PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Semakin pesatnya perkembangan ilmu pengetahuan dalam segala bidang
khususnya bidang permesinan, dikarenakan tuntutan perkembangan teknologi dan
industri yang modern. Pada zaman modern seperti sekarang ilmu permesinan sangat
dibutuhkan khususnya di bidang industri manfaktur.
Dengan berkembangnya teknologi mahasiswa dituntuk untuk untuk lebih
mendalami mengenai ilmu permesinan yang disini bisa disebut juga sebagai elemen
mesin, yang dimana didalam elemen mesin membahas mengenai komponen-komponen
dalam permesinan. Misal, roda gigi, poros, belt, dan lain sebagainya
Di zaman sekarang ini, hampir semua barang sudah tersedia, sehingga proses
perancangan dapat dipermudah dengan adanya standarstandar yang sudah dikeluarkan
untuk bermacammacam elemen mesin. Salah satunya dengan merancang transmisi
conveyor. Sehingga diharapkan dapat memudahkan pekerjaan manusia dan lebih efisien
dalam penggunaanya. Oleh karena itu tugas elemen mesin ini merupakan salah satu
bentuk latihan yang baik untuk mahasiswa agar dapat merancang komponen mesin
conveyor.
1.2 Rumusan Masalah
Disini kelompok kami akan merencanakan sistem transmisi yang ada pada
bidang permesinan. Perencanaan ini meliputi: Perencanaan poros, Perencanaan pasak,
Perencanaan bantalan, Perencanaan roda gigi, dan Perencanaan belt dan pulley. Yang
dimana kelompok kami mempunyai inputan data sebagai berikut:
Putaran motor: 1200 rpm
Daya motor: 2 hp
Serta memiliki output sebagai berikut:
Putaran akhir: 200 rpm
1.3 Batasan Masalah
Sistem transmisi yang direncanakan adalah sistem transmisi yang dimana di
dalam itu mencakup semua elemen mesin yang disebutkan di atas. Dan pada
perencanaan ini hanya dibatasi pada aspek geometri dan bahan dari setiap elemen mesin
yang ada.
1.4 Tujuan Penulisan
Perencanaan sistem transmisi yang kelompok kami lakukan memiliki beberapa
tujuan, diantaranya adalah:
TUGAS BESAR ELEMEN MESIN II
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Roda Gigi (Gear)
2.1.1 Definisi
Roda gigi merupakan salah satu jenis elemen transmisi vang penting untuk suatu
pemindahan gerak (terutama putaran) daya atau tenaga pada suatu sistem transmisi
TUGAS BESAR ELEMEN MESIN II
antara penggerak dengan yang digerakan. Suatu konstruksi hubungan roda gigi
digunakan pula untuk sistim pengatur pada pemindah putaran, atau untuk merubah
gerak lurus menjadi gerak putar atau sebaliknya.
Definisi roda gigi adalah salah satu bentuk sistem transmisi yang mempunyai
fungsi mentransmisikan gaya, membalikkan putaran, mereduksi atau menaikkan
putaran/ kecepatan. Umumnya roda gigi berbentuk silindris, di mana di bagian tepi
terdapat bentukan-bentukan yang menyerupai (mirip) gigi ( bergerigi ).
a. Prinsip Roda Gigi
Konstruksi roda gigi mempunyai prinsip kerja berdasarkan pasangan gerak.
Bentuk gigi dibuat untuk menghilangkan keadaan slip, putar dan daya dapat
berlangsung dengan baik.
Untuk mendapatkan keadaan transmisi gerak dan daya yang baik, maka profil
gigi harus mempunyai bentuk yang teratur sehingga kontak gigi berlangsung dengan
mulus. Oleh karena itu profil gigi dibuat dengan bentuk geometris tertentu, agar
perbandingan kecepatan sudut antara pasangan roda gigi harus selalu sama. Agar
memenuhi hat tersebut dikenal 3 jenis konstruksi profil gigi, yaitu :
1. Konstruksi Kurva Evolvent
Pembuatan profil gigi mudah dan tepat, karena menggunakan sisi cutter (pisau
Jika ada perubahan kepala gigi atau konstruksi gigi pada suatu
pengkonstruksian perubahan dapat dilakukan dengan sutler (pisau pemotong).
Dengan modul yang sama, walaupun jumlah giginya berbeda, maka pasangan
dapat dipertukarkan.
