Anda di halaman 1dari 13

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Dewasa ini, Masalah integrasi nasional merupakan persoalan yang
dialami hampir semua negara, terutama negara-negara yang usianya masih
relatif muda, termasuk Indonesia. Hal ini disebabkan karena mendirikan
negara berarti menyatukan orang-orang dengan segala perbedaan yang ada
menjadi satu entitas kebangsaan yang baru menyertai berdirinya negara
tersebut. Begitu juga negara Indonesia yang usianya masih relatif muda.
Sejak proklamasi kemerdekaan sampai sekarang negara Indonesia masih
menghadapi persoalan bagaimana menyatukan penduduk Indonesia yang di
dalamnya terdiri dari berbagai macam suku, memeluk agama yang berbedabeda, berbahasa dengan bahasa daerah yang beranekaragam, serta
memiliki kebudayaan daerah yang berbeda satu sama lain, untuk menjadi
satu entitas baru yang dinamakan bangsa Indonesia.
Indonesia memiliki banyak ragam budaya, agama, suku, dan istiadat,
yang berasal dari kelompok berbeda, dengan banyaknya perbedaan ini
menjadikan Indonesia sering

mengalami disintegrasi, itu di karenakan

kebanyakan kelompok lebih mementingkan budaya masing-masing dan tidak


memperdulikan budaya kelompok orang lain, sehingga rasa persatuan
sangatlah kurang, Sebagai warga Negara Indonesia yang baik, haruslah memiliki rasa
Integrasi nasional. Yaitu suatu sikaf kepedulian terhadap sesama serta memiliki rasa persatuan
yang tinggi, baik terhadap Bangsa Negara, Agama serta Keluarga.
Oleh karena itu dalam makalah ini akan di bahas tentang makna
integrasi, faktor-faktor integrasi, strategi serta wujud integrasi yangada di
Indonesia.
B. Rumusan Masalah
1. Apa yang di maksud dengan integrasi nasional ?
2. Apa saja strategi yang di gunakan untuk integrasi nasional ?
3. Bagaimana perwujudan integrasi yang ada di Indonesia ?
1 | Universitas Muhammadiyah Gresik

C. Tujuan
1. Untuk mengetahui arti dari integrasi nasional
2. Untuk mengetahui strategi yang digunakan untuk integrasi nasional
3. Untuk mengetahui perwujudan integrasi yang ada di Indonesi
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian Integrasi Nasional
Integrasi nasional berasal dari dua kata yaitu integrasi dan nasional,
menurut

istilah

integrasi

mempunyai

arti

sebagai pembaruan

atau

penyatuan, sehingga menjadi kesatuan yang utuh dan bulat. Menurut istilah
Nasional mempunyai arti sebagai kebangsaan. Yang meliputi suatu bangsa
seperti ciri-ciri nasional, tarian tradisional, perusahaan nasional. Sehubungan
dengan penjelasan kedua istilah diatas, maka integrasi nasional identik
dengan

integrasi

bangsa

yang

mempunyai

pengertian

suatu

proses

penyatuan atau pembaruan berbagai aspek sosial budaya ke dalam suatu


wilayah dan pembentukan identitas nasional atau bangsa. (Junnaedy, 2012)
Integrasi nasional adalah usaha dan proses mempersatukan perbedaan
perbedaan yang ada pada suatu negara sehingga terciptanya keserasian dan
keselarasan secara nasional. (windu Putri, 2012).
Adapun pengertian Integrasi Nasional menurut para ahli :
1. Howard Wriggins
Integritas nasional berarti penyatuan bagian yang berbeda-beda dari suatu
masyarakat menjadi suatu keseluruhan yang lebih utuh atau memadukan
masyarakat-masyarakat kecil yang jumlahnya banyak menjadi satu kesatuan
bangsa.
2. Myron Weiner
Menurutnya Integrasi menunjuk pada proses penyatuan berbagai kelompok
budaya dan sosial ke dalam satu kesatuan wilayah, dalam rangka
pembentukan suatu identitas nasional.
3. Dr. Nazaruddin Sjamsuddin
2 | Universitas Muhammadiyah Gresik

