Anda di halaman 1dari 22

PENATAAN LAHAN UNTUK KEGIATAN REKLAMASI PASCA

TAMBANG BATUBARA DI PT. SENAMAS ENERGINDO


MINERAL KECAMATAN DUSUN TIMUR KABUPATEN
BARITO TIMUR PROVINSI KALIMANTAN TENGAH

PROPOSAL TUGAS AKHIR

Oleh :

ADRI YONATHAN
NIM. DBD 110 083

KEMENTRIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN


UNIVERSITAS PALANGKA RAYA
FAKULTAS TEKNIK
JURUSAN TEKNIK PERTAMBANGAN
2015

I.

LATAR BELAKANG
Pertambangan yaitu sebagian atau seluruh tahapan kegiatan dalam
rangka penelitian, pengelolaan dan pengusahaan mineral atau batubara yang
meliputi penyelidikan umum, eksplorasi, studi kelayakan, konstruksi,
penambangan, pengolahan dan pemurnian, pengangkutan dan penjualan, serta
kegiatan pasca tambang.
Teknik penambangan batubara yang umum dilakukan di Kalimantan
adalah teknik penambangan terbuka dengan metoda gali-isi kembali (back
filling methods), penggunaan teknik ini mengakibatkan terjadinya pembukaan
areal bervegetasi dan mempunyai kecenderungan untuk bertambah seiring
dengan bertambah luasnya areal tambang. Penggunaan teknik ini juga
menyebabkan terjadinya lahan kritis karena hilangnya vegetasi penutup tanah,
adanya tekanan berat dari pukulan air hujan, erosi, sentuhan langsung cahaya
matahari dan terjadinya pemadatan tanah akibat aktifitas alat berat. Untuk
menanggulangi dampak yang ditimbulkan oleh adanya kegiatan penambangan
dengan teknik penambangan terbuka, maka dilakukan kegiatan reklamasi lahan
bekas tambang untuk memperbaiki kondisi areal yang terbuka.
Reklamasi adalah kegiatan yang bertujuan memperbaiki atau menata
kegunaan lahan yang terganggu sebagai akibat kegiatan usaha pertambangan
umum, agar dapat berfungsi dan berdaya guna sesuai dengan peruntukannya.
Pada tahapan kegiatan reklamasi akan di analisa berapa biaya yang perlukan
untuk tahapan tersebut, agar perusahaan dapat memperkirakan biaya yang akan
di gunakan nanti pada saat tahapan kegiatan pasca tambang tersebut

dilaksanakan. Maka dari itu penulis mengambil judul tersebut Penataan Lahan
Untuk Kegiatan Reklamasi Pasca Tambang Batubara Di PT. SENAMAS
ENERGINDO MINERAL KECAMATAN DUSUN TIMUR KABUPATEN
BARITO TIMUR PROVINSI KALIMANTAN TENGAH.

II.

MAKSUD DAN TUJUAN PENILITIAN


Maksud

dari

penelitian

ini

adalah

untuk

memperbaiki

atau

mengembalikan kemanfaatan tanah semula akibat usaha-usaha penambangan,


sehingga dampak negatif dari kegiatan penambangan dapat berkurang.
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menata dan memperbaiki kondisi
daerah yang telah ditambang (rusak) menjadi lahan yang produktif, sehingga
setelah penambangan pada daerah tersebut berakhir, lahan tersebut dapat
dimanfaatkan dan berdaya guna sesuai dengan peruntukannya.

III.

RUMUSAN MASALAH
Masalah yang akan diangkat pada penelitian ini antara lain :
1.

Bagaimana metode yang digunakan pada kegiatan reklamasi lahan bekas


penambangan Batubara di PT. Senamas Energindo Mineral.

IV.

BATASAN MASALAH
Untuk mendapatkan hasil penelitian yang maksimal maka perlu dibatasi
permasalahan yang akan dibahas yaitu:
1. Penilitian dilakukan pada penataan lahan.

V.

DASAR TEORI
1. Kondisi Tanah
Untuk melaksanakan reklamasi, maka terlebih dahulu perlu diketahui
keadaan tanah di lokasi tambang, mengenai kondisi kesuburannya. Reklamasi
dapat dilakukan setelah kegiatan penambangan berakhir atau bersamaan
dengan operasi penambangan.
Keuntungan reklamasi yang bersamaan dengan operasi penambangan adalah :
-

Kondisi tanah penutup apabila belum terlalu lama ditimbun


tanahnya belum terlalu padat, sehingga memudahkan dalam penanganan.