Arah dan tekanan profil gigi adalah sama.
berpotongan dimana kebanyakan bersudut 90. Beberapa jenis roda gigi poros
berpotongan adalah sebagai berikut:
1. Roda Gigi Kerucut Lurus
Roda Gigi kerucut lurus menyudut. Bentuk gigi pada penampang potong,
Roda gigi cacing di gunakan untuk posisi sumbu bersilangan dan transmisi
putaran selalu berupa reduksi. Pada sepasang roda gigi cacing terdiri dari batang
cacing yang selalu sebagai penggerak dan Roda gigi cacing sebagai pengikut. Bahan
batang cacing umumnya lebih kuat dari pada roda cacingnya, selain itu batang cacing
umumnya di buat berupa kontruksi terpadu, dimana bentuk alur cacingnya berupa
spiral. Dari bentuk konstruksi berpasangan terdapat dua jenis konstruksi roda gigi
cacing, yaitu:
1. Roda Gigi Cacing Silndris.
h. Dedendum (kaki gigi). Jarak antara lingkaran pitch dengan lingkaran kaki yang
diukur dalam arah radial.
i. Working Depth. Jumlah jari-jari lingkaran kepala dari sepasang roda gigi yang
berkontak dikurangi dengan jarak poros.
j. Clearance Circle. Lingkaran yang bersinggungan dengan lingkaran addendum dari
gigi yang berpasangan.
k. Pitch point. Titik singgung dari lingkaran pitch dari sepasang roda gigi yang
berkontak.
l. Operating pitch circle. Lingkaran-lingkaran singgung dari sepasang roda gigi yang
berkontak dan jarak porosnya menyimpang dari jarak poros yang secara teoritis
benar.
m. Addendum circle (Lingkaran kepala gigi). Lingkaran yang membatasi gigi.
n. Dedendum circle (Lingkaran kaki gigi). Lingkaran yang membatasi kaki gigi.
o. Width of space. Tebal ruang antara roda gigi diukur sepanjang lingkaran pitch.
p. Sudut tekan (pressure angle). Sudut yang dibentuk dari garis normal dengan
kemiringan dari sisi kepala gigi.
q. Kedalaman total (total depth). Jumlah dari adendum dan dedendum.
r. Tebal gigi (tooth thickness). Lebar gigi diukur sepanjang lingkaran pitch.
s. Lebar ruang (tooth space). Ukuran ruang antara dua gigi sepanjang lingkaran pitch.
t. Sisi kepala (face of tooth). Permukaan gigi diatas lingkaran pitch.
u. Sisi kaki (flank of tooth). Permukaan gigi dibawah lingkaran pitch.
v. Puncak kepala (top land). Permukaan di puncak gigi.
w. Lebar gigi (face width). Kedalaman gigi diukur sejajar sumbunya.
2.1.4 Rumus Perhitungan Roda Gigi
a. Menghitung diameter pitch, dp
1. Menentukan daya rencana, Pd
Pd = P x fc
Keterangan:
Pd = daya rencana (kW)
P = daya nominal (kW)
fc = faktor koreksi
2. Putaran poros, n
zw
np
= zp
nw
Keterangan:
np = Putaran poros pinion (rpm)
nw = Putaran poros wheel (rpm)
TUGAS BESAR ELEMEN MESIN II
b. Perhitungan Kekuatan
1. Beban lentur ijin persatuan lebar sisi, Fb
Kecepatan keliling, V
Keterangan:
V = Kecepatan keliling (m/s)
Gaya Tangensial, Ft
Keterangan:
Ft
Faktor diamis, fv
Faktor dinamis, (fv). Dengan menggunakan kecepatan keliling yang
didapatkan maka akan diperoleh faktor dinamis.
Keterangan:
FH = Beban permukaan ijin permukaan lebar sisi (kg/mm)
c. Lebar sisi, b
Keterangan:
b
d. Evaluasi
1.
b
, harus memenuhi syarat sebagai berikut :
m
6
2.
b
10
m
b
, harus memenuhi syarat sebagai berikut :
d
b
1,2
d
3.
sk
, harus memenuhi syarat sebagai berikut :
m
sk
2,2
m
Keterangan:
sk : Tebal antara dasar alur pasak dan dasar kaki (mm)
:(
dg
ds
)-(
+ t2)
2
2
dp dw
2
Keterangan:
a
ck = Kelonggaran puncak
= 1,25 x m
3. Diameter lingkaran kepala, dk
dk = ( Z + 2 ) m
Keterangan:
dk = Diameter lingkaran kepala (mm)
Z = Jumlah gigi pinion atau wheel
M = Modul
4. Diameter lingkaran kaki, dg
dg = z m cos
Keterangan:
dg = Diameter lingkaran kaki (mm)
z
m = Modul
Keterangan :
D
nmotor
Keterangan:
Vb
Keterangan:
1 = Sudut kontak antara pulley kecil dan belt (0)
D1 = Diameter pulley kecil (inch)
D2 = Diameter pulley besar (inch)
2.3 Belt (sabuk)
2.3.1 Tujuan Belt (sabuk)
Sistem transmisi belt dan pulley digunakan karena mudah penanganannya dan
harganya murah, serta untuk menghindari beban berlebih pada belt, belt cenderung
akan mengalami slip sehingga proses ini lebih menguntungkan jika dibandingkan
dengan transmisi yang lainnya.