Integrasi nasional ini sebagai proses penyatuan suatu bangsa yang


mencakup semua aspek kehidupannya, yaitu aspek sosial, politik, ekonomi,
dan budaya.
4. J. Soedjati Djiwandono
Integrasi nasional sebagai cara bagaimana kelestarian persatuan nasional
dalam arti luas dapat didamaikan dengan hak menentukan nasib sendiri.
Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia, integrasi nasional mempunyai
arti dua macam, yaitu:
1. Secara politis, integrasi nasional adalah proses penyatuan berbagai
kelompok budaya dan sosial ke dalam kesatuan wilayah nasional yang
membentuk suatu identitas nasional.
2. Secara antropologis, integrasi nasional adalah proses penyesuaian di
antara unsur-unsur kebudayaan yang berbeda,
sehingga mencapai suatu keserasian fungsi dalam kehidupan bermasyarakat
dan berbangsa. (Dewi Priska, 2015)
Dari pengertian diatas dapat disimpulkan bahwa integrasi nasional
bangsa indonesia berarti hasrat dan kesadaran untuk bersatu sebagai suatu
bangsa, menjadi satu kesatuan bangsa secara resmi, dan direalisasikan
dalam satu kesepakatan atau konsensus nasional melalui Sumpah Pemuda
pada tanggal 28 Oktober 1928.
Perwujudan

integrasi

nasional

masyarakat

dan

budaya

bangsa

Indonesia yang heterogen ( beraneka macam ) itu diungkapkan dalam


semboyan Bhinneka Tunggal Ika yang artinya berbeda-beda suku bangsa,
agama, budaya daerah, tetapi tetap satu bangsa. Di Indonesia istilah
integrasi masih sering disamakan dengan istilah pembauran atau asimilasi,
padahal kedua istilah tersebut memiliki perbedaan. Integrasi diartikan
dengan integrasi kebudayaan, integrasi social, dan pluralisme social.
Sementara pembauran dapat berarti penyesuaian antar dua atau lebih
kebudayaan mengenai beberapa unsur kebudayaan (culutural traits) mereka
yang berbeda atau bertentangan, agar dapat dibentuk menjadi suatu sistem
kebudayaan yang selaras (harmonis). (Dewi Priska, 2015)
3 | Universitas Muhammadiyah Gresik

Myron Weiner membedakan 5(lima) tipe integrasi yaitu integrasi


nasional, integrasi wilayah, integrasi nilai, integrasi elit-massa, dan integrasi
tingkah laku (tindakan integratif).Integrasi merupakan upaya menyatukan
bangsa-bangsa

yang

berbeda

dari

suatu

masyarakat

menjadi

satu

keseluruhan yang lebih utuh, atau memadukan masyarakat kecil yang


banyak jumlahnya menjadi satu bangsa.( PR Indonesia, 2015)
Masyarakat yang terintegrasi dengan baik merupakan harapan bagi
setiap negara.

Sebab

integrasi

masyarakat

merupakan

kondisi

yang

diperlukan bagi negara untuk membangun kejayaan nasional demi mencapai


tujuan yang diharapkan. Ketika masyarakat suatu Negara senantiasa
diwarnai oleh pertentangan atau konflik, maka akan banyak kerugian yang
diderita, baik kerugian berupa fisik materiil seperti kerusakan sarana dan
prasarana yang sangat dibutuhkan oleh masyarakat,maupun kerugian
mental spiritual seperti perasaan kekawatiran, cemas, ketakutan, bahkan
juga tekanan mental yang berkepanjangan. ( PR Indonesia, 2015)
Adapun faktor pendorong dari integrasi nasional, yaitu:
1. Faktor sejarah yang menimbulkan rasa senasib dan seperjuangan.
2. Keinginan untuk bersatu di kalangan bangsa Indonesia sebagaimana
dinyatakan dalam Sumpah Pemuda tanggal 28 Oktober 1928.
3.
Rasa cinta tanah air di kalangan bangsa Indonesia, sebagaimana
dibuktikan perjuangan merebut, menegakkan, dan mengisi kemerdekaan.
4. Rasa rela berkorban untuk kepentingan bangsa dan Negara,sebagaimana
dibuktikan oleh banyak pahlawan bangsa yang gugur di medan
perjuangan.
5. Kesepakatan atau konsensus nasional dalam perwujudan Proklamasi
Kemerdekaan, Pancasila dan UUD 1945, bendera Merah Putih, lagu
kebangsaan Indonesia Raya, bahasa kesatuan bahasa Indonesia.
6. Adanya simbol kenegaraan dalam bentuk Garuda Pancasila, dengan
semboyan Bhinneka Tunggal Ika.
7. Pengembangan budaya gotong royong yang merupakan ciri khas
kepribadian bangsa Indonesia secara turun temurun.
Adapun faktor penghambat, yaitu:

