Judul Praktikum
: Identifikasi Protein
Hari, Tanggal
Waktu
: 12.00-14.30 WITA
Tempat
Praktikan
Mengetahui
Dosen penanggung jawab
Dra. Fujiati,M.Si
NIP 19649194 199403 2 001
Asisten Kelompok
Nurfida Giaty
NIM I1B108221
Ketua Kelompok IV Mahasiswa Pengikut Mata Kuliah Kimia Keperawatan Fakultas Kedokteran
UNLAM Banjarbaru
2
Anggota Kelompok IV Mahasiswa Pengikut Mata Kuliah Kimia Keperawatan Fakultas Kedokteran
UNLAM Banjarbaru
Abstrak
Praktikum ini dilakuan untuk menguji adanya protein dan asam-asam amino tertentu
secara kualitatif. Pada reaksi pengendapan, reaksi dilakukan untuk mengetahui
adanya denaturasi protein yang ditandai dengan pembentukan koagulan. Reaksi
Biuret digunakan untuk mengidentifikasi adanya 2 atau lebih ikatan peptida dalam
suatu protein. Hasil positif dari reaksi ini yaitu warna larutan yang diuji menjadi
ungu. Reaksi Xantoprotein spesifik untuk asam amino yang memiliki cincin benzen.
Reaksi Millon-Nasse spesifik untuk asam amino tirosin. Reaksi Hopkins-Cole
spesifik untuk triptofan karena asam amino ini memiliki gugus indol. Sulfur test
digunakan untuk menidentifikasi adanya sulfur dalam senyawa asam amino. Asam
amino yang memberikan hasil positif terhadap reaksi ini yaitu sistein dan metionin.
Sedangkan reaksi Neumann digunakan untuk membuktikan adanya P dalam suatu
protein.
Kata kunci : Asam amino, protein, biuret, Millon Nasse, Hopkins Cole
Abstract
This Praktikum to test existence of protein and sour of certain amino qualitative. At
precipitation reaction, react conducted to know existence of denaturation of protein
marked with forming koagulan. React Biuret used to identify existence 2 or more
tying of peptida in an protein. Positive result from this reaction that is colour of
condensation of examinee become purple. React specific Xantoprotein to be sour of
amino owning ring benzene. React specific Millon-Nasse to be sour of amino tirosin.
React specific Hopkins-Cole for triptofan of because acid of this amino own bunch
indol. Sulfur test used for menidentifikasi of existence of sulfur in sour compound of
amino. Sour of amino giving positive result to this reaction that is sistein and
metionin. While reaction of Neumann used to prove existence of P in an protein
Keyword : amino acid, protein, biuret, Millon - Nasse, Hopkins Cole
PENDAHULUAN
Asam amino merupakan biomolekul kecil (BM sekitar 135) dan yang ada di
alam memiliki rangka yang terdiri dari gugus asam karboksilat dan gugus yang terikat
secara kovalen pada atom pusat (karbon alfa). Dua gugus lainnya pada karbon alfa
ialah hidrogen dan gugus R yang merupakan rantai samping asam amino. Struktur
asam amino dapat digambarkan sebagai berikut
COOH
H2N - C - H
R
Sifat kimia gugus rantai sampinglah yang menyebabkan perbedaan sifat asam amino.
Dua puluh asam amino alfa yang ada dalam molekul protein kesemuanya dapat
dikelompokkan ke dalam berbagai kelompok .1
Asam amino membentuk garam internal yang disebut ion zwitter. Proton yang
lemah dari asam karboksilat mudah dialihkan kepada gugus asam amino, yaitu basa
lemah, sehingga terbentuklah garam internal. Dalam wujud padatan murni dan dalam
larutan berair di sekitar pH netral, asam amino hampir seluruhnya berada sebagai ion
zwitter .
Protein merupakan senyawaan makromolekul yang terdiri dari satuan-satuan
asam amino dengan ikatan peptida. Semua protein merupakan polipeptida dengan
berat molekul besar. Protein adalah makromolekul biologi yang paling melimpah di
dalam sel hidup Protein ditemukan di dalam semua sel dan semua bagian sel. Protein
merupakan instrumen molekuler yang mengekspresikan informasi genetik dan
mempunyai berbagai peranan biologis seperti katalisator, transpor, nutrien dan
penyimpan, kontraksi, peranan struktural, proteksi, pengatur, regulasi, hormonal dan
pengaturan gen .2
Adapun tujuan praktikum ini adalah untuk menguji adanya asam amino dan
protein dengan menggunakan uji pengendapan, Biuret, Xantoprotein, Millon-Nasse,
Hopkins-Cole, Sulfur Test, dan reaksi Neumann.1
METODE
1. Alat dan Bahan Alat
Alat
Bahan
Bahan yang digunakan dalam reaksi pengendapan aquadest, putih telur, HCL,
NaOH, asam nitrat pekat, ammonium sulfat, dan asam asetat encer. Pada reaksi biuret
bahan yang digunakan air susu, aquadest, NaOH pekat CuSO 4 dan putih telur. Reaksi
xantoprotein menggunakan putih telur, aquadest, asam nitrat pekat, dan air susu.