2.3.2 Definisi Belt (sabuk)
Tranmisi
sabuk
merupakan
salah
satu
jenis
system
transmisi.
Tenaga/daya/momen punter ditransmisikan dari daya dari poros yang satu ke poros
yang lain dengan memakai pulley yang berputar pada kecepatan yang sama atau pada
kecepatan yang berbeda. Perlu diperhatikan dimana puli atau poros haruslah
sejajar tidak harus saling berdekatan namun juga tidak terlalu jauh, kekencangan
harus pas. Sabuk tidak harus datar dan jarak maksimum antar poros tidak
melebihi 10 meter dan minimal tidak boleh kurang dari 3-5 kali diameter puli
(khurmi.R.S, Machine Design, Hal 648)
Besarnya daya yang ditransmisikan tergantung pada factor berikut:
1. Kecepatan belt.
2. Tarikan belt yang ditempatkan pada pulley.
3. Luas kontak antara belt dan pulley terkecil.
4. Kondisi belt yang digunakan.
Pemilihan belt yang akan dipasang pada pulley tergantung pada faktor sebagai
berikut:
1. Kecepatan poros penggerak dan poros yang digerakkan
2. Rasio kecepatan reduksi,
TUGAS BESAR ELEMEN MESIN II
3.
4.
5.
6.
7.
Keuntungan dari sistem transmisi belt (dibandingkan dengan system transmisi roda gigi
atau rantai) adalah:
1.
2.
3.
4.
5.
Tidak berisik.
Dapat menerima dan meredam beban kejut.
Jarak poros tidak tertentu.
Dipandang dari segi konstruksi dan pembuatan, mudah dan murah.
Hanya memerlukan sdikit perawatan (tanpa menggunakan pelumas).
b. V-Belt (belt bentuk V) banyak digunakan dalam pabrik dan bengkel dimana
besarnya daya yang ditransmisikan berukuran besar dari pulley yang satu ke
pulley yang lain ketika jarak dua pulley adalah sangat dekat.
belt RQ akan lebih besar daripada belt LM. Belt RQ (karena tarikan lebih)
dinamakan tight side sedangkan belt LM (karena tarikan kecil) dinamakan slack
side
4. Belt with idler pulley (penggerak dengan puli penekan) dinamakan juga jockey
pulley drive, digunakan dengan poros parallel dan ketika open belt drive tidak
dapat digunakan akibat sudut kontak yang kecil pada pulley terkecil. Jenis ini
diberikan untuk mendapatkan rasio kecepatan yang tinggi dan ketika tarikan belt
yang diperlukan tidak dapat diperoleh dengan cara lain.
dan
berputar
pada
kecepatan
yang
sama
seperti poros mesin. Loose pulley berputar secara bebas pada poros mesin dan
tidak mampu mentransmisikan daya sedikitpun. Ketika poros mesin dihentikan,
belt ditekan ke loose pulley oleh perlengkapan batang luncur (sliding bar)
Keterangan:
V = kecepatan sabuk linear (m/s)
d = diameter puli (m)
n = putaran (rpm)
2. Panjang sabuk
Keterangan:
L = Panjang sabuk (m)
d1 = Diameter puli penggerak (m)
d2 = Diameter puli yang digerakkan (m)
x = Jarak antar poros (m)
3. Kecepatan karena slip antara belt dan pulley
TUGAS BESAR ELEMEN MESIN II
Keterangan:
V
= Putaran (rpm)
Dimana :
Fc = Gaya tarik sentrifugal belt
m = Massa belt
v2 = Velocitybelt
pernah cocok. Sproket juga berbeda dengan puli di mana sproket memiliki gigi
sedangkan puli pada umumnya tidak memiliki gigi.
daripada sabuk.
Dapat digunakan untuk jarak pusat yang panjang atau pendek.
Memberikan efisiensi transmisi yang tinggi.
Memberikan bebean yang kecil pada poros.
Mempunyai kemampuan untuk mentransmisikan gerak ke beberapa poros dengan
satu rantai.
7. Mentransmisikan daya yang lebih besar daripada belt.
8. Rasio kecepatan yang tinggi.
9. Dapat dioperasikan pada keadaan atmotsfir dan temperature yang tinggi.
Kerugiannya yaitu :
1. Biaya produk rantai relatif lebih tinggi (harga lebih mhal)
2. Rantai membutuhkan pemasangan yang akurat dan perawatan yang lebih istimewa
karena pelumasan harus lebih diperhatikan
3. Ranti mempunyai fluktuasi kecepatan terutama ketika longgar
Bagian-bagian yang biasa digunakan pada rantai adalah sebagai berikut:
1. Pitch of chain (kisar dari rantai). Itu adalah jarak antara pusat engsel pada rantai
seperti pada Gambar berikut. Kisar biasa dinotasikan p.