4 | Universitas Muhammadiyah Gresik

1. Masyarakat Indonesia yang heterogen (beraneka ragam) dalam faktorfaktor kesukubangsaan dengan masing-masing kebudayaan daerahnya,
bahasa daerah, agama yang dianut, ras dan sebagainya.
2. Wilayah negara yang begitu luas, terdiri atas ribuan kepulauan yang
dikelilingi oleh lautan luas.
3. Besarnya kemungkinan ancaman, tantangan, hambatan dan gangguan
yang merongrong keutuhan, kesatuan dan persatuan bangsa, baik yang
berasal dari dalam maupun luar negeri.
4. Masih besarnya ketimpangan dan ketidakmerataan pembangunan dan
hasil-hasil pembangunan menimbulkan berbagai rasa tidak puas dan
keputusasaan di masalah SARA (Suku, Agama, Ras, dan Antar golongan),
gerakan separatisme dan kedaerahan, demonstrasi dan unjuk rasa.
5. Adanya paham etnosentrismedi antara beberapa suku bangsa yang
menonjolkan kelebihan-kelebihan budayanya dan menganggap rendah
budaya suku bangsa lain.
6. Lemahnya nilai-nilai budaya bangsa akibat kuatnya pengaruh budaya
asing yang tidak sesuai dengan kepribadian bangsa, baik melewati
kontak langsung maupun kontak tidak langsung. Kontak langsung, antara
lain melalui unsur-unsur pariwisata, sedangkan kontak tidak langsung,
antara lain melalui media cetak (majalah, tabloid), atau media elektronik
(televisi, radio, film, internet, telepon seluler yang mempunyai fitur atau
fasilitas lengkap). Hal itu akan berdampak adanya westernisasi atau gaya
hidup kebarat-baratan/meniru gaya hidup orang Eropa atau Amerika,
pergaulan bebas, penyalahgunaan narkotika, minum minuman keras, dan
sebagainya.
(Dewi Priska, 2015)
B. Strategi Integrasi Nasional
Masalah

integrasi

nasional

merupakan

persoalan

yang

dialami

olehsemua negara, terutama adalah negara-negara berkembang. Dalam


usianya yang masih relatif muda dalam membangun negara bangsa (nation
state), ikatan antara kelompok-kelompok yang berbeda dalam negara masih

5 | Universitas Muhammadiyah Gresik

rentan dan mudah tersulut untuk terjadinya pertentangan antar kelompok. (


PR Indonesia, 2015)
Masyarakat yang ada di Negara berkembang umumnya masih memiliki
ikatan primordial yang sangat kuat, ikatan primordial adalah menjadikan
masyarakat lebih terpancang pada ikatan-ikatan primer yang lebih sempit
seperti ikatan keluarga, ikatan kesukuan, ikatan sesama pemeluk agama,
dan sebagainya. Oleh karena itu keinginan mewujudkan integrasi yang
notabennya lebih luas melewati batas-batas kekeluargaan, keagamaan,
kesukuanan menjadi sulit di wujudkan.
Dalam rangka mengupayakan terwujudnya integrasi nasional yang
mantap ada beberapa strategi yang mungkin ditempuh, yaitu:
1. Strategi Asimilasi
Asimilasi adalah proses percampuran dua macam kebudayaan atau
lebih menjadi satu kebudayaan yang baru, di mana dengan percampuran
tersebut maka masing-masing unsur budaya melebur menjadi satu sehingga
dalam kebudayaan yang baru itu tidak tampak lagi identitas. Ketika asimilasi
ini menjadi sebuah strategi integrasi nasional, berarti bahwa negara
mengintegrasikan masyarakatnya dengan mengupayakan agar unsur-unsur
budaya yang ada dalam negara itu benar-benar melebur menjadi satu dan
tidak lagi menampakkan identitas budaya kelompok atau budaya lokal.
Dengan

menggunakan

strategi

ini

tampak

bahwa

keinginan

untuk

mewujudkan integrasi nasional dengan tidak membedakan dan saling


menghargai budaya kelompok lain.
2. Strategi Akulturasi
Akulturasi adalah proses percampuran dua macam kebudayaan atau
lebih sehingga memunculkan kebudayaan yang baru, di mana ciri-ciri
budaya asli pembentuknya masih tampak dalam kebudayaan baru tersebut.
Dengan demikian berarti bahwa kebudayaan baru yang terbentuk tidak
melumat semua unsur budaya pembentuknya. Apabila akulturasi ini
menjadi

strategi

integrasi

yang

diterapkan

oleh

pemerintah

suatu

negara,berarti bahwa negara mengintegrasikan masyarakatnya dengan


6 | Universitas Muhammadiyah Gresik

mengupayakan

adanya

identitas

budaya

bersama

namun

tidak

menghilangkan seluruh unsur budaya kelompok atau budaya lokal.


