PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Indonesia sebagai negara berkembang selalu berupaya melakukan peningkatan
derajat kesehatan masyarakat, karena pemerintah memiliki kewajiban terhadap
kesejahteraan masyarakat salah satunya melalui peningkatan kesehatan. Contoh
upaya peningkatan derajat kesehatan adalah perbaikan gizi masyarakat, karena
gizi yang seimbang dapat meningkatkan ketahanan tubuh,
Namun sebaliknya, gizi yang tidak seimbang menimbulkan masalah yang
sangat sulit sekali ditanggulangi oleh Indonesia. Masalah gizi yang tidak
seimbang itu seperti Kurang Energi Protein (KEP), Kurang Vitamin A (KVA),
Gangguan Akibat Kekurangan Yodium (GAKY), dan anemia zat besi. Masalah
Kurang Energi Protein (KEP) atau biasa dikenal dengan gizi kurang yang sering
ditemui pada anak balita, masih merupakan masalah yang sangat sulit
ditanggulangi, walaupun penyebab gizi buruk itu sendiri pada dasarnya sederhana
yaitu kurangnya intke (konsumsi) makanan terhadap kebutuhan makan seseorang,
namun tidak ditingkat rumah tangga, tapi anehnya di daerah-daerah yang telah
swasembada pangan bahkan terdistribusi merata sampai ketingkat rumah tangga,
masih sering ditemukan kasus gizi buruk.
Padahal, sebelum kasus gizi buruk itu terjadi telah melewati beberapa tahapan
yang mulai dari penurunan berat badan dari berat badan ideal seorang anak
sampai akhirnya terlihat anak tersebut sangat buruk. Jadi masalah sebenarnya
adalah masyarakata atau keluarga balita kurang mengetahui cara menilai status
berat badan anak .selain itu juga belum mengetahui pola pertumbuhan berat badan
anak.
Dengan banyaknya orang tua yang tidak mengetahui kebutuhan gizi balitanya
oleh karena itu penulis membuat makalah ini. Untuk mengingatka kepada orang
tua akan kebutuhan gizi balitanya.
1.2 Rumusan Masalah
Berdasarkan tema dan permasalahan yang diangkat, maka masalah dapat
dirumuskan sebagai berikut :
a.
Apakah yang dimaksud dengan gizi ?
b. Apa faktor yang mempengaruhi status gizi balita ?
c.
Apa dampak dari kekurangan gizi ?
d.
pangan dan gunanya bagi badan melainkan juga mengenai cara-cara memperoleh
serta mengolah dan mempertimbangkan agar kita tetap sehat
c.
Tuti Sunardi
Gizi adalah sesuatu yang mempengaruhi proses perubahan semua jenis
makanan yang masuk ke dalam tubuh, yang dapat mempertahankan kehidupan
d.
Nirmala Devi
Chairinniza K. Graha
Gizi adalah unsur yang terkandung dalam makanan, dimana unsur-unsur
dan berkembang
i.
sebagai sumber energi dan membantu pertumbuhan, perbaikan, dan perawatan selsel tubuh
j.
Status gizi adalah suatu keadaan tubuh yang diakibatkan oleh keseimbangan
antara asupan zat gizi dengan kebutuhan.Keseimbangan tersebut dapat dilihat dari
variabel pertumbuhan, yaitu berat badan, tinggi badan/panjang badan, lingkar
kepala, lingkar lengan, dan panjang tungkai (Gibson, 1990).
2.3 Pengertian Balita
Menurut situs pencarian wikipedia.org, pengertian balita adalah periode usia
manusia setelah bayi sebelum anak awal, yaitu usia dua sampai lima tahun. Pada
masa ini seorang anak sedang lucu-lucunya dan terjadi perubahan siklus dalam
hidupnya seperti ia sudah dapat membaca keadaan, banyak bertanya sesuatu yang
tidak ia ketahui, belajar berhitung, bermain dan mulai mengenali teman-temannya
alias bersosialisasi, mengetahui benda, mengeja, berbicara lancar.
Dalam situs bookoopedia dijelaskan, pengertian balita adalah anak yang telah
menginjak usia di atas satu tahun. Atau dalam artian khusus anak yang berusia di
bawah lima tahun. Pengertian balita ini juga ditunjang dengan dibutuhkannya pola
makan yang cukup atau kecukupan gizi yang seimbang.
2.4 Nutrisi Penting Pada Balita
Beberapa nutrisi penting yang sangat dibutuhkan bagi pertumbuhan dan
perkembangan bayi seperti :
a.
Vitamin A, D, E, K
Vitamin ini sangat vital bagi balita.Jadi, usahakan agar asupan vitamin ini
terpenuhi setiap harinya.Seperti kita ketahui, vitamin A sangat baik untuk
penglihatan dan kesehatan kulit balita.Sedangkan vitamin D berperaan penting
dalam meningkatkan penyerapan kelsium serta membantu pertumbuhan tulang
dan gigi.Serta vitamin E memiliki anti oksidan yang membantu pertumbuhan
system syaraf dan pertumbuhan sel. Vitamin K berpengaruh dalam pembekuan
darah.
b.
Kalsium
Mineral yang sangat dibutuhkan dalam pembentukan massa tulangnya.
Kalsium sangat penting untuk membentuk tulang yang kuat sehingga balita
terhindar dari patah tulang. Sumber kalsium yaitu : susu, keju, tahu, dll.
c.
Vitamin B dan C
Fungsi dari vitamin B antara lain meningkatkan system syaraf dan imun
tubuh balita, meningkatkan pertumbuhan sel, serta mengatur metabolisme
tubuh.Sementara vitamin C berfungsi untuk meningkatkan penyerapan zat besi
dalam tubuh balita serta mencegah sariawan.Sumber makanan yang banyak
mengandung vitamin B antara lain beras merah, pisang, kacang-kacangan, ikan,
daging dan telur.Sementara untuk memenuhi gizi balita dengan vitamin C dapat
diperoleh dari tomat, kentang, stroberi, dll.
d.
Zat Besi
Balita sangat membutuhkan zat besi terutama untuk membantu
perkembanga otaknya. Jika kebutuhan gizi balita akan zat besi tidak terpenuhi,
kemungkinan ia akan mengalami kelambanan dalam ungsi kerja otak. Sumber
makanam yang yang mengandung zat besi antara lain daging, ikan, brokoli, telur,
bayamkedelai serta alpukat.