Keterangan:
N = Putaran dari sprocket terkecil, rpm
N1 = Putaran dari sprocket terbesar, rpm
T1 = Jumlah gigi pada sprocket terkecil,
T2 = Jumlah gigi pada sprocket terbesar
2. Kecepatan rata-rata rantai adalah
Keterangan:
D = Diameter lingkar pitch dari sprocket, meter.
p = Pitch dari rantai, meter.
TUGAS BESAR ELEMEN MESIN II
Pada Bantalan ini terjadi gesekan gelinding antara bagian yang berputar
dengan yang diam melalui elemen gelinding seperti bola, rol, dan rol bulat.
2.7.1 Definisi
Pasak (key) adalah bagian dari elemen mesin yang digunakan menahan elemen
mesin lainnya agarterjaga putaran relatif antara poros dengan elemen mesin lainnya
karena distribusi tegangan secara aktual untuk menyambung pasak ini tidak dapat
diketahui secara lengkap maka dalam perhitungan tegangan disarankan menggunakan
faktor keamanan sebagai berikut:
1. Untuk beban torsi yang konstan (torque steady) N = 1.5
2. Untuk beban yang mengalami beban kejut rendah N = 2,5
3. Untuk beban kejut besar terutama beban bolak-balik N = 4,5
2.7.2 Macam-macam Pasak
a. Pasak benam
Merupakan Pasak memanjang yang paling banyak digunakan pasak ini
dipasang pada konstruksi roda yang dapat digesekkan pada poros alur. Pasak ini
dibuat sejajar dengan kelonggaran 0,2-0,4 mm
TeganganGeser
dimana A= Lw
TeganganKomposisi
*Faktor Keamanan
Untukbeban torsi yang konstan (Torque Steady) N = 1,5
Untukbeban yang mengalamikejutrendah N = 2,5
UntukBebanKejutbesarterutamabebanbolak-balik N= 4,5
b. TeganganGeser yang diijinkan
e. TinjauanTerhadapKompresi
g. TinjauanTerhadap Gear
2.8 Lubricant
2.8.1 Definisi
Lubricant atau pelumas adalah zat kimia, yang umumnya cairan, yang diberikan
di antara dua benda bergerak untuk mengurangi gaya gesek. Zat ini merupakan fraksi
hasil destilasi minyak bumi yang memiliki suhu 105-135 derajat celcius. Pelumas
berfungsi sebagai lapisan pelindung yang memisahkan dua permukaan yang
berhubungan.
2.8.2 Fungsi dan Tujuan Lubricant
Pada berbagai jenis mesin dan peralatan yang sedang bergerak, akan terjadi
peristiwa pergesekan antara logam. Oleh karena itu akan terjadi peristiwa pelepasan
partikel partikel dari pergesekan tersebut. Keadaan dimana logam melepaskan partikel
disebut aus atau keausan. Untuk mencegah atau mengurangi keausan yang lebih parah
yaitu memperlancar kerja mesin dan memperpanjang usia dari mesin dan peralatan itu
sendiri, maka bagian bagian logam dan peralatan yang mengalami gesekan tersebut
diberi perlindungan ekstra.
1. Tugas pokok pelumas
Pada dasarnya yang menjadi tugas pokok pelumas adalah mencegah atau
mengurangi keausan sebagai akibat dari kontak langsung antara permukaan logam
yang satu dengan permukaan logam lain terus menerus bergerak. Selain keausan
dapat dikurangi, permukaan logam yang terlumasi akan mengurangi besar tenaga
yang diperlukan akibat terserap gesekan, dan panas yang ditimbulkan oleh gesekan
akan berkurang.
2. Tugas tambahan pelumas
Selain mempunyai tugas pokok, pelumas juga berfungsi sebagai penghantar
panas. Pada mesin mesin dengan kecepatan putaran tinggi, panas akan timbul pada
bantalan bantalan sebagai akibat dari adanya gesekan yang banyak. Dalam hal ini
pelumas berfungsi sebagai penghantar panas dari bantalan untuk mencegah
peningkatan temperatur atau suhu mesin.
2.8.3 Jenis-jenis Lubricant
Terdapat berbagai jenis minyak pelumas. Jenis jenis minyak pelumas dapat
dibedakan penggolongannya berdasarkan bahan dasar (base oil), bentuk fisik, dan tujuan
penggunaan.
1. Dilihat dari bentuk fisiknya:
a. Minyak pelumas
b. Gemuk pelumas
c. Cairan pelumas
2. Dilihat dari bahan dasarnya:
a. Pelumas dari bahan nabati
b. Pelumas dari bahan hewani
c. Pelumas sintetis