- Tanah pucuk dan tanah penutup terhindar dari erosi.


Untuk dapat merencanakan cara reklamasi yang baik perlu diketahui keadaan
tanah di lokasi penambangan yang berupa keadaan tanah di lokasi tambang
dan keadaan di lokasi pembuangan. Keadaan tanah tersebut meliputi :
. Sifat Fisik Tanah
Sifat fisik tanah ini sangat penting ditinjau dari pengolahan dan
pengelolaannya, dari warna, tekstur dan konsistennya kita telah dapat
menggambarkannya secara kasar. Sifat fisik yang pertama kita lihat adalah
warna tanah, warna tanah ini disebabkan oleh beberapa faktor :
-

Bahan organik, pada tanah organosol, tanah berwarna hitam,


gelap coklat.

Mangan, tanah berwarna gelap.

Ferum, pada tanah berwarna merah jingga, kuning coklat.

Garam-garam, pasir kwarsa, kaolin dan garam-garam karbonat


akan memperlihatkan warna puth/pucat pada tanah.
Selain dari faktor-faktor di atas derajat dari warna tanah dipengaruhi oleh
kandungan air. Melihat warna tanah haruslah dalam keadaan lembab.
Warna tanah dapat dipakai untuk :

Menaksir kandungan bahan organik, dimana makin gelap warna


tanah makin besar kandungan bahan organiknya.

Menilai drainase/pembuangan air yang berlebihan dari tanah,


dimana warna merah menandakan drainase yang baik, sedang warna
kelabu/pucat menandakan drainase yang jelek.

Menaksir derajat pelapukan atau lamanya pembentukan tanah.

Sebagai dasar dalam klasifikasi tanah.

Menaksir kandungan besi dalam tanah, warna coklat/kemerahan


menunjukkan kadar besi tinggi.

. Sifat Kimia Tanah


Sifat kimia tanah meliputi susunan kimia tanah, reaksi-reaksi dalam
tanah, ketersediaan unsur hara bagi tanaman, pH atau keasaman tanah
dalam kandungan bahan organik.
Unsur hara adalah unsur-unsur kimia dalam tanah yang diperlukan
sebagai makanan bagi tanaman untuk menunjang pertumbuhannya. Unsur
hara terdiri dari unsur makro yang diperlukan dalam jumlah yang banyak
yaitu C, H, O, N, P, K, Ca, Mg, S, dan unsur makro yang diperlukan dalam

jumlah sedikit yaitu Fe, Mn, Bo, Cu, Zn, Mo, Cl, Si, Na, dan Co.
Kandungan unsur hara dinyatakan dalam kriteria sangat rendah, rendah,
sedang, tinggi, dan sangat tinggi. Selain itu ketersediaan unsur hara sangat
ditentukan oleh keadaan pH atau keasaman tanah.
c. Ketebalan top soil tanah
Top soil merupakan lapisan tanah bagian atas, tebalnya antara 15-45
cm atau lebih, lapisan tanah ini merupakan bagian yang teramat penting,
pada lapisan inilah banyak terdapat unsur-unsur hara yang dibutuhkan oleh
tumbuh-tumbuhan untuk hidup.
Humus atau bahan-bahan organik serta variabel zat-zat hara mineral
yang sangat diperlukan bagi tanaman terdapat dalam lapisan tanah ini.
Mikroflora dan dan demikianpula mikrofauna atau jazad renik biologis
(bakteri, cacing tanah, serangga tanah) hidup berpadu dalam lapisan top
soil ini menyuburkan tanah dalam lingkungannya, sehingga tanaman dapat
tumbuh dengan baik.
d. Kelembaban tanah
Kelembaban tanah terjadi akibat kandungan air setempat yang tinggi.
Air di dalam tanah tergantung pada keadaan tekstur danstruktur, semakin
halus liat tanah semakin besar air yang dapat diikat oleh tanah liat lebih
halus permukaannya daripada tanah berpasir, semakin besar ukurannya
makin sedikit air yang diikat pada satu satuan yang sama. Pada keadaan
lembab tanah dalam keadaan baik untuk ditanami, agar supaya jangan
sampai kering maka evaporasi harus diperhatikan.

