini merupakan pembahasan dalam kerangka konseptual. Proses
pengadaan barang dan jasa yang baik akan berdampak terhadap pencapaian efektifitas
dan efisiensi program.
Kerangka konseptual ini selanjutnya akan membahas pelaporan keuangan
sector public, yang terdiri dari pelaporan keuangan sector public, termasuk pelaporan
keuangan konsolidasi dan pelaporan kinerja. Laporan keuangan dan laporan kinerja
organisasi sector publik disusun serta disajikan sekurang-kurangnya setahun sekali
untuk memenuhi kepentingan sejumlah besar pemakai.
Laporan keuangan sektor publik dihasilkan dari proses pelaporan keuangan
dalam organisasi-organisasi sektor publik. Kerangka konseptual juga akan membahas
jalannya proses dan pelaksanaan audit sector publik yang berkualitas. Audit yang
berkualitas adalah proses pelaksanaan audit yang sesuai dengan standar yang berlaku.
Pertanggungjawaban merupakan proses terakhir dalam siklus akuntansi sektor publik
dan juga tahap terakhir dari penentuan ketercapaian atau ketidak tercapaian kualitas
program secara keseluruhan.
1.3. Rumusan Masalah
1. Bagaimana penyusunan atandar akuntansi keuangan sektor publik dalam tugasnya?
2. Bagaimana cara untuk mengetahui praktek akuntansi menurut prinsip akuntansi
yang berlaku umum?
3. Bagaimana Auditor, BPK dan Kap mengetahui apakah laporan keuangan dibuat
sesuai standar yang berlaku umum?
Bagaimana cara pemakai laporan kauangan untuk menafsirkan informasi yang
disajikan dalam laporan keuangan?
1.4 Tujuan Masalah
1.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
BAB III
LANDASAN HUKUM
keuangan
pemerintah
diselenggarakan
berdasarkan
peraturan
perundang-undangan
tentang
pelaksanaan
Anggaran
BAB IV
PEMBAHASAN
belanja
yang
ditetapkan
untuk
2. Anggaran
merupakan
menggambarkan
secara
langsung
pemerintah,
memadai
diperlukan
secara
langsung
bagi
untuk
pemerintah,
memeliharanya
bahkan
di
masa
mendatang.
10
11
dipenuhi
dengan
lebih
baik
dan
dalam
laporan
keuangan
untuk
keperluan
perencanaan,
12
Pemerintah pusat.
2.
Pemerintah daerah.
3.
Masing-masing
kementerian
negara/lembaga
di
lingkungan
pemerintah pusat.
4.
13
entitas
pelaporan
dalam
periode
pengelolaan,
pelaporan
sehingga
kepentingan
masyarakat.
3. Transparansi.
Memberikan informasi keuangan yang terbuka dan jujur kepada
masyarakat berdasarkan pertimbangan bahwa masyarakat memiliki hak
untuk
mengetahui
secara
terbuka
dan
menyeluruh
dipercayakan
kepadanya
dan
ketaatannya
pada
peraturan
perundang-undangan.
14
4. Keseimbangan.
Antargenerasi (intergenerational equity) Membantu para pengguna dalam
mengetahui kecukupan penerimaan pemerintah pada periode pelaporan
untuk membiayai seluruh pengeluaran yang dialokasikan dan apakah
generasi yang akan datang diasumsikan akan ikut menanggung beban
pengeluaran tersebut.
5. Evaluasi Kinerja.
Mengevaluasi kinerja entitas pelaporan, terutama dalam penggunaan
sumber daya ekonomi yang dikelola pemerintah untuk mencapai kinerja
yang direncanakan.
informasi
mengenai
kecukupan
penerimaan
15
mengenai
sumber
dan
penggunaan
sumber
daya
anggaran
lebih, surplus
deficit
Laporan
Operasional (LO), aset, kewajiban, ekuitas, dan arus kas suatu entitas
pelaporan.
16
keuangan
pemerintah
diselenggarakan
berdasarkan peraturan
perundang-undangan
tentang
pelaksanaan
Anggaran
jawab penuh.
sumber
Entitas
daya
bertanggung
di
melaksanakannya
jawab
atas
luar neracauntuk
18
1) Basis akuntansi.
2) Prinsip nilai historis.
3) Prinsip realisasi.
4) Prinsip substansi mengungguli bentuk formal.
5) Prinsip periodisitas.
19
6) Prinsip konsistensi.
7) Prinsip pengungkapan lengkap.
8) Prinsip penyajian wajar.
20
BAB V
KESIMPULAN
21