Anda di halaman 1dari 12

BAB I

PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Indonesia adalah negara tropis yang memiliki dua musim, yaitu musim penghujan dan
musim kemarau. Indonesia juga dikenal sebagai negara agraris dimana sector pertanian
menjadi ujung tombak perekonomian. Pada musim penghujan para petani relatif untuk mudah
melakukan perawatan bagi tanamannya, misal padi. Tapi pada musim kemarau dimana air
sulit didapat para petani harus mengakalinya dengan mencari sumber pengairan baru.atau
menanam tanaman yang relatif mudah perawatannya saat jumlah air terbatas, missal tanaman
jagung. Jagung termasuk dalam tanaman yang mudah perawatannya karena tidak terlalu
banyak membutuhkan air banyak.
Semua makhluk hidup dalam hidupnya mengalami proses perubahan biologis seperti
perubahan bentuk, ukur an, maupun volumenya termasuk tumbuhan jagung. Perubahan
tersebut terjadi disebabkan semua organisme tersebut mengalami pertumbuhan dan
perkembangan. Tumbuhan adalah makhluk hidup yang mempunyai ciri sebagaimana
makhluk hidup lainnya. Salah satu ciri tumbuhan adalah mengalami pertumbuhan dan
perkembangan. Pertumbuhan adalah pertambahan jumlah sel pada suatu organisme.
Pertumbuhan bersifat tidak dapat kembali (irreversible). Proses pertumbuhan biasanya diikuti
dengan pertambahan berat tubuh. Pertumbuhan diikuti dengan perkembangan yang
merupakan proses saling terkait. Pertumbuhan dan perkembangan tumbuhan diawali dengan
pertumbuhan bakal biji dan bakal buah .
Tahap berikutnya yaitu perkecambahan. tumbuhan yang telah mengalami
perkecambahan kemudian akan mengalami pertumbuhan sampai akhirnya menjadi tumbuhan
dewasa yang dapat menghasilkan biji kembali. Pertumbuhan pada tanaman dapat dilihat dari
makin besarnya suatu tanaman yang disebabkan oleh jumlah sel yang bertambah banyak dan
bertambah besar. Suatu kecambah akan tumbuh menjadi tanaman yang utuh. Selain tumbuh,
tanaman juga mengalami perkembangan, yaitu proses menuju kedewasaan secara seksual di
mana tanaman sudah siap untuk menghasilkan keturunan.
Faktor luar yang mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangan salah
satunya adalah suhu atau temperature. Suhu udara berpengaruh besar dengan kesuaian
tanaman yang akan dibudidayakan. Suhu pada prinsipnya adalah kandungan energy panas
pada suatu objek, dan bersumber dari radiasi matahari (solar energy) sehingga faktor suhu
sangat berkaitan dengan faktor radiasi cahaya matahari. Suhu dipermukaan bumi sangat
bervariasi oleh karena perbedaan tinggi tempat (altitude) dan letak lintang (latitude). Sebagai
contoh, suhu udara di padang pasir dapat mencapai 58 derajat celcius pada siang hari dan -40
derajat celcius di kutub.
Pertumbuhan tanaman ditentukan oleh aktivitas metabolism yang terkendali oleh
faktor lingkungan diantaranya suhu. Proses fotosintesis berjalan baik pada suhu sekitar 21
derajat celcius dan dalam kondisi demikian proses pembentukan glukosa relatif ancar
sehingga kesempatan untuk mengantarkan fotosintat keseluruh tubuh cukup tinggi. Namum
demikian, pada suhu yang relatif rendah kesempatan tersebut terhambat oleh ketersediaan
energi karena proses pembakaran atau respirasi pada suhu rendah akan menghasilkan energi
yang relatif kecil. Kita ambil contoh tumbuhan - tumbuhan dimana tanaman layaknya
mempunyai keinginan akan suhu tertentu, artinya tanaman itu tidak akan tumbuh dengan baik
bila syaratnya tidak terpenuhi, juga berpengaruh pada proses pematangan buah makin tinggi
suhu makin cepat proses pematangan buah. Dengan suhu yang tinggi benih benih akan
mengadakan metabolisme lebih cepat, akibatnya apabila benih benih di biarkan aatau di
1