e. Kedalaman Tanah (solumn)


Kedalaman tanah atau solumn tanah sangat penting diketahui
terutama pada lahan-lahan yang memiliki kemiringan. Bagi kepentingan
pertanian apabila solumn tanah cukup tebal terutama lapisan top soilnya
maka lebih mudah ditanami dan lebih mudah dalam perawatan atau
pemeliharaan terhadap tanah tersebut.
f.Tekstur tanah
Tanah itu terdiri dari bahan padat, bahan cair, gas dan jasad hidup.
Bahan padat itu terdiri dari organik dan anorganik, yang anorganik terdapat
dalam bermacam-macam bentuk dan ukuran. Berdasarkan besar ukurannya
dibagi dalam beberapa fraksi atau golongan : Fraksi batu > 10 mm, kerikil
2-10 mm, pasir 0,05-2 mm, debu 0,02-0,05 mm, liat < 0,02 mm. Pasir,
debu, dan liat merupakan fraksi utama.
Fraksi-fraksi tanah itu biasanya dinyatakan dalam persen, untuk
menentukan golongan tekstur tanah berdasarkan kandungan pasir, debu,
dan liat tanah dapat dibagi dalam tiga golongan atau kelas dasar :
-

Tanah berpasir (sandy soil) yaitu tanah dimana kandungan


pasirnya > 70% yang dalam keadaan lembab tanah berpasir terasa kasar
dan tidak lekat

Tanah berlempung (loamy soil) yaitu tanah dimana kandungan


debu-liat relatif sama, tanah demikian tidak terlalu lepas dan juga tidak
terlalu lekat. Sepanjang tidak ada penggaraman tanah demikian sangat
baik untuk penanaman.

Tanah liat, yaitu tanah dimana kandungan liatnya > 35%. Tanah
liat sangat lekat dan apabila kering menjadi sangat keras.
Dalam melaksanakan perisapan reklamasi tahap awal yang perlu

diperhatikan adalah cara melakukan penimbunan tanah penutup. Dalam


penimbunan tanah penutup dan perataan tanah perlu dicegah adanya erosi.
Untuk itu diperlukan pertimbanghan-pertimbangan dan pengetahuan tentang
erosi.
Erosi dapat juga disebut pengikisan atau kelongsoran sesungguhnya
merupakan proses penghanyutan tanah oleh desakan-desakan atau kekuatan
air dan angin, baik yang berlangsung secara alamiah ataupun sebagai akibat
tindakan manusia. Sehubungan dengan itu kita mengenal :
a.

Normal (geological erosion)


Yaitu erosi yang berlangsung secara alamiah, terjadi normal di alam
melalui tahap-tahap :
-

Pemecahan agregat-agregat tanah atau bongkah-bongkah tanah ke


dalam partikel-partikel yaitu butiran-butiran tanah yang kecil.

Pemindahan partikel-partikel tanah tersebut baik dengan melalui


penghanyutan ataupun karena kekuatan angin.

Pengendapan partikel-partikel tanah yang trerpindahkan atau


terangkut tadi di tempat-tempat yang lebih rendah atau di dasar-dasar
sungai.
Erosi secara alamiah dapat dikatakan tidak menimbulkan musibah yang
hebat bagi kehidupan manusia atau keseimbangan lingkungan dan

kemungkinan kerugiannyapun hanya kecil, ini dikarenakan banyaknya


partikel-partikel tanah yang dipindahklan atau terangkut seimbang dengan
banyaknya tanah yang terbentuk di tempat-tempat yang lebih rendah.
b.