2.5 Faktor-faktor yang Mempengaruhi Status Gizi Balita
Begitu banyak faktor-faktor yang dapat mempengaruhi status gizi balita
diantaranya yaitu :
a.
sangat tergantung dari cukup tidaknya pangan yang dikonsumsi oleh setiap
anggota keluarga untuk mencapai gizi baik dan hidup sehat (Depkes RI, 2004 :
19). Jika tidak cukup bias dipastikan konsumsi setiap anggota keluarga tidak
terpenuhi (Depkes RI, 2002
berceloteh, mendapat ASI dan makanan yang seimbang maka keadaan gizinya
lebih baik dibandingkan dengan teman sebayanya yang kurang mendapatkan
perhatian orang tuanya.
c. Kesehatan Lingkungan
Masalah
gizi
timbul
tidak
hanya
kerena
dipengaruhi
oleh
Budaya Keluarga
Budaya berperan dalam sttus gizi masyarakat karena ada beberapa
Klinis
Metode ini didsarkan atas perubahan yang terjadi dihubungkan dengan
ketidakcukupan gizi.
b.
Biokimia
Metode ini menggunakan pemeriksaan specimen yang diuji secara
laboratories
c.
Biofisik
Metode penentuan status gizi dengan melihat kemampuan fungsi dan
melihat perubahan struktur dari jaringan.
d.
Antropometri
Antropometri merupakan pengukuran terhadap dimensi tubuh dan koposisi
tubuh.Sebagai idikator unsure gizi dapat digunakan dalam memberikan indikasi
tentang kondisi social ekonomi pendudukan dapat dilakukan dengan mengukur
parameter.Kombinasi beberapa parameter disebut indeks antropometri.Indeks
antropometri yang digunakan adalah berat badan menurut umur.
1.
Berat badan pada masa bayi balita, berat badan dpat dipergunakan untuk melihat
laju pertumbuhan fisik maupun status gizi. Alat yang dapat memenuhi persyaratan
dan kemudian dipilih dan dianjurkan untuk digunakan dalam penimbangan anak
2.
waktu lahir sehingga didapat umur anak.Bila kelebihan atau kekurangan hari
sebanyak 16 hari sampai 30 hari dibulatkan 1 bulan.Bila kekurangan atau
kelebihan 1 hari sampai 15 hari dibulatkan menjadi 0 bulan.
Selain itu, penilaian status gizi secara tidak langsung seperti :
1.
2.
Statistic vital
Menganalisis data beberapa statistic kesehatan
3.
Factor ekologi
Hasil interaksi beberapa factor fisik, biologis dan lingkungan budaya.
Menurut Menkes (2002) Klasifikasi Status Gizi Anak Balita dapat dilihat pada
table berikut ini :
Klasifikasi Status Gizi Anak Balita
Indeks
Berat Badan Menurut
Umur (BB/U)
Status Gizi
Gizi Lebih
Gizi Baik
Gizi Kurang
Gizi Buruk
Nomal
Pendek
Gemuk
Normal
Kurus
Kurus Sekali
2.7
a.
Ambang Batas
>+2SD
>-2SD sampai +2SD
< -2 SD sampai -3
SD
< -3 SD
2 SD
< -2 SD
>+2 SD
>-2 SD sampai +2 SD
< -2 SD sampai -3
SD
< -3 SD
b.
Gizi buruk akan mempengaruhi banyak organ dan system organ yang akan
merusak system pertahanan tubuh terhadap mikroorganisme maupun pertahanan
mekanik. Serta dapat mengganggu pertumbuhan dan perkembangan mental serta
penurunan IQ.Penuruna fungsi otak berpengaruh terhada kemampuan belajar,
kemampuan anak berinteraksi dengan lingkungan dan perubahan kepribadian
anak.
c.
BAB III
PEMBAHASAN
Massa balita merupakan massa-massa dimana kita membutuhkan nutrisi
yang banyak untuk pertumbuhan dan perkembangan tubuh kita.Untuk itu
diperlukan berbagai makanan yang dapat melengkapi kecukupan terhadap
vitamin-vitamin yang kita butuhkan.Seperti Vitamin A, D, E, K, Kalsium, Vitamin
B dan C, serta Zat Besi.Seperti kita ketahui, vitamin A sangat baik untuk
penglihatan dan kesehatan kulit balita.Sedangkan vitamin D berperaan penting
dalam meningkatkan penyerapan kelsium serta membantu pertumbuhan tulang
dan gigi.Serta vitamin E memiliki anti oksidan yang membantu pertumbuhan
system syaraf dan pertumbuhan sel. Vitamin K berpengaruh dalam pembekuan
darah, sedangkan Kalsium sangat penting untuk membentuk tulang yang kuat
sehingga balita terhindar dari patah tulang. Sumber kalsium yaitu : susu, keju,
tahu, dll. Vitamin B antara lain meningkatkan system syaraf dan imun tubuh
balita, meningkatkan pertumbuhan sel, serta mengatur metabolisme tubuh.
Sementara itu vitamin C berfungsi untuk meningkatkan penyerapan zat
besi dalam tubuh balita serta mencegah sariawan.Sumber makanan yang banyak
mengandung vitamin B antara lain beras merah, pisang, kacang-kacangan, ikan,
daging dan telur.Sementara untuk memenuhi gizi balita dengan vitamin C dapat
diperoleh dari tomat, kentang, stroberi, dll.Balita sangat membutuhkan zat besi
terutama untuk membantu perkembanga otaknya. Jika kebutuhan gizi balita akan
Kesimpulan
Masa balita merupakanperiode usia manusia setelah bayi sebelum anak
awal, yaitu usia dua sampai lima tahun. Pada masa ini seorang anak sedang luculucunya dan terjadi perubahan siklus dalam hidupnya seperti ia sudah dapat
membaca keadaan, banyak bertanya sesuatu yang tidak ia ketahui, belajar
berhitung, bermain dan mulai mengenali teman-temannya alias bersosialisasi,
mengetahui benda, mengeja, berbicara lancar.
Pada massa inilah balita membutuhkan nutrisi yang cukup untuk
pertumbuhan dan perkembangannya. Apabila gizi pada balita tidak dapat
terpenuhi maka akan terjadinya ketidakseimbangan gizi pada balita, seperti
kurang gizi maupun kelebihan gizi yang akan membuat pertumbuhannya tidak
normal.
3.2
Saran
Dengan adanya makalah ini diharapkan bisa memberi manfaat kepada
orang tua agar bisa memberi makanan yang bergizi kepada anak balitanya. Untuk
mencegah berbagai dampak yang akan timbul dari ketidak seimbangan gizi seperti
gizi buruk dan penyakit lainnya.
BAB
PENDAHULUAN
1.1
Latar
belakang
Kejadian
Luar
Biasa
).
Gizi
dalam
keluarganya.
Gizi
dalam
kehidupan
kita
Gizi merupakan salah satu faktor penentu utama kualitas sumber daya manusia.