tanam pada dataran atau tanaman tinggi maka daya kecambahnya akan turun. Jadi pada
tanaman juga ada suhu maksimum atau suhu optimum yag diinginkan.
B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana pengaruh suhu terhadap pertumbuhan primer tanaman jagung ?
2. Suhu yang manakah yang paling baik untuk pertumbuhan primer tanaman jagung ?
C. Tujuan Penelitian
1. Untuk mengetahui pengaruh suhu terhadap pertumbuhan primer tanaman jagung
2. Untuk mengetahui suhu yang manakah yang paling baik untuk pertumbuhanprimer
tanaman jagung
D. Manfaat Penelitian
1. Agar pembaca mengetahui pengaruh suhu terhadap pertumbuhan primer tanaman jagung
2. Agar pembaca mengetahui suhu yang manakah yang paling baik untuk pertumbuhan
primer tanaman jagung
3. Sebagai bahan referensi dalam laporan penelitian selanjutnya.

BAB II
2

LANDASAN TEORI

A. Pertumbuhan
Pertumbuhan adalah proses perubahan biologis yang terjadi pada makhluk hidup
meliputi perubahan ukuran berupa pertambahan tinggi, besarnya dan juga berat. Pertumbuhan
ini bersifat kuantitatif , artinya dapat diukur dan dilihat langsung. Alat yang dapat digunakan
untuk mengukur pertumbuhan pada tanaman disebut dengan auksanometer ( busur tumbuh ).
Pertumbuhan juga bersifat irreversibel, artinya tidak akan berubah kembali ke asal, karena
makhluk hidup yang sudah mengalami pertumbuhan tidak akan bisa mengecil kembali.
Pertumbuhan dibedakan menjadi 2 yaitu:
1. Pertumbuhan Primer
Pertumbuhan primer adalah pertumbuhan yang memanjang baik yang terjadi pada
ujung akar maupun ujung batang. Pertumbuhan primer pada ujung akar dan ujung batang
dapat dibedakan menjadi 3 daerah yaitu:
a. Daerah pembelahan sel, terdapat di bagian ujung akar. Sel-sel di daerah ini aktif
membelah (bersifat meristematik)
b. Daerah perpanjangan sel, terletak di belakang daerah pembelahan. Sel-sel di daerah ini
memiliki kemampuan untuk membesar dan memanjang.
c. Daerah diferensiasi sel, merupakan daerah yang sel-selnya berdiferensiasi menjadi selsel yang mempunyai fungsi dan struktur khusus.
1) Pertumbuhan pada Ujung Akar. Setelah proses perkecambahan, akan terbentuk
tanaman muda dan pertumbuhan selanjutnya akan ditentukan oleh aktivitas dari
jaringan meristem yang terdapat pada titik tumbuh. Jaringan meristem primer ini
terdapat pada ujung akar dan ujung batang yang sangat memungkinkan bertambah
tinggi atau panjangnya tanaman. Bagian yang paling cepat tumbuh terletak pada
daerah bagian belakang ujung akar, karena pada bagian ujung akar tersebut terdapat
tiga macam daerah titik tumbuh yaitu daerah pembelahan, daerah pemanjangan, dan
daerah diferensiasi. Semakin jauh dari ujung akar maka pertumbuhannya akan
semakin lambat, seperti tampak pada Gambar.

Zona Diferensiasi Sel

Zona Pemanjangan
Sel
Zona Pembelahan
Sel

Gambar 1.5 Sayatan memanjang ujung akar


2) Terlihat terdapat daerah pembelahan sel, daerah ini terdapat di bagian ujung. Selsel
pada daerah ini aktif membelah dan sifatnya tetap meristematik. Di belakang daerah
pembelahan merupakan daerah yang tiap selnya memiliki aktivitas untuk membesar
3