Accelerated Erosion
Yaitu proses proses terjadinya erosi tersebut dipercepat akibat
tindakan manusia sendiri yang bersifat negatif ataupun telah melakukan
kesalahan dalam pengelolaan tanah dalam kehidupan sehari-hari.
Sedangkan faktor-faktor yang menyebabkan terjadinya erosi menurut
D. D. Baver dan W.H. Gardner dalam bukunya Soil Physics terjadinya
erosi tanah sangat tergantung pada : sifat-sifat hujan, kemiringan lereng
jaringan aliran air, vegetasi, kemampuan tanah untuk menahan penyebaran
air (infiltrasi) serta faktor kegiatan dan perilaku manusia.
Faktor iklim yang berpengaruh terhadap erosi antara lain hujan,
temperatur, angin, kelembabab, dan radiasi matahari. Dari kelima faktor
iklim tersebut hujan merupakan faktor terpenting dalam proses erosi tanah.
Sifat-sifat hujan berupa curah hujan, intensitas, dan distribusi air hujan
mempunya kemampuan yang besar untuk menghancurkan butiran tanah
serta jumlah dan kecepatan limpasan permukaan. Di Indonesia umumnya
curah hujan cukup tinggi dan data yang diperoleh dari alat ombrometer
berupa data jumlah hujan.
Laju erosi juga sangat tergantung pada : ketahanan tanah terhadap
daya rusak dari luar (baik oleh pukulan air hujan maupun limpasan

permukaan), kemampuan tanah untuk menyerap air hujan (untuk


menentukan volume limpasa permukaan yang mengikis dan mengangkut
hancuran tanah).
2. Pengawetan Tanah
Dalam kegiatan reklamasi tidak dapat terlepas dari masalah hilangnya
lapisan tanah akibat terpaan air hujan. Oleh karena itu perlu adanya usaha
untuk mengurangi banyaknya tanah yang hilang di daerah lahan reklamasi
dengan cara mekanis yang meliputi :
-

Pembuatan sengkedan atau terasering pada tanah miring.

Pembuatan jalur-jalur aliran air pada tempat-tempat tertentu


(water ways).

Pembuatan lubang-lubang dan selokan-selokan pada tempattempat tertentu.

Mengadakan pengolahan tanah yang tepat yaitu menurut arah


kontur dan memotong kontur.
Usaha pengendalian erosi secara mekanis ini pada pokoknya adalah untuk

mengurangi atau menghalangi aliran air di permukaan (run off), sebelum aliran ini
dapat mengikis tanah dan menghanyutkannya. Aliran air disalurkan dengan baik
dan kecepatannya dikurangi sampai tidak menyebabkan erosi.
Sistim pembuatan teras dapat dibedakan dalam beberapa macam, yaitu :
a.

Sistim pembuatan teras datar

Teras datar biasanya dibuat pada tempat-tempat dengan curah hujan yang
rendah, kemiringan tanah paling besar 3% dan mudah menyerap air.
b.

Sistim pembuatan teras kredit


Teras kredit umumnya diterapkan pada tempat-tempat yang tanahnya sulit
menyerap air, dengan kemiringan 3-10% dan curah hujannnya tinggi.

c.

Sistem pembuatan teras guludan


Teras guludan dibuat pada tempat-tempat dengan kemiringan tanah 15%
dilengkapi dengan saluran pembuangan air di sepanjang bagian atas
guludan.

d.

Sistim pembuatan teras bangku


Teras bangku dibuat pada tanah-tanah dengan kemiringan 15-50%.
Memiliki bidang polah yang miring kurang lebih 0,1% ke arah dalam yang
juga dilengkapi dengan saluran pembuangan air.
Keadaan air yang terkandung dalam lapisan tanah sangat perlu untuk

diketahui terutama tentang kedalaman dari permukaan air tanah baik secara
musiman ataupun bulanan. Tentang kedalaman permukaan air tanah bisa
ditentukan melalui sumber-sumber air setempat, juga melalui pengeboran air.
Secara umum air tanah dapat dibagi menjadi dua, yaitu : air tanah dangkal dan air
tanah dalam.
a. Air tanah dangkal, debit dan volumnya sangat dipengaruhi oleh curah
hujan/intensitas curah hujan dan letaknya dekat dengan permukaan bumi.

b. Air tanah dalam, debit dan volumnya hampir tidak terpengaruh oleh curah
hujan sehingga debit dan volumnya hampir konstan baik di musim hujan
maupun di musim kemarau. Letaknya jau di dalam tanah dan biasanya
terletak di atas batuan/tanah yang permiabel tanah/batuan yang kedap air.

VI.