Gizi buruk tidak hanya meningkatkan angka kesakitan dan angka kematian tetapi
juga menurunkan produktifitas, menghambat pertumbuhan sel-sel otak yang
mengakibatkan
Bagaimana
kebodohan
dampak
yang
dan
ditimbulkan
keterbelakangan.
akibat
Gizi
Buruk
Berbagai masalah yang timbul akibat Gizi buruk antara lain tingginya angka
kelahiran bayi dengan Berat Badan Lahir Rendah ( BBLR) Hal ini disebabkan,
jika Ibu hamil menderita kurang Energi Protein akan berpengaruh pada gangguan
fisik, mental dan kecerdasan anak, dan juga meningkatkan resiko bayi yang
dilahirkan kurang zat besi. Bayi yang kurang zat besi dapat berdampak pada
gangguan pertumbuhan sel-sel otak, yang dikemudian hari dapat mengurangi IQ
anak.
Secara umum gizi buruk pada bayi, balita dan ibu hamil dapat menciptakan
generasi yang secara fisik dan mental lemah. Dilain pihak anak gizi buruk rentan
terhadap
penyakit
karena
menurunnya
1.2
daya
tahan
tubuh.
Tujuan
Mempelajari berbagai ilmu tentang ilmu gizi untuk memenuhi rasa keingin tahuan
kami sebagai mahasiswa dan untuk belajar lebih dalam tentang ilmu gizi terutama
tentang malnutrisi, juga untuk melaksanakan tugas yang telah dosen kami berikan
pada
BAB
MALNUTRISI
kami
tim
penulis.
II
2.1
Apa
itu
malnutrisi?
Penyebab
1.
Gizi
Penyebab
buruk
tak
langsung
cacat
2.
bawaan,
dan
Penyebab
menderita
penyakit
kanker.
langsung
lintas
Klasifikasi
sektor.
Malnutrisi:
Ringan
Sedang
Berat
2.4
Bagaimana
Mengetahuinya?
A.
Klinis
B.
Antropometrik
C.
Laboratorium
Keterangan
Klinis
Untuk malnutrisi ringan dan sedang gejala klinis tidak terlalu jelas
Untuk malnutrisi berat dapat dibedakan antara marasmus atau kwashiorkor atau
campuran
Antropometrik
keduanya
Berat
dibandingkan
dengan
umur
anak
Tinggi
dibandingkan
dengan
umur
anak
Berat
dibandingkan
dengan
tinggi/panjang
anak
Laboratorium
Pemeriksaan
pemeriksaan
kadar
kadar
protein
dapat
dilakukan
malnutrisi.
laboratorium,
darah
merah
misalnya
(Hb)
(albumin/globulin)
pada
darah,
anak
dengan
Dengan
laboratorium
lebih
yang
jelas
dan
dan
pemeriksaan
lebih
rinci,
dapat
pula
diketahui
penyebab
malnutrisi
komplikasi-komplikasi
yang
terjadi
pada
anak
tersebut.
BAB
III
GEJALA
Ada
DAN
3
macam
TANDA
tipe
Gizi
GIZI
buruk,
BURUK
yaitu
tubuh.
Perubahan
Status
mental
c. Rambut tipis kemerahan seperti warna rambut jagung, mudah dicabut tanpa rasa
sakit,
d.
rontok
Wajah
membulat
dan
sembab
e.
Pandangan
f.
mata
sayu
Pembesaran
hati
g. Kelainan kulit berupa bercak merah muda yang meluas dan berubah warna
menjadi
coklat
kehitaman
dan
terkelupas
h. Gangguan pertumbuhan badan. Berat dan panjang badan anak tidak dapat
mencapai berat dan panjang yang semestinya sesuai dengan umurnya.
i. Perubahan aspek kejiwaan, yaitu anak kelihatan memelas, cengeng, lemah dan
tidak
ada
selera
makan.
j. Otot tubuh terlihat lemah dan tidak berkembang dengan baik walaupun masih
tampak
2.
Tipe
adanya
lapisan
Marasmus,
a.
dengan
lemak
tanda-tanda
Tampak
b.
di
dan
bawah
gejala
kulit.
sebagai
berikut:
sangat
kurus
Cengeng,
rewel
c.
Kulit
keriput
d.
Perut
cekung
e. Anak tampak sangat kurus dan kemunduran pertumbuhan otot tampak sangat
jelas sekali apabila anak dipegang pada ketiaknya dan diangkat. Berat badan anak
kurang
dari
60%
dari
berat
badan
seharusnya
menurut
umur.
f. Wajah anak tampak seperti muka orang tua. Jadi berlawanan dengan tanda yang
tampak pada kwashiorkor. Pada penderita marasmus, muka anak tampak keriput
dan cekung sebagaimana layaknya wajah seorang yang telah berusia lanjut. Oleh
karena tubuh anak sangat kurus, maka kepala anak seolah-olah terlalu besar jika
dibandingkan
dengan
badannya.
menderita
Tipe,
diare.
Marasmik-Kwashiorkor
sebelumnya, anak yang berada dalam status gizi buruk, umumnya sangat rentan
terhadap penyakit. Seperti lingkaran setan, penyakit-penyakit tersebut justru
menambah rendahnya status gizi anak. Penyakit-penyakit tersebut adalah:
a.
ISPA
b.
Diare
persisten
c.
Cacingan
d.
Tuberkulosis
e.
Malaria
f.
HIV
Bagaimana
penanganan
/
anak
dengan
AIDS
kasus
Gizi
buruk?
Pemberian makanan secara teratur, bertahap, porsi kecil, sering dan mudah
diserap. Makan aneka ragam makanan, beri ASI, makanan mengandung minyak,
santan
dan
Bagaimana
cara
lemak,
berikan
mengatasi
buah-buahan.
masalah
Gizi
taman
gizi
Perilaku harus diubah sehingga menjadi Perilaku Hidup Bersih dan Sehat
(
PHBS).
Bagaimana
Mengobatinya?
diare,
dll)
Anak dengan keadaan malnutrisi berat sering berada dalam keadaan darurat
karena
BAB
itu
sebaiknya
dibawa
ke
rumah
sakit
untuk
pengobatan
IV
PHBS (Perilaku harus diubah sehingga menjadi Perilaku Hidup Bersih dan Sehat)
*
Makan
dengan
Minum
tablet
Memberi
Gizi
besi
Memberi
selama
bayi
bayi
dan
Pemecahan
hamil
ASI
Mengkonsumsi
seimbang
eksklusif
garam
balita
beryodium
kapsul
vitamin
masalah
A.
Gizi.
