Anda di halaman 1dari 4

GEOGRAFI PERTANIAN

TUGAS INDIVIDU
Poppy Marlina M Hutapea / 1106052171

MATA RANTAI PEMASARAN WORTEL


Wortel merupakan salah satu jenis sayuran yang memiliki peranan penting dalam penyediaan
bahan pangan karena mengandung vitamin A dan zat lain yang berkhasiat obat sehingga dapat
mencegah berbagai penyakit.
Upaya peningkatan produksi sayur-mayur sangat berkaitan dengan aspek pemasaran. Usaha
tani sayur-mayur pada umumnya adalah usaha tani komersil yang sebagian besar hasil
produksinya untuk dijual ke pasar. Jika pemasaran hasil pertanian tidak berhasil maka semua
usaha yang dilakukan akan sia-sia. Pemasaran menjadi masalah yang sering dihadapi petani
dimana harga hasil pertanian sangat rendah bahkan ditolak di pasar.
Wortel dipasarkan di mana saja selama kondisi lingkungan wilayah pertaniannya memenuhi
syarat tumbuh wortel. Salah satu pemasaran wortel terdapat di Kabupaten Karo. Kabupaten
Karo merupakan daerah di Provinsi Sumatera Utara yang letak geografisnya di daerah dataran
tinggi pada ketinggian 400 mdpl 1.600 mdpl sehingga sangat potensial sebagai daerah pertanian
sayur-mayur dan buah-buahan. Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan di Desa Sukadame,
Kabupaten Karo (Suma, 2008), terdapat dua jenis saluran pemasaran wortel di kabupaten
tersebut, yaitu:
1. Saluran I
Pada saluran ini volume wortel adalah 76,8 ton.
2. Saluran II
Pada saluran ini volume wortel adalah 16,6 ton.
Hasil perhitungan biaya-biaya pemasaran yang dikeluarkan pada tiap rantai pemasaran wortel
di Desa Sukadame, Kabupaten Karo menunjukkan bahwa jumlah biaya pemasaran, price spread
dan share margin pada setiap saluran pemasaran wortel berbeda-beda.
Keuntungan margin yang tertinggi terdapat pada saluran pemasaran I (Rp 1.956.166) karena
pada saluran I pedagang perantara luar kota langsung mengambil wortel dari pedagang
pengumpul desa tanpa melalui pedagang pengumpul kabupaten sehingga dapat mengambil
keuntungan yang lebih besar. Selain itu, saluran pemasaran yang paling efisien adalah saluran
pemasaran I karena nilai efisiensi pemasaran (Ep) pada saluran tersebut lebih kecil dibandingkan
dengan nilai Ep pada saluran pemasaran wortel II.

Skema Saluran Pemasaran Wortel di Desa Sukadame, Kabupaten Karo

II

Petani wortel sebagai produsen melakukan kegiatan input usaha tan, pengolahan tanah
hingga pemeliharaan. Namun tidak melakukan kegiatan pemanenan. Pemanenan dilakukan oleh
pedagang pengumpul desa dengan sistem lelang. Saat kesepakatan antara pedagang pengumpul
dan petani terjadi maka pedagang boleh memanen wortel.
Saluran Pemasaran Wortel I

Berdasarkan skema di atas, saluran pertama dimulai dari petani yang menjual wortel ke
pedagang pengumpul desa melalui sistem lelang. Kemudian wortel tersebut dijual ke pedagang
perantara dari luar kabupaten yang datang ke lokasi pedagang pengumpul desa. Pedagang
perantara luar kota membawa wortel ini ke pusat kota Medan. Di Medan wortel dijual oleh
pedagang perantara kepada pedagang pengecer yang ada di pusat pasar sayur-mayur di Kota
Medan.
Dalam proses rantai pemasaran I tersebut, terdapat biaya-biaya pemasaran yang dikeluarkan,
seperti upah tenaga kerja, listrik, penerangan, sewa tempat, sewa gudang dan transportasi. Dari
semua biaya tersebut dapat dibuat price spread, profit margin dan share margin dari pedagang yang
terlibat dalam saluran pemasaran I seperti tabel di bawah ini.
Komponen Biaya, Price Spread dan Share Margin Wortel Saluran Pemasaran I

Sedangkan pada saluran pemasaran wortel II pada skema di bawah ini, ada perbedaan
dengan saluran pemasaran wortel I pada pedagang yang terlibat setelah pedagang pengumpul
desa.
Saluran Pemasaran Wortel II

Pada saluran pemasaran II, wortel yang telah dikemas oleh pedagang pengumpul desa akan
dibeli oleh pedagang kabupaten yang datang ke lokasi pedagang pengumpul desa. Setelah dibeli
oleh pedagang pengumpul kabupaten, wortel dijual kembali kepada pedagang perantara luar kota
dan selanjutnya dibawa ke pusat pasar di Kota Medan. Di pusat pasar Kota Medan, wortel dijual
ke pedagang pengecer yang datang dari berbagai pasar yang ada di Kota Medan.

Sama halnya seperti rantai pemasaran I, pada rantai pemasaran II juga terdapat biaya
pemasaran yang dikeluarkan. Biaya tersebut dapat dilihat pada tabel di bawah ini.
Komponen Biaya, Price Spread dan Share Margin Wortel Saluran Pemasaran I

Berdasarkan uraian price spread dan share margin pada setiap saluran pemasaran wortel
tersebut, dapat dihitung besarnya efisiensi pemasaran wortel (Ep). Semakin tinggi nilai efisiensi
pemasaran (Ep) dari suatu saluran pemasaran maka semakin tidak efisienlah saluran pemasaran
tersebut. Nilai Ep pada saluran pemasaran I ialah 19,84%. Sedangkan nilai Ep pada saluran
pemasaran II ialah 22,92%. Dari hasil perhitungan tersebut maka pemasaran wortel melalui
saluran I lebih efisien dibandingkan dengan pemasaran wortel melalui saluran II.
Sumber:
Suma, Dj Keliat. 2008. Analisis SistemPemasaran Wortel di Desa Sukadame Kabupaten Karo. USU.

Anda mungkin juga menyukai