Anda di halaman 1dari 27

RESPONSI KASUS

KALA II GEMELLI (PRESKEP-PRESKEP) PADA


MULTIGRAVIDA HAMIL ATERM
DENGAN CUKUP ANAK

Oleh :
Markus Septian

G0007100

Pembimbing :
Dr. Muh. Adriannes Bachnas , Sp.OG

KEPANITERAAN KLINIK ILMU KEBIDANAN DAN KANDUNGAN


FAKULTAS KEDOKTERAN UNS/RSUD DR MOEWARDI
SURAKARTA
2011

KALA II GEMELLI (PRESKEP-PRESKEP) PADA MULTIGRAVIDA


HAMIL ATERM DENGAN CUKUP ANAK
ABSTRAK
Sebuah

kasus seorang G3P2A0, 31 tahun, gemelli, preskep-preskep

multigravida datang dengan keterangan hamil aterm, berada dalam persalinan kala
II. Pasien merasa hamil 9 bulan. Kenceng-kenceng teratur dirasakan sejak 9 jam
yang lalu. Air kawah sudah dirasakan keluar sejak 4 jam yang lalu. Lendir darah
sudah dirasakan keluar. Gerakan janin masih dirasakan.
Penatalaksanaan persalinan kehamilan kembar masih controversial dan
harus dinilai berdasarkan kasus per kasus. Dalam mengambil keputusan tentang
macam persalinan perlu mempertimbangkan presentasi kedua janin, umur
kehamilan, dan ada tidaknya komplikasi pada ibu dan atau janin. Keberhasilan
persalin per vaginam dengan presentasi kedua janin kepala-kepala dapat mencapai
70-80%.
Kata kunci : Kala II , gemelli, aterm

BAB I
PENDAHULUAN

Persalinan aktif dibagi menjadi tiga kala yang berbeda. Kala satu
persalinan mulai ketika telah tercapai kontraksi uterus dengan frekuensi,
intensitas, dan durasi yang cukup untuk menghasilkan pendataran dan dilatasi
serviks yang progresif. Kala satu persalinan selesai ketika serviks sudah membuka
lengkap (sekitar 10 cm) sehingga memungkinkan kepala janin lewat. Oleh karena
itu, kala satu persalinan disebut stadium pendataran dan dilatasi serviks. Kala dua
persalinan dimulai ketika dilatasi serviks sudah lengkap, dan berakhir ketika janin
sudah lahir. Kala dua persalinan disebut juga sebagai stadium ekspulsi janin. Kala
tiga persalinan dimulai segera setelah janin lahir, dan berakhir dengan lahirnya
plasenta dan selaput ketuban janin. Kala tiga persalinan disebut juga sebagai
stadium pemisahan dan ekspulsi plasenta. 6
Kehamilan kembar ialah satu kehamilan dengan dua janin atau lebih.

2,3

Pada kasus ini diagnosis kehamilan kembar ( gemelli ) ditegakkan dari


pemeriksaan fisik dan Ultrasonografi ( USG ). Kehamilan dan persalinan
membawa resiko bagi janin. Kematian perinatal anak kembar lebih tinggi daripada
anak kehamilan tunggal. Kehamilan kembar ada 2 macam, yaitu:
1. Kehamilan kembar dua telur, kehamilan kembar dizigotik
2. kehamilan kembar satu telur, kehamilan kembar monozigotik
Berat badan janin pada kehamilan kembar lebih ringan daripada janin pada
kehamilan tunggal pada umur kehamilan yang sama. Selain itu, berat badan kedua
janin pada kehamilan kembar tidak sama. Pada kembar dizigotik plasenta yang
satu dapat berimplantasi lebih menguntungkan, dipandna dari sudut tempat pada
dinding uterus dan penyediaan darah, daripada plasenta yang lain. Pada kehamilan
kembar monozigotik pembagian darah pada plasenta untuk kedua janin tidak
sama, sehingga yang satu kurang bertumbuh dibanding yang lain.
Kehamilan aterm (cukup bulan) adalah kehamilan dengan usia 37-42
minggu sejak HPMT (Hari Pertama Menstruasi Terakhir).

BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

A. KALA II DALAM PERSALINAN


Fisiologi
Setelah serviks membuka lengkap, janin akan segera keluar. His terjadi tiap 23 menit, lamanya 60-90 detik. His sempurna dan efektif bila ada koordinasi
gelombang kontraksi sehingga kontraksi simetris dengan dominasi di fundus
uteri, mempunyai amplitudo 40-60 mmHg, berlangsung 60-90 detik dengan
jangka waktu 2-4 menit, dan tonus uterus saat relaksasi kurang dari 12 mmHg.
Kepala janin telah turun masuk ruang panggul sehingga terjadilah tekanan
pada otot-otot dasar panggul yang secara reflektoris menimbulkan rasa
mengedan. Karena tekanan pada rektum, ibu merasa seperti mau buang air
besar, dengan tanda anus terbuka. Pada waktu his, kepala janin mulai
kelihatan, vulva membuka dan perineum meregang. Pada primigravida kala II
berlangsung kira-kira satu setengah jam dan pada multigravida setengah jam.
7,8

