PENDAHULUAN
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
ETIOLOGI
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
Kongenital
Jenis Kelamin
Umur
Konstipasi
Batuk Kronik
Konstipasi
BPH
Angkat Beban Berat
Manifestasi Klinis
Tampak benjolan di daerah lipat paha
Bila isinya terjepit akan menimbulkan perasaan sakit disertai mual.
Nyeri yang disertai mual atau muntah baru timbul jika sudah terjadi
inkaserata karena ileus akan strangulasi menyebabkan nekrosis atau
gangrene.
Pada hernia strangulasi, dimana aliran darah ke isi hernia terganggu
akan timbul rasa tegang, bengkak, panas, memerah pada daerah
sekitar benjolan, dan tanda-tanda inflamasi, selain itu perasaan sakit
akan bertambah hebat.
Pada hernia reponibel keluhan satu-satunya adalah benjolan di lipat
paha yang muncul pada waktu berdiri, batuk, bersin, atau mengedan
dan menghilang setelah berbaring. Keluhan nyeri jarang dijumpai,
kalau ada biasanya didaerah epigastrium atau para umbilikal berupa
nyeri visceral karena regangan pada mesenterium pada waktu
segmen usus halus masuk ke dalam kantong hernia.
DIAGNOSIS
1. Anamnesis
2. Pemeriksaan Fisik
a. Inspeksi
b. Palpasi
1. Pemeriksaan Finger Test
2. Pemeriksaan Ziemen Test
3. Pemeriksaan Thumb Test
c. Perkusi
d. Auskultasi
Hiperperistaltis pada hernia yang mengalami obstruksi
usus (hernia
inkaserata )
.
Pemeriksaan Penunjang
Hasil laboratorium :
Leukosit >10.000 18000/mm3
Serum elektrolit meningkat
Pemeriksaan Radiologis
Pemeriksaan
ultrasonografi
juga
berguna
untuk
membedakan hernia inkaserata dari suatu nodus limfatikus
patologis atau penyebab lain dari suatu masa yang teraba
di inguinal. Pada pasien yang sangat jarang dengan nyeri
inguinal tetapi tak ada bukti fisik atau sonografi yang
menunjukkan hernia inguinalis
Patofisiologi
peningkatan tekanan intra abdomen akan mendorong anulus inguinalis internus terdesak.
Hernia inguinalis dapat terjadi karena anomali kongenital atau karena yang didapat faktor
yang dipandang berperan kausal adalah adanya prosesus vaginalis yang terbuka, dan
kelemahan otot dinding perut karena usia. Lebih banyak laki-laki dari pada perempuan.
Berbagai faktor penyebab berperan pada pembentukan pintu masuk hernia pada anulus
internus yang cukup besar sehingga dapat dilalui oleh kantong dan isi hernia melewati pintu
yang sudah terbuka cukup lebar itu.
Faktor yang dipandang berperan kausal adalah adanya prosesus vaginalis yang terbuka,
peninggian tekanan di dalam rongga perut dan kelemahan otot dinding perut karena usia. Bila
otot dinding perut berkontraksi, kanalis dapat mencegah masuknya usus kedalam kanalis
inguinalis, kelemahan dinding perut antara lain terjadi akibat kerusakan inguinalis.
Keluhan nyeri biasanya dirasakan di epigastrium atau para umbilical
berupa nyeri viseral karena regangan pada mesentrium sewaktu, satu
segmen usus halus masuk kedalam kantong hernia.
Penatalaksanaan
1. Konservatif
a. - Reposisi dilakukan secara bimanual
- Reposisi dilakukan dengan menidurkan anak dengan
pemberian sedative dan kompres es diatas hernia.
- Bantalan penyangga (sabuk truss)
- injeksi
2. Operatif
a. Herniotomi
Pada herniotomi dilakukan pembebasan kantong hernia sampai
ke lehernya. Kantong dibuka dan isi hernia dibebaskan kalau ada
perlekatan, kemudian direposisi, kantong hernia dijahit-ikat
setinggi mungkin lalu dipotong.
Hernioraphy
Mulai dari mengikat leher hernia dan menggantungkannya
pada conjoint tendon (penebalan antara tepi bebas
m.obliqus intraabdominalis dan m.transversus abdominis
yang berinsersio di tuberculum pubicum).
