Anda di halaman 1dari 4

M.

Riza Mahendratama
G1A013111
Charlotte Shelton (1998 : 1) menjelaskan tentang pengertian Quantum. Dalam buku
tersebut dituliskan sebagai berikut :
The word quantum literally means a quantity of something, mechanics refers to the
study of motion. Quantum mechanic is, therefore, the study of sub atomic particles in
motion. It is however, erroneous to think of these subatomic particle as quantities of
something. Subatomic particles are not material things, rather, they are probability
tendencies-energy with potentiality. The energy, as the term mechanics implies, is never
static. It is always in continous motion, uncceasingly changing from wave to particle and
particle to wave, forming the atoms and molecules that subsequently create a material
world. It is really quite amazing that those seemingly stable and stationary things we
observe in the material world ore composed solely of energy.
Kata quantum dalam literatur berarti banyaknya sesuatu, secara mekanik berarti studi
tentang gerakan. Jadi mekanika kuantum adalah ilmu yang mempelajari tentang partikelpartikel sub atom yang bergerak. Namun demikian kekeliruan berpikir tentang partikel sub
atom ini merupakan banyaknya benda. Partikel sub atom bukan merupakan kecenderungan
energi dengan potensial. Energi sebagai implikasi dalam istilah mekanika tidak pernah
statis. Energi selalu bergerak secara terus menerus, tidak pernah berhenti berubah dari
gelombang menjadi partikel dan dari partikel menjadi gelombang, membentuk atom-atom
dan molekul yang seterusnya membentuk dunia materi. Ini benar-benar hal yang
menakjubkan yang terlihat stabil dan statis, apabila kita cermati ternyata dunia materi ini
tersusun energi.

Bobbi DePorter dalam artikelnya yang berjudul The Impact of Quantum Learning
(http://www.newhorizons.org) atau (http://learningforum.com) menjelaskan pengertian
Quantum Learning (QL), sebagai berikut :
Quantum Learning is a Comprehensive model that covers both educational theory and

immediate classroom implementation. Into integrates research-based best practices in


education into a unified whole, making content more meaningful and relevant to students
lives.
Quantum Learning is about bringing joy to teaching and learning with ever-increasing
Aha moment of discovery. It help teachers to present their content a way that engages and
energizes students. This model also integrates learning and life skills, resulting in students
who become effective lifelong learners-resposible for their own education .

Quantum Learning adalah keseluruhan model yang mencakup kedua teori


pendidikan dan pelaksanaan di kelas dengan cepat. Ini menggambarkan praktek
dasar penelitian terpadu yang terbaik dalam pendidikan ke dalam keseluruhan, yang
membuat isi lebih bermakna dan relevan bagi kehidupan siswa.
Quantum Learning menjadikan mengajar dan belajar menjadi senang dengan
peningkatan Aha pada kegiatan penemuan. Ini membantu guru menampilkan isi
mereka yang merupakan sebuah jalan yang dapat menyertakan dan memberdayakan
siswa. Model ini juga memadukan belajar dan kecakapan hidup, menghasilkan