dan memanjang, daerah ini dinamakan daerah pemanjangan sel. Setelah sel-selnya
membelah dan memanjang maka sel-selnya akan terdiferensiasi menjadi sel-sel yang
memiliki struktur dan fungsi yang khusus. Daerah ini disebut sebagai daerah
diferensiasi. Kemudian sel-sel di belakang titik tumbuh akan membentang dan
terdiferensiasi menjadi jaringan-jaringan akar, yaitu epidermis, korteks, endodermis,
dan silinder pusat.
3) Pertumbuhan pada Ujung Batang. Sama seperti halnya akar, pada ujung batang juga
terdapat titik tumbuh. Titik tumbuh pada batang dilindungi oleh balutan bakal
daunnya. Pertumbuhan dan perkembangan sama dengan yang terjadi pada akar, yaitu
terdapat daerah pembelahan (meristematik), daerah pemanjangan, dan daerah
diferensiasi. Gambar memperlihatkan pada daerah meristematik terdapat titik
tumbuh (meristem apikal) dan bakal daun. Pada bagian atas daun tumbuh lebih
lambat dibandingkan dengan permukaan bawah daun, sehingga daun yang muda
akan melengkung di atas titik tumbuh. Pada daerah pemanjangan, sel-selnya akan
tumbuh membesar dan memanjang serta jaringan pembuluh sudah mulai tampak.
Pada daerah diferensiasi akan membentuk beberapa jaringan yaitu epidermis,
korteks, dan silinder pusat.

Gambar Penampang ujung batang


Setelah pertumbuhan tanaman muda hingga mencapai tanaman dewasa, proses
pertumbuhan tanaman tersebut melambat atau disebut periode perlambatan yang
ditandai dengan pertumbuhannya menjadi lambat atau bahkan sama sekali tidak terjadi
pertumbuhan. Pada periode tersebut, sebenarnya tumbuhan itu sedang memasuki masa
perkembangan menuju tanaman dewasa yang ditandai dengan tidak adanya
penambahan panjang atau ukurannya, tetapi sedang berkembang menuju pada
kedewasaannya.
2. Pertumbuhan sekunder
Pertumbuhan sekunder adalah pertumbuhan yang dapat menambah diameter batang.
Pertumbuhan sekunder merupakan aktivitas sel-sel meristem sekunder yaitu kambium dan
kambium gabus. Pertumbuhan ini dijumpai pada tumbuhan dikotil.

B. Tanaman Jagung
Jagung merupakan tanaman semusim (annual). Satu siklus hidupnya diselesaikan
dalam 80-150 hari. Paruh pertama dari siklus merupakan tahap pertumbuhan vegetatif dan
paruh kedua untuk tahap pertumbuhan generatif. Tinggi tanaman jagung sangat bervariasi.
Meskipun tanaman jagung umumnya berketinggian antara 1 m sampai 3 m, ada varietas yang
dapat mencapai tinggi 6 m. Tinggi tanaman biasanya diukur dari permukaan tanah hingga
ruas teratas sebelum bunga jantan (Anonim, 2007). Tanaman jagung merupakan tanaman
tingkat tinggi dengan klasifikasi sebagai berikut:
Kingdom
: Plantae
Divisio
: Spermatophyta
Sub divisio : Angiospermae
Class
: Monocotyledoneae
Ordo
: Poales
Familia
: Poaceae
Genus
: Zea
Spesies

: Zea mays L.

A. Morfologi Jagung
a) Batang
Batang jagung tidak berlubang seperti batang padi tetapi padat dan berisi berkasberkas pembuluh sehingga semakin memperkuat tegakan tanaman. Hal ini juga
didukung jaringan kulit yang keras dan tipis yang terdapat pada batang sebelah luar.
Secara umum, rata-rata tinggi tanaman berkisar antara 60-300 cm. Batang jagung
beruas pada bagian pangkal batang jagung beruas pendek dengan jumlah ruas berkisar
antara 8-21. jumlah ruas tergantung pada varietas jagung (anonim,1993).
b) Daun
Daun jagung memanjang dan keluar dari buku-buku batang. Jumlah daun terdiri
dari 8-48 helaian, tergantung varietasnya. Daun terdiri dari tiga bagian, yaitu kelopak
daun, lidah daun, dan helaian daun. Kelopak daun umumnya membungkus batang.
Antara kelopak dan helaian daun terdapat lidah daun atau disebut dengan ligula.
Permukaan daun tanaman jagung pada umumnya berbulu dan pada bagian bawah
permukaan daun tidak berbulu (Purwono dan Hartono,2006).
c) Sistem Perakaran
Sistem perakaran tanaman jagung terdiri atas akar-akar seminal, koronal, dan akar
udara. Akar-akar seminal merupakan akar-akar radikel atau akar primer ditambah
dengan sejumlah akar-akar lateral yang muncul sebagai akar adventif pada dasar pada
buku pertama di atas pangkal batang. Akar-akar seminal ini tumbuh pada saat biji
berkecambah. Akar koronal merupakan akar yang tumbuh dari bagian dasar pangkal
batang. Akar-akar ini tumbuh ke arah atas dari jaringan batang setelah plumula muncul.
Akar udara merupakan akar yang tumbuh dari buku-buku di atas permukaan tanah,
tetapi dapat masuk ke dalam tanah (Rukmana,2006).
d) Bunga