Reaksi millon-nasse menggunakan bahan aquadest, reagen merkuri sulfat, dan
natrium nitrit. Reaksi Hopkins cole menggunakan bahan protein, formaldehid encer,
reagen merkuri sulfat dan asam sulfat. Sulfur test menggunakan protein, dan PbAsetat. Bahan pada reaksi Neumann adalah kasein kering, asam nitrat pekat, asam
sulfat pekat.
2. Cara Kerja
Percobaan 1. Reaksi pengendapan
a. Dalam tabung reaksi yang dimasukkan 1 ml putih telur yang berisi 2 ml
aquades. Putih telur dikocok hingga tercampur merata dan tambahkan tetes
demi tetes HCl hingga terbentuk gumpalan putih. Kemudian tambahkan
NaOH sebanyak jumlah tetes HCl. Dikocok dan diamati perubahan yang
terjadi.
b. Kedalam tabung reaksi masukkan putih telur 1 ml dan asam nitrat pekat 1 ml
maka terbentuk endapat putih yang tidak larut air.
c. Kedalam tabung reaksi 1 ml putih telur dan 2 ml aquades. Kemudian
dipanaskan. Amati gumpalan yang terjadi dan didinginkan.
d. Kedalam tabung reaksi dimasukkan 1 ml putih telur dan 0,5 ml larutan
amonium. Diamati perubahan yang terjadi.
e. Dalam tabung reaksi dimasukkan 1 ml putih telur dan 1 tetes larutan asam
asetat encer, akan terbentuk endapan putih. Tambahkan aquadest dan amati
perubahan yang terjadi.
Percobaan 2. Reaksi Biuret
a. Kedalam tabung reaksi masukkan 1 ml air susu dan 2 ml aquadest lalu
campur. Kemudian tambahkan 3 tetes larutan NaOH pekat dan CuSO4 5 %.
Tabung dikocok dan diamati perubahannya.
b. Pada tabung reaksi dimasukkan 1 ml putih telur dan dilakukan seperti
prosedur (a).
Percobaan 3. Reaksi xantoprotein
a. Dalam tabung reaksi masukkan putih telur 1 ml dan 2 ml aquades. Kemudian
ditambah asam nitrat pekat 1 ml dan panaskan hingga terbentuk endapan
kuning, lalu didinginkan dan dibagi menjadi 2 bagian. Pada tabung 1
tambahkan amonia dan tabung 2 dibiarkan. Amati perubahan warnanya.
b. Masukkan pada tabung reaksi 1 ml air susu dan lakukan seperti prosedur (a).
Percobaan 4. Reaksi Millon-Nasse
Kedalam tabung reaksi dimasukkan 2 ml aquades dan 1 ml reagen merkuri
sulfat. Masaklah, mungkin terjadi endapan kuning. Dinginkan dibawah air leding,
lalu ditambah setetes larutan natrium nitrit 1 % dan panas kan lagi. Amati
perubahannya.
Percobaan 5. Reaksi Hopkins-Cole
Masukkan dalam tabung reaksi 1 ml larutan protein dan 1 tetes larutan
formaldehid encer, kemudian tambahkan 1 ml asam sulfat pekat perlahan-lahan
melalui dinding yang dimiringkan sehingga terbentuk 2 lapisan dengan lingkaran
ungu dibidang batas. Jika digoyang seluruh larutan akan berwarna ungu.
Percobaan 6. Reaksi Sulfur test
Dalam tabung reaksi masukkan 1 ml larutan protein (serum darah) dan 1 ml
NaOH 40 %. Panaskan selama 1 menit untuk mengubah sulfur organik menjadi sulfur
anorganik (natrium sulfida). Tambahkan Pb asetat, akan terjadi warna coklat atau
hitam dari PbS.