Pimpinan Persalinan Kala II


Pada permulaan kala II umumnya kepala janin telah masuk dalam ruang
panggul. Ketuban yang menonjol biasanya akan pecah sendiri. Bila belum
pecah, harus dipecahkan. His datang lebih sering dan lebih kuat, lalu timbullah
his mengedan. Penolong harus telah siap untuk memimpin persalinan.
Ada 2 cara ibu mengedan:
a. Letak berbaring merangkul kedua pahanya dengan kedua lengan sampai
batas siku. Kepala diangkat sedikit hingga dagu mengenai dada. Mulut
dikatup.
b. Dengan sikap seperti di atas, tetapi badan miring ke arah punggung janin
berada dan hanya satu kaki yang dirangkul, yaitu yang sebelah atas. 8

Secara umum, pimpinan persalinan dalam kala II dapat dilakukan sebagai berikut:

Ibu dipimpin mengejan saat ibu terus-menerus ingin mengejan, perineum


teregang, anus terbuka, dan tampak bagian mukosa anus, kepala bayi
mulai crowning (kepala bayi tampak di vulva dengan diameter 3-4 cm)

Lakukan episiotomi medialis/mediolateralis bila diperlukan. Episiotomi


dilakukan pada primipara atau multipara bila dinding introitus vagina
kaku. Sebelumnya lakukan anestesi lokal infiltrasi di tempat episiotomi
menggunakan lidokain 1% 3-4 ml. Saat perineum sudah sangat tipis atau
diameter pembukaan vulva 4-5 cm bertepatan dengan his, lakukan
episiotomi dengan cara jari II dan III tangan kiri dirapatkan, dimasukkan
antara kepala janin dan dinding vagina menghadap ke penolong. Pegang
gunting episiotomi dengan tangan kanan, masukkan secara terbuka
dengan perlindungan jari II dan III

Saat his, ibu diminta menarik napas dalam dan menutup mulut rapat-rapat
kemudian mengejan pada perut dengan kekuatan penuh

Lahirkan kepala bayi dengan cara menahan perineum menggunakan ibu


jari dan jari II-III tangan kanan yang ditutup kain duk steril/DTT dan
menekan ke arah kranial. Tangan kiri menahan defleksi maksimal kepala
bayi dengan suboksiput sebagai hipomoklion, berturut-turut akan lahir
dahi, mata, hidung, mulut, dan dagu. Bersihkan lendir di mulut dan
hidung bayi

Biarkan kepala bayi mengadakan putaran paksi luar. Bila perlu, bantu
putaran paksi luar

Bila ada lilitan tali pusat pada leher bayi:


- tali pusat kendor: longgarkan dan bebaskan tali pusat dengan bantuan
jari penolong
- tali pusat ketat: jepit tali pusat dengan klem di dua tempat dan tali pusat
dipotong di antara 2 klem tersebut dengan gunting tali pusat

Lahirkan bahu bayi dengan cara tetap memegang kepala bayi secara
biparietal dan menarik cunam ke belakang untuk melahirkan bahu depan
dahulu, kemudian ke arah depan untuk melahirkan bahu belakang

Lahirkan badan bayi dengan cara tetap memegang kepala bayi secara
biparietal, melakukan tarikan searah lengkung panggul sampai lahir
seluruh badan bayi. Bila terasa berat dapat dibantu dengan dorongan
ringan pada fundus uteri oleh asisten atau dengan cara mengait ketiak bayi
dan menariknya secara perlahan

Letakkan bayi pada kain duk steril di atas perut ibu

Lakukan resusitasi bayi baru lahir bila diperlukan dan tentukan nilai
APGAR

Sesegera mungkin lakukan pembersihan mulut/jalan napas

Jepit tali pusat dengan klem Kohler I berjarak 5 cm dari perut bayi, tali
pusat dikosongkan dari darah dengan diurut ke arah plasenta kemudian
dijepit dengan klem Kohler II, jarak 1-2 cm dari klem Kohler I ke arah
plasenta. Tali pusat digunting di antara 2 klem Kohler. Ikat tali pusat
dengan benang 2 kali berlawanan arah. Tali pusat dibalut dengan kasa
steril yang dibasahi antiseptik ringan. 7

