Anda di halaman 1dari 22

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur saya hanturkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah
melimpahkan rahmat-Nya sehingga saya dapat menyelesaikan makalah ini dengan
judul: EVALUASI KINERJA PROGRAM IMUNISASI DI PUSKESMAS KARANG
PANJANG yang dilakukan sebagai salah satu syarat untuk menyelesaikan tugas
dalam Kepaniteraan Klinik Ilmu Kesehatan Masyarakat pada Fakultas Kedokteran
Universitas Pattimura.
Dengan terselesaikannya penyusunan makalah ini, saya selaku penulis
menyadari bahwa masih terdapat banyak kekurangan. Untuk itu, saya memohon
kritik dan saran yang bersifat membangun guna perbaikan dan kesempurnaannya
kelak. Semoga penulisan ini dapat bermanfaat bagi yang memerlukannya. Amin.

Ambon,

Mei 2015

Penulis

DAFTAR ISI
2

HALAMAN JUDUL
KATA PENGANTAR

DAFTAR ISI

BAB I PENDAHULUAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB III DISKUSI

BAB IV KESIMPULAN DAN SARAN

...........

13

DAFTAR PUSTAKA

15

BAB I
PENDAHULUAN
3

A.

Latar Belakang
Imunisasi adalah pemberian suatu vaksin ke dalam tubuh untuk memberikan

kekebalan terhadap penyakit tertentu dengan maksud menurunkan Angka Kematian


dan Angka Kesakitan serta mencegah akibat buruk lebih lanjut dari PD3I (Penyakit
yang Dapat Dicegah Dengan Imunisasi).
Imunisasi merupakan upaya pencegahan yang sangat efektif, mudah, serta
murah untuk menghindari terjangkitnya penyakit infeksi yang berbahaya terhadap
seorang bayi atau anak. Melalui imunisasi, secara individu akan menjadi kebal
terhadap penyait infeksi tertentu. Saat ini seluruh Puskesmas di Indonesia telah
melayani imunisasi melalui pelayanan di Puskesmas, dan mengisi kegiatan
Posyandu yang ada di masyarakat.1,2,3
Data dari WHO menunjukkan bahwa setiap tahunnya di dunia ini terdapat 1,5
juta kematian bayi berusia 1 minggu dan 1,4 juta bayi lahir mati

akibat tidak

mendapatkan imunisasi. Tanpa imunisasi, kira-kira 3 dari 100 kelahiran anak akan
meninggal karena penyakit Campak, 2 dari 100 Kelahiran Anak akan meninggal
karena Batuk Rejan. 1 dari 100 kelahiran anak akan meninggal karena penyakit
Tetanus. Dan dari setiap 3.200.000 anak, 1 akan menderita penyakit Polio. 4
Angka Kematian Bayi (AKB) merupakan salah satu indikator terpenting yang
menentukan derajat kesehatan dan kesejahteraan suatu masyarakat. Hingga tahun
2014, Angka Kematian Bayi (AKB) di Indonesia masih cukup tinggi, yaitu 25,16 per
1000 kelahiran hidup berdasarkan data Current World Infant Mortality Rate.
Besarnya Angka Kematian Bayi (AKB) di Maluku tahun 2012 488 orang, sedangkan
di tahun 2013 mengalami penurunan sebesar 292 orang. Angka Kematian Bayi
(AKB) Kota Ambon pada tahun 2013 adalah 15 orang atau 2,2 per 1000 kelahiran
hidup atau 14 jiwa dibandingkan dengan tahun 2012 adalah 6,6 per 1000 kelahiran
hidup atau 46 orang bayi. Jumlah kematian balita di tahun 2012 sebesar 65 atau 9,3
per 1000 kelahiran hidup dan tahun 2013 kematian anak balita 11 atau 1,6 per 1000
kelahiran hidup.4,5,6
Departemen Kesehatan (Depkes) berdasarkan data terakhir tahun 2013
mengungkapkan rata-rata per tahun terdapat 401 bayi baru lahir di Indonesia
meninggal dunia sebelum umurnya genap 1 tahun (SDKI). Berdasarkan data
Puskesmas Karang Panjang Tahun 2014, tercatat sebanyak 1 bayi meninggal.
4