3. Strategi Pluralis
Paham pluralis merupakan paham yang menghargai terdapatnya perbedaan
dalam masyarakat. Paham pluralis pada prinsipnya mewujudkan integrasi
nasional dengan memberi kesempatan pada segala unsur perbedaan yang
ada dalam masyarakat untuk hidup dan berkembang. Jadi integrasi nasional
diwujudkan dengan tetap menghargai terdapatnya perbedaan-perbedaan
dalam masyarakat.Hal ini sejalan dengan pandangan multikulturalisme,
bahwa setiap unsure perbedaan memiliki nilai dan kedudukan yang sama,
sehingga

masingmasing

berhak

mendapatkan

kesempatan

untuk

berkembang.
Ketiga strategi tersebut terkait dengan seberapa jauh penghargaan
yang

diberikan

atas

unsur-unsur

perbedaan

yang

ada

dalam

masyarakat.Srtategi asimilasi, akulturasi, dan pluralisme masing-masing


menunjukkan penghargaan yang secara gradual berbeda dari yang paling
kurang, yang lebih, dan yang paling besar penghargaannya terhadap unsurunsur perbedaan dalam masyarakat, di dalam upaya mewujudkan integrasi
nasional tersebut. ( PR Indonesia, 2015)
C. Wujud Integrasi yang ada di Indonesia
Salah satu persoalan yang dialami oleh negara-negara berkembang
termasuk Indonesia dalam mewujudkan integrasi nasional adalah masalah
primordialisme yang masih kuat Di era globalisasi, tantangan itu bertambah
oleh adanya tarikan global di mana keberadaan negara-bangsa sering dirasa
terlalu sempit untuk mewadahi tuntutan dan kecenderungan global.
Namun demikian harus tetap diyakini bahwa nasionalisme sebagai
karakter bangsa tetap diperlukan di era Indonesia merdeka sebagai kekuatan
untuk menjaga eksistensi, sekaligus mewujudkan taraf peradaban yang
luhur, kekuatan yang tangguh, dan mencapai negara-bangsa yang
7 | Universitas Muhammadiyah Gresik

besar.
Ancaman disintergrasi yang muncul di beberapa wilayah teritorial
Indonesia merupakan suatu ujian yang harus dihadapi oleh Indonesia
sebagai sebuah Bangsa. Ancaman ini sejatinya merupakan refleksi atas
adanya ketidak samaan pola pikir mengenai konsepsi bangsa dalam
domestik Indonesia sendiri sehingga menimbulkan gerakan pemberontakan
yang

berusaha

memisahkan

diri

dari

Kesatuan

Republik

Indonesia.

(Fyustiazari,2014)
Dengan kondisi masyarakat Indonesia yang diwarnai oleh berbagai
keanekaragaman, harus disadari bahwa masyarakat Indonesia menyimpan
potensi konflik yang sangat besar, baik konflik yang bersifat vertical maupun
bersifat horizontal. Dalam skala nasional, kasus Aceh, Papua, Ambon
merupakankonflik yang bersifat vertikal dengan target untuk memisahkan
diri dari Negara Kesatuan Republik Indonesia. Kasus-kasus tersebut dapat
dilihat sebagai konflik antara masyarakat daerah dengan otoritas kekuasaan
yang ada di pusat. Di samping masuknya kepentingan-kepentingan tertentu
dari masyarakat yang ada di daerah, munculnya konflik tersebut merupakan
ekspresi