siswa-siswa sebagai pebelajar yang efektif selamanya-bertanggungjawab bagi


pendidikannya sendiri.
Quantum adalah interaksi yang mengubah energi menjadi cahaya ( Ary Nilandari
2005:5). Menurut Bobbi DePorter dan Mike Hernacki, bahwa Quantum Learning berakar
dari upaya Dr. Georgi Lozanov, seorang pendidik berkebangsaan Bulgaria yang
bereksperimen dengan apa yang disebutnya dengan suggestology atau suggestopedia
(yang menurut sebagian orang memicu seluruh gerakan Accelerated Learning). Prinsipnya
adalah bahwa sugesti dapat dan pasti mempengaruhi hasil situasi belajar, dan setiap detail
apa pun memberikan sugesti positif ataupun negatif. Beberapa teknik yang digunakannya
untuk memberikan sugesti positif adalah mendudukkan murid secara nyaman, memasang
musik latar di dalam ruang kelas, meningkatkan partisipasi individu, menggunakan posterposter untuk memberikan kesan besar sambil menonjolkan informasi, dan menyediakan
guru-guru yang terlatih baik dalam seni pengajaran sugesti (Alwiyah Abdurrahman
2005:14).
Istilah yang hampir dipertukarkan dengan sugestology adalah percepatan belajar
(accelerated learning). Permercepatan belajar didefinisikan sebagai memungkinkan siswa
untuk belajar dengan kecepatan yang mengesankan, dengan upaya yang normal, dan
dibarengi kegembiraan. Cara ini menyatukan unsur-unsur yang secara sekilas tampak tidak
mempunyai persamaan : hiburan, permainan, warna, cara berpikir positif, kebugaran fisik,
dan kesehatan emosional. Namun semua unsur ini bekerja sama menghasilkan pengalaman
belajar yang efektif.(DePorter & Hernacki dalam Alwiyah Aburrahman, 2000:14)
Dave Meier mengemukakan bahwa Accelerated Learning adalah filosofi kehidupan
dan pembelajaran yang terpadu, mengupayakan demekanisasi dan membuat belajar
menjadi manusiawi kembali menempatkan pembelajar tepat di pusat, serta menjadikan
pengalaman bagi seluruh tubuh, seluruh pikiran, dan seluruh pribadi. Tegasnya
Accelerated Learning adalah hasil yang dicapai, bukan metode yang digunakan. (Rahmani
Astuti, 2005 : 34-38)
Quantum Learning mencakup aspek-aspek penting dalam program neurolinguistik
(NLP), yaitu suatu penelitian tentang bagaimana otak mengatur informasi. Program ini
meneliti hubungan anatara bahasa dan perilaku dan dapat digunakan untuk menciptakan
jalinan pengertian antara siswa dan guru. Para pendidik dengan pengetahuan NLP
mengetahui bagaimana menggunakan bahasa yang positif untuk meningkatkan tindakantindakan positif, merupakan faktor penting untuk merangsang fungsi otak yang paling
efektif. Semua ini dapat pula menunjukkan dan menciptakan gaya belajar terbaik dari
setiap orang, dan menciptakan pegangan dari saat-saat keberhasilan yang meyakinkan.
Quantum Learning didefinisikan sebagai interaksi-interaksi yang mengubah energi
menjadi cahaya. Semua kehidupan adalah energi. Rumus fisika yang terkenal dalam fisika
quantum adalah Massa kali kecepatan cahaya kuadrat sama dengan Energi. Dan ditulis
sebagai E = mc2.
Tubuh manusia secara fisik adalah materi, sebagai pelajar, tujuannya adalah untuk
meraih sebanyak mungkin cahaya, interaksi, hubungan, inspirasi agar menghasilkan energi
cahaya. Quantum Learning menggabungkan sugestology, teknik pemercepatan belajar, dan
NLP dengan teori, keyakinan, dan metode kami sendiri. Termasuk diantaranya konsepkonsep kunci dari berbagai teori dan strategi belajar lain, seperti : (1) teori otak kanan/kiri,
(2) teori otak triune (3 in 1), (3) pilihan modalitas (visual, Audotorial, kinestetik), (4) teori

kecerdasan ganda, (5) pendidikan holistic (menyeluruh), (6) belajar berdasarkan


pengalaman, (7) belajar dengan symbol (Metaphoric learning), (8) simulasi/permainan.
Seperti disebutkan di atas pada bagian latar belakang, bahwa untuk
melaksanakan/praktek pembelajaran Metode Quantum Learning adalah menggunakan
Model Quantum Teaching. Quantum Teaching adalah orkestrasi bermacam-macam
interaksi yang ada di dalam dan di sekitar momen belajar. Interaksi-interaksi itu mencakup
unsur-unsur untuk belajar efektif yang mempengaruhi kesuksesan siswa. Interaksiinteraksi ini mengubah kemampuan dan bakat alamiah siswa menjadi cahaya yang akan
bermanfaat bagi mereka sendiri dan bagi orang lain. (De Porter, 1999 : 5).
Sejalan dengan itu menurut Ausubel dalam Ismail (1998 : 4.17) disebutkan bahwa
belajar menjadi bermakna (meaningful) jika informasi yang hendak dipelajari disusun
sesuai dengan struktur kognitif yang telah dimiliki siswa, dengan informasi yang telah
dimilikinya, dengan demikian anaka akan menghubungkan informasi baru tersebut dengan
informasi yang telah dimilikinya.
Mulyasa (2005:69) mengatakan, pembelajaran merupakan suatu proses yang
kompleks dan melibatkan berbagai aspek yang saling berkaitan. Oleh karena itu, untuk
menciptakan pembelajaran yang kreatif, dan menyenangkan diperlukan berbagai
keterampilan, yaitu keterampilan membelajarkan atau keterampilan mengajar.
Keterampilan mengajar merupakan kompetensi profesional yang cukup kompleks, sebagai
integritas dari berbagai kompetensi guru secara utuh dan menyeluruh.
Menurut De Porter dalam Ary Nilandari (2000:6) Quantum teaching bersandar pada
konsep Bawalah Dunia Mereka ke Dunia Kita, dan Antarkan Dunia Kita ke Dunia
Mereka. Ini adalah Asas Utama sebagai alasan dasar di balik strategi, model, dan
keyakinan Quantum Teaching. Maksudnya untuk mendapatkan hak mengajar, seorang
guru harus membuat jembatan autentik memasuki kehidupan murid sebagai langkah
pertama. Setelah kaitan itu terbentuk bawalah mereka ke dunia kita sehingga siswa dapat
membawa apa yang dipelajari ke dalam dunianya dan menerapkannya pada situasi baru.
Quantum Teaching juga memiliki 5 prinsip, atau kebenaran tetap. Serupa dengan
Asas Utama Bawalah Dunia Mereka ke Dunia Kita, dan Antarkan Dunia Kita ke Dunia
Mereka. Prinsip-prinsip ini mempengaruhi seluruh aspek Quantum Teaching. Prinsipprinsip tersebut adalah (1) segalanya berbicara, (2) Segalanya bertujuan, (3) pengalaman
sebelum memberi nama, (4) akui setiap usaha, (5) jika layak dipelajari, maka layak pula
dirayakan.
Model Quantum Teaching hampir sama dengan sebuah simfoni, yaitu ada banyak
unsur yang menjadi faktor pengalaman musik. Unsur-unsur itu dibagi menjadi dua
kategori yaitu konteks dan isi. (De Porter 2000 : 8). Konteks adalah latar untuk
pengalaman. Konteks merupakan keakraban ruang orkestra itu sendiri (lingkungan),
semangat konduktor dan para pemain musiknya (suasana), keseimbangan instrument dan
musisi dalam bekerja sama (landasan), dan ineterpretasi sang maestro terhadap lembaran
musik (rancangan). Unsur-unsur itu berpadu dan menciptakan pengalaman musik.
Sedangkan isi adalah bentuk penyajian. Anggapan bahwa lembaran musik itu sendiri
sebagai isi-isi, not-not nyata pada sebuah halaman, yang lebih dari sekedar not-not pada
sebuah halaman. Salah satu unsur isi adalah bagaimana tiap frase musik dimainkan. Isi
juga meliputi fasilitasi ahli sang maestro terhadap orkestra, memanfaatkan bakat setiap
pemain musik dan potensi setiap instrumen.

