Debit
Kredit
Penjualan Kredit
Piutang Usaha
Penjualan
Persediaan
Kas
Piutang Usaha
Penerimaan Kas
Diskon Penjualan
Retur
Penjualan
Pengurangan Harga
Pengurangan Harga
Piutang Usaha
Penghapusan
Tertagih
Piutang
B. Tujuan Audit
Tujuan audit siklus pendapatan berkaitan dengan perolehan bukti kompeten
yang mencukupi tentang setiap asersi laporan keuangan yang signifikan menyangkut
saldo dan transaksi siklus pendapatan. Asersi tersebut menunjukkan derajat asersi
manajemen terhadap informasi keuangan yang secara eksplisit dinyatakan dalam
laporan keuangan. Untuk mencapai setiap tujuan audit spesifik seperti yang diuraikan
di Tabel 1.2 auditor dapat menggunakan bebagai bagian dari perencanaan audit dan
metodologi pengujian audit.
Occurrence
b.
(Keterjadian)
keuangan.
a.
Menentukan bahwa semua jumlah yang dipinjam perusahaan
pada tanggal laporan posisi keuangan telah tercermin dalam
Completeness
piutang usaha.
(Kelengkapan)
b.
Accuracy
b.
(Akurasi)
Presentation
Disclosure
(Penyajian
Pengungkapan)
b.
telah tepat.
and Memverifikasi piutang usaha dan pendapatan yang dilaporkan
untuk periode terkait, telah dijelaskan dengan benar dan
dan dimasukkan dalam laporan keuangan.
dijadikan
ukuran
yang
materialitas
karena
dapat
menimbulkan piutang usaha dan kas akhir serta arus kas dari operasi. Piutang
usaha yang disebabkan oleh transaksi penjualan kredit hampir selalu bersifat
material terhadap neraca.
2. Risiko Inheren
Dalam menilai risiko inheren pada asaesi siklus pendapatan, auditor harus
mempertimbangkan faktor pervasive yang mempengaruhi asersi dalam beberapa
siklus, termasuk siklus pendapatan.
Faktor-faktor yang mendorong manajemen untuk mensalah sajikan asaersi
siklus pendapatan yaitu menyatakan pendapatan yang tertalu tinggi dan
menyatakan tertalu tinggi kas atau piutang kotor atau tertalu rendah penyisihan
piutang tak tertagih. Faktor-faktor lain yang dapat menimbulkan salah saji dalam
asersi siklus pendapatan:
Volume penjualan, penerimaan kas dan penyesuaian penjualan yang tinggi.
Penentuan waktu dan jumlah pendapatan seringkali bertentangan, seperti
dengan standar akuntansi.
Mengklasifikasikan piutang sebagai hutang lancar atau tidak lancar karena
sifat penagihannya.
Transakjsi penerimaan kas menghasilkan aktiva likuid yang rentan terhadap
misapropriasi.
Transaksi
penerimaan
penjualan
digunakan
untuk
menyembunyikan
penerimaan kas.
3. Risiko Prosedur Analitis
Risiko ini merupakan unsur risiko deteksi bahwa prosedur analitis akan gagal
mendeteksi salah saji yang material yang merupakan cara yang efektif untuk
pemahaman bisnis dan usaha klien. Langkah-langkah yang ditempuh yaitu:
Memperoleh pemahaman tentang kapasitas klien.
Memahami pangsa pasar klien.
Mengevaluasi hari perputaran piutang usaha.
D. Mempertimbangkan Komponen Pengendalian Internal
1. Lingkungan Pengendalian
Lingkungan pengendalian terdiri dari beberapa faktor yang dapat mengurangi
beberapa resiko inheren yang berkaitan dengan siklus pendapatan. Disamping itu,
factor-faktor ini juga dapat meningkatkan atau mengurangi keefektifan komponen
pengendalian internal lainnya dalam mengendalikan resiko salah saji pada asersi
siklus pendapatan. Faktor lingkungan pengendalian yang penting untuk
mengurangi resiko pencurangan pelaporan keuangan dengan menyajikan terlalu
tinggi pendapatan dan piutang, misalnya, adopsi manajemen serta ketaatan
terhadapan standar integritas dan nilai-nilai etika yang tinggi.
