Anda di halaman 1dari 29

1

Prinsip - prinsip Tumbuh Kembang


Illingworth (1983)

Tumbuh kembang adalah proses yang kontinyu


Pola perkembangan selalu sama, tetapi
kecepatannya berbeda
Reflek primitif akan hilang, digantikan dg gerak
volunter
Arah perkembangan cephalocaudal.
diawali oleh gerakan motorik kasar, baru diikuti
dengan gerakan motorik halus.
Aktifitas general diganti dengan respon individu
yang khas

Perkembangan Sensory &


motorik
Input dari lingkungan, kesadaran tubuh &

feedback dari bermacam gerakan


Diawali dr posture & gerak pada total pola
fleksi / ekstensi bersama dg reflek
stereotype sbg basic dr gerak voluntair
Gerak berkembang jadi > selektif
Bayi belajar dari pengalaman bergerak

dan posisi yg baru


3

Gross Motor Development

Membutuhkan mekanisme postural

reflek postural tonus stabilitas +


fleksibilitas postural change
Maturitas reflek sbg framework gerak

voluntair untuk eksplorasi lingkungan


(Campbell, 1984)

Konsep Bermain
Merupakan kesempatan yg menyenangan, anak

dpt bereksplorasi shg mampu mengembangkan


diri dlm emosi, fisik & intelektual (Dockett, 1960)
Tanggapan yg diulang untuk kesenangan
fungsional (Piaget)
Pengalaman langsung yg efektif pd usia dini
(olson et al., 1996)

Manfaat Mainan
Melatih kemampuan motorik
Melatih konsentrasi
Mengenalkan konsep sebab-akibat
Melatih bahasa dan wawasan
Sarana untuk melatih ketrampilan &

bersosialisasi
Disesuaikan dengan usia
Mengenalkan warna dan bentuk
Gunakan alat permainan edukatif (APE)
7

Syarat APE
Aman
Sesuai dg usia anak
Multi fungsi
Melatih konsep dasar
Melatih ketelitian dan ketekunan
Merangsang kreativitas
Utamakan kebersihan

SYARAT STIMULASI
(Depkes dan JICA, 1997)
1.
2.
3.
4.
5.

6.

Bayi dlm keadaan sehat


Pelaku bersih & sehat
Stimulasi scr bertahap, berkelanjutan & terus
menerus
Dilakukan dg penuh kasih sayang
Tunggu reaksi sbl mengulang stimulasi,
stimulasi 1 tempat 3 X, reaksi bertahan > 30
patologis.
Beri pujian bila anak bereaksi

PRINSIP UMUM

Perencanaan program Tx Realistik = hasil

pemeriksaan
Terapi dini kesatuan dari manajemen
anak
Repetisi sangat penting untuk pembelajaran
& penanaman pola gerak
Maksimalisasi pengalaman sensomotorik
Anak hrs terlibat aktif
Motivasi anak merupk kunci yang penting
Penanganan secara team
Pemeriksaan & dokumentasi proses
berkelanjutan

PRINSIP KHUSUS
Kombinasikan berbagai metode
Modifikasi tonus abnormal
Penggunaan stimulus afferent
Fasilitasi harus punya maksud tertentu
Minimalisasi & cegah kecacatan
Functional independence

I. METODE PHELPS
5 modalitas sbg inti pendekatan:
Massage untuk hipotonia
Passive movement mobilisasi,
maintenance & demonstrasi gerak
Active assisted, free & resisted sesuai
dengan kemampuan & kebutuhan anak
Fasilitasi group otot yg in-aktif dg gerak
synergis
Penggunaan brace

Ini juga lanjutannya si Rood

Treatment :
1. Skin stimulation:

Pergantian stimulus secara cepat


Pd 1 tempat max. 3 detik
Repetisi max. 2 3 kali
Bila efek bertahan sth 30 delay

2. Weight bearing, tapping & kompresi


3. Movement
4. Developmental

Konsep Terapi

Hambat reaksi
abnormal
RIP
PERKEMBGN KEMAPUAN FX

Fasilitasi reaksi normal

BERMAIN n ADL

KPoC

Perkbngn gerakan
Keseimbangan N Koordinasi

HAL-HAL YG PERLU DIPERHATIKAN


SAAT TERAPI
Postural mekanik dan normal postural
tonus tumbang menyangkut: fiksasi
postural, mekanisme antigravity, righting
reaction,
Kecacatan harus dicegah
Stimulus afferent: sentuhan, temperatur,
vision, pressure, stretch, tapping, hearing
Sensorymotor experience voluntary
skilled movement, cognition

17

I. PEMERIKSAAN
A. Anamnesis
1.
2.
3.

Identitas bayi & ortu


Keluhan
Riwayat kelainan/penyakit/gangguan (KPG)
a.
b.
c.

4.