Tabel 1. Nilai APGAR (Appearance, Pulse rate, Grimace, Activity, Respiration) 7


Warna kulit

0
Pucat

Frekuensi nadi
Tidak ada
Reaksi rangsangan Tidak ada
Aktivitas

Tidak ada

Usaha napas

Tidak ada

1
Badan
merah,ekstremitas
biru
< 100
Sedikit
gerakan
mimik
Ekstremitas
sedikit fleksi
Lemah/tidak
teratur

2
Seluruh
tubuh
kemerah-merahan
> 100
Batuk/bersin
Gerakan aktif
Baik, menangis

Ekspresi Kristeller

Mendorong fundus uteri sewaktu ibu mengedan; tujuannya membantu tenaga


ibu untuk melahirkan kepala. Cara ini kurang dibenarkan, jika mau dilakukan
juga hanya boleh 2-3 kali saja. Bahayanya adalah ruptur uteri, atonia uteri,
trauma organ-organ dalam perut, dan solusio plasenta. 8
Perasat Ritgen
Bila perineum meregang dan menipis, maka tangan kiri penolong menekan
bagian belakang kepala janin ke arah anus, tangan kanan di perineum. Dengan
ujung-ujung jari tangan kanan yang melalui kulit perineum dicoba mengait
dagu janin dan ditekan ke arah simfisis pelan-pelan. Dengan pimpinan yang
baik dan sabar, maka lahirlah kepala dengan ubun-ubun kecil (subocciput) di
bawah simfisis sebagai hipomochlion secara berturut-turut kelihatan: bregma
(ubun-ubun besar), dahi, muka, dan dagu. Perhatikan apakah tali pusat melilit
leher, kalau ada, lepaskan. Kepala akan mengadakan putaran restitusi ke arah
di mana punggung janin berada. Lahirkanlah bahu depan dengan menarik
kepala ke arah anus (bawah); lalu bahu belakang dengan menarik pelan-pelan
ke arah simfisis (atas). Melahirkan badan, bokong, dan kaki lebih mudah,
yaitu dengan mengait kedua ketiak janin. 8

B. KEHAMILAN KEMBAR
Definisi
Kehamilan kembar adalah satu kehamilan dengan dua janin atau lebih.
Gemelli : kehamilan dengan dua janin
Faktor predisposisi / etiologi

Faktor distribusi ( bangsa, hereditas, paritas, umur ) hanya berpengaruh


sedikit, hanya mempunyai pengaruh terhadap kehamilan kembar yang
berasal dari dua telur. Hampir tidak berbeda makna diantara populasi. 2,3

Kehamilan berasal dari lebih satu telur ( umumnya dua telur ) biasanya
terjadi pada : 2,3

pemakaian obat obatan induksi ovulasi ( chlomiphen, hormon


gonadotropin ) menyebabkan terjadinya pematangan lebih dari satu
folikel dalam setiap siklus

prosedur fertilisasi in vitro, dimana beberapa embrio yang dibuah


diimplantasikan dalam uterus, jika semua berkembang dengan baik
maka terjadi pertumbuhan lebih dari satu

Kehamilan berasal dari satu telur terjadi pada :


Akibat adanya kerja faktor penghambat (inhibiting factor) pada masa awal
pertumbuhan embrio intrauterine, mempengaruhi segmentasi selanjutnya
pada berbagai tingkatan. 3

Jenis kehamilan kembar


1.

Kehamilan kembar monozigotik 3


-

Terjadi dari satu telur. Disebut juga kembar identik, homolog, atau
uniovuler.

Insidens 30% dari seluruh kehamilan kembar

Kedua anak jenis kelamin sama, ukuran antropologiknya sama, rupa


mirip, sidik jari dan telapak angan sama. Mungkin satu kidal karena
area dominant korteks serebrinya berlawanan dari saudaranya

2.

Plasenta dan selaput janin : tergantung pada saat terjadinya segmentasi

Kehamilan kembar dizigotik / multizigotik 3


-

Terjadi dari dua telur atau lebih yang dibuahi. Disebut juga kembar
fraternal, heterolog, binovular / multiovular

Insidens ( 2 telur ) 60% dari seluruh kehamilan kembar

Anak anak jenis kelaminnya dapat sama atau berbeda, karakteristik


fisik umumnya berbeda

Plasenta dan selaput janin : masing masing janin memiliki korion


dan amionya sendiri, namun plasenta mungkin terpisah atau tumbuh
menjadi satu

Letak dan presentasi janin


Pada umumnya janin kembar tidak besar dan cairan amnion lebih banyak
daripada biasa, sehingga sering terjadi perubahan presentasi dan posisi
janin. Demikian pula letak janin kedua dapat berubah setelah kelahiran
bayi pertama, misalnya dari letak lintang menjadi letak sungsang.
Berbagai kombinasi letak serta presentasi dapat terjadi. Yang paling sering
ditemukan ialah kedua janin dalam letak memanjang dengan presentasi
kepala, kemudian menyusul presentasi kepala dan bokong, keduanya
presentasi bokong, presentasi kepala dan bahu, presentasi bokong dan
bahu, dan yang paling jarang keduanya presentasi bahu. 5
Klinik
-

Pada kehamilan kembar distensi uterus berlebihan, sehingga melewati


batas toleransinya dan seringkali terjadi partus prematurus. Usia
kehamilan makin pendek dengan makin banyaknya janin pada
kehamilan kembar.