Masalah Gizi buruk, tidak dapat diselesaikan sendiri oleh sektor kesehatan. Gizi
Buruk merupakan dampak dari berbagai macam penyebab. Seperti rendahnya
tingkat pendidikan, kemiskinan, ketersediaan pangan, transportasi, adat istiadat
(sosial budaya), dan sebagainya. Oleh karena itu, pemecahannyapun harus secara
komprehensip.
Perilaku
Hidup
Bersih
dan
Sehat
(PHBS)
PHBS ( Perilaku Hidup Bersih dan Sehat ) dapat merupakan titik pangkal bagi
terciptanya lingkungan sehat dan hilangnya pengganggu kesehatan. Hal ini
dikarenakan dalam praktiknya kedua hal tersebut diupayakan melalui perilaku
manusia. Lingkungan akan menjadi sehat, jika manusia mau berperilaku hidup
bersih dan sehat. Pengganggu kesehatan juga akan dihilangkan jika manusia mau
berperilaku untuk mengupayakannya. Oleh karena itu dapat dikatakan bahwa
penyebab utama timbulnya masalah-masalah Gizi dalam bidang kesehatan adalah
masalah perilaku. Misalnya untuk mencegah terjadinya kekurangan Protein pada
balita, maka perilaku ibu dalam memberi makan balitanya harus diubah, sehingga
menjadi pola makan dengan gizi seimbang. Perilaku keluarga dalam
memanfaatkan pekarangan juga harus diubah, sehingga pekarangan menjadi
taman
Strategi
*
gizi.
Departemen
Menggerakan
dan
Kesehatan
untuk
memberdayakan
penanganan
Masyarakat
untuk
Gizi
Buruk
hidup
Sehat
Meningkatkan
Gangguan
Kesehatan
pembiayaan
Akibat
kesehatan
Kekurangan
Vitamin
ini
a. Tidak adanya cadangan vitamin A dalam tubuh anak sewaktu lahir karena
semasa dalam kandungan, ibunya kurang sekali mengkonsumsi makanan sumber
vitamin
A.
b. Kadar Vitamin A dalam air susu ibu (ASI) rendah. Hal ini disebabkan konsumsi
vitamin
ibu
yang
rendah
pada
masa
menyusui.
c. Anak diberi makanan pengganti ASI yang kadar vitamin A-nya rendah.
d. Anak tidak menyukai bahan makanan sumber vitamin A terutama sayursayuran.
e. Gangguan penyerapan vitamin A oleh dinding usus oleh karena berbagai sebab
seperti
rendahnya
konsumsi
lemak
atau
minyak.
Kekurangan vitamin A dapat meyebabkan cacat menetap pada mata (buta) yang
tidak dapat disembuhkan. Xerophthalmia sebagai akibat kekurangan vitamin A
merupakan penyebab kebutaan tertinggi, dan yang memprihatinkan adalah
penderitanya justru anak-anak usia balita yang merupakan tunas bangsa.
Penanggulangan kekurangan vitamin A dilakukan selain dengan jalan penyuluhan
guna memperbaiki makanan keluarga agar lebih banyak mengkonsumsi bahan
makanan sumber vitamin seperti sayuran hijau dan buah-buahan berwarna,
dilakukan juga pemberian vitamin dosis tinggi yaitu 200.000 300.000 SI kepada
anak
Gangguan
balita.
Kesehatan
Akibat
Kekurangan
Zat
Besi
(Anemia
Gizi)
Besi adalah mineral mikro yang mempunyai peran penting untuk menjaga
kesehatan tubuh. Mineral tersebut terdapat dalam darah dan semua sel tubuh. Zat
besi dalam darah merah berada sebagai bagian dari hemoglobin dan pigmen sel
merah. mineral tersebut bertindak sebagai pembawa oksigen dan karbondioksida.
Jika tidak terdapat cukup besi untuk memenuhi kebutuhan tubuh, maka jumlah
hemoglobin dalam sel darah merah berkurang dan keadaan tidak sehat timbul
yang dikenal sebagai anemia gizi. Rendahnya kadar hemoglobin dalam darah
dilihat apabila bagian kelopak mata penderita terlihat berwarna pucat. Kadar baku
hemoglobin dalam darah yang digunakan untuk menentukan apakah seseorang
menderita anemia gizi adalah seperti terlihat pada tabel 1 berikut ini.
Tabel
1.
Kadar
Umur
(thn)
Jenis
0,5
5
10
Baku
Kelamin
Pria
Pria
14
Pria
Hb
Kadar
dalam
Hb
Darah
(g/100ml)
wanita
10,8
wanita
11,5
wanita
12,5
Dewasa
pria
14,0
Dewasa
wanita
12,0
Wanita
hamil
10,0
Sumber
Jellife
(1996)
dalam
Sjahmien
Moehji
(1986)
Zat besi terutama banyak sekali hanya terdapat dalam sayur-sayuran. Demikian
juga asam folat, sedang bitamin B12 hanya terdapat dalam bahan makanan yang
berasal dari hewan. Pencegahan anemia gizi selain dengan mengkonsumsi bahan
makanan sumber zat besi juga dapat dilakukan dengan jalan memberikan zat besi
dalam bentuk tablet kepada wanita hamil terutama dalam masa tiga bulan terakhir
menjelang
Gangguan
anak
Kesehatan
Akibat
lahir.
Kelebihan
Zat
Energi
sumber
hewani.
Dengan meningkatnya pendapatan ini, mereka yang hidup di kota dengan gaya
serta pola makan seperti orang barat, biasanya menjadi menderita karena
kelebihan gizi ini. Pola makan mereka biasanya mengkonsumsi terlalu banyak
protein,
lemak,
makanan
tak
berserat.
Kelebihan zat gizi dalam hal ini zat energi dalam jangka waktu yang
berkesinambungan akan menyebabkan berat badan meningkat, timbunan lemak
meningkat dan terjadi kegemukan (obesitas). Biasanya orang yang gemuk sulit
bergerak cepat, gerakan jadi lamban dan biasanya lebih lanjut mudah terkena
gangguan
fungsional
jantung
dan
ginjal.
penyakit
darah
tinggi,
kencing
manis,
kanker.
berserat
seperti
sayuran
dan
buah-buahan.
Gizi.net - SAAT ini bukan cuma kekurangan gizi yang menjadi masalah, tetapi
juga kelebihan gizi. Kelebihan dan kekurangan gizi saat ini bisa dikategorikan ke
dalam
kelompok
penyakit.
tubuh,
cepat
lelah,
lesu,
lemah,
dan
gampang
sakit.
''Kelebihan gizi tidak baik apalagi kekurangan gizi. Oleh sebab itu, lebih
dianjurkan untuk mengonsusmi makanan bergizi dan seimbang,'' kata ahli gizi
dari Siloam Hospital Gleneagles Lippo Karawaci, Tangerang, Banten.
