Sistem filsafat yaitu kumpulan atau kesatuan pemikiran/ ajaran yang
saling berhubungan dan mampu menjangkau seluruh realitas yang ada,
mencakup pemikiran teoritis, tentang realitas adanya Tuhan, manusia, dan alam semesta. Pancasila dikatakan sebagai sistem filsafat, karena didalamnya terdapat nilai-nilai ketuhanan (theology), nilai-nilai manusia (antrophology), nilai kesatuan (metafisika, yang berhubungan dengan pengertian hakekat satu), kerakyatan (hakikat demokrasi ), dan keadilan (hakikat keadilan). Pragmatisme adalah aliran filsafat yang mengajarkan bahwa yang benar adalah segala sesuatu yang membuktikan dirinya sebagai benar dengan melihat kepada akibat-akibat atau hasilnya yang bermanfaat secara praktis. Dengan demikian, bukan kebenaran objektif dari pengetahuan yang penting melainkan bagaimana kegunaan praktis dari pengetahuan kepada individu-individu. Pancasila sebagai sistem filsafat menurut aliran pragmatisme dapat diartikan bahwa semua nilai-nilai yang terkandung dalam pancasila memang benar sesuai dengan asas bangsa. Hal ini dapat diketahui dalam pengamalan kehidupan sehari-hari yang merupakan refleksi dari nilai-nilai pancasila tersebut. Apabila bangsa Indonesia dapat menjalankan dan mengamalkan pancasila dengan sebenar-benarnya, maka sudah barang tentu nilai-nilai pancasila tersebut sudah didapatkan. Pengamalan ini merupakan akibat atau buah dari nilai-nilai pancasila tersebut yang merupakan sistem filsafat.
(Judul : Pancasila sebagai sistem filsafat Indonesia. Pengarang : Emmy
Simarmata. Penerbit :Departemen Pendididkan [i.e. Pendidikan] dan Kebudayaan, Sekolah Tinggi Seni Indonesia Bandung, 1999,Tebal 66 halaman)