Jumlah ini sama dengan Tahun 2013, yaitu 1 bayi. Dengan adanya kasus kematian,
diharapkan agar masyarakat lebih memaksimalkan fungsi sarana kesehatan di Kota
Ambon disertai membaiknya kualitas dan kuantitas SDM kesehatan dan sangat
diharapkan lebih meningkatnya kinerja petugas kesehatan, dan kerja jejaring lebih
ditingkatkan, agar di tahun ke depan bisa lebih ditekan angka kematian bayi. Salah
satu usaha mengurangi angka kematian bayi tersebut adalah dengan program
imunisasi.7,8
Menurut Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) tahun 2013 cakupan Imunisasi
Dasar Propinsi Maluku yaitu BCG (77,9%), Campak (90,83%), Polio tiga kali
(66,7%), dan DPT-HB tiga kali (61,9%). Sedangkan berdasarkan status kelengkapan
imunisasi, status imunisasi lengkap (53,8%), tidak lengkap imunisasi (33,5%), dan
tidak imunisasi (12,7%). Semua cakupan itu belum memenuhi target cakupan
Imunisasi Dasar Nasional.9
Menurut laporan tahunan Dinas Kesehatan Kota Ambon cakupan Imunisasi
Dasar di Puskesmas Karang Panjang tahun 2014 sesuai Standar Pelayanan Minimal
(SPM) kesehatan, suatu desa/ kelurahan disebut desa UCI atau Universal Child
Immunization bila lebih dari 80% bayi didesa tersebut mendapat imunisasi lengkap.
Puskesmas Karang Panjang terdiri dari 2 kelurahan dengan pencapaian UCI hanya
satu desa yaitu kelurahan Amantelu.10
Maka daripada itu dilakukannya kembali evaluasi program ini karena belum
diketahuinya tingkat keberhasilan pelaksanaan Program Imunisasi Dasar di
Puskesmas Karang Panjang periode Januari 2015 sampai dengan April 2015.
B.

TUJUAN

1)

Tujuan Umum
Mengetahui tingkat keberhasilan dalam pelaksanaan program Imunisasi Dasar
di Puskesmas Karang Panjang periode Januari 2015 sampai dengan April
2015 dengan pendekatan sistem.

2)

Tujuan Khusus
a. Diketahuinya cakupan pelayanan Imunisasi Dasar di Puskesmas Karang
Panjang periode Januari 2015 sampai dengan April 2015.

b. Diketahuinya cakupan penyuluhan perorangan, dan kelompok yang


dilaksanakan di Puskesmas Karang Panjang periode Januari 2015 sampai
dengan April 2015.
c. Diketahuinya cakupan pemantauan hasil kegiatan imunisasi dengan
Pemantauan Wilayah Setempat (PWS) yang dilaksanakan di Puskesmas
Karang Panjang periode Januari 2015 sampai dengan April 2015.
d. Diketahuinya cakupan penatalaksanaan Kejadian Ikutan Pasca Imunisasi
(KIPI) di Puskesmas Karang Panjang periode Januari 2015 sampai dengan
April 2015.
e. Diketahuinya cakupan pencatatan dan pelaporan yang dilaksanakan di
Puskesmas Karang Panjang periode Januari 2015 sampai dengan April
2015.

BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

A. Materi
Materi yang dievaluasi terdiri dari laporan hasil kegiatan bulanan Puskesmas
mengenai program Imunisasi Dasar di Puskesmas Karang Panjang periode Januari
2015 sampai dengan April 2015 antara lain :
1. Pelayanan Imunisasi Dasar di Puskesmas dan Posyandu
2. Penyuluhan dan pembinaan Peran Serta Masyarakat mengenai Imunisasi Dasar
3. Melakukan monitoring atau Pemantauan Wilayah Setempat
4. Penatalaksanaan Kejadian Ikutan Pasca Imunisasi (KIPI)
5. Pencatatan dan pelaporan Program Imunisasi Dasar
6. Pencatatan dan pemantauan suhu cold chain
B. Metode
Evaluasi Program ini dilakukan dengan cara membandingkan cakupan
Program Imunisasi Dasar terhadap target yang ditetapkan dengan menggunakan
pendekatan sistem.
Bagan Teori

LINGKUNGAN
(6)
MASUKAN

PROSES

KELUARAN

(1)

(2)

(3)

DAMPAK
(5)

UMPAN BALIK
(4)

Sistem adalah gabungan dari elemen-elemen yang saling dihubungkan oleh


suatu proses atau struktur dan berfungsi sebagai salah satu kesatuan organisasi
dalam upaya menghasilkan sesuatu yang telah ditetapkan. Bagian atau elemen
dapat dikelompokkan dalam lima unsur,yakni:
1. Masukan (input) adalah kumpulan bagian atau elemen yang terdapat dalam
sistem dan yang diperlukan untuk dapat berfungsinya sistem tersebut.

