Anda di halaman 1dari 20

Bleaching

Suatu
tahap
proses
pemurnian
untukmenghilangkan zat-zat warna yang tidak
disukai dalam minyak. Pemucatan inidilakukan
dengan cara fisika yang menggunakan berbagai
absorben, seperti tanah serap( fuller earth ),
lempung aktif (activated clay) dan arang aktif
atau dapat juga menggunakan bahan kimia.

Bleaching
Pemucatan
Minyak
dengan
Menggunakan
Adsorben

Pemucatan
minyak
dengan
bahan
kimia

1. Pemucatan Minyak dengan Menggunakan Adsorben

Pemucatan minyak menggunakan adsorben


umumnya dilakukan dalam ketel yang dilengkapi
dengan pipa uap. Minyak yang akan dipucatkan
dipanaskan pada suhu sekitar 105C, selama 1
jam. Penambahan adsorben dilakukan pada saat
minyakmencapai suhu 70-80C, dan jumlah
adsorben kurang lebih sebanyak 1,0-1,5 persen
dari berat minyak.

Macam-macam Adsorben

1. Bleaching Clay (bleaching earth)


2. Arang (Bleaching Carbon)
3. Arang Aktif(Aktivated Carbon)

1. Bleaching Clay (bleaching


earth)

Bahan pemucat ini merupakan sejenis tanah liat


dengan komposisi utama terdiri dari SiO2,
Al2O3, air terikat serta ion kalsium, magnesium
oksida dan besi oksida. Jumlah adsorben yang
dibutuhkan untuk menghilangkan warna minyak
tergantung dari macam dan tipe warna dalam
minyak dan sampai berapa jauh warna tersebut
akan dihilangkan.

2. Arang (bleaching carbon)

Arang merupakan bahan padat yang berporipori dan pada umumnya diperoleh dari hasil
pembakaran
kayu
atau
bahan
yang
mengandung unsur karbon. Arang mempunyai
daya adsorbsi yang rendah terhadap zat
warna dan daya adsorbsi tersebut dapat
diperbesar dengan cara mengaktifkan arang
menggunakan uap atau bahan kimia. Komposisi
kimia arang kayu keras yakni terdiri atas air,
bahan menguap, abu,fixed carbon.

3. Arang aktif (aktivated


carbon)

Aktivasi
karbon
bertujuan
untuk
memperbesar luas permukaan arang dengan
membuka pori-pori yang tertutup, sehingga
memperbesar kapasitas adsorbsi terhadap zat
warna. Pori-pori dalam arang biasanya diisi oleh
tar, hidrokarbon, dan zat-zat organik lainnya
yang terdiri dari fixed carbon, abu, air,
persenyawaan yang mengandung nitrogen dan
sulfur.

2. Pemucatan Minyak dengan Bahan Kimia

Cara pemucatan ini banyak digunakan terhadap


minyak untuk tujuan bahan pangan (edible fat),
karena pemucatan secara kimia lebih baik
dibandingkan
dengan
menggunakan
adsorben.
Keuntungan penggunaan bahan kimia sebagai bahan
pemucat adalah karena hilangnya sebagian minyak
yang dapat dihindarkan dan zat warna diubah
menjadi zat tidak berwarna, yang tetap tinggal
dalam minyak. Kerugiannya ialah karena kemungkinan
terjadi reaksi antara bahan kimia dan trigliserida,
sehingga menurunkan flavorminyak.

a.Pemucatan dengan cara oksidasi

Oksidasi terhadap zat warna akan mengurangi kerusakan


trigliserida, akan tetapi asam lemak tidak jenuh cenderung
membentuk peroksida atau drying oil karena proses oksidasi dan
polimerisasi. Bahan kimia yang digunakan sebagai bahan pemucat
adalah persenyawaan peroksida dikromat, ozon, klorin dan
klorin dioksida.

b. Pemucatan dengan dikromat dan asam

Bahan kimia yang digunakan ialah natrium atau kalium


dikromat dalam asam mineral (an-organik). Reaksi antara
dikromat dan asam akan membebaskan oksigen.Oksigen
bebas bereaksi dengan asam klorida (HCl) akan
menghasilkan klor (Cl2) yang berfungsi sebagai bahan
pemucat, dengan reaksi sebagai berikut:
Na2Cr2O7+ 4 H2SO
4H2O + 3O
Na2Cr2O7+ 8HCl
3 O + 6 HCl

NaSO4 + Cr2(SO4)3+
Atau
2 NaCl + 2CrCl3+ 4 H2O + 3O
3 H2O + 3 Cl2

setelah pereaksi ditambahkan, selanjutnya


diaduk. Zat warna akan mengendap setelah
pengadukan dihentikan. Pada umumnya warna
ungu dalam minyak tidak dapat hilang, sehingga
cara pemucatan dikromat banyak digunakan
terhadap minyak untuktujuan pembuatan sabun.