Masa dlm kandungan


Masa persalinan
Masa setelah lahir

Riwayat keluarga

B. Palpasi

18

C. Pemeriksaan obyektif
1. Evaluasi Reflek: Primitif, Patologis, Neck
Righting (optikal), Protektif ekstensi,
Keseimbangan.
2. Evaluasi Gross Motor: Telentang, Tengkurap,
berguling, Posisi merangkak, Merayap, Duduk,
Bertumpu pd lutut, berdiri, berjalan.
3. Evaluasi gait.
4. Evaluasi Tonus otot.
5. Evaluasi Fine Motor
6. Evaluasi Visual

19

7. Evaluasi pendengaran:
alat: bel 45 db, 2000-4000 Hz. Jarak +10 cm.
Reaksi berupa:
a.
b.
c.
d.
e.

Neonatus, mendekatkan kedua alis (mengkerutkan kening)


umur 4 bl akan menolehkan kepala ke arah sumber suara
umur 7 8 bl akan mencari suara dng intensitas rendah
umur 8 9 bl dpt melokalisir suara tanpa melihat keatas
umur 9 12 bl dpt melokalisir suara pd segala arah krn
perkembangan pendengarannya sdh sempurna.

8. Evaluasi posture: pd pss berbaring, duduk, berdiri.


9. Evaluasi kardiovaskuler
10.Evaluasi respirasi
11.Evaluasi Lingkup Gerak Sendi

20

12. Evaluasi Kekuatan Otot


Penilaian Childrens Memorial Hospital
(Chicago,USA) :
a. X ( kekuatan normal), bila ada kontraksi
dan gerakan yang terjadi cukup kuat .
b. O (nol) ,bila tidak ada kontraksi.
c. T (Trace) ,bila ada kontraksi namun
tidak terjadi gerakan.
d. R (Reflek) , bila gerakan yang terjadi
merupakan reaksi reflek.

13. Anthropometri

21

D. TES-TES KHUSUS.
1. Infant prematur test: APGAR SCORE.
2. Development test: Denver

developmental screening test


3. Motor function test: Gross Motor
Functional Measurement
4. Test khusus yang berhubungan
dengan kondisi / kelainan.
E. PROBLEMATIK FISIOTERAPI
F. TUJUAN FISIOTERAPI

22

II. Pelaksanaan
Terapi
1. Modalitas alternatif
2. Modalitas Terpilih
3. Pelaksanaan Terapi:

Pengaturan Posisi
Penjelasan/peragaan pada pasien/keluarga
Pelaksanaan:
1). Persiapan pelaksanaan
2). Keamanan
3). Ketepatan

Monitoring pelaksanan
Evaluasi hasil.

23

APGAR SCORE
OBYEK TES
Denyut jantung

SCORE 0

SCORE 1

SCORE 2

< 100

>100

Pernafasan

absen

Terengah- Menangis
engah
keras
biru
Pink

Warna trunk

Putih

Kualitas tonus

Atonia

Hypo

normal

Reaksi thd oral


suction

Nol

meringis

Batukbatuk

24

25

Congenital Torticolis
Posisi kepala: lateral fleksi homolateral + rotasi

heterolateral, wajah asymetris


Penyebab: fibrousis m. Sternocleidomastoideus
Problematik: fibrousis m. Sternocleidomastoideus
dan keterbatasan LGS leher ke lateral fleksi heterolateral + rotasi homolateral
TERAPI:

1. Fisioterapi: (1) Stroking & effleurage pada m. SCM


(2) Stretching m. SCM: traksi kepala + gerak pasif ke
lateral fleksi heterolateral dan rotasi homolateral
(3) Mobilisasi aktif: stimulasi m.SCM herterolateral
2. Operatif: Lenghthening m.SCM

26

Scoliosis
Penyebab: (1) idiophathic, (2) neuromusculair,
(3) congenital

Terminologi Curva:
Primary/major curve kurva C
Double major curve kurva double C (S)
Compensatory curve kurva triple C
Decompensation garis kurva keluar dr midline

Jenis kerusakan:
Fungsional kurva hilang bila: (1) berbaring,

(2) menggelantung, (3) diluruskan sendiri


Struktural

27

Pemeriksaan spesifik:
Berdiri tegak, periksa line vertebrae dg schied
lood
Membungkuk 900, periksa ketinggian punggung/
scapula dan pinggang kanan-kiri
Berdiri tegak, periksa level bahu dan crista iliaca
Berdiri tegak, periksa symetrisnya dada dr
samping
Metode Cobb-Lippman, foto ronsen ukur
sudut pembengkokan

Problem:
Nyeri punggung tengah
Kosmetik posture
28

Terapi:
Pain dumping: TENS, SWD
Massage: Effleurage, dwars friction
Tx.Latihan:
pendekatan unilateral: sisi cekung stretching, sisi
cembung strengthening (arah latihan ke
samping) resiko terjadi curva kompensasi
pendekatan bilateral: stretching & strengthening
bersamaan (arah latiha: ke depan, belakang, atas)

Bracing: (1) kurva < 250, (2) usia < 40 th, (3)

3 point principle. Misalnya:


milwaukee brace/CTLSO, boston jacket/TLSO.
Lama bracing 12 jam/hr

29

Anda mungkin juga menyukai