2. Proses (process) adalah kumpulan bagian atau elemen yang terdapat dalam
sistem dan yang berfungsi untuk mengubah masukan menjadi keluaran yang
direncanakan.
3. Keluaran (output) adalah kumpulan bagian atau elemen yang dihasilkan dari
berlangsungnya proses dalam sistem.
4. Umpan balik (feed back) adalah kumpulan bagian atau elemen yang merupakan
keluaran dari sistem dan sekaligus sebagai masukan bagi sistem tersebut.
5. Dampak (impact) adalah akibat yang dihasilkan oleh keluaran suatu sistem.
Lingkungan (environment) adalah dunia di luar sistem yang tidak dikelola oleh
sistem tetapi mempunyai pengaruh besar terhadap sistem.
C. Tolak Ukur
Tolak ukur terdiri dari variabel masukan, proses, keluaran,

umpan balik,

lingkungan dan dampak. Digunakan sebagai pembanding atau target yang harus
dicapai dalam program Imunisasi Dasar.

BAB III
DISKUSI

A. Sumber data
Sumber data dalam evaluasi ini berupa data sekunder yang berasal dari laporan
bulanan Puskesmas Karang Panjang periode Januari 2015 sampai dengan April
2015 dan laporan tahunan Puskesmas Rengasdengklok tahun 2014.
1. Data Umum
a. Data Geografis
Lokasi Puskesmas
Gedung Puskesmas Karang Panjang terletak di Kelurahan Amantelu
Kecamatan Sirimau, dengan batas wilayah kerja adalah sebagai berikut :

Sebelah Utara : Perumahan Pemda


Sebelah Selatan: Kelurahan Belakang Soya
Sebelah Barat : Kelurahan Rijali
Sebelah Timur : Kelurahan Waihoka

Luas Wilayah Kerja


Luas wilayah kerja Puskesmas Karang Panjang terdiri dari 2 kelurahan, yaitu
Kelurahan Amantelu dan Kelurahan Karpan dengan luas wilayah :
-

Kelurahan Amantelu : 1,15 km2

Kelurahan Karpan : 0,43 km2

b. Demografi
Jumlah penduduk Puskesmas Karang Panjang tahun 2014 yang diperoleh
dari hasil pendataan adalah 14.092 jiwa yang terdiri dari laki-laki 5.781 jiwa dan
perempuan 8.311 jiwa.
c. Mata Pencaharian
Mata pencaharian Penduduk Wilayah Puskesmas Karpan terdiri dari :
- Pegawai Negeri Sipil (PNS/ABRI)
- Pengusaha
- Lain-lain : tukang ojek, buruh bangunan, sopir, dan buruh kasar.

d. Sarana Kesehatan
Jenis sarana kesehatan yang terdapat di wilayah kerja UPTD Puskesmas
Karang Panjang antara lain:
- Poskesdes
- Posyandu
- Posyandu Lansia
- Ambulans
- Kendaraan Roda dua

: 1 buah
: 8 buah
: 5 buah
: 1 unit
: 2 unit

B. Data Khusus
1. Input
a. Tenaga
- Dokter Umum

: 1 orang

- Dokter Gigi

: 1 orang

- Perawat

: 8 orang

- Bidan

: 4 orang

- Sanitasi

: 1 orang

- Kesmas

: 1 orang

- Gizi

: 1 orang

- Apoteker

: 1 orang

- Pekarya Kesehatan

: 1 orang

b. Dana
- APBD

: Cukup

- APBN

: Cukup

c. Sarana
a. Medis
i.

Peralatan suntik
1. Disposible syringe (1cc ,2cc, 2,5cc, 3 cc, 5 cc)

Cukup
2. Autodisposible syringe (0,05cc, 0,5cc)

: Cukup

3. Alkohol 70 %

: Cukup
2

4. Cold Chain

ii.

a.

