Anda di halaman 1dari 5

Panitia Persiapan Kemerdekaan Indonesia

Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas


Panitia Persiapan Kemerdekaan Indonesia ( Dokuritsu Junbi Iinkai?)
atau PPKI adalah panitia yang bertugas untuk mempersiapkan kemerdekaan Indonesia.
Sebelumnya sudah dibentuk BPUPKI, kemudian dibubarkan oleh Jepang dan dibentuk PPKI
pada tanggal 7 Agustus 1945 yang diketuai oleh Ir. Soekarno. Badan ini dibentuk sebelum
MPR ada.[1]

Daftar isi

1 Keanggotaan

2 Persidangan
o 2.1 Sidang 18 Agustus 1945

2.1.1 Mengesahkan Undang-Undang Dasar 1945

2.1.2 Memilih dan mengangkat Presiden dan Wakil Presiden

2.1.3 Tugas Presiden sementara dibantu oleh Komite Nasional sebelum


dibentuknya MPR dan DPR

o 2.2 Sidang 19 Agustus 1945

2.2.1 Membentuk 12 Kementerian dan 4 Menteri Negara

2.2.2 Membentuk Pemerintahan Daerah

o 2.3 Sidang 22 Agustus 1945

2.3.1 Membentuk Komite Nasional Indonesia

2.3.2 Membentuk Partai Nasional Indonesia

2.3.3 Membentuk Badan Keamanan Rakyat

3 Referensi

4 Bacaan terkait

Keanggotaan

Artikel utama untuk bagian ini adalah: Daftar anggota BPUPKI-PPKI


Pada awalnya PPKI beranggotakan 21 orang (12 orang dari Jawa, 3 orang dari Sumatra, 2
orang dari Sulawesi, 1 orang dari Kalimantan, 1 orang dari Nusa Tenggara, 1 orang dari
Maluku, 1 orang dari golongan Tionghoa). Susunan awal anggota PPKI adalah sebagai
berikut[2]:
1. Ir. Soekarno (Ketua)
2. Drs. Moh. Hatta (Wakil Ketua)
3. Prof. Mr. Dr. Soepomo (Anggota)
4. KRT Radjiman Wedyodiningrat (Anggota)
5. R. P. Soeroso (Anggota)
6. Soetardjo Kartohadikoesoemo (Anggota)
7. Kiai Abdoel Wachid Hasjim (Anggota)
8. Ki Bagus Hadikusumo (Anggota)
9. Otto Iskandardinata (Anggota)
10. Abdoel Kadir (Anggota)
11. Pangeran Soerjohamidjojo (Anggota)
12. Pangeran Poerbojo (Anggota)
13. Dr. Mohammad Amir (Anggota)
14. Mr. Abdul Maghfar (Anggota)
15. Mr. Teuku Mohammad Hasan (Anggota)
16. Dr. GSSJ Ratulangi (Anggota)[3]
17. Andi Pangerang (Anggota)
18. A.H. Hamidan (Anggota)
19. I Goesti Ketoet Poedja (Anggota)
20. Mr. Johannes Latuharhary (Anggota)
21. Drs. Yap Tjwan Bing (Anggota)

Selanjutnya tanpa sepengetahuan Jepang, keanggotaan bertambah 6 yaitu:


1. Achmad Soebardjo (Penasehat)
2. Sajoeti Melik (Anggota)
3. Ki Hadjar Dewantara (Anggota)
4. R.A.A. Wiranatakoesoema (Anggota)
5. Kasman Singodimedjo (Anggota)
6. Iwa Koesoemasoemantri (Anggota)

Persidangan
Tanggal 8 Agustus 1945, sebagai pimpinan PPKI yang baru, Soekarno, Hatta dan Radjiman
Wedyodiningrat diundang ke Dalat untuk bertemu Marsekal Terauchi. Setelah pertemuan
tersebut, PPKI tidak dapat bertugas karena para pemuda mendesak agar proklamasi
kemerdekaan tidak dilakukan atas nama PPKI, yang dianggap merupakan alat buatan Jepang.
Bahkan rencana rapat 16 Agustus 1945 tidak dapat terlaksana karena terjadi peristiwa
Rengasdengklok[4].

Sidang 18 Agustus 1945

Persidangan resmi PPKI pada tanggal 18 Agustus 1945


Setelah proklamasi, pada tanggal 18 Agustus 1945, PPKI mengadakan sidang di bekas
Gedung Road van Indie di Jalan Pejambon Jakarta.[5]
Mengesahkan Undang-Undang Dasar 1945
Sebelum disahkan, terdapat perubahan dalam UUD 1945, yaitu:
1. Kata Muqaddimah diganti dengan kata Pembukaan.
2. Pada pembukaan alinea keempat anak kalimat Ketuhanan, dengan menjalankan
syariat Islam bagi pemeluk-pemeluknya diganti dengan Ketuhanan yang Maha Esa.
3. Terkait perubahan poin Kedua, maka pasal 29 ayat 1 dari yang semula berbunyi:
Negara berdasarkan atas Ketuhananan, dengan kewajiban menjalankan Syariat Islam

bagi pemeluk-pemeluknya diganti menjadi berbunyi: Negara berdasarkan atas


Ketuhanan Yang Maha Esa.
4. Pada Pasal 6 Ayat (1) yang semula berbunyi Presiden ialah orang Indonesia asli dan
beragama Islam diganti menjadi Presiden ialah orang Indonesia asli.
Memilih dan mengangkat Presiden dan Wakil Presiden
Pemilihan Presiden dan Wakil Presidan dilakukan dengan aklamasi atas usul dari Otto
Iskandardinata dan mengusulkan agar Ir. Soekarno menjadi presiden dan Moh. Hatta sebagai
wakil presiden. Usul ini diterima oleh seluruh anggota PPKI.
Tugas Presiden sementara dibantu oleh Komite Nasional sebelum dibentuknya MPR
dan DPR
Artikel utama untuk bagian ini adalah: Komite Nasional Indonesia Pusat

Sidang 19 Agustus 1945


PPKI mengadakan sidang kedua pada tanggal 19 Agustus 1945.
Membentuk 12 Kementerian dan 4 Menteri Negara
Artikel utama untuk bagian ini adalah: Kabinet Presidensial
Membentuk Pemerintahan Daerah
Indonesia dibagi menjadi 8 provinsi yang dipimpin oleh seorang gubernur.
No.

Provinsi

Nama Gubernur

Sumatera

Mr. Teuku Muhammad Hasan

Jawa Barat

Mas Sutardjo Kertohadikusumo

Jawa Tengah

Raden Pandji Soeroso

Jawa Timur
R. M. T. Ario Soerjo

Sunda Kecil
I Gusti Ketut Pudja

Maluku

Mr. Johannes Latuharhary

Sulawesi

Dr. G. S. S. Jacob Ratulangi

Borneo

Ir. H. Pangeran Muhammad Noor

Anda mungkin juga menyukai