2. Penilaian Resiko
Penilaian resiko manajemen untuk tujuan pelaporan keuangan adalah sama
dengan penilaian inheren oleh auditor eksternal. Upaya yang cermat oleh sebagian
manajemen untuk mengidentifikasi jenis-jenis resiko yang bekaitan dengan saldo
dan transaksi siklus pendapatan.
3. Informasi dan Komunikasi (Sistem Akuntansi)
Pemahaman atas sistem akuntansi pendapatan memerlukan pengetahuan
tentang bagaimana.
Penjualan diawali
Barang dan jasa diberikan
Piutang dicatatan
Kas diterima
Penyesuaian penjualan dilakukan, termasuk metode pemrosesan data serta
dokumen penting dan catatan yang digunakan.
4. Pemantauan (Monitoring)
Komponen ini harus memberikan menajemen umpan balik tentang apakah
pengendalian internal yang berkaitan dengan saldo dan transaksi siklus
pendapatan telah beroperasi seperti yang diharapkan. Auditor harus memproses
pemahaman tentang umpan balik ini dan apakah manajemen telah mengawali
setiap tindakan korektif berdasarkan informasi yang diterima dari aktivitas
pemantauan.
5. Penilaian Awal atas Resiko Pengendalian dan Strategi Audit Pendahuluan
Pada saat auditor memproleh bukti tentang keefektifan operasi pengendalian
internal yang berkaitan dengan prosedur untuk memperoleh pemahaman, Auditor
dalam kasus semacam itu, kepastian yang terbatas mungkin diperoleh tentang
keefektifan pengendalian yang terutama didasarkan atas prosedur yang
mencangkup pengajuan pertanyaan, observasi, dan beberapa inspeksi atas bukti
yang didokumentasikan. Banyak auditor akan menilai resiko pengendalian untuk
asersi tertentu secara sepintas dibawah atau diatas maksimum.
dipranomori secara berurutan, biasanya mudah untuk mengevaluasi dan menguji pisah
batas.
Jika pengendalian internal klien sudah memadai, biasanya auditor dapat
memverifikasi pisah batas dengan memperoleh nomor dokumen pengiriman untuk
pengiriman terakhir yang dilakukan pada akhir periode dan membandingkan nomor
tersebut dengan penjualan yang dicatat pada periode berjalan atau periode
selanjutnya.
Pengujian Rincian Saldo Piutang Usaha
Dalam merancang pengujian atas rincian saldo untuk piutang usaha, auditor
harus memenuhi masing-masing dari delapan tujuan audit yang berkaitan dengan
saldo. Kedelapan tujuan umum tersebut sama bagi semua akun. Jika diterapkan secara
khusus pada piutang usaha, hal tersebut sebagai tujuan audit yang berkaitan dengan
saldo piutang usaha (accounts receivable-related audit objectives) adalah sebagai
berikut :
1. Piutang usaha dalam neraca saldo sama dengan jumlah file induk terkait, dan
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
totalnya telah ditambahkan dengan benar serta sama dengan buku besar umum
Piutang usaha yang dicatat ada (Keberadaan)
Piutang usaha yang ada telah dicantumkan (Kelengkapan)
Piutang usaha sudah akurat (Keakuratan)
Piutang usaha sudah diklasifikasikan dengan benar (Klasifikasi)
Pisah batas piutang usaha sudah benar (Pisah batas)
Piutang usaha dinyatakan pada nilai realisasi (Nilai realisasi)
Klien memiliki hak atas piutang usaha (Hak)
Prosedur awal, yaitu memperoleh pemahaman tentang bisnis dan usaha klien dan
melaksanakan prosedur awal atas saldo dan catatan piutang usaha yang menjadi
2.
3.
menganalisinya.
Pengujian rincian transaksi, yaitu memvoaching sampel catatan transaksi
4.
5.
6.
yaitu