ketidakpuasan

terhadap

kebijakan

pemerintah

pusat

yang

diberlakukan di daerah. Kebijakan pemerintah pusat dianggap memunculkan


kesenjangan antardaerah, sehingga ada daerah-daerah tertentu yang sangat
maju

pembangunannya,

sementara

ada

daerah-daerah

yang

masih

terbelakang.
Kondisi dimana disintegrasi mulai muncul gencar-gencarnya adalah
ketika terjadi gerakan separatisme yang dilakukan oleh Timor Timur yang
kemudian memunculkan gerakan separatisme lainnya, misalnya Gerakan
Aceh Merdeka oleh masyarakat Aceh. Pada awalnya Timor Timur adalah
sebuah provinsi luar negeri Portugal. Namun setelah revolusi yang terjadi
di Portugal pada April 1974, Timor Timur diberikan pilihan bagi rakyatnya
terkait dengan usaha dekolonisasi. Pilihan-pilihan tersebut adalah: (1)
menjadi daerah otonom dalam federasi dengan Portugal; (2) menjadi negara
bebas dan merdeka (sebagai bagian atau di luar persemakmuran Portugis);
8 | Universitas Muhammadiyah Gresik

atau (3) berserikat dengan Republik Indonesia Pada saat itu ada tiga partai
besar yang berkembang di Timor-Timur dengan masing-masing pemikiran
yang berbeda
Melihat kenyataan bahwa Portugal tidak mau lagi menanggung
koloninya yang termiskin sehingga Timor-Timor tidak bisa terintegrasi
dengan Portugal, serta kondisi Timor-Timur yang lemah dalam segi ekonomi
dan politiknya sehingga mustahil untuk membiarkan Timor-Timur menjadi
negara yang merdeka dan berdiri sendiri. Karena itu Portugal melakukan
negosiasi dengan Indonesia yang semakin membuat Indonesia tidak bisa
menolak.
Munculnya

tekanan-tekanan

dari

masyarakat

internasional

menanggapi kasus-kasus yang terjadi di timor timur itu memaksa Indonesia


untuk mengeluarkan kebijakan guna mengakomodasi aspirasi masyarakat
Timor Timur. Tekanan ini juga mendorong Pemerintah Indonesia untuk
membahas masalah ini ke tingkat internasional. Akhirnya, pada Juni 1998,
Pemerintah Indonesia memutuskan untuk memberikan status khusus berupa
otonomi luas kepada Timor Timur. Usulan Indonesia itu disampaikan kepada
Sekjen PBB. Sebagai tindak lanjutnya, PBB pun mengadakan pembicaraan
segitiga antara Indonesia, Portugal, dan PBB.
Berangkat dari pembicaraan tiga pihak serta kecaman yang semakin
keras dari dunia internasional, Indonesia memutuskan untuk melaksanakan
jajak pendapat rakyat Timor Timur dilakukan secara langsung. Jajak
pendapat pun berakhir dengan kemenangan di pihak pro kemerdekaan Timor
Timur. Dengan kemenangannya ini, Timor Timur meraih kedaulatan sebagai
sebuah negara.Kedaulatan negara merupakan satu hal yang selama ini
dikejar oleh pihak Timor Timur. berbagai pelanggaran HAM yang dilakukan
oleh Indonesia, yang dibuktikan oleh Peristiwa Santa Cruz menjadi batu
loncatan bagi usaha sekuritisasi perjuangan meraih kembali kedaulatan
Timor Timur. Kunci dari berhasilnya perjuangan meraih kemerdekaan Timor
Timur adalah dukungan internasional.

9 | Universitas Muhammadiyah Gresik

Pada HUT ke-10 The Habibie Center, mantan Presiden BJ Habibie


menyatakan Timor Leste tidak pernah masuk Proklamasi RI. Alasannya,
karena yang diproklamasikan adalah Hindia Belanda. Pernyataan ini patut
pula kita salami karena terkait masa lalu Indonesia yang secara historis
banyak menyimpan anakronisme yang menyamarkan beragam fakta. Timor
Leste adalah contoh. Semula negeri itu dianggap berintegrasi ke NKRI
sebagai Timor Timur. (Syahruddin Mohammad, 2009)
Di samping konflik vertikal tersebut, konflik horizontal juga sering
muncul,

baik

konflik

yang

berlatarbelakang

keagamaan,

kesukuan,

antarkelompok atau golongan dan semacamnya yang muncul dalam bentuk


kerusuhan, perang antarsuku, pembakaran rumah-rumah ibadah, dan
sebagainya. Dalam hal ini dapat kita sebutkan kasus-kasus yang terjadi di
Poso, Sampit, Ambon, kasus di Lombok, dan masih ada tempat-tempat yang
lain. Terjadinya konflik horizontal biasanya juga merupakan akumulasi dari
berbagai faktor baik faktor kesukuan atau etnis, agama,
ekonomi, sosial, dan sebagainya.
Sejak