METODE PENELITIAN
Metode yang digunakan dalam penelitian ini didasarkan pada metode
perhitungan aktual lapangan yang bertujuan untuk mendapatkan hasil pada
waktu sekarang. Teknik pengumpulan data ditempuh dengan prosedur
penelitian yang mencakup:
a) Studi Literatur
Studi literatur dilakukan dengan mencari bahan-bahan pustaka yang
menunjang kegiatan penelitian, yang diperoleh dari :
-

Instansi yang terkait dalam permasalahan

Perpustakaan

Grafik dan Tabel

Informasi penunjang lainnya.

b) Penelitian di Lapangan
Penelitian di lapangan ini akan dilakukan dalam beberapa tahap, yaitu :
-

Observasi lapangan, dengan melakukan pengamatan secara


langsung terhadap proses yang terjadi dan mencari informasi
pendukung yang terkait dengan permasalahanyang akan dibahas.

Menentukan lokasi pengamatan dan mengambil data-data yang


diperlukan untuk penyelesaian masalah.

Mencocokan dengan perumusan masalah, yang bertujuan agar


penelitian yang dilakukan tidak meluas serta yang diambil dapat
digunakan secara efektif.

c) Pengambilan Data
Pengambilan data dilakukan dengan cara :
-

Melakukan pengukuran-pengukuran

Meneliti proses produksi yang sedang berlangsung

Mencatat kejadian yang terjadi, melakukan pemotretan dan


wawancara seperlunya.

d) Perhitungan matematis berdasarkan teori


Pengolahan data hasil penelitian dilakukan dengan perhitungan
berdasarkan teori yang ada dan data hasil penelitian.

e) Analisa data
Dari rumusan-rumusan yang telah didapat kemudian dilakukan
analisa untuk menemukan jawaban atas pertanyaan perihal rumusan dan
hal-hal yang diperoleh dalam penelitian.

f) Kesimpulan

Setelah pengolahan dan analisa data kemudian dilakukan


pengambilan suatu kesimpulan tentang hasil penyelidikan atau penelitian
yang telah dilakukan.

VII.

RENCANA DAFTAR ISI

HALAMANJUDUL
HALAMAN PERNYATAAN
HALAMAN PENGESAHAN
HALAMAN PERSEMBAHAN
KATA PENGANTAR
SARI
ABSTRAK
DAFTAR ISI
DAFTAR TABEL
DAFTAR GAMBAR
DAFTAR LAMPIRAN
BAB IPENDAHULUAN
1

Latar

Belakang

Rumusan

Masalah

Batasan

Masalah

Tujuan dan Manfaat Penelitian

BAB II

Tujuan

Penelitian

Manfaat

Penenlitian

KAJIAN PUSTAKA
1

Pertambangan

Pengertian Reklamasi
1.2.1
1.2.2
1.2.3

4
2.6

BAB III

Batubara

Dasar Pengelolaan Lingkungan


Pemetaan
Peralatan
yang

Digunakan

Karakteristik Lahan Pasca Tambang


2.4.1 Kondisi Fisik Lahan
2.4.2 Kondisi Kimia Lahan
2.4.3 Kondisi
Biologi

Lahan

Rencana Teknis Reklamasi


2.5.1 Pengaturan Bentuk Lahan
2.5.2 Pengolahan Tanah Pucuk (top soil)
Perencanaan Revegetasi lahan Pasca Penambangan.
2.6.1 Persiapan Pembibitan
2.6.2 Pemilihan Jenis Tanaman

METODE PENELITIAN
1

Gambaran

Perusahaan

3.1.1

Lokasi

dan

Kesampaian

daerah

3.1.2

Keadaan

Iklim

dan

Hujan

3.1.3
3.1.4
2

Umum

Kondisi
3.2.1

Flora
Sosial

dan
dan

Curah

Fauna
Kependudukan

Geoligi
Geologi

Regional

3.2.2
3

BAB V

Lokal

Tata

Laksana

Langkah

Metode

Analisa

BAB IV

Geologi

Jenis

Kerja
Penelitian
Hasil
Dan

Sumber

Data

3.4.1

Jenis

Data

3.4.2

Sumber

Data

Alat

Dan

Lokasi

Penelitian

Waktu

Penelitian

HASIL DAN PEMBAHASAN


4.1

Bahan

Hasil

4.2

Pembahasan

PENUTUP
5.1

Kesimpulan

5.2

DAFTAR PUSTAKA

Saran

LAMPIRAN

VIII. DIAGRAM ALIR DAN PRINSIP KERJA


Bagan alir kegiatan Tugas Akhir pada PT. SENAMAS ENERGINDO
MINERAL adalah sebagai berikut :
Mulai

Rumusan Masalah :
1. Bagaimana metode yang digunakan pada
kegiatan
reklamasi
lahan
bekas
penambangan Batubara di PT. Senamas
Energindo Mineral
Observasi Lapangan

Pengambilan Data

Data Primer :
Metode analisa yang
digunakan perusahaan.
Pengambilan data kualitas
tanah.