Kebutuhan ibu akan zat-zat makanan pada kehamilan kembar


bertambah, sehingga dapat menyebabkan anemia dan penyakit
defisiensi lain.

Frekuensi preeklampsia dan eklampsia juga dilaporkan lebih sering


pada kehamilan kembar. Hal ini dikarenakan adanya keregangan uterus
yang berlebihan sehingga menyebabkan iskemia uteri.

Keluhan karena tekanan uterus yang besar dapat terjadi, seperti sesak
nafas, sering kencing, edema dan varises pada tungkai bawah dan
vulva. 5

Diagnosis
Kehamilan kembar perlu dipikirkan bila didapatkan hal hal berikut : 3,4
a.Besarnya uterus melebihi lamanya amenorea
b. Uterus tumbuh lebih cepat daripada biasanya pada pemeriksaan berulang

c.Penambahan berat badan ibu yang mencolok yang tidak disebabkan oleh
edema atau obesitas
d. Banyak bagian terkecil teraba
e.Teraba 3 bagian besar janin
f. Teraba 2 balotemen
Diagnosis pasti dapat ditentukan dengan : 3
a.Terabanya 2 kepala, 2 bokong, dan satu / dua punggung
b. Terdengar dua denyut jantung yang letaknya berjauhan dengan
perbedaan kecepatan paling sedikit 10 denyut per menit
c.USG
d. Rontgen foto abdomen
Diagnosis banding : 3,4
-

Hidramnion
Hidramnion dapat menyertai kehamilan kembar. USG dapat menentukan
apakah pada hidramnion ada kehamila kembar atau tidak

Kehamilan dengan miomauteri atau kistoma ovarii

Masalah pada kehamilan kembar

1. Resiko pre-eklampsia / eklampsia, partus prematurus, anemia


2. Resiko atonia uteri, hidramnion
3. Resiko plasenta previa, solusio plasenta, ketuban pecah dini
4. Resiko kelainan bawaan, gangguan pertumbuahn sampai kematian janin
5. Resiko malpresentasi, prolaps tali pusat, distosia
6. Resiko perdarahan paca persalinan
7. Meningkatkan mortalitas / risiko materna atau perinatal
Penanganan selama kehamilan
1.

Pembesaran perut apat ditahan dengan memakai korset, tetapi jangan


terlalu kencang sampai menyulitkan ibu bernapas

2.

Setelah kehamilan mencapai 30 minggu, perjalanan jauh dan koitus


sebaiknya dilarang karena dapat merupakan faktor predisposisi partus
prematurus

3.

Koreksi anemia ibu dengan obat hematinik dan nutrisi tinggi protein /
mineral, karena anemia ibu berpengaruh buruk pada osigeniasi janin,
terlebih pada kehamilan kembar

3,4

4. Perlunya dilakukan pencegahan terhadap preeklampsia dan eklampsia,


partus prematurus dan anemia, melalui pemeriksaan antenatal yang lebih
sering
5. Istirahat-baring dianjurkan lebih banyak karena hal itu menyebabkan aliran
darah ke plasenta meningkat, sehingga pertumbuhan janin lebih baik 5
Penanganan dalam persalinan
Semua persiapan untuk resusitasi dan perawatan bayi prematur
disediakan. Golongan dan darah ibu sudah ditentukan dan persediaan darah
diadakan mengingat kemungkinan perdarahan postpartum lebih besar.
Kala I diperlakukan seperti biasa bila anak pertama letaknya
memanjang. Karena sebagian besar persalinan kembar bersalin prematur,
maka pemakaian sedativa perlu dibatasi. Episiotomi mediolateral dikerjakan
untuk memperpendek kala pengeluaran dan mengurangi tekanan pada kepala
bayi.
Setelah bayi pertama lahir, segera dilakukan pemeriksaan luar dan
vaginal untuk mengetahui letak dan keadaan janin kedua. Bila janin dalam
letak memanjang, selaput ketuban dipecahkan dan air ketuban dialirkan
perlahan-lahan untuk menghindarkan prolapsus funikuli. Penderita dianjurkan
meneran atau dilakukan tekanan terkendali pada fundus uteri, agar bagian
bawah janin masuk ke dalam panggul. Janin kedua turun dengan cepat sampai
ke dasar panggul dan lahir spontan karena jalan lahir telah dilalui anak
pertama.
Bila janin kedua dalam keadaan letak lintang, denyut jantung tidak
teratur, terjadi prolapsus funikuli atau solusio plasenta, atau bila persalinan

10

spontan tidak terjadi dalam 15 menit, maka janin perlu dilahirkan dengan
tindakan obstetrik karena resiko akan meningkat dengan meningkatnya waktu.
Dalam hal letak lintang dicoba untuk mengadakan versi luar dan bila tidak
berhasil, maka segera dilakukan versi ekstraksi tanpa narkosis. Pada janin
dalam letak memanjang dapat dilakukan ekstraksi cunam pada letak kepala
dan ekstraksi kaki pada letak sungsang.
Seksio sesarea pada kehamilan kembar dilakukan atas indikasi janin
pertama dalam letak lintang, prolapsus funikuli, plasenta previa dan lain
sebagainya. 5
Masalah yang mungin terjadi pada saat persalinan bayi kembar

1. Mungkin anak pertama lintang atau sungsang dan anak kedua memanjang
( terjadi posisi interlocking )
2. Mungkin terjadi prolaps tali pusat ( risiko tinggi karena bayi kecil )
3. Mungkin ada plasenta previa
4. Pada kembar monoamniotik, dapat terjadi saling melilit / kusut pada tali
pusat janin.