Lemari es

: 1 buah

b.

Vaccine carrier

: 4 buah

c.

Freeze watch

: 1 buah

Vaksin
Kebutuhan vaksin tidak menentu tiap bulannya hal ini
disesuaikan dengan vaksin yang terdapat pada Dinas
Kesehatan Kota Ambon.

iii.

Alat dan obat KIPI


1. Stetoskop

: 1 buah

2. Tensimeter

: 1 buah

3. Infus set

: Cukup

4. Alat suntik

: Cukup

5. Cairan infus NaCl 0,9 %

: Cukup

6. Deksamethason injeksi

: Cukup

7. Adrenalin

: Cukup

8. Paracetamol

: Cukup

b. Non Medis
i.

ii.

Gedung Puskesmas
1. Ruang Pendaftaran

: 1 ruang

2. Ruang Tunggu

: 1 ruang

3. Ruang Periksa

: 1 ruang

4. Kamar Obat

: 1 ruang

Posyandu (8 pos)

: Sistem lima meja

1. KMS Balita

: Kurang

2. Buku pencatatan hasil imunisasi

: 1 buah

3. Buku pencatatan stok vaksin

: 1 buah

4. Kartu pencatatan suhu lemari es

: 1 lembar/bulan

5. Kartu pencatatan suhu freezer

: 1 lembar/bulan
3

6. Kapas dan tempatnya

: Cukup

7. Tempat sampah

: 1 buah

d. Metode
a. Pelayanan imunisasi dasar di Puskesmas dan Posyandu:
i.

BCG : 1x, dosis 0,05 cc, IC, di deltoid lengan atas kanan
Diberikan sedini mungkin, pada usia 0 2 bulan

ii.

DPT-HB-Hib : 3x, dosis 0,5 cc, IM/SC dalam, di


anterolateral paha atas Diberikan pada usia 2 11
bulan, dengan jarak 4 minggu

iii.

Polio : 4x, dosis 2 tetes. Diberikan pada usia 0 11


bulan, dengan jarak 4 minggu

iv.

Campak : 1x, dosis 0,5 cc, SC, di lengan kiri atas.


Diberikan pada usia 9 11 bulan

b. Penyuluhan mengenai imunisasi dasar


i.

Perorangan : Dengan wawancara

ii.

Kelompok : Dengan ceramah dan diskusi

iii.

Masyarakat : Melalui spanduk, poster, leaflet

c. Mengelola vaksin, peralatan vaksinasi dan cold chain


a. Suhu cold chain 40 C, pemantauan dan pencatatan
suhu 2 x/hari.
b. Bagian bawah lemari es diletakan kotak dingin cair
(cool pack) sebagai penahan dingin dan kestabilan
suhu.
c. Vaksin BCG, Campak, dan Polio diletakkan dekat
evaporator.
d. Vaksin DPT/HB-Hib

diletakkan

lebih

jauh

dari

evaporator.
e. Beri jarak antara kotak vaksin minimal 1-2 cm atau
satu jari tangan, agar terjadi sirkulasi udara yang
baik.

f. Letakkan 1 bh termometer di bagian tengah lemari


es
g. Vaksin selalu disimpan dalam kotak kemasan agar
tidak terkena sinar Ultra Violet.
h. Pelarut vaksin campak dan BCG disimpan pada
suhu kamar, pelarut tidak boleh beku.
i. Penggunaan 1 spuit untuk satu orang.
d. Pemantauan : Dengan PWS (Pemantauan

Wilayah

Setempat) di setiap desa dengan cara mengumpulkan dan


mengolah data cakupan imunisasi dari tiap desa dan
dikelompokkan ke dalam format grafik untuk masing-masing
imunisasi. Dilakukan dengan teratur setiap satu bulan
e. Pencatatan dan pelaporan: Dengan laporan bulanan, dan
rapat bulanan.
f. Penatalaksanaan KIPI: Jika ada kasus.
2. Proses
1. Perencanaan (Planning)
a. Menentukan besarnya sasaran
- Besar

sasaran

Ditetapkan

oleh

Puskesmas

Rengasdengklok sebanyak 299 orang bayi dan balita.


b. Target cakupan :
BCG

: 95%

Hep B-0

: 80%

DPT-HB-Hib1

: 90%

DPT-HB-Hib2

: 85%

DPT-HB-Hib3

: 80%

Polio 1

: 90%

Polio 2

: 85%

Polio 3

: 83%

Polio 4

: 80%
5

Campak

: 95%

c. Membuat jadwal pelayanan Imunisasi Dasar :

Puskesmas : sebulan dua kali, pada minggu I dan II tiap


hari Senin 08.00-16.00 oleh juru imunisasi.