Data Sekunder :
Peta Kesampaian Daerah
Penelitian
Peta Geologi Regional
Daerah Penelitian
Peta Geologi Daerah
Penelitian
Profil perusahaan

Pengolahan Data
Hasil dan Pembahasan
Kesimpulan dan Saran

Selesai

IX.

RENCANA JADWAL KEGIATAN PENELITIAN


Rencana ini dibuat agar target pelaksanaan dan penyelesaian penelitian
terarah, tepat waktu dan dapat tercapai dengan maksimal. Kegiatan penelitian
ini akan dilaksanakan selama 3 bulan, kami harapkan dapat terlaksanakan
pada pertengahan bulan Mei 2015 sampai pertengahan bulan Agustus 2015
dengan jadwal kegiatan sebagai berikut.
Tabel Waktu Penelitian Tugas Akhir

No

Kegiatan

Waktu (minggu)
3 4 5 6 7 8

1
0

1.

Masa Orientasi

2.

Pengamatan di lapangan

3.

Pengambilan Data

4.

Primer & Sekunder


Pengolahan dan

5.

Analisa Data
Penyusunan Laporan

X.

TEMPAT PELAKSANAAN PENELITIAN

Kegiatan penelitian ini bertempat di wilayah PT. Senamas Energindo


Mineral Kecamatan Dusun Timur Kabupaten Barito Timur Provinsi
Kalimantan Tengah

XI.

PENUTUP
Dengan proposal yang diajukan dan judul penelitian yang saya ambil,
sekiranya dari perusahaan dapat menerimanya, dan apabila judul yang saya
ajukan tidak sesuai dengan keadaan perusahaan saat ini ataupun ada
permasalahan lain sehingga judul penelitian saya tidak dapat dilaksanakan,
adapun harapan saya untuk perusahaan dapat memberikan saya masukan yang
lain untuk melakukan penelitian di PT. Senamas Energindo Mineral.

XII.

RENCANA DAFTAR PUSTAKA

Anonim, 2014. Buku Panduan pelaksanaan dan penulisan Tugas Akhir. Jurusan
Teknik Pertambangan. Fakultas Teknik. Palangka Raya.
Suripin, 2002. Pelestarian Sumber Daya Tanah dan Air. Penerbit ANDI. Yogyakarta

Curriculum Vitae
1. IDENTITAS
Nama
Alamat
Kode Post
Nomor Telepon
Email
Jenis Kelamin
Tempat Tanggal Kelahiran
Bahasa
Status
Warga Negara
Agama

:
:
:
:
:
:
:
:
:
:
:

Adri Yonathan
Jl. Menteng 16 No.30a Palangkaraya
73112 (Palangka Raya)
085651987125
adriyonathan92@gmail.com
Laki-laki
Kuala Kapuas, 2 Oktober 1992
Indonesia, Banjar, Dayak
Belum Menikah
Indonesia
Kristen Protestan

2. RIWAYAT PENDIDIKAN
1997 1998 : TK IDHATA I (Pulang pisau)
1998 2004 : SD NEGERI BARIMBA I (kelas 1 cawu I-II)
SD NEGERI BANGKALAAN. D (kelas 1 cawu III )
SD NEGERI. T. PANGERAN 1 (kelas 2, 3, 4 cawu 1 )
SD NEGERI TAMPA I (kelas 4 cawu II-III, 5, 6)
2004 2007 : SMP NEGERI 1 PULAU MALAN
2007 2010 : SMA I BANAMA TINGANG (KELAS 1)
SMA KRISTEN PALANGKA RAYA (KELAS 2, 3)
3. Pengalaman Organisasi
- Anggota Persekutuan Sivitas Akademika Kristen (PSAK) Universitas
Palangkaraya
4. Pengalaman Kerja

:-

Demikian CV ini saya buat dengan sebenarnya.


Palangka Raya, April 2015

Hormat saya,

Adri Yonathan

Anda mungkin juga menyukai