C. HAMIL ATERM
Kehamilan atau gestasi adalah kondisi mengandung satu atau lebih embrio,
yaitu individu yang baru berkembang, dalam uterus. Kehamilan diawali oleh
konsepsi, yaitu proses fertilisasi atau pembuahan telur oleh sebuah sel sperma,
dan berlangsung terus sampai kelahiran sang anak. Kehamilan pada manusia
berlangsung rata-rata 266 hari (38 minggu) dari konsepsi, atau 40 minggu dari
permulaan siklus menstruasi terakhir. 1
WHO (1979) membagi umur kehamilan dalam tiga kelompok, yaitu:
1. Pre term

: kurang dari 37 minggu lengkap (kurang dari 259 hari)

2. Aterm

: mulai dari 37 minggu sampai kurang dari 42 minggu


lengkap (259 hari sampai 293 hari).

11

3. Post term : 42 minggu lengkap atau lebih (294 hari atau lebih)

12

BAB III
STATUS PENDERITA
A.

ANAMNESIS
Tanggal 2 April 2011 jam 22.11 WIB
1. Identitas Penderita
Nama

: Ny. H

Umur

: 31 tahun

Jenis Kelamin

: Perempuan

Pekerjaan

: Ibu rumah tangga

Agama

: Islam

Alamat

: Gembong, Sukoharjo

Status Perkawinan

: Kawin 1 kali dengan suami 11 tahun

HPMT

: 24 Juni 2010

HPL

: 31 Maret 2011

UK

: 40 minggu

Tanggal Masuk

: 2 April 2011

No.CM

: 01058063

Berat badan

: 78 Kg

Tinggi Badan

: 150 cm

2. Keluhan Utama
Ingin melahirkan
3. Riwayat Penyakit Sekarang
Datang seorang G3P2A0, 31 tahun, kiriman dari Puskesmas Kebak
Kramat 1 dengan keterangan hamil aterm, in partu, gemelli preskeppreskep. Pasien merasa hamil 9 bulan. Kenceng-kenceng teratur
dirasakan sejak 9 jam yang lalu. Air kawah sudah dirasakan keluar sejak
4 jam yang lalu. Lendir darah sudah dirasakan keluar. Gerakan janin
masih dirasakan.

13

4. Riwayat Penyakit Dahulu

Riwayat sesak nafas

: Disangkal

Riwayat Hipertensi

: Disangkal

Riwayat Penyakit Jantung

: Disangkal

Riwayat DM

: Disangkal

Riwayat Asma

: Disangkal

Riwayat Alergi Obat/makanan

: Disangkal

Riwayat Minum Obat Selama Hamil

: Disangkal

5. Riwayat Penyakit Keluarga

Riwayat Mondok

: Disangkal

Riwayat Hipertensi

: Disangkal

Riwayat Penyakit Jantung

: Disangkal

Riwayat DM

: Disangkal

Riwayat Asma

: Disangkal

Riwayat Alergi Obat/makanan

: Disangkal

6. Riwayat Fertilitas
Baik
7. Riwayat Obstetri
I.

Laki-laki, 10 tahun, BBL : 2900 gram, lahir spontan

II.

Laki-laki, 2 tahun, BBL : 3100 gram, lahir spontan

III.

Sekarang

Kesimpulan : riwayat obstetri baik.


8. Riwayat Ante Natal Care (ANC)
Teratur, pertama kali periksa ke puskesmas pada usia kehamilan 1 bulan.

14

9. Riwayat Haid
- Menarche

: 14 tahun

- Lama menstruasi : 7 hari


- Siklus menstruasi : 28 hari
10. Riwayat Perkawinan
Menikah 1 kali ( umur 20 tahun )
11. Riwayat Keluarga Berencana
(+) suntik
B.