Posyandu : Satu kali dalam sebulan di Posyandu yang


ditetapkan pukul 08.00-12.00 oleh juru imunisasi.

d. Mengelola vaksin, peralatan vaksinasi dan cold chain


- Suhu cold chain 40 C, pemantauan dan pencatatan suhu 2
x/hari.
- Bagian bawah lemari es diletakan kotak dingin cair (cool
pack) sebagai penahan dingin dan kestabilan suhu.
- Vaksin BCG, Campak, dan Polio diletakkan

dekat

evaporator.
- Vaksin DPT/HB diletakkan lebih jauh dari evaporator.
- Beri jarak antara kotak vaksin minimal 1-2 cm atau satu jari
tangan, agar terjadi sirkulasi udara yang baik.
- Letakkan 1 bh termometer di bagian tengah lemari es
- Vaksin selalu disimpan dalam kotak kemasan agar tidak
terkena sinar Ultra Violet.
- Pelarut vaksin campak dan BCG disimpan pada suhu
kamar, pelarut tidak boleh beku.
- Penggunaan 1 spuit untuk satu orang.
e. Memberikan penyuluhan mengenai imunisasi dasar
Perorangan : Setiap hari, setiap kali kunjungan di
Posyandu.
Kelompok : Di posyandu setiap satu bulan sekali oleh
bidan desa
Masyarakat : Melalui spanduk, poster, leaflet.
f. Melakukan pencatatan dan pelaporan :
Pencatatan : dilakukan satu bulan sekali setelah selesai

posyandu.
Pelaporan : di lakukan satu bulan sekali melalui rapat
bulanan Puskesmas.

g. Melakukan pemantauan : dengan PWS (Pemantauan Wilayah


Setempat) setiap satu bulan sekali.
h. Merencanakan penatalaksanaan KIPI (Kejadian Ikutan Pasca
Imunisasi): Jika ada kasus
2. Pengorganisasian (Organizing)
Terdapat organisasi Puskesmas disertai pembagian tugas yang
teratur :
Kepala Puskesmas
Dr. Lies Ester Bopeng

Kepala Sub Bagian


Tatausaha
Ny. J. Jennia

Koordinator Program
Imunisasi Dasar
Ny. J. Rihya

Gambar 1. Bagan Organisasi Program Imunisasi Puskesmas Karpan 2015.


3. Pelaksanaan
a. Besar sasaran 299 bayi dan balita
b. Target cakupan :
-

BCG

: 90 %

- Polio 1

: 90 %

HB-0

: 90 %

- Polio 2

: 85%

DPT/HB-Hib1 : 90 %

- Polio 3

: 85%

DPT/HB-Hib2 : 85 %

- Polio 4

: 80%

DPT/HB-Hib3 : 80 %

- Campak

: 95%

c. Jadwal pelayanan imunisasi dasar


7

Puskesmas : sebulan dua kali, pada minggu I dan II tiap


hari Senin 08.00-16.00 oleh juru imunisasi.

Di Posyandu : Jadwal pelaksanaan imunisasi dasar sesuai


dengan perencanaan.
d. Mengelola vaksin, peralatan vaksinasi dan cold chain
- Suhu cold chain 2-8 0 C, pemantauan dan pencatatan suhu
2 x/hari.
- Bagian bawah lemari es diletakan kotak dingin cair (cool
pack) sebagai penahan dingin dan kestabilan suhu.
- Vaksin BCG, Campak, dan Polio diletakkan

dekat

evaporator.
- Vaksin DPT/HB-Hib diletakkan lebih jauh dari evaporator.
- Beri jarak antara kotak vaksin minimal 1-2 cm atau satu jari
tangan, agar terjadi sirkulasi udara yang baik.
- Letakkan 1 bh termometer di bagian tengah lemari es dan
letakkan 1 buah freeze tag diantara vaksin hepatitis B atau
DPT
- Vaksin selalu disimpan dalam kotak kemasan agar tidak
terkena sinar Ultra Violet.
- Pelarut vaksin campak dan BCG disimpan pada suhu
kamar, pelarut tidak boleh beku.
- Penggunaan 1 spuit untuk satu orang.
e. Penyuluhan mengenai imunisasi dasar
-

Perorangan : Dilakukan setiap kali kunjungan ke posyandu

Kelompok : Penyuluhan kelompok hanya 6 kali dalam satu


tahun.