Untuk mengetahui apakah seseorang kekurangan atau kelebihan gizi, jelas
Endang, secara kasar bisa dilihat dari berat badannya. Pada bayi dan anak-anak
yang sedang tumbuh, misalnya, dapat dilakukan dengan melihat grafik umur
dengan berat badan. Untuk orang dewasa dilakukan dengan menghitung body
mass index/BMI atau indeks massa tubuh (IMT), yaitu berat badan (dalam kg)
dibagi
dengan
kuadrat
tinggi
badan
(dalam
meter).
''Seseorang yang mempunyai IMT 19-25 dapat dikatakan mempunyai berat badan
sehat dan telah mendapat asupan gizi (khususnya sumber energi) yang cukup.
Untuk orang yang IMT-nya di atas 25 menunjukkan risiko lebih tinggi untuk
penyakit
yang
berhubungan
dengan
obesitas.
Obesitas yaitu suatu kondisi yang dicirikan oleh kelebihan lemak tubuh.
Kelebihan lemak pada laki-laki didefinisikan sebagai level lemak tubuh lebih dari
20% dari berat total dan untuk wanita lebih dari 25% dari total berat badan.
Obesitas
Penyebab obesitas, jelas Endang, dipengaruhi beberapa faktor, yaitu
pertama,
Dua,
suatu
rendahnya
ketiga,
asupan
pengeluaran
kurangnya
makanan
energi
aktivitas
berlebih.
basal,
dan
fisik.
yang
dikeluarkan
atau
digunakan
untuk
beraktivitas.
penyakit.
tidak terlalu parah), namun defisit proteinnya parah. Orang yang terkena
kwasiorkor ditunjukkan dengan edema berupa pertumbuhan yang buruk, lemah,
dan meningkatnya kerentanan terhadap penyakit. Penyakit kurang gizi lainnya
adalah terjadinya gondok, badan kerdil, dan kurang kecerdasan karena kekurangan
mineral yodium. Lebih lanjut, Endang mengatakan orang tua jangan menganggap
remeh gizi. Sebab, ada beberapa penyakit akibat kekurangan gizi yang bisa
membuat cacat seseorang. Kekurangan vitamin A, misalnya, menyebabkan rabun
ayam sampai kebutaan, terganggunya pertumbuhan dan menurunnya daya tahan
terhadap penyakit; kurang vitamin D menyebabkan terjadinya demineralisasi
tulang, yang dapat menyebabkan penyakit ricket pada anak-anak dan osteomalacia
pada
orang
dewasa.
PENUTUP
5.1
Simpulan
itu
sebaiknya
dibawa
ke
rumah
sakit
Daftar
untuk
pengobatan.
Pustaka
(http://www.gizi.net/cgi-bin/berita/fullnews.cgi?newsid1079596198,93802,)
(http://www.malukuprov.go.id/index.php/kesehatan/47-kesehatan/66-gizi-buruk)
(http://www.smallcrab.com/anak-anak/530-gangguan-kesehatan-akibat-kuranggizi)
(http://www.gizi.net/cgi-bin/berita/fullnews.cgi?newsid1079596198,93802,)
Sebenarnya terjadinya Kurang Energi Protein pada seseorang selalu diawali
dengan adanya kelaparan. -apakah telah terjadi kelaparan di Polewali
Mandar ? MustahilPada tubuh seseorang yang tidak makan dengan layak
biasanya akan muncul adanya sensasi lapar, yang menunjukkan intake makanan
telah kurang dari yang dibutuhan tubuh. Secara fisiologis dalam keadaan lapar
yaitu bila lambung kosong dalam waktu lama, akan terjadi kontraksi peristaltik
ritmis yang merupakan gelombang pencampur tambahan pada korpus lambung.
Jika gelombang pencampur sangat kuat akan menimbulkan kontraksi tetani yang
terus-menerus 2-3 menit, paling kuat terjadi pada orang muda sehat, pada
anak-anak tidak terlalu terasa kemudian kadar gula darah akan turun sampai
tingkat yang rendah. Dan kemudian setelah 3-4 hari makan terakhir muncul
sensasi sakit berupa perih karena lapar.
Dari berbagai penelitian epidemiologi masalah Kurang Energi Protein selalu
diawali dengan keadaan lapar yaitu Rasa tidak enak dan sakit akibat kurang
/tidak makan,baik yang disengaja maupun yang tidak disengaja diluar kehendak
dan terjadi berulang-ulang, serta dalam jangka waktu tertentu menyebabkan
penurunan berat badan dan gangguan kesehatan. Selanjutnya keadaan ini
didefiniskan dengan istilah kelaparan (E. Kennedy, 2002)
Jadi sangatlah jelas penyebab dari kurang energy protein (KEP) adalah makanan
yang tidak adekuat maksudnya intake makanan yang sangat kurang dari
kebutuhan akan zat gizi tubuh. Walaupun pada dasarnya Kejadian Kurang Energi
Protein (KEP) sangat tergantung dari :
1. Karakteristik individu (umur, cadangan nutrient)
2. Waktu dan hebatnya berlangsung defisiensi
3. Jenis makanan yang tersedia /dikonsumsi
4. Lingkungan terutama sanitasi lingkungan
5. Kesehatan perorangan
6. Dan pada anak sangat tergantung dari pola asuh orang tua yang diberikan
kepada sang anak.
Tetapi tetap saja Kurang Energi Protein disebabkan intake makanan yang sangat
kurang dari kebutuhan akan zat gizi tubuh yang telah berlangsung lama (kronis).
Bentuk KEP tergantung dari zat gizi utama kurang edekuat, bila kurang dalam hal
protein dan tubuh diharuskan menggunakan protein tubuh maka gejala-gejala
klinis dari kekurangan protein akan muncul, keadaan ini biasa diistilahkan dengan
Kwashiorkor. Dan bila kekurangan Energi saja terutama energi yang
bersumber dari karbohidrat-maka gejala klinis yang muncul adalah
kekurangan cadangan energy atau energy tubuh benar-benar habis bahkan sel-sel
dan jaringan tubuh dirombak untuk dipergunakan sebagai energi, tubuhnya akan
terlihat sangat buruk, keadaan ini biasa diistilahkan dengan Marasmus. Tidak
jarang juga ditemukan bentuk KEP sebagai akibat kurang adekuat makanan akan
protein dan energy (Marasmus-Kwashiorkor). Kesemua itu adalah bentuk-bentuk
dari Malnutrisi (kurang Energi Protein).