PEMERIKSAAN FISIK
1. Status Interna
Keadaan Umum : Baik, CM, Gizi cukup
Tanda Vital

Tensi

: 120/80 mmHg

Nadi

: 82 x / menit

Respiratory Rate : 20 x/menit


Suhu

: 36,7 0C

Kepala

: Mesocephal

Mata

: Conjuctiva anemis (-/-), Sklera Ikterik (-/-)

THT

: Tonsil tidak membesar, Pharinx hiperemis (-)

Leher

: Pembesaran kelenjar tiroid (-)

Thorax

: Gld. Mammae dalam batas normal, areola mammae


hiperpigmentasi (+/+)

Cor

Inspeksi

: IC tidak tampak

Palpasi

: IC tidak kuat angkat

Perkusi

: Batas jantung kesan tidak melebar

Auskultasi : Bunyi jantung I-II intensitas normal, reguler, bising (-)

15

Pulmo :
Inspeksi

: Pengembangan dada ka = ki

Palpasi

: Fremitus raba dada ka = ki

Perkusi

: Sonor/Sonor

Auskultasi : Suara dasar vesikuler (+/+), Ronki basah kasar (-/-)


Abdomen:
Inspeksi

: Dinding perut > dinding dada


Stria gravidarum (+)

Palpasi

: Supel, NT (-), hepar lien tidak membesar

Perkusi

: Tympani pada bawah processus xipoideus, redup pada


daerah uterus

Auskultasi : Peristaltik (+) normal


Genital

: Lendir darah (+) ,air ketuban (+)

Ekstremitas :

Oedema
-

Akral dingin
-

2. Status Obstetri
Inspeksi
Kepala

: Mesocephal

Mata

: Conjungtiva Anemis (-/-), sclera ikterik (-/-)

Wajah

: Kloasma gravidarum (+)

Thorax

: Glandula mammae hipertrofi (+), aerola mammae


hiperpigmentasi (+)

Abdomen

Inspeksi : Dinding perut > dinding dada, stria gravidarum (+)

16

Palpasi : Supel, nyeri tekan (-), teraba janin ganda, intra uterin,
memanjang, janin I : punggung di kiri, janin II :
punggung di kanan, preskep-preskep, kepala janin I
masuk panggul > 2/3 bagian, TBJ I : 2100 gram, TBJ
II : 2600 gram, HIS (+) 2-3x/10/30-60/kuat.
Pemeriksaan Leopold
I

: teraba bagian lunak, kesan bokong janin II

II

: teraba punggung dan bagian-bagian kecil di kedua sisi

III : teraba bagian keras dan bulat, kesan kepala janin I


IV : kepala janin I masuk panggul > 2/3 bagian
Perkusi

: Tympani pada bawah processus xipoideus, redup


pada daerah uterus

Auskultasi : DJJ (+) I 13-12-12/13-13-13/12-12-13/reguler


II 12-11-12/ 13-12-13/11-11-12/reguler
Genital eksterna : Vulva/uretra tidak ada kelainan, lendir darah (+),
peradangan (-), tumor (-)
Ekstremitas :

Oedema
-

akral dingin
-

Pemeriksaan Dalam :
VT

: vulva / uretra tenang, dinding vagina dalam batas normal,


portio tidak teraba, lengkap, pendataran lengkap,
preskep, kepala janin I turun di H III, UUK arah jam 12,
KK (-), AK (+) jernih, tidak berbau, STLD (+).

UPD

: promontorium tidak teraba


linea terminalis teraba < 1/3 bagian
spina ischiadica menonjol tidak prominen

17

arcus pubis > 900


kesan : panggul normal
C.

PEMERIKSAAN PENUNJANG
Laboratorium Darah tanggal 16 Agustus 2007
Hb

: 11,3 gr/dl

GDS

: 83 mg/dL

Hct

: 34,1 %

Ureum

: 19 mg/dL

Eritrosit

: 3,74 x 106/uL

Creatinin

: 0,6 mg/dL

Leukosit

: 8,4 x 103/uL

Na

: 137 mmol/L

Trombosit: 149 x 103/uL

D.

: 4,0 mmol/L

Golongan Darah

:A

Cl

: 109 mmol/L

PT

: 15,1

Albumin

: 3,6

APTT

: 34,1

SGOT

: 29 U/L

HbS Ag

: negatif

SGPT

: 17 U/L

KESIMPULAN
Seorang G3P2A0, 31 tahun, UK 40 minggu, riwayat obstetri baik, riwayat
fertilitas baik, teraba janin ganda, intra uterin memanjang, preskep-preskep,
kepala janin I turun di Hodge III.

E.

DIAGNOSA AWAL
Gemelli, preskep-preskep pada multigravida hamil aterm pada kala II
persalinan dengan cukup anak.

F.