awal

berdirinya

negara

Indonesia,

para

pendiri

Negara

menghendaki persatuan di negara ini diwujudkan dengan menghargai


terdapatnya perbedaan di dalamnya. Artinya bahwa upaya mewujudkan
integrasi nasional Indonesia dilakukan dengan tetap memberi kesempatan
kepada

unsur-unsur

perbedaan

yang

ada

untuk

dapat

tumbuh

dan

berkembang secara bersama-sama. pada waktu itu menghargai perbedaanperbedaan yang terdapat dalam kehidupan masyarakat Indonesia. Para
pendiri negara rela mengesampingkan persoalan perbedaan-perbedaan yang
ada demi membangun sebuah negara yang dapat melindungi seluruh rakyat
Indonesia. Sejalan dengan itu dipakailah semboyan Bhinneka Tunggal
Ika,yang artinya walaupun berbeda-beda tetapi tetap satu adanya.
Dengan semboyan Bhinneka Tunggal Ika tersebut segala perbedaan
dalam masyarakat ditanggapi bukan sebagai keadaan yang menghambat
persatuan dan kesatuan bangsa, melainkan sebagai kekayaan budaya yang
10 | U n i v e r s i t a s M u h a m m a d i y a h G r e s i k

dapat dijadikan sumber pengayaan kebudayaan nasional kita. Untuk


terwujudnya masyarakat yang menggambarkan semboyan Bhinneka Tunggal
Ika,

diperlukan

pandangan

atau

wawasan

multikulturalisme.

Multikulturalisme adalah pandangan bahwa setiap kebudayaan memiliki nilai


dan kedudukan yang sama dengan kebudayaan lain, sehingga setiap
kebudayaan berhak mendapatkan tempat sebagaimana kebudayaan lainnya.
(Baidhawy, 2005:5). Perwujudan dari multikulturalisme adalah kesediaan
orang-orang dari kebudayaan yang beragam untuk hidup berdampingan
secara damai.

BAB III
PENUTUP
A. Simpulan
Disini dapat di simpulakan bahwa setiap negara berkembang pasti akan
mengalami masalah disintegrasi, apalagi negara seperti Indonesia yang
memiliki bermacam-macam suku budaya, agama dls. Yang menyebabkan
Indonesia rawan mengalami masalah disintegrasi adalah hal tersebut.
Integrasi nasional adalah usaha dan proses mempersatukan perbedaan11 | U n i v e r s i t a s M u h a m m a d i y a h G r e s i k

perbedaan yang ada pada suatu negara sehingga terciptanya keserasian dan
keselarasan secara nasional. Integrasi nasional adalah usaha dan proses
mempersatukan

perbedaan-perbedaan

yang

ada

pada

suatu

negara

sehingga terciptanya keserasian dan keselarasan secara nasional.


Oleh karena itu negara harus mengupayakan agar budaya-budaya yang
ada tersebut melebur menjadi satu, tanpa harus menghilangkang keaslian
budaya lokal dengan saling menghargai, dan saling melestarikan.
B. Saran
Agar masyarakat tidak saling memdedakan antar budaya sekalipun itu
tidak berasal dari budaya kelompoknya. Sehingga akan tercipta negara
kesatuan

dantidak

terjadi

disintegrasia

baik

secara

vertical

maupun

horizontal.

DAFTAR PUSTAKA
Dewi Priska, 2015. Isi Integrasi.
https://www.academia.edu/9119894/Isi_integrasi. Cetak 24 Mei 29015.
PR Indonesia, 2015. Buku Modul Kuliah Pendidikan Kewarganegaraan.
https://eprints.dinus.ac.id/15080/3/Buku-Modul-Kuliah-Kewarganegaraan.pdf . Cetak

28 April 2015.
Syahruddin Mohammad, 2009. Lepasnya timor-timur dan keterlibatan pihak
ketiga, https://www.academia.edu/7518504/Lepasnya_timortimor_dan_keterlibatan_pihak. Cetak 24 Mei 2015.

12 | U n i v e r s i t a s M u h a m m a d i y a h G r e s i k

Windu Putri, 2012. Integrsi Nasional.


https://putriwindu.wordpress.com/2012/04/29/integrasi-nasional/ . Cetak 25

Mei 2015.

13 | U n i v e r s i t a s M u h a m m a d i y a h G r e s i k

Anda mungkin juga menyukai