c. Pemucatan dengan Pemanasan

Pemanasan minyak dalam ruangan vakum pada suhu relatif


tinggi, mempunyai pengaruh pemucatan. Cara ini kurang
efektif terhadap minyak yang mengandung pigmen klorofil.
Sebelum dilakukan pemanasan, sebaiknya minyak terlebih
dahulu dibebaskan dari ion logam terutama ion besi, sabun
(soap stock) dan hasil-hasil oksidasi seperti peroksida, karena
pemanasan terhadap bahan-bahan tersebut merupakan
katalisator dalam proses oksidasi.

d. Pemucatan dengan cara reduksi

Pemucatan dengan cara reduksi kurang efektif karena


warna yang hilang dapat timbul kembali jika minyak tersebut
terkena udara. Bahan kimia yang dapat mereduksi zat warna
terdiri dari garam-garam natrium bisulfit atau natrium
hidrosulfit yang dikenal dengan nama blankite. Pemakaian
zat pereduksi ini biasanya dicampur dengan bahan kimia lain
dengan perbandingan tertentu. Sebagai contoh ialah
penggunaan campuran larutan natrium bisulfit 1,0 - 1,5 %
dan larutan asam sulfat.

Kelebihan dan Kelemahan Proses Pemucatan

1.Kelemahan dan kelebihan proses pemucatan


dengan adsorben
Adanya kehilangan minyak dan daya
pemucatannya kurang bagus jika dibandingkan
dengan proses kimia. Kelebihannya tidak ada
reaksi samping antara adsorben dan minyak,
karena adsorben hanya bertindak sebagai
zatpenyerap.

2.Kelemahan dan kelebihan proses pemucatan dengan


bahan kimia.
Kelemahannya adanya kemungkinan terjadinya reaksi
antara bahan kimia dan trigliserida sehingga menurunkan
flavorminyak. Kelebihan penggunaan bahan kimia dapat
menghindari hilangnya sebagian minyak dan zat warna
dapat dihilangkan menjadi zat tidak berwarna.

Deodorisasi
Suatu tahap proses pemurnian minyak yang
bertujuan untukmenghilangkan bau dan rasa
(flavor) yang tidak enak dalam minyak. Prinsip
proses deodorisasi yaitu penyulingan minyak
dengan uap panas dalam tekanan atmosfir atau
keadaan vakum.

Flavor dalam Minyak

Senyawa yang menimbulkan flavor dalam minyak terdiri dari dua


golongan,yaitu flavor alamiah (natural flavor) dan flavor yang
dihasilkan dari kerusakan minyakatau bahan yang mengandung minyak.

a. Flavor Alamiah (natural flavor)


Flavor tersebut secara alamiah terdapat dalam
bahan yang mengandung minyakdan ikut terekstrak
pada proses pemisahan minyak dengan cara
pengepresan, rendering atau dengan ekstraksi
menggunakan pelarut. Senyawa tersebut terdiri dari
hidrokarbon tidak jenuh, pigmen karotenoid, terpene,
sterol dan tokoferol.

b. Flavor yang Dihasilkan dari Kerusakan Minyak pada Saat Pengolahan


Kerusakan tersebut terjadi selama pengolahan,
penyimpanan, pengangkutan,adanya kotoran dalam minyak
dan
pada
proses
pemurnian.
Senyawa
yang
terbentukmerupakan hasil degradasi trigliserida dalam
minyak, yang menghasilkan asam lemakbebas, aldehida dan
keton, dikarbonil, alkohol dan sebagainya. Bau tengik dan
rasa getir mulai dapat dirasakan jika komponen tersebut
terdapat dalam minyak dengan jumlah lebih dari 0,1
persen dari berat minyak.

Tahapan Proses Deodorisasi


Pada suhu yang lebih tinggi, komponen yang menimbulkan bau dalam
minyak akan lebih mudah menguap, sehingga komponen tersebut
diangkut dari minyak bersama-sama uap panas. Penurunan tekanan
selama proses deodorisasi akan mengurangi jumlah uap yang digunakan
dan mencegah hidrolisa minyak oleh uap air. Setelah proses
deodorisasi sempurna, minyak harus cepat didinginkan dengan
mengalirkan air dingin melalui pipa pendingin sehingga suhu minyak
turun menjadi lebih kurang 84oC dan selanjutnya ketel dibuka dan
minyak dikeluarkan dari ketel.

Gambar Penampang alat deodorisasi minyak


(ketaren,1986)

Anda mungkin juga menyukai