Jagung memiliki bunga jantan dan bunga betina yang terpisah dalam satu
tanaman. Bunga jantan tumbuh di bagian pucuk tanaman, berupa karangan bunga.
Serbuk sari berwarna kuning dan beraroma khas. Bunga betina tersusun dalam tongkol.
Tongkol tumbuh dari satu buku, di antara batang dan pelepah daun. Pada umumnya,
satu tanaman hanya dapat menghasilkan satu tongkol produktif meskipun memiliki
sejumlah bunga betina, beberapa varietas unggul dapat menghasilkan lebih dari satu
tongkol produktif. Bunga jantan jagung cenderung siap untuk penyerbukan 2-5 hari
lebih dini daripada bunga betina (Anonim, 2006).
e) Buah
Buah jagung terdiri atas tongkol, biji, dan daun pembungkus. Biji jagung
mempunyai bentuk, warna, dan kandungan endosperm yang bervariasi tergantung pada
jenisnya. Pada umumnya, biji jagung tersusun dalam barisan yang melekat secara lurus
atau berkelok-kelok dan berjumlah antara 8-20 baris biji. Biji jagung terdiri dari tiga
bagian utama, yaitu; a) pericarp yang merupakan lapisan tipis terluar pada biji, (b)
endosperm (82%) sebagai cadangan makanan, dan (c) embrio (11,6%) (Rukmana,
2006).
Jagung (Zea mays) merupakan salah satu bahan makanan pokok dunia setelah
gandum dan padi. Di Indonesia, jagung merupakan tanaman pokok kedua setelah padi.
Jagung juga sebagai sumber karbohidrat paling memenuhi syarat sebagai pengganti
beras, karena kalori jagung hampir sama dengan beras dan mempunyai protein yang
banyak. Kandungan Gizi Jagung per 100 gram bahan adalah:
Kalori
: 355,00 Kalori
Protein
: 9,20 gr
Lemak
: 3,90 gr
Karbohidrat : 73,70 gr
Kalsium
: 10,00 mg
Fosfor
: 256,00 mg
Ferrum
: 2,40 mg
Vitamin A : 510 SI
Vitamin B1 : 0,38 mg
Air
: 12,00 gr
C. Suhu
Suhu pada prinsipnya adalah kandungan energy panas pada suatu objek, dan bersumber
dari radiasi matahari (solar energy) sehingga faktor suhu sangat berkaitan dengan faktor
radiasi cahaya matahari.Suhu dipermukaan bumi sangat bervariasi oleh karena perbedaan
tinggi tempat (altitude) dan letak lintang (latitude). Sebagai contoh, suhu udara di padang
pasir dapat mencapai 58 derajat celcius pada siang hari dan -40 derajat celcius di kutub.
D. Suhu dan Tanaman Jagung
Suhu yang sesuai untuk tanaman jagung antara 21C 30C dengan suhu optimum
antara 23C 27C. Pada tumbuhan, perubahan suhu dapat mempengaruhi pertumbuhan,
fotosintesis, respirasi dan transpirasi. pada umumnya tumbuhan tidak dapat tumbuh dibawah
suhu 0oC dan diatas 45oC.
Pertumbuhan tanaman yang dipengaruhi oleh faktor eksternal seperti suhu akan pada
umumnya akan menunjukkan pengaruh yang besar terhadap pertumbuhannya. Setiap
tumbuhan memiliki adaptasi terhadap perubahan temperatur seperti tumbuhan tropis yang
peka terhadap temperatur tinggi namun tidak peka terhadap temperatur yang mencapai titik
beku (Shry & Reiley, 2011).
Suhu merupakan faktor lingkungan yang penting bagi tumbuhan karena berhubungan
dengan kemampuan melakukan fotosintesis, translokasi, respirasi, dan transpirasi. Tumbuhan
6