Bentuk Malnutrisi (Kurang Energi Protein)
1. Dewasa dibagi dalam dua bentuk yaitu Undernutrition (Kurang Zat Gizi)
dan Starvation (Kelaparan)
2. Anak-anak dalam bentuk PEM- Protein Energi Malnutrition ( menurut
JELLIFFE mencakup seluruh kelompok umur anak) dikelompok
menjadi : PEM ringan, PEM sedang dan PEM berat yang terdiri dari
Merasmus, Kwashiorkor dan Merasmus kwashiorkor.
1. Beberapa gejala klinik marasmus, terlihat sangat buruk dalam hal Berat
Badan (BB/U) berada dibawah < -3 SD dan bila di konfirmasi dengan
BB/TB dikategorikan sangat kurus: BB/TB < 3 SD).
2. Kwashiorkorm secara klinis terlihat disertai edema yang tidak mencolok
pada kedua punggung kaki
Anak-anak gizi buruk dengan tanda-tanda klinis ini dapat di deteksi keKurangan
Energi Proteinnya melalui
1. Penimbangan bulanan di Posyandu termasuk upaya-upaya kejar
timbangnya
2. Surveilens gizi/KLB Gizi Buruk
3. Manajemen Terpadu Balita Sakit
4. Poliklinik KIA/Tumbuh Kembang
Tidak jarang hasil deteksi Gizi Buruk pada anak dikarenakan telah terjadi gagal
pertumbuhan yang penyebabnya hanya karena kurang perhatian dan pedulinya
orang tua terhadap tumbuh-kembang sang anak. Dari hasil penelitian ahli tumbuh
kembang anak, ada empat alasan mengapa terjadi gagal pertumbuhan yaitu
1. Bayi tidak cukup mendapat makanan, khususnya makanan pendamping
2. Anak-anak memerlukan kata-kata lembut dan sentuhan-sentuhan penuh
kasih sayang yang dapat merangsang peningkatan hormon pertumbuhan
dan daya tahan tubuh.
3. Bayi bertambah aktif ketika mulai belajar berjalan. Kebutuhan makanan
perlu ditambah, namun banyak ibu tidak memberikan tambahan. Output
tidak sesuai dengan input
4. Penyakit dan infeksi mempengaruhi penggunaan zat gizi dalam makanan.
Selain itu juga menyebabkan nafsu makan berkurang sehingga zat
makanan yang masuk dalam tubuh sedikit.
Apakah Masalah Gizi Itu ?
Sebelum penulis menjawab pertanyaan ini, terlebih dahulu penulis mencoba
mengantar (prolog) arti dari masalah dan arti Gizi. Masalah secara
sederhana dapat disebutkan sebagai kesenjangan antara harapan dan
kenyataan, misalnya saja Anda mengharapkan pencapaian suatu kegiatan 100%
namun
kenyataannya
upaya
yang
dilakukan
hanya
mencapai
60%,
karena
kekurangan asupan dari kebutuhan tubuh dan yang kedua adalah ketidak
seimbangan karena kelebihan asupan dari kebutuhan tubuh akan zat-zat (gizi)
yang terdapat dalam makanan
Jenis masalah gizi yang pertama adalah ketidak seimbangan karena kekurangan
asupan makanan dari kebutuhan tubuh biasa disebut dengan gizi yang kurang
atau yang lazim disebut dengan gizi kurang atau biasa juga diistilahkan
dengan kelaparan, baik yang kentara maupun tidak kentara. Gizi kurang juga
dibedakan atas kekurangan komponen-komponen gizinya yaitu gizi kurang
makro dan gizi kurang mikro. Gizi kurang makro dikenal dengan kurang
energy protein. Sedang gizi kurang mikro yang banyak ditemukan atau menjadi
masalah adalah Kurang Zat Yodium, Kurang Zat Besi, Kurang Vitamin A, Kurang
Zat Zeng, Kurang Asam Folat, Kurang Vitamin B12 dan lain-lain.
Jenis masalah gizi yang kedua adalah ketidak seimbangan karena kelebihan
asupan dari kebutuhan tubuh, dikenal dengan istilah gizi lebih, contohnya
kegemukan dan penyakit Degeneratif. Gizi lebih ini lebih dikenal dengan lebih
Karbohirat atau banyak makan dan juga lebih lemak atau banyak makan
lemak/minyak masakan. Kesemuanya dikenal dengan istilah energy Lebih.
Contoh penyakit gizinya, bila kelebihan Karbohidrat maka dalam darah akan
kelebihan glukosa, bila glukosa ini sempat diproses menjadi glikogen maka
seseorang akan terlihat Kegemukan, bila glukosa tidak sempat diproses menjadi
glikogen alias glukosa darah tetap tinggi maka seseorang akan menderita penyakit
gula, akan lebih parah lagi bila seseorang telah mengalami proses degeneratif. Ini
terjadi juga pada keadan gizi lebih karena lebih lemak atau banyak makan
lemak/minyak masakan, lemak yang dimakan akan tertimbun pada pembulu darah
dan ini akan menimbulkan penyakit jantung, penyakit darah tinggi dan akibatakibat lainnya.
Apa masalah gizi makro (kurang gizi makro) yang penting ?
Seperti yang disebutkan diatas seseorang dinyatakan bermasalah dengan gizi
terutama yang berhubungan dengan kekurangan gizi, dimasyarakat
biasa
penelitian Prof Soekirman Ph.D Guru Besar Ilmu Gizi IPB Bogor tentang
kelaparan adalah Rasa tidak enak dan sakit, akibat kurang /tidak makan,baik
yang disengaja maupun yang tidak disengaja diluar kehendak dan terjadi
berulang-ulang, serta dalam jangka waktu tertentu menyebabkan penurunan berat
badan dan gangguan kesehatan.
Kelaparan Kentara (nyata) bisa terjadi secara Kronis atau menahun dimana
kejadiannya sering terjadi berulang-ulang, seseorang kadang dalam beberapa hari
hanya makan beberapa suap makanan saja.
Kelaparan kentara bisa juga terjadi sementara terjadi dalam sehari namun
keesokan harinya tidak merasa lapar lagi (terjadi sebentar lalu hilang). Kelaparan
kentara yang sangat berbahaya adalah yang bersifat Akut , terjadi karena adanya
penyakit infeksi yang menyertai ataupun juga karena benar-benar tidak makan
dalam dalam kurung waktu kurang dari 2 minggu, keadaan sangat berat (Tingkat
berat) terlihat kurus dan bengkak. Dalam beberapa reteratur lama dikenal sebagai
HO = Hunger (lapar) Oedeem (Busung/Bengkak). Istilah ini yang kadang
belum dimengerti dengan baik oleh masyarakat juga sebagian tenaga kesehatan,
istilah busung lapar diperuntukkan untuk usia Dewasa,-setidaknya bukan
untuk balita sedangkan untuk anak (balita), seharusnya diistilahkan dengan
Gizi Buruk karena ini sudah melalui berbagai kajian dan pertimbangan dan
disepkati para ahli gizi di Indonesia.