Masyarakat : Melalui spanduk, poster, dan leaflet.

f. Pencatatan dan pelaporan

Pencatatan : dilakukan satu bulan sekali setelah selesai

posyandu.
Pelaporan : di lakukan satu bulan sekali melalui rapat
bulanan Puskesmas.
8

g. Pemantauan : dengan PWS (PemantauanWilayah Setempat)


setiap satu bulan sekali.
h. Penatalaksanan KIPI : Tidak ada kasus.
4. Pengawasan
a. Laporan: Ada laporan program setiap bulan.
b. Rapat: ada, 1x / bulan dalam bentuk lokakarya mini bulanan.

3). Keluaran
a.Besar sasaran = 299 bayi dan balita
b.Pencapaian Imunisasi Dasar

Tabel 1. Pencapaian Imunisasi Dasar di Puskesmas Karang Panjang


periode Januari 2015 sampai dengan April 2015
Jenis Imunisasi

Target

Sasaran

Pencapaian

BCG

90%

299

63

21,1%

DPT HB Hib1

90%

299

74

24,7%

DPT HB Hib 2

85%

299

62

20,7%

DPT HB Hib 3

80%

299

49

16,4%

Polio 1

99%

299

63

21,1%

Polio 2

85%

299

74

24,7%

Polio 3

85%

299

62

20,7%

Polio 4

80%

299

49

16,4%

Campak

95%

299

64

21,9%

HB 0

90%

299

76

25,4%
9

Sumber : Laporan bulanan hasil imunisasi Puskesmas Karang Panjang


Tabel 2. Cakupan Desa/Kelurahan UCI Puskesmas Karang Panjang
Tahun 2014
No.

Kelurahan

Jumlah Desa/Kelurahan

Desa/Kelurahan UCI

1.

Amantelu

%
Desa/Kel
UCI
50

2.

Karpan

50

Jumlah

Sumber : Pemantauan Desa UCI di Puskesmas Karang Panjang

c.Pengelolaan vaksin, peralatan vaksinasi, dan cold chain.


- Suhu cold chain 40 C, pemantauan dan pencatatan suhu 2
-

x/hari.
Bagian bawah lemari es diletakan kotak dingin cair (cool

pack) sebagai penahan dingin dan kestabilan suhu.


Vaksin BCG, Campak, dan Polio diletakkan

evaporator.
Vaksin DPT/HB-Hib diletakkan lebih jauh dari evaporator.
Beri jarak antara kotak vaksin minimal 1-2 cm atau satu jari

tangan, agar terjadi sirkulasi udara yang baik.


Letakkan 1 bh termometer di bagian tengah lemari es.
Vaksin selalu disimpan dalam kotak kemasan agar tidak

terkena sinar Ultra Violet.


Pelarut vaksin campak dan BCG disimpan pada suhu

dekat

kamar, pelarut tidak boleh beku.


- Penggunaan 1 spuit untuk satu orang.
d.Penyuluhan mengenai imunisasi dasar

Perorangan

: dilakukan setiap kunjungan di Puskesmas

Kelompok

: < 100%

10

e.Pencatatan dan pelaporan: Ada pencatatan/ pelaporan bulanan


f. Pemantauan : dengan PWS yang di laksanakan setiap 1 bulan (
12x/tahun).
g. Penatalaksanaan

KIPI (Kejadian Ikutan Pasca Imunisasi) :

Tidak ada kasus


1. Lingkungan

Lingkungan Fisik
- Lokasi

: Tidak ada lokasi yang sulit dicapai

- Transportasi

: Tersedia sarana transportasi untuk

membawa vaksin ke posyandu.