PROGNOSA
Dubia

G. TERAPI

18

Pimpin persalinan

Siapkan resusitasi bayi

Evaluasi tanggal 2 April 2011 pukul 22.45


Lahir bayi I

: secara spontan, laki-laki, 2100 g, PB : 45 cm


LK/LD : 32/27, anus (+), AS : 8-9-10

Identifikasi janin II
VT

: janin II, preskep

Pukul 22.52
Lahir bayi II

: secara spontan, laki-laki 2600 gr, PB: 48 cm


LK/LD : 35/32, anus (+), AS: 8-9-10

Pukul 23.00
Plasenta lahir spontan, lengkap bentuk cakram, tipe monoplasenta.
Plasenta I : ukuran 30x20x2 cm

PTP : 50 cm

Lama persalinan :

Perdarahan :

Kala I : 5 jam

Kala II : 80 cc

KalaII : 30 menit

Kala III : 50 cc

Kala III: 8 menit

Kala IV : 10 cc

Total : 5 Jam 38 menit

Total

: 140 cc

Evaluasi 2 jam post partum


Keadaan Umum

: baik, compos mentis, gizi cukup

Tanda vital

: T : 120/70
N: 88x/menit
Rr: 20x/menit
T : 36,7OC

Mata

: Conjunctiva anemis (-/-) sklera ikterik (-/-)

Thorax

: Cor : dalam batas normal

19

Pulmo: dalam batas normal


Abdomen

: Supel, nyeri tekan (-), TFU 2 jari dari bawah pusat,


kontraksi baik

Genital

: Perdarahan pervaginam (-), lochia (+)

Dx

Kala

II,

gemelli,

preskep-preskep

pada

multigravida hamil aterm dengan cukup anak.


Tx

:
Cefadroxil 2 x 500 mg
Metil ergometrin 3 x 1 gr
Sulfas ferosus 1 x 1 gr
Vit. C 2 x 1 gr

H. FOLLOW UP
Tanggal 3 April 2011
Keadaan umum : baik, CM
Tanda vital

: T = 120/80 mmHg
N = 80x/menit

Rr = 20x/menit
Suhu = 36,5 0C

Mata

: Conjungtiva anemis (-/-), sclera ikterik (-/-)

Thorax

: Cor

: dalam batas normal

Pulmo : dalam batas normal


Abdomen

: Supel, nyeri tekan (-), TFU teraba 2 jari dibawah pusat,


kontraksi baik

Genital

: Perdarahan (-), lochia (+)

Diagnosa

: Kala II, gemelli, preskep-preskep pada multigravida hamil


aterm dengan cukup anak

Terapi

:
Cefadroxil 2 x 500 mg
Metil ergometrin 3 x 1 gr
Sulfas ferosus 1 x 1 gr
Vit. C 2 x 1 gr

20

Tanggal 4 April 2011


Keadaan umum : baik, CM
Tanda vital

: T = 120/80 mmHg
N = 80x/menit

Rr = 20x/menit
Suhu = 36,4 0C

Mata

: Conjungtiva anemis (-/-), sclera ikterik (-/-)

Thorax

: Cor

: dalam batas normal

Pulmo : dalam batas normal


Abdomen

: Supel, nyeri tekan (-), TFU teraba 2 jari dibawah pusat,


kontraksi baik

Genital

: Perdarahan (-), lochia (+)

Diagnosa

: Kala II, gemelli, preskep-preskep pada multigravida hamil


aterm dengan cukup anak

Terapi

:
Cefadroxil 2 x 500 mg
Metil ergometrin 3 x 1 gr
Sulfas ferosus 1 x 1 gr
Vit. C 2 x 1 gr

Tanggal 5 April 2011


Keadaan umum : baik, CM
Tanda vital

: T = 120/80 mmHg
N = 82x/menit

Rr = 20x/menit
Suhu = 36,4 0C

Mata

: Conjungtiva anemis (-/-), sclera ikterik (-/-)

Thorax

: Cor

: dalam batas normal

Pulmo : dalam batas normal


Abdomen

: Supel, nyeri tekan (-), TFU teraba 2 jari dibawah pusat,


kontraksi baik

Genital

: Perdarahan (-), lochia (+)

Diagnosa

: Kala II, gemelli, preskep-preskep pada multigravida hamil


aterm dengan cukup anak

21

Terapi

:
Cefadroxil 2 x 500 mg
Metil ergometrin 3 x 1 gr
Sulfas ferosus 1 x 1 gr
Vit. C 2 x 1 gr

22

BAB IV
ANALISA KASUS
A.

Analisa Status
Pada pembuatan status ini dijumpai beberapa kekurangan diantaranya
perlunya anamnesis yang lebih lanjut mengenai keteraturan ibu melakukan
pemeriksaan kehamilan (ANC), dan tentang adanya anak kembar dalam
keluarga.

B. Analisis Kasus Diagnosis


Pada kasus ini ditegakkan diagnosa Kala II, Gemelli, preskep-preskep pada
multigravida hamil aterm dalam persalinan kala II dengan cukup anak.
1. Kala II ditegakkan dari pemeriksaan kontraksi uterus yang didapatkan HIS
(+) 2-3 x/10 menit, durasi 25-40 detik, intensitas kuat.