Dampak atau akibat Kurang Gizi MAKRO, bila terjadi pada ibu hamil maka bayi
yang akan dilahirkan mempunyai Berat Badan Lahir Rendah (Kurang 2500
gram), Pada bayi dan anak Pertumbuhan Barat dan Tinggi Badan Anak Terganggu
(anak pendek dan atau kurus), bahkan Perkembangan Otak Anak terganggu
(Terbelakang
/Bodoh
/IQ
Rendah),
mudah
Jatuh
Sakit
dan
beresiko
Nafsu makan dalam tinjauan gizi seimbang, dapat dikatakan baik dan dan dapat
juga dapat dikatakan tidak baik, bila nafsu makan dikatakan baik maka proses
makan guna memenuhi kebutuhan gizi tubuh terutama keseimbangan energi akan
berjalan maksimal. Namun jika nafsu makan dikatakan tidak baik, ada dua hal
kemungkinan akan terjadi, pertama ; nafsu makan yang berlebihan (rakus) dan
yang kedua ; adalah nafsu makan berkurang atau hilang.
Nafsu makan yang berlebihan (terlihat rakus) artinya intake makanan akan
melebihi kebutuhan tubuh akibatnya adalah peningkatan berat badan yang tidak
dikehendaki
dan
beberapa
akibat
lainnya.
Sebaliknya
nafsu
makan
Konsep alur pikir untuk mempermudah pemahaman nafsu makan dan faktorfaktor yang mempengaruhinya
Gangguan proses makan tidak mau makan atau menolak makan
merupakan gangguan konsumsi makan atau minum dengan jenis dan jumlah
sesuai usia secara fisiologis, mulai dari membuka mulutnya tanpa paksaan,
mengunyah, menelan hingga sampai terserap di pencernaan secara baik tanpa
paksaan dan tanpa pemberian vitamin dan obat tertentu. Jadi gangguan dalam
proses makan itu sendiri adalah gejala atau tanda adanya penyimpangan, kelainan
dan penyakit yang sedang terjadi pada tubuh seseorang.
Sedangkan pengaruh psikologis berhubungan dengan perilaku makan yang
kadang ditentukan oleh kondisi lingkungan, social dan mental yang dapat
dikendalikan secara sadar misalnya kebiasaan makan dalam sehari, makan karena
kelezatan makanan yang disajikan dengan meningkatkan selera, kondisi stress,
cemas dan depresi yang dengan mudah mengubah pola makan.
Sebenarnya nafsu makan itu berhubungan dengan sinyal syaraf
yang
mempengaruhi Hormon dan enzim ketika lambung kosong atau terisi. Nafsu
Makan juga dapat terjadi pada tingkat sensor selera pada lidah termasuk lambung
dan adanya sinyal lapar dari otak.
Proses dimulai ketika syaraf pada lambung dan usus dimana otak menerima
informasi isi pencernaan dari lambung dan usus dan metabolisme zat-zat makanan
dari hati, termasuk adanya peningkatan kosentrasi glukosa setelah makan
menyebabkan adanya rangsangan dari sekitar lambung dan usus ke beberapa
jaringan syaraf, informasi rangsang ini kemudian diteruskan ke hipothalamus
yang berada di otak
Ada dua daerah sinyal syaraf di hipothamus (otak) yang berperan dalam nafsu
makan (respon makan) yaitu daerah yang disebut dengan pusat kenyang (satiety
sistem) dan daerah yang disebut dengan pusat lapar atau pusat makan (feeding
sistem).
Beberapa ahli kedokteran dan kesehatan tentang nafsu makan menjelaskan, ada
beberapa input sinyal yang berperan dalam pengaturan dua daerah nafsu makan
(respon makan) tersebut dan akan menghasilkan perilaku makan yang sesuai
kebutuhan tubuh Input-input sinyal tersebut diantaranta Kader Leptin, Ghrelin,
Distensi Gastrointesyinal, Sekresi Colecistokinin dan tingkat pemakain glukosa
dan sekresin insulin. Masing-masing dapat dijelas sebagai berikut :
Kadar Leptin
Leptin adalah hormone yang dihasilkan oleh sel di jaringan adiposa (jaringan
lemak). Kadar leptin meningkat sebanding dengan banyaknya simpanan lemak
trigeliserida di jaringan lemak. Semakin banyak cadangan lemak semakin banyak
leptin yang disekresi, keberadaan leptin ini akan menyebabkan penekanan
keinginan untuk makan. Semakin banyak kadar leptin maka keinginan makan
semakin berkurang, sebaliknya semakin sedikit kadar leptin maka keinginan
makan semakin besar. Fungsi utama hormon ini adalah kontrol makan terutama
menyangkut gangguan makan terutama kegemukan.
Kadar Ghrelin
Ghrelin merupakan stimulant nafsu makan, terbanyak di produksi di lambung,
ghrelin mampu menyebabkan peningkatan asupan makanan dan mengurangi
pemakaian cadangan lemak. Grelin berfungsi juga sebagai stimulan sekresi
hormon pertumbuhan (Growth Hormone), pemasukan makanan dan penambahan
berat badan. Sekresi ghrelin meningkat pada kondisi keseimbangan energy
negative misalnya kelaparan, anoreksia nervosa dan lain-lain. Dan sebaliknya
kadar Ghrelin menurun pada kondisi keseimbangan energy positif seperti setelah
makan, hiperglikemia dan obesitas.
Distensi Gastrointestinal
Ketika lambung dan usus terisi oleh makanan maka syaraf-syaraf yang berada di
lambung dan usus akan terangsang, sinyal rangsangan syaraf tersebut di bawah ke
inti syaraf pencernaan, nantinya akan disampaikan ke pusat pengaturan nafsu
makan di otak (Hipothalamus). Ada dua sinyal balik yang akan di keluarkan oleh
otal yaitu sinyal kenyang dan sinyal lapar. Dalam keadaan Distensi
Gastrointestinal atau ketika lambung dan usus terisi, maka otak akan
mengeluarkan sinyal kenyang, sebaliknya jika lambung dan usus dalam keadaan
kosong, maka otak akan mengeluarkan sinyal lapar atau sinyal makan.
Sekresi Colecistokinin (CCK)
Sekresi Colecistokinin (CCK) adalah sekresi hormon dari mukosa dinding usus
(duodenum) pada saat pencernaan makanan yang mengandung lemak. Adanya
sekresi
Colecistokinin
menunjukkan
sinyal
kenyang.