Dalam proses pembelajaran unsur-unsur yang terdiri dari suasana, lingkungan,


landasan, rancangan, penyajian dan fasilitasi disusun sedemikian rupa sehingga dapat
menciptakan kesuksesan belajar siswa. Konteks menata panggung belajar mempunyai
empat aspek yaitu :
1. Suasana
Suasana kelas mencakup bahasan yang dipilih, cara menjalin simpati dengan siswa, dan
sikap guru terhadap sekolah serta belajar. Suasana yang penuh kegembiraan, akan
membawa kegembiraan pula dalam belajar.
2. Landasan.
Kerangka kerja yaitu tujuan, keyakinan, kesepakatan, kebijakan, prosedur, dan aturan
bersama yang memberi guru dan siswa sebuah pedoman untuk bekerja dalam komunitas
belajar.
3. Lingkungan
Adalah cara guru menata ruang kelas meliputi pencahayaan, warna, pengaturan meja dan
kursi, tanaman, musik, dan semua hal yang mendukung proses belajar.
4. Rancangan.
Penciptaan terarah unsur-unsur penting yang dapat menumbuhkan minat siswa, mendalami
makna, dan memperbaiki proses tukar-menukar informasi.
Quantum Teaching memodelkan filosofi pengajaran dan strateginya dengan
Kerangka Rancangan Belajar yang dikenal dengan TANDUR. TANDUR adalah sebuah
makna dari Kerangka Rancangan Belajar Quantum Teaching yaitu T (tumbuhkan), A
(alami), N (namai), D (demonstrasikan), U (ulangi) dan R (rayakan).
Minat seseorang timbul tidak secara tiba-tiba/spontan, melainkan timbul akibat dari
partisipasi, pengalaman, kebiasaan pada waktu belajar atau bekerja. (Sairan, 2003 : 16).
Oleh sebab itu, minat akan selalu berkaitan dengan kebutuhan atau keinginan. Dalam
pembelajaran model Quantum Teaching yang penting adalah bagaimana menciptakan
kondisi tertentu agar siswa itu selalu butuh dan ingin terus belajar.
Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan oleh Sairan (2003 : 19), bahwa
penerapan prinsip pembelajaran Quantum Teaching dapat meningkatkan minat belajar
siswa, meningkatkan ketuntasan belajar siswa, dan menjadikan suasana kelas belajar lebih
menarik dan menyenangkan.
Menurut Michael Gazzaniga dalam Ary Nilandari (2005:7) mengemukakan, bahwa
dorongan biologis alamiah itu sederhana, kemampuan atau keterampilan baru akan
berkembang jika diberikan lingkungan model yang sesuai (De Porter, 2000 : 11). Disini
berarti guru harus mampu menciptakan lingkungan model yang sesuai dengan situasi.
Sumber: http://sunartombs.wordpress.com/2009/03/09/pengertian-quantum-learning/

Anda mungkin juga menyukai