Percobaan 7. Reaksi neumman
Masukkan sedikit kasein kering, lalu tambahkan 2 tetes asam nitrat pekat dan
10 tetes asam sulfat pekat. Kemudian dengan memegang tabung dengan penjepit, lalu
dipanaskan diatas api kecil dangan menggojognya sehingga keluar asap sulfat yang
putih. Pada suhu ini seharusnya tabung tidak berwarna. Jika isi tabung berwarna
coklat atau hitam, maka tabung ditaruh dirak kering, dan melalui dinding tabung
tambahkan setetes asam nitrat pekat dengan hati-hati. Panaskan lagi hingga keluar
asap putih dari asam sulfat, dan larutannya tidak berwarna . Kemudian tambahkan 2
cc ammonium molibbdat dan dimasak. Bila dalam protein yang diselidiki
mengandung P akan terjadi endapan yang berwarna kuning jeruk dari ammonium
fosfomolibdat.
HASIL
Data hasil praktikum ini dapat dilihat pada tabel-tabel berikut :
Tabel 1. Reaksi Pengendapan
No.
1.
Reaksi
Putih telur + HCl + NaOH
Hasil
Keterangan
Reaksi
Hasil
Keterangan
1.
+ NaOH
2.
muda
% + NaOH
tua
Reaksi
Hasil
Keterangan
1.
2.
+ amonia
3.
4.
Reaksi
Hasil
Keterangan
1.
Endapan kuning
Endapan kuning
Reaksi
Hasil
Keterangan
1.
Reaksi
Hasil
1.
Keterangan
Larutan
berwarna
hitam
Tabel 7. reaksi Neumann
No.
Reaksi
Hasil
1.
Keterangan
Terbentuk
kuning jeruk
endapan
PEMBAHASAN
Pada reaksi pengendapan pertama yaitu pada penambahan HCl larutan terbentuk
gumpalan putih. Disebabkan oleh sifat protein yang amfolit. Sifat ini yang
menyebabkan protein dapat membentuk garam, Penambahan HCl pada reaksi ini
menyebabkan terjadinya reaksi autoprotolitis intramolekuler. HCl yang merupakan
asam kuat akan menimbulkan garam klorida. Penambahan NaOH dengan jumlah
yang sama membuat gumpalan itu hilang karena HCl (asam kuat) bereaksi dengan
NaOH (basa kuat) membentuk NaCl dan H2O sehingga larutan bersifat netral, sebab
tidak ada lagi asam yang dapat menggumpalkan protein tersebut. Reaksinya adalah
R CH COOH + H2O + HCl + NaOH
NH2
NH2
Pada reaksi kedua dimana putih telur dengan asam nitrat pekat reaksi yang
terjadi adalah
R CH COOH + HNO3 R CH COOH
NH2
NH3NO3
Terbentuk endapan putih yaitu garam karena ikatan peptida dari protein yang
mempunyai sifat amfolit terurai atau terhidrolisis.
Pada reaksi ketiga, penambahan aquadest dan pemanasan menyebabkan
denaturasi. Pemanasan akan menyebabkan perubahan konsentrasi protein menjadi
memanjang karena rusaknya ikatan hidrogen dan ikatan nonpolar sehingga terjadi
gumpalan protein berwarna putih dan setelah didinginkan terjadi endapan putih.
Reaksi nya yaitu
R CH COOH + H2O R CH COO- + H2O
NH2
NH3+
NH2
NH2
NH2
NH3 CH3COO
Dari praktikum yang telah dilakukan dapat dilihat bahwa secara umum pada
akhir reaksi-reaksi pengendapan ini terbentuk endapan. Penggumpalan merupakan
hasil dari denaturasi
Denaturasi dapat didefinisikan sebagai perubahan struktur sekunder, tersier, dan
kuartener dari molekul protein tanpa terjadinya pemecahan ikatan peptidanya. Pada
proses denaturasi ini, protein akan mengalami perubahan sifat fisik dan keaktifan
biologisnya yang disebabkan oleh pemberian berbagai macam pereaksi kimia atau
oleh sebab-sebab lain, seperti pemanasan, penyinaran, penambahan asam dan basa
kuat dan sebagainya. Peristiwa denaturasi biasanya diikuti olet penggumpalan.2
Jenis percobaan yang kedua adalah reaksi Biuret. Pada reaksi ini, senyawa yang
mengandung 2 atau lebih ikatan peptida akan memberikan warna ungu jika
diperlakukan dengan tembaga sulfat encer dalam larutan alkali. Warna yang
terbentuk disebabkan kooordinasi kompleks atom tembaga dan 4 atom
nitrogen, dua dari setiap dua rantai peptida. Pada percobaan kali ini terdapat
sedikit perbedaan warna antara reaksi yang menggunakan air susu dan yang
menggunakan putih telur. Warna dapat menunjukkan intensitas ikatan peptida
yang ada dalam protein tersebut. Jika ada 2 asam amino saja yang berikatan,