VT dimana

didapatkan vulva / uretra tenang, dinding vagina dalam batas normal, portio
tidak teraba, lengkap, pendataran lengkap, preskep, kepala janin I turun di
H III, UUK arah jam 12, KK (-), AK (+) jernih, tidak berbau, STLD (+).
2. Gemelli
Kehamilan disebut kehamilan kembar ( gemelli ) apabila apabila didapatkan
kehamilan dengan dua janin
Pada kasus ini diagnosa ditegakkan dari :
Pemeriksaan fisik :
Abdomen :
Inspeksi : Dinding perut > dinding dada, stria gravidarum (+)
Palpasi : Supel, nyeri tekan (-), teraba janin ganda, intra uterin, memanjang,
janin I : punggung di kiri, janin II : punggung di kanan, preskep-preskep,
kepala janin I masuk panggul > 2/3 bagian, TBJ I : 2100 gram, TBJ II : 2600
gram, HIS (+) 2-3x/10/30-60/kuat.
Pemeriksaan Leopold
I

: teraba bagian lunak, kesan bokong janin II

II

: teraba punggung dan bagian-bagian kecil di kedua sisi

23

III

: teraba bagian keras dan bulat, kesan kepala janin I

IV

: kepala janin I masuk panggul > 1/3 bagian

Perkusi

: Tympani pada bawah processus xipoideus, redup pada daerah

uterus
Auskultasi : DJJ (+)

I 13-12-12/13-13-13/12-12-13/reguler

II 12-11-12/ 13-12-13/11-11-12/reguler
Faktor predisposisi terjadinya gemelli pada kasus ini masih belum jelas.
3. Hamil Aterm
Suatu kehamilan disebut hamil aterm apabila kehamilan telah berlangsung
mulai dari 37 minggu sampai kurang dari 42 minggu lengkap (259 hari
sampai 293 hari) sejak Hari Pertama Menstruasi Terakhir (HPMT).
Pada kasus ini diagnosis ditegakkan dari :
Anamnesa : Didapatkan keterangan
HPMT

24 Juni 2010

HPL

31 Maret 2011

UK

40 minggu

C. Analisa Kasus Penatalaksanaan


Penatalaksanaan kasus dengan diagnosis gemelli (preskep-preskep), pada
multigravida hamil aterm dalam persalinan kala II persalinan yang berlangsung
1 jam adalah persalinan spontan pervaginam. Pemilihan persalinan per vaginam
sudah cukup tepat dikarenakan presentasi kedua janin adalah kepala-kepala,
kepala janin I sudah turun di H III.

24

BAB V
SARAN

1.

Perawatan

prenatal

yang

baik

untuk

mengenal kehamilan kembar dan mencegah komplikasi yang timbul, dan


bila diagnosis telah ditegakkan pemeriksaan ulangan harus lebih sering (1 x
seminggu pada kehamilan lebih dari 32 minggu)
2.

Memberikan informasi ke puskesmas atau bidan yang mengirim dengan


keterangan jika sudah ada kehamilan aterm dengan tanda-tanda kegawatan
baik pada ibu maupun janin, maka dianjurkan untuk segera mengkonsulkan
ke rumah sakit agar angka kematian ibu dan anak bisa menurun.

3.

Setelah kehamilan 30 minggu, koitus dan perjalanan jauh sebaiknya dihindari,


karena akan merangsang partus prematurus.

25

DAFTAR PUSTAKA

1.

Campbell, Neil A., Jane B. Reece, Lawrence G. Mitchell. 2004. Biologi Jilid
III. Edisi Kelima. Editor : Amalia Safitri. Penerbit Erlangga, Jakarta. pp:
162, 164-5

2.

Cunningham FG Mac Donal P.C. William Obsetric, Edisi 18, Appletion &
Lange, 1998 : 881-903.

3.

Fernando Arias, Practicial Guide to Hight Risk Pregnancy and Delivery,

nd Edition, St. Louis Missiori, USA, 1993 : 100-10, 213-223.


4.

Hacker Moore, Essential Obstetries dan Gynekology, Edisi 2, W.B Saunder


Company, Philadelphia, Pennsylvania, 297-309.

5.

Hanafiah Jusuf, Wibowo B. 2008. Kehamilan Kembar. Dalam Wiknjosastro


H, Ilmu Kebidanan. Edisi Keempat Cetakan Pertama. Yayasan Bina Pustaka
Sarwono Prawirohardjo, Jakarta. Pp : 386-97.

6.

Keman Kusnarman. 2008. Fisiologi dan mekanisme persalinan normal.


Dalam Wiknjosastro H, Ilmu Kebidanan. Edisi Keempat Cetakan Pertama.
Yayasan Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo, Jakarta. p.297.

7.

Mansjoer A., Suprohaita, Wahyu Ika Wardhani, Wiwiek Setiowulan. 2005.


Kapita Selekta Kedokteran Jilid I. Edisi ketiga. Editor : Arif Mansjoer, dkk.
Media Aesculapius, Jakarta. pp: 253-4, 258, 259-63

8.

Mochtar R. Sinopsis Obstetri. Jilid I. Editor: Delfi Lutan. EGC, Jakarta,


1998: 95, 104-5.

26

Anda mungkin juga menyukai