memiliki suhu optimum untuk dapat tumbuh dan berkembang. Suhu optimum merupakan
suhu yang paling baik untuk pertumbuhan tanaman secara ideal. Selain suhu optimum,
tanaman juga mempunyai suhu maksimum dan minimum yang bisa diterima olehnya. Suhu
maksimum merupakan suhu tertinggi yang memungkinkan tumbuhan masih dapat bertahan
hidup. Suhu minimum merupakan suhu terendah yang memungkinkan tumbuhan bertahan
hidup.
Temperatur atau suhu yang tinggi akan mempengaruhi kandungan air pada jaringan
tumbuhan . Strategi tumbuhan dalam menghadapi temperatur yang tinggi adalah dengan
meningkatkan proses transipasi (penguapan air yang umumnya melalui daun). Selain itu,
temperatur juga mempengaruhi kerja enzim dalam tubuh tumbuhan yang bekerja pada proses
metabolisme.
Temperature untuk pertumbuhan dan perkembangan setiap jenis tumbuhan berbedabeda. Temperature yang sesuai untuk pertumbuhan dan perkembangan tumbuhan tingkat
tinggi berkisar antara 0C hingga 45C. Temperature optimum untuk pertumbuhan jagung
(zea mays) berkisar antara 30C - 35C. Sebagian besar tumbuhan memerlukan temperature
sekitar 1038C untuk pertumbuhannya. Sebenarnya, temperature optimum pertumbuhan
dan perkembangan tumbuhan berkaitan dengan asal wilayah jenis tumbuhan tersebut.
Tumbuhan yang berasal dari wilayah tropis memerlukan temperatur yang relative lebih tinggi
dibandingkan tumbuhan yang berasal dari daerah sub-tropis atau kutub.
1. PENGARUH SUHU MINIMUM TERHADAP TANAMAN
Pada suhu rendah (minimum) pertumbuhan tanaman menjadi lambat bahkan
terhenti, karena kegiatan enzimatis dikendalikan oleh suhu. Suhu yang rendah akan
berakibat absorpsi air dan unsur hara terganggu, karena transpirasi meningkat. Apabila
kekurangan air ini terus-menerus tanaman akan rusak. Hubungan suhu yang rendah
dengan dehidrasi dalam jaringan tanaman adalah, apabila suhu rendah, viskositas air naik
dalam membran sel, sehingga aktivitas fisiologis sel-sel akar menurun. Di samping itu,
suhU yang rendah akan berpengaruh langsung terhadap populasi mikroba tanah. Laju
pertumbuhan populasi mikroba menurun dengan menurunnya suhu sampai di bawah 0 oC.
Sehingga banyak proses penguraian bahan organik dan mineral esensial dalam tanah yang
terhalang. Aktivitas nitrobakteria menurun dengan menurunnya suhu, sehingga proses
nitrifikasi berkurang.
Tanaman tropik memperlihatkan pertumbuhan yang terhambat pada suhu 20 oC, laju
pertumbuhan menurun dengan pesat menjelang suhu 10oC. Pada umumnya respirasi
menurun dengan menurunnya suhu dan menjadi cepat bila suhu naik. Pada suhu yang amat
rendah respirasi terhenti dan biasanya diikuti pula terhentinya fotosintesa. Kondisi ini
dapat diartikan tercapainya suhu vital. Suhu vital berbeda sedikit di atas titik beku.
Suhu rendah pada kebanyakan tanaman mengakibatkan rusaknya batang, daun
muda, tunas, bunga dan buah. Besarnya kerusakan organ atau jaringan tanaman akibat
suhu rendaah tergantung pada, keadaan air, keadaan unsur hara, morfologis dan kondisi
fisiologis tanaman.
2. Pengaruh Suhu Optimum terhadap Tanaman
Laju pertumbuhan tanaman berjalan pada kecepatan maksimum bila suhu berada
pada kondisi optimum (suitable), kalau faktor-faktor lain tidak menjadi pembatas (limiting
factor).
7