Hernioplasti
Pada hernioplasti dilakukan tindakan memperkecil anulus
inguinalis internus dan memperkuat dinding belakang
kanalis inguinalis
BAGIAN-BAGIAN HERNIA
Kantong hernia
Pada hernia abdominalis berupa peritoneum parietalis.
Tidak semua hernia memiliki kantong, misalnya hernia
incisional, hernia adiposa, hernia intertitialis.
Isi hernia
Berupa organ atau jaringan yang keluar melalui kantong
hernia, misalnya usus, ovarium, dan
jaringan penyangga usus (omentum).
Pintu hernia
Merupakan bagian locus minoris resistance yang dilalui
kantong hernia.
Leher hernia
Bagian tersempit kantong hernia yang sesuai dengan
kantong hernia.
Locus minoris resistence (LMR)
Jenis Hernia
Berdasarkan Terjadinya :
a. Hernia Kongenital
b. Hernia Akuista
Berdasarkan arah hernia
a. Hernia eksterna
b. Hernia interna
Menurut keadaannya :
a. Hernia inkarserata adalah bila isi kantong terperangkap,
tidak dapat kembali kedalam rongga perut disertai akibat
yang berupa gangguan pasase atau vaskularisasi. Secara
klinis hernia inkarserata lebih dimaksudkan untuk hernia
irrenponibel.
b. Hernia strangulata adalah jika bagian usus yang mengalami
hernia terpuntir atau membengkak, dapat mengganggu
aliran darah normal dan pergerakan otot serta mungkin
dapat menimbulkan penyumbatan usus dan kerusakan
jaringan.
Menurut sifatnya :
a. Hernia reponibel adalah bila isi hernia dapat keluar masuk. Isi
hernis keluar jika berdiri atau mengedan dan masuk lagi jika
berbaring atau didorong masuk, tidak ada keluhan nyeri atau
gejala obstruksi usus.
b. Hernia irreponibel adalah bila isi kantung hernia tidak dapat
dikembalikan ke dalam
LAPORAN KASUS
Nama
Umur
Jenis Kelamin
Alamat
Pekerjaan
Agama
MRS
No RM
: Tn. I
: 55 Tahun
: Laki-laki
: Jl. Ki Gede Lorong Suro No 218
: Buruh
: Islam
: 24 Juni 2015
: 50.11.48
Status Generalis
Keadaan Umum :
Kesadaran
:
Tekanan Darah
:
Nadi
tegangan cukup
Temperatur
:
RR
:
Baik
Compos Mentis
120/80 mmHg
: 80x/menit regular, isi dan
36,4 C
20 x/menit
Keadaan Spesifik
Kulit : dbn
KGB : dbn
Kepala : dbn
Mata : dbn
Hidung : dbn
Telinga : dbn
Mulut : dbn
Leher : dbn
Dada : dbn
Inspeksi
Pemeriksaan Penunjang
Hematologi
Hasil
Nilai Normal
Interpretasi
Hb
14,5 g/dL
L : 14-16 g/dL
Leukosit
12.700/mm3
5.000-10.000/mm3
Trombosit
229.000/mm3
200.000-500.000/mm3
Normal
Hematokrit
42%
37-48%
Normal
Basofil
0-1%
Eosinofil
1-3%
N. Batang
2-6%
N. Segmen
71
50-70%
Limfosit
18
20-40%
Monosit
2-8%
Normal
Meningkat
Hitung Jenis
Shift to the left
Penatalaksanaan
Prognosis
Quo ad Vitam
Quo ad Fungtionam
: bonam
: bonam
S:
belum BAB
O: Keadaan Umum
Sensorium
Tekanan Darah
Nadi
Temperatur
Pernafasan
Keadaan Spesifik
Abdomen
A:
P:
Compos Mentis
120/70 mmHg
76x/menit
36,9 C
20x/menit
S:
O: Keadaan Umum
Sensorium
Tekanan Darah
Nadi
Temperatur
Pernafasan
Keadaan Spesifik
Abdomen
A:
P:
Compos Mentis
120/80 mmHg
80x/menit
37,4 C
20x/menit
S:
Belum BAB
O: Keadaan Umum
Sensorium
Compos Mentis
Tekanan Darah
120/80 mmHg
Nadi
82x/menit
Temperatur
36,6 C
Pernafasan
20x/menit
Keadaan Spesifik
Abdomen
A:
P:
KESIMPULAN
TERIMAKASIH