- Fasilitas kesehatan lain : Ada fasilitas kesehatan lain

Lingkungan Non Fisik


- Pendidikan

: Tidak menjadi faktor penghambat

- Sosial ekonomi

: Tidak menjadi faktor penghambat

- Agama

: Tidak menjadi faktor penghambat

2. Umpan balik

Rapat kerja dalam bentuk lokakarya mini

: 1 bulan sekali

3. Dampak

Langsung

: Bayi mendapat kekebalan terhadap 7

macam penyakit menular yaitu TBC, Difteri, Pertusis, Tetanus,


Polio Mielitis, Hepatitis B dan Campak

Tidak langsung

: Meningkatkan derajat kesehatan dan kualitas

hidup masyarakat di wilayah kerja.

11

BAB IV
KESIMPULAN DAN SARAN

A.

Kesimpulan
Dari hasil evaluasi program Imunisasi Dasar yang dilakukan dengan cara

pendekatan sistem di Puskesmas Karpan pada periode January 2015 April


2015 belum berjalan dengan baik melihat berbagai masalah yang ditemui
sebagai berikut :
1. Belum adanya perencanaan penyediaan vaksin untuk program imunisasi di
Puskesmas Karpan
2. Kurangnya pasokan vaksin dari Dinas Kesehatan Kota Ambon, sehingga
jumlah vaksin yang dibutuhkan kadang tidak sesuai dengan yang
diharapkan.
3. Kegiatan penyuluhan kelompok tidak sesuai dengan target karena
kurangnya petugas kesehatan.
4. Target yang dicanangkan oleh Dinas Kesehatan Kota Ambon terlalu tinggi
sehingga pelaksanaan Desa UCI belum dapat tercapai, padahal hal ini
tidak sesuai dengan kenyataan yang ada.
B. Saran
1.

Meningkatkan

kedisiplinan

dari

petugas

penyuluhan

agar

dapat

melaksanakan kegiatan penyuluhan kelompok sesuai dengan target yang telah


12

ditetapkan, dan membuat jadwal yang jelas tentang pelaksanaan penyuluhan


kelompok di luar gedung yang akan dilakukan oleh jurim. Apabila memang
susah mengumpulkan warga, maka dapat bekerja sama dengan ketua RT
setempat untuk membantu mengumpulkan warga.
2. Perlu adanya penelitian lanjutan mengenai faktor-faktor lain yang tidak
penulis sajikan pada penelitian ini.
3. Menjadi bahan masukan bagi Dinas Kesehatan Kota Ambon ke depanny

13

DAFTAR PUSTAKA
1. Departemen

Kesehatan

RI.

Pedoman

Teknis

Imunisasi

Tingkat

Puskesmas. Jakarta : Direktorat Jenderal PP & PL Departemen


Kesehatan RI, 2010.
2. Departemen Kesehatan RI. Pedoman Kerja Puskesmas Jilid III. Jakarta:
Departemen Kesehatan RI, 2007, hal 74-5
3. Depkes RI. Pedoman Teknis Imunisasi Tingkat Puskesmas. Jakarta.
2007.
4. Chartsbin. Current World Infant Mortality Rate. Diunduh tanggal 25 Mei
2014

dari:

https://www.cia.gov/library/publications/the-world-

factbook/rankorder/2091rank.html
5. Staff pemprov Maluku. Data Kependudukan tahun 2013. Diunduh tanggal
26 May 2015 dari http://dinkesambon.nolbit.com
6. Ulfah N. Angka Kematian Bayi Indonesia Masih Tinggi. Jakarta. 2013.
Available from:
http://health.detik.com/read/2009/07/01/094759/1156921/764/angkakematian-bayi-indonesia-masih-tinggi
7. Jeffry F. Survey AKI dan AKB di Indonesia. Di unduh tanggal 26 May 2015
dari:
http://www.pusdatin.kemkes.go.id/resources/download/pusdatin/kunjunga
n-kerja/old/maluku.pdf
8. Trihono, Laporan Hasil Riset Kesehatan Dasar (RISKESDAS) Nasional
2013. Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan. Diunduh tanggal
14

26

May

2015

dari:

http://www.kesehatan

ambonmaluku.go.id/data/lapriskesdas.pdf
9. Dinas Kesehatan Kota Ambon. Puskesmas Karpan. Laporan Bulanan
Program Imunisasi Tahun 2014. Ambon, 2015

15

Anda mungkin juga menyukai