Dalam selang suhu minimum ke optimum, kecepatan pertumbuhan berbeda tidak


nyata kalau waktu cukup lama, tetapi kecepatan pertumbuhan bertambah tinggi bila
semakin dekat dengan suhu optimum. Sedangkan pada jarak suhu optimum ke suhu
maksimum, kecepatan pertumbuhan pada umumnya menurun, kecuali pada jenis tanaman
tertentu pertumbuhan berlangsung cepat. Pada suhu optimum, dan tanaman tidak stress air
suhu daun mengikuti suhu udara dan suhu akar akan mengikuti suhu tanah.
Urutan pengaruh suhu terhadap fungsi tanaman adaalah sebagai berikut:
a. Pertumbuhan
b. Pembelahan sel
c. Fotosintesa
d. Respirasi
Panas memberika energi untuk beberapa fungsi tanaman agar tanaman dapat
melaksanakan proses-proses fisiologisnya. Suhu juga mempengaruhi produk sintesa dan
metabolisme tanaman. Pada suhu rendah tanaman terangsang untuk membentuk
polysakarida lebih banyak, karena respirasi menurun. Hal ini tentu berkaitan dengan
kegiatan fotosintesa sebelumnya. Laju akumulasi karbohidrat akan lebih cepat bila suhu
semakin menurun menjelang panen.
Tanaman di daerah sedang (temperate), suhu optimum untuk fotosintesa lebih rendah
dibandingkan dengan suhu optimum untuk respirasi. Fotosintesa tanaman menurun
aktivitasnya bila suhu tidak favoraible. Menurut Leopold (1964), suhu optimum untuk
fotosintesa berkisar antara 10oC sampai 30oC, di atas atau di bawah suhu tersebut laju
fotosintesa berkurang, tetapi juga tergantung pada jenis tanaman.
Tanaman cepat tua bila suhu berada di atas suhu optimum pada tahap vegetatif,
tetapi apabila suhu tinggi pada fase menjelang panen pengaruh suhu tidak kentara. Seperti
telah disebutkan terdahulu bahwa hubungan linear antara suhu dengan beberapa proses
fisiologis dan morfologis tanaman hanya sampai batas suhu tertentu, atau hanya sampai
batas tercapainya suhu optimum.
3. Pengaruh Suhu Maksimum terhadap Tanaman
Laju respirasi dipengaruhi oleh suhu, respirasi rendah bahkan terhenti pada suhu 0 oC
dan maksimal pada suhu 30oC-40oC. Respon respirasi terhadap suhu tidak sama pada jenis
tanaman dan pada setiap tahap perkembangan tanaman. Pada tanaman tropis respirasi
maksimal terjadi pada suhu 40oC, dan tanaman daerah sedang respirasi maksimal 30 oC.
Suhu tinggi (di atas optimum) akan merusak tanaman dengan mengacau arus respirasi dan
absorpsi air. Bila suhu udara meningkat, laju transpirasi meningkat, karena penurunan
defisit tekanan uap dari udara yang hangat dan suhu daun tinggi, yang mengakibatkan
peningkatan tekanan uap air padanya. Kelayuan akan terjadi apabila laju absorpsi air
terbatas karena kurangnya air atau kerusakan sistem vaskuler atau sistem perakaran.
Tingkat kerusakan akibat suhu tinggi, lebih besar pada jaringan yang lebih muda, karena
terjadi denaturasi protoplasma oleh dehidrasi.

