Anda di halaman 1dari 2

Nama : Syifa Nurfadilah Rajbiani

NIM

: F34130111

PENCEMARAN LIMBAH INDUSTRI PENGOLAH KARET


PT. BUMI NUSA MAKMUR

PT. Bumi Nusa Makmur merupakan perusahan nasional Indonesia yang


bergerak di bidang pengolahan karet alam produk berkualitas yang ber-SNI yang
dihasilkan adalah SIR10 dan SIR20. Perusahaan membuat Brown Crepe untuk pasar
domestik. Brown Crepe adalah kombinasi antara 80% lateks tervulkanisir dan 20%
lateks tidak tervulkanisir. Sekitar bulan Oktober tahun 2011, PT. Bumi Nusa Makmur
mengalami kasus pencemaran limbah industri pada tiga desa di Mojokerto,
diantaranya Desa medali, Sumolawang dan Kenanten. Polutan yang menyebabkan
pencemaran adalah limbah cair hasil dari industri pengolahan karet tersebut. Dalam
kasus tersebut ratusan warga mendatangi pabrik dan menutup paksa saluran
pembuangan limbahnya. Aksi penutupan paksa saluran pembuangan limbah cair
pabrik dilakukan secara permanen, sehingga saluran tempat pembuangan limbah cair
tidak dapat digunakan lagi untuk membuang limbah pabrik. Dampak yag
ditimbulkan akibat pencemaran ini terhadap lingkungan yaitu, menimbulkan bau
yang tidak sedap. Selain itu, limbah cair pabrik karet juga telah mencemari sumursumur warga. Bahkan area persawahan yang berada disekitar lokasi pabrik karet juga
sudah tercemar limbah.
Karakteristik polutan dari limbah cair pabrik karet didapatkan dari salah satu
kegiatan pengawasan yang dilakukan Badan Lingkungan Hidup kabupaten
Mojokerto. Pengawasan yang dilakukan BLH Mojokerto diantaranya peninjauan
lapangan, pengujian sampel limbah, dan pemeriksaan instalasi. Dalam kegiatan
peninjauan lapangan ditemukan bahwa dalam aktivitas produksi, PT. Bumi Nusa
Makmur menghasilkan limbah cair, udara, dan gas (berupa bau). Sumber
pencemaran udara yang dihasilkan berasal dari cerobong asap pada proses oven dan
boiler. Selain itu, PT. Bumi Nusa Makmur belum melengkapi cerobong dengan
lubang sampling serta kelengkapan sampling yang lain sesuai dengan peraturan yang
berlaku. Sejak awal produksi pada tahun 2010 sampai bulan Oktober 2011 PT. Bumi
Nusa Makmur belum pernah melakukan pengujian limbah cair, limbah padat dan
udara yang dihasilkan dari sisa hasil proses produksi ke laboratorium lingkungan
yang ditunjuk Gubernur Jawa Timur sebagaimana Peraturan Daerah Kabupaten
Mojokerto Nomor 24 tahun 2006 tentang Pengendalian Pencemaran Lingkungan.

Kegiatan pengujian sampel limbah oleh BLH Mojokerto menghasilkan


karakteristik limbah, diantaranya nilai pH 7,31, nilai BOD 97,31 mg/L, nilai COD
461,68 mg/L, nilai TSS 220,0 mg/L, dan Amonia 12, 910 mg/L. Dari hasil tersebut
parameter COD, TSS dan Amonia limbah cair hasil produksi pengolahan karet PT.
Bumi Nusa Makmur melebihi baku mutu limbah cair sebagaimana yang disyaratkan
dalam keputusan Gubernur Jawa Timur Nomor 45 tahun 2002 tentang Baku Mutu
Limbah Cair Bagi industri atau Kegiatan Usaha Lainnya Di Jawa Timur.
Pemeriksaaan instalasi oleh BLH menemukan sebab terjadinya pencemaran limbah
cair dan udara, diantaranya PT. Bumi Nusa Makmur belum melengkapi cerobong
dengan lubang sampling, serta kelengkapan sampling yang lain sesuai dengan
peraturan yang berlaku; Terjadi kerusakan pada sarana pengendali pencemaran udara
sehingga asap yang keluar dari cerobong oven menimbulkan bau yang menyengat
dan meresahkan masyarakat di sekitar industri pengolah karet PT. Bumi Nusa
Makmur; Ditemukan adanya rembesan air dari bak penampungan air limbah
yang keluar lokasi perusahaan; Instalasi Pengolahan Air Limbah (IPAL) milik PT.
Bumi Nusa Makmur belum sesuai dengan kaidah teknis sehingga limbah tidak
terolah dengan baik.
Setelah mengetahui hasil temuan dan pemeriksaan dari BLH, pihak PT. Bumi
Nusa Makmur melakukan upaya pengendalian pencemaran udara dan air. Beberapa
pengendalian pencemaran udara yaitu PT. Bumi Nusa Makmur telah merubah
ketinggian cerobong udara yang semula 10 meter dengan diameter 50 cm,
ketinggiannya menjadi 12 meter dengan diameter 90 cm; Perusahaan telah
memasang filter pengendali pencemaran udara pada cerobong udara; Hasil
pengujian kualitas udara ambien di tiga titik lokasi yaitu up stream, down stream dan
dalam ruang produksi perusahaan semuanya memenuhi baku mutu. Pengendalian
pencemaran air yaitu PT. Bumi Nusa Makmur melakukan upaya untuk mengolah air
limbahnya dengan jalan membuat kolam pengendapan sebanyak 4 buah dan
penetralisir sebagai upaya awal sebelum dilakukan perbaikan Instalasi Pengolahan
Air Limbah (IPAL) yang sesuai dengan kaidah teknis. Pengendalian pencemaran air
lainnya yaitu hasil pengujian limbah cair dari industry PT. Bumi Nusa Makmur
yang diujikan pada laboratorium Kualitas Air Jasa Tirta I Mojokerto, menunjukan
efektifitas peningkatan kinerja IPAL dari yang semula 3 parameter yang tidak
memenuhi baku mutu menjadi 1 parameter saja yang tidak memenuhi baku mutu
yaitu parameter ammonia.

Anda mungkin juga menyukai