Anda di halaman 1dari 1

JAKARTA, KOMPAS.

com Wakil Ketua Komisi Yudisial Imam Anshori Saleh


mengungkapkan, kasus mantan Ketua Komisi Pemberantasan Korupsi Antasari Azhar penuh
dengan rekayasa.
Ini terlihat dari beberapa fakta, seperti direkamnya beberapa pertemuan Antasari dengan Sigit
Haryo Wibisono serta dengan Rani Juliani. Waktu di kamar dengan Rani, HP-nya dihidupkan
untuk dipantau suami. Mana ada suami umpankan istri kalau bukan rekayasa, ujar Imam, Selasa
(6/9/2011) malam.
Menurut Imam, ada kemungkinan pula hakim yang menangani perkara tersebut menjadi bagian
dari rekayasa yang sebenarnya dimaksudkan untuk menghancurkan Antasari dan KPK.
Imam mengistilahkan adanya tangan-tangan tersembunyi yang mengatur kasus ini mulai dari
tingkat penyelidikan hingga pengadilan. Di Indonesia, hakim diatur itu bukan hal yang baru
lagi. Beberapa yang tertangkap tangan terima sogokan itu kan diatur dengan uang. Bisa pula
diatur dengan iming-iming jabatan oleh atasannya atau fasilitas yang lain, ujar Imam.
Sekadar informasi, hakim kasus Antasari di pengadilan tingkat pertama (Pengadilan Negeri
Jakarta Selatan) telah mendapatkan promosi menjadi hakim tinggi.
Salah satunya, Harry Swantoro, yang bertindak sebagai ketua majelis hakim, telah menjadi
hakim tinggi Pengadilan Tinggi Denpasar. Padahal, tambah Imam, KY menganggap ketiga
hakim tersebut tidak profesional. KY bahkan merekomendasikan pemberhentian sementara
selama enam bulan terhadap ketiga hakim tersebut.
MA malah terkesan protektif, melindungi hakimnya. Mestinya MA fair, rekomendasi diterima
dan beri kesempatan hakim bela diri di depan Majelis Kehormatan Hakim (MKH). Itu lebih fair,
menandakan MA setuju hakim diuji profesionalitasnya, kata Imam.
Sebagai catatan, kasus Antasari mencuat kembali setelah KY menemukan adanya pelanggaran
kode etik oleh hakim PN Jaksel. Hakim dinilai telah mengabaikan alat bukti berupa keterangan
ahli teknologi informasi dari Institut Teknologi Bandung, Agung Haryoso, serta ahli forensik,
Mun'im Idries.
Ahli TI mengungkapkan bahwa pesan singkat (SMS) yang dikirimkan ke Nasrudin tidak berasal
dari telepon seluler Antasari.
Sementara Mun'im Idries mengemukakan tentang ukuran luka dan anak peluru yang masuk ke
tubuh korban. Antasari yang dihukum 18 tahun penjara oleh MA melalui putusan kasasinya
kemarin telah mengajukan peninjauan kembali (PK).

Anda mungkin juga menyukai