Pada saat pembentukan sel generatif, suhu tinggi mengakibatkan rusaknya sistem
pembelahan mitosis yang berlangsung dengan cytokinesis. Hal ini terlihat dengan adanya
kegagalan pembentukan biji, karena pollen grain yang terbentuk steril.
Pada suhu 45oC akan mengganggu aktivitas enzim, di antaranya enzim proteinase
dan enzim peptidase. Enzim proteinase berfungsi untuk merombak protein menjadi lipids.
Sedangkan enzim peptidase merombak peptids menjadi asam amino. Oleh karena itu tidak
berkecambahnya biji (terutama kedele dan jagung) pada suhu tinggi karena kegagalan
metabolisme biji yang disebabkan oleh kekurangan bahan dasar yakni asam amino,
( Jumin: 1992)

BAB III
METODE PENELITIAN

A. Tempat dan Waktu Penelitian


Tempat penelitian di rumah Mila Nur Azizah Jl. Sultan Hasanudin mulai tanggal
29 Agustus sampai 5 September 2013.
B. Alat dan Bahan
Alat
Bahan
1.Polybag 6 buah
1. Bibit jagung 6 bibit
2. penggaris
2.tanah humus
3.termometer
3.air secukupnya
4.alat tulis
5. sekrup kecil
6.buku catatan
C. Cara Kerja
1. Menyiapkan bibit jagung
2. Menyiapkan tanah
3. Mengisi 6 polybag dengan tanah kemudian ditanamkan bibit jagung
4. mengukur tinggi bibit jagung mula-mula
5. Menyiramnya
6. Menaruhnya di tempat yang berbeda ,pertama di kamar dengan suhu 27 derajat celcius
9

7. Kedua ditempatkan di kulkas suhu (6 derajat Celcius)


8. Ketiga ditempatkan di luar ruangan suhu (31 derajat celcius)
9. menyiram secara teratur
10. Mengamati dan mencatat perubahan yang terjadi
D. Variabel
1. Variabel bebas :
Suhu tempat penelitian tanaman jagung
Tanaman 1
: suhu 27o (kamar)
Tanaman 2
: suhu 6oC (kulkas)
Tanaman 3
: suhu 31oC (luar ruangan)
2. Variabel terikat : Pertumbuhan primer tanaman jagung
3. Variabel Terkontrol:
a) Jenis bibit jagung
b) Ukuran wadah
c) Media penanaman
d) Intensitas penyiraman

BAB IV
PEMBAHASAN
A. Tabel Hasil Pengamatan

B. Analisis Data
Dari data yang telah diperoleh, tumbuhan pada setiap suhu mengalami pertumbuhan.
Tetapi pada suhu optimallah (suhu 27C) tanaman mengalami pertumbuhan paling baik.
Sesuai dengan dasar teori, apabila suatu tanaman berada di suhu optimum, maka enzimenzim akan bekerja secara maksimal sehingga proses fotosintesis bekerja secara optimal. Ada
faktor-faktor yang mungkin berpengaruh pada pertumbuhan tanaman jagung seperti intensitas
cahaya yg berbeda, perbedaan kelembaban, dll.
Dan pada tanaman 2 pertumbuhannya agak terhambat karena tanaman tersebut
diletakkan di suhu yang tidak optimum. Begitu juga pada tanaman ketiga pertumbuhannya
juga terhambat karena tidak diletakkan di suhu optimum.

10

BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
Dari percobaan diatas dapat disimpulkan bahwa :
1. Tanaman jagung tumbuh paling baik pada suhu optimal
2. Pada suhu minimum, pertumbuhan jagung terjadi paling lambat
B. Saran

11

DAFTAR PUSTAKA
1. http://paretmesjed.blogspot.com/2011/04/pengaruh-suhu-terhadap-tanamanan.html
2. http://perpustakaancyber.blogspot.com/2012/11/pengaruh-suhu-terhadap-pertumbuhantanaman.html
3. http://birohmah.unila.ac.id/pengaruh-suhu-maksimum-terhadap-pertumbuhan-tanaman/
4. http://budisma.web.id/pengertian-pertumbuhan-primer.html
5. http://pagemenu.blogspot.com/2012/09/karakterisrik-dan-ciri-ciri-tanaman_29.html
6. http://www.tanijogonegoro.com/2013/01/mengenal-tanaman-jagung.html
7. http://budisma.web.id/pengaruh-faktor-luar-eksternal-terhadap-pertumbuhantumbuhan.html

12

Anda mungkin juga menyukai