maka dengan Biuret test ini reaksinya tidak akan terlihat secara visual. Jadi
dasar reaksi untuk reaksi Biuret ini adalah pembentukan kompleks atom Cu, 4
atom N serta atom O dari air, yang menghasilkan warna ungu.3
Percobaan selanjutnya yaitu percobaan Xantoprotein. Reaksi ini akan
memberikan hasil yang positif pada asam amino yang mempunyai cincin benzen,
sehingga reaksi ini spesifik untuk 4 asam amino yakni tirosin, triptofan, histidin, dan
fenilalanin. Setelah penambahan ammonia, larutan yang diuji menjadi berwarna
orange. Sedangkan pada larutan yang tidak ditambah dengan ammonia akan berwarna
kuning saja. Ammonia ini mampu mengikat air, sehingga protein tidak larut dan
mengendap.4
Reaksi Millon-Nasse spesifik untuk asam amino tirosin. Dasar reaksi ini yaitu
pengikatan Hg dari penambahan HgSO4 (merkuri sulfat) dengan senyawa yang
mempunyai gugus hidroksi fenil. Tirosin mempunyai gugus ini. Namun, reaksi ini
juga akan memberikan hasil positif
hidroksi fenil seperti senyawa fenol. Hasil positif dari reaksi ini juga ditandai dengan
adanya endapan kuning di dasar tabung. Pengendapan ini terjadi karena HgSO 4
mempunyai berat jenis yang lebih besar. 3
Reaksi Hopkins-Cole digunakan untuk mengindentifikasi adanya gugus indol
dalam asam amino. Triptofan memiliki gugus indol, sehingga reaksi ini spesifik untuk
asam amino triptofan. Gugus indol akan mengalami kondensasi dengan penambahan
formaldehid. Hasil positif dari reaksi ini ditandai dengan terbentuknya warna ungu
pada larutan yang diuji.4
Reaksi sulfur test adalah reaksi yang spesifik untuk asam amino yang memiliki
ranrai samping yang mengandung belerang. Asam amino yang memiliki ranrai
samping yang mengandung belerang yaitu sistein dan metionin, sehingga sulfur test
ini dapat digunakan untuk identifikasi kedua jenis asam amino tersebut.
Dilakukannya pemanasan pada reaksi ini bertujuan untuk mengubah sulfur organik
pada senyawa menjadi sulfur anorganik sehingga dapat berikatan dengan Pb menjadi
senyawa PbS yang berwarna coklat atau hitam. 2
Percobaan terakhir adalah reaksi Neumann. Reaksi ini digunakan untuk
membuktikan adanya P organik dalam kasein. Pada reaksi ini asam sulfat diuapkan
hingga terbentuk asam putih dari asam sulfat. Dengan cara demikian maka semua P
dalam kasein diubah menjadi asam fosfat. Dengan penambahan ammonium molibdat
maka ia akan berikatan membentuk ammonium fosfolibdat yang menyebabkan
terbentuknya endapan berwarna kuning jeruk. Bila terbentuk endapan ini, maka
larutan yang diuji memberikan hasil positif untuk reaksi Neumann .4
SIMPULAN
Dari hasil percobaan diperoleh beberapa simpulan, yakni :
1. Reaksi pengendapan digunakan untuk mengetahui sifat-sifat protein, salah satunya
yaitu denaturasi protein. Denaturasi protein dapat terjadi karena pemanasan.
Adanya denaturasi protein biasanya ditandai dengan terjadinya koagulasi.
2. Dasar reaksi Biuret yaitu pembentukan kompleks antara atom Cu, atom N dan
atom O dari air. Hasil positif ditandai dengan warna larutan yang berwarna ungu.
3. Reaksi Xantoprotein spesifik untuk asam amino yang memiliki cincin benzen.
Asam amino yang mempunyai cincin benzen yakni tirosin, triptofan, fenilalanin
dan histidin.
4. Reaksi Millon-Nasse spesifik untuk asam amino tirosin.
5. Reaksi Hopkins-Cole spesifik untuk triptofan karena asam amino ini memiliki
gugus indol.
6. Sulfur test digunakan untuk menidentifikasi adanya sulfur dalam senyawa asam
amino. Asam amino yang memberikan hasil positif terhadap reaksi ini yaitu
sistein dan metionin.
7. Reaksi Neumann digunakan untuk membuktikan adanya P dalam suatu protein.
DAFTAR PUSTAKA
1. Suhartono, Eko. Modul dan penuntun praktikum kimia kedokteran. Bagian
Kimia Kedokteran UNLAM. Banjarbaru : 2004.
2. S.K. Dogra & Dogra. Kimia Fisik dan Soal-Soal. Universitas Indonesia (UIPress). Jakarta : 1990