Anda di halaman 1dari 5

1.

Karakteristik Konselor Profesional


Ada banyak pendapat dari para ahli mengenai karakteristik yang seyogyanya dimiliki
oleh seorang konselor yang profesional. Salah satunya adalah karakteristik konselor menurut
Carlekhuff yang menyebutkan da sembiIan sifat kepribadian dalam diri konselor yang dapat
membantu konseli dalam proses konseling, yaitu:
a. Empati
Empati adalah kemampuan seseorang untuk merasakan secara tepat apa yang dirasakan
dan dialami oleh ornng lain dan mengkomunikasikan persepsinya. Orang yang memiliki
tingkat empati tinggi akan menampakkan sifat yang nyata dan berarti dalam hubungannya
dengan orang lain, sementara mereka yang rendah tingkat empatinya menunjukkan sifat yang
dapat merusak hubungan antar pribadi.
2. Respek
Respek menunjukkan secara tak langsung bahwa konselor menghargai martabat dan
nilai yang dianut oleh konseli sebagai manusia. Hal ini mengandung arti bahwa konselor
menerima kenyataan; dan bahwa setiap konseli mempunyai hak untuk memilih sendiri,
memiliki kebebasan, kemauan, dan mampu membuat keputusannya sendiri.
3. Keaslian (Genuiness)
Keaslian merupakan kemampuan konselor menyatakan dirinya secara bebas dan
mendalam tanpa pura-pura, tidak bermain peran, dan tidak mempertahankan diri. Konselor
yang demikian selalu tampak keaslian pribadinya, sehingga tidak ada pertentangan antara apa
yang ia katakan dan apa yang ia lakukan.
4. Kekonkretan (Concreteness)
Kekonkretan menyatakan ekspresi yang khusus mengenai parasaan dan pengalaman
orang lain. Seorang konselor yang memilki kekonkretan tinggi selalu memelihara hubungan
yang khusus dan selalu mencari jawaban mengenai apa, mengapa, kapan, dimana, dan
bagaimana dari apa yang sedang dihadapi oleh konseli.
5. Konfrontasi (Confrontasi)

Konfrontasi terjadi jika terdapat kesenjangan antara apa yang dikatakan konseli
dengan apa yang ia alami, atau antara yang ia katakan pada suatu saat dengan apa yang ia
katakan sebelum itu.
6. Membuka Diri
Membuka diri adalah bagaimana menampilkan perasaan, sikap, pendapat, dan
pengalaman-pengalaman pribadi konselor untuk kebaikan konseli. Konselor mengungkapkan
diri sendiri dan membagikannya kepada konseli dengan mengungkapkan beberapa
pengalaman yang berarti yang bersangkutan dengan masalah konseli.
7. Kesanggupan (Potency)
Konselor yang memiliki sifat potensi ini selalu menampakkan kekuatannya dalam
penampilan pribadinya. Ia dengan jelas tampak menguasai dirinya dan ia mampu
menyalurkan kompetensinya serta memberikan rasa aman kepada konseli.
8. Kesiapan (lmmediacy)
Kesiapan adalah sesuatu yang berhubungan dengan perasaan antara konseli dengan
konselor pada waktu sekarang dan disini. Tingkat kesiapan yang tinggi terdapat pada diskusi
dan analisis yang terbuka mengenai hubungan antar pribadi yang terjadi antara konselor
dengan konseli dalam situasi konseling.
9. Aktualisasi Diri (Self Actualization)
Aktualisasi diri dapat dipakai oleh konselor sebagai model terutama bagi konseli yang
meminta bantuan kepadanya. Aktualisasi diri secara tak langsung menunjukkan bahwa orang
dapat hidup dan memenuhi kebutuhan hidupnya secara langsung karena ia mempunyai
kekuatan dalam dirinya untuk mencapai tujuan hidupnya.

2. Kompetensi Konselor Profesional


MENGEMBANGKAN PRIBADI DAN PROFESIONALITAS SECARA
BERKELANJUTAN
KOMPETENSI
SUB KOMPETENSI
1. Beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang 1.1 Menampilkan kepribadian yang beriman
Maha Esa

dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa


1.2 Konsisten datam menjalankan kehidupan
beragama dan toleran terhadap pemeluk
agama lain
1.3 Berakhlak mulia dan berbudi pekerti
luhur

2. Menunjukkan integritas dan stabilitas

2.1 Menampilkan kepribadian dan perilaku


yang
kepribadian

yang

berwibawa,

jujur,

kuat

terpuji

sabar,

(seperti

ramah,

dan

konsisten)
2.2 Menampilkan emosi yang stabil.
2.3 Peka, bersikap empati, serta menghormati
keragaman dan perubahan
2.4 Menampilkan toleransi tinggi terhadap
konseli yang menghadapi stres dan frustasi
2.5 Menampilkan tindakan yang cerdas,
kreatif,
inovatif, dan produktif
2.6 Bersemangat, berdisiplin, dan mandiri
2.7

Berpenampilan

menarik

dan

menyenangkan
3.

Memiliki

kesadaran

terhadap etika profesional

dan

2.8 Berkomunikasi secara efektif


komitmen 3. 1 Memahami dan mengelola kekuatan dan
keterbatasan pribadi dan profesional.
3.2

Menyelenggarakan

layanan

sesuai

dengan
kewenangan dan kode etik profesional

konselor. 3.3 Mempertahankan objektivitas


dan menjaga
agar tidak larut dengan masalah konseli.
3.4 Melaksanakan referal sesuai dengan
keperluan
3.5 Peduli terhadap identitas profesional dan
pengembangan profesi
3. 7 Mendahulukan kepentingan konseli
daripada kepentingan pribadi konselor
4. Mengimplementasikan kotaborasi intern di 4. 1 Memahami dasar, tujuan, organisasi,
tempat bekerja

serta peran pihak-pihak lain (guru, wali kelas,


pihak lain di tempat bekerja, pimpinan
sekolah/madrasah, komite
sekotah/madrasah)
4.2 Mengkomunikasikan dasar, tujuan, dan
kegiatan pelayanan bimbingan
4.3 Bekerja sama dengan pihak-pihak terkait
di
datam tempat bekerja (seperti guru, orang

tua, tenaga administrasil


5 Berperan dalam organisasi dan kegiatan 5.1 Memahami dasar, tujuan, dan AD/ART
profesi bimbingan dan konseling

profesi bimbingan dan konseling organisasi


untuk pengembangan diri dan profesi
5.2 Menaati Kode Etik profesi bimbingan
dan
konseling
5.3 Aktif dalam organisasi profesi bimbingan
dan
konseling untuk pengembangan diri dan

6. Mengimplementasikan kolaborasi

profesi
6. 1 Mengkomunikasikan aspek-aspek

antarprofesi

profesional bimbingan dan konseling kepada


organisasi profesi lain

6.2 Memahami peran organisasi profesi lain


dan
memanfaatkannya untuk kesuksesan
pelayanan bimbingan dan konseling
6.3 Bekerja dalam tim bersama tenaga
profesional dan profesional profesi lain.
6.4 Melaksanakan referal kepada ahli profesi
lain sesuai dengan keperluan

Anda mungkin juga menyukai