CCK
juga dapat
Dari uraian di atas maka dapat diambil beberapa faktor yang mempengaruhi
nafsu makan dan berpengaruh pada perilaku makan seseorang yaitu
1. Keadaan sinyal syaraf yang berhubungan dengan hormon dan enzim
ketika lambung kosong atau terisi, harus dalam keadaan berfungsi dengan
baik.
2. Banyak sedikitnya hormon (Leptin, Ghrelin, Insulin dan Colecistokinin)
dan keadaan sel-sel jaringan sekresinya tidak dalam keadaan rusak
3. Distensi Gastrointestinal atau proses pengisian makanan dari mulut ke
lambung dan usus berjalan dengan normal dan wajar secara fisiologis.
4. Psikologis dan lingkungan berhubungan dengan perilaku makan yang
kadang ditentukan oleh kondisi lingkungan, social dan mental yang dapat
dikendalikan secara sadar.
5. Gangguan pada proses makan yaitu gejala atau tanda adanya
penyimpangan, kelainan dan penyakit yang sedang terjadi pada tubuh
seseorang.
Hal terpenting yang harus diperhatikan dari nafsu makan adalah jangan sampai
sinyal makan atau sinyal lapar yang dikeluarkan otak menunjukkan seseorang
harus makan tidak sampai mempengaruhi orang tersebut bersegera untuk makan,
demikian sebaliknya sinyal kenyang yang muncul, seharusnya membuat seseorang
berhenti makan tetapi yang bersangkutan terus makan dengan pola yang tidak
teratur.
Berikut ini beberapa pengaturan perilaku makan yang dapat mempengaturuhi
nafsu makan agar sesuai dengan proses makan guna memenuhi kebutuhan gizi
tubuh terutama keseimbangan energi yang terjadi dalam tubuh :
1. Penganturan Pola Makan yaitu dengan makan yang teratur, ketika lapar
segera makan dan ketika kenyang segera berhenti.
2. Tingkat Pengosongan lambung dan usus, yaitu jangan biarkan lambung
dan usus tidak terisi dalam jangka waktu tertentu, Makan serat dan
tersimpan lama di lambung hanya untuk orang-orang yang mempunyai
kelebihan berat badan.
yang enak/lezat
gizi, merupakan bagian dari masalah gizi, ketidak seimbangan antara intake
(makanan yang dimakan) dan kebutuhan gizi tubuh adalah masalah gizi.
Defisiensi gizi terjadi jika zat-zat gizi yang terdapat dalam makanan yang
dikonsumsi mengalami defisiensi atau kekurangan, bila ini terjadi secara bertahap
sel, intrasel, jaringan, dan organ tubuh
diperlukan
seseorang
sehari
yang
dapat
menimbulkan
gejala
Riwayat alamiah terjadinya masalah gizi (defisiensi gizi), dimulai dari tahap
prepatogenesis yaitu proses interaksi antara penjamu (host=manusia), dengan
penyebab (agent=zat-zat gizi) serta lingkungan (environment). Pada tahap ini
terjadi keseimbangan antara ketiga komponen yaitu tubuh manusia, zat gizi dan
lingkungan dimana manusia dan zat-zat gizi makanan berada (konsep : John
Gordon). Ada 4 kemungkinan terjadinya patogenesis penyakit defisiensi gizi.
Pertama : makanan yang dikonsumsi kurang baik dari segi kualitas maupun
kuantitas. Kedua: Peningkatan kepekaan host terhadap kebutuhan gizi mis :
kebutuhan yang meningkat karena sakit. Ketiga: Pergeseran lingkungan yang
memungkinkan kekurangan pangan, misalnya misalnya gagal panen. Keempat:
Perubahan lingkungan yang mengubah meningkatkan kerentanan host mis :
kepadatan penduduk di daerah kumuh
Catatan : HOST (pejamu) : Manusia atau makhluk hidup lainnya yang menjadi
tempat proses alamiah perkembangan penyakit defisiensi gizi. AGENT
(penyebab): Zat-zat gizi yang terdapat dalam makanan yang dapat menyebabkan
suatu penyakit defisiensi gizi. ENVIRONMENT (lingkungan): Semua faktor luar
dari individu (manusia)
Bila salah satu kemungkinan terjadinya patogensis penyakit defisiensi gizi
tersebut diatas, maka tahap pertama yang terjadi adalah simpanan berkurang
yaitu zat-zat gizi dalam tubuh terutama simpanan dalam bentuk lemak termasuk
unsur-unsur biokatalisnya akan menggantikan kebutuhan energi dari Karbohidart
yang kurang, bila terus terjadi maka Simpanan Habis yaitu titik kritis, tubuh
akan menyesuaikan dua kemungkinan
Bila
menggunakan protein tubuh maka perubahan faal dan metabolik akan terjadi.
Pada tahap awal akan terlihat seseorang Tidak Sakit dan Tidak Sehat sebagai
batas klinis terjadinya penyakit defisiensi gizi, bukan saja terjadi pada zat gizi
penghasil energi tetapi juga vitamin mineral dan air termasuk serat.
Prinsipnya terjadinya patogenesis penyakit defisiensi gizi, seperti terlihat pada
gambar prinsip monitoring gizi di bawah ini
Zat gizi dipergunakan oleh sel tubuh untuk dipergunakan berbebagai aktifitas, bila
zat gizi kurang maka sel tubuh akan mengambil cadangan zat gizi (depot), bila zat
gizi yang dikonsumsi berlebihan maka akan disimpan dalam tubuh. Bila depot
simpanan habis dan konsumsi zat gizi kurang maka akan terjadi proses biokimia
untuk mengubah unsur-unsur pembangun struktur tubuh, ini artinya telah terjadi
gangguan biokimia tubuh misalnya saja kadar Hb dan serum yang turun. Bila
terus berlanjut maka terjadi gangguan fungsi sel, jaringan dan organ tubuh. Bila
tidak segera diatasi dengan konsumsi gizi yang adekuat maka secara anatomi selsel, jaringan dan organ tubuh akan terlihat mengalami kerusakan misalnya saja
pada penyakit defisiensi gizi kwashirkor dan marasmus. Gangguan anatomi
dengan kerusakan jaringan yang parah dapat berakhir dengan kematian.
Sebagai pembanding proses terjadinya patogenesis penyakit defisiensi gizi,
dibawah ini diliperlihatkan bagan riwayat alamiah terjadi penyakit.
penjamu tidak dalam keadaan baik, maka kondisi kesehatan menurun sehinga ada
kemungkinan bibit penyakit masuk kedalam tubuh.
Bila bibit penyakit telah masuk dalam tubuh, maka tahapan patogenesis dengan
gejala yang terlihat dan gejala yang tidak terlihat (horizon klinis). Dimulai
dengan masa inkubasi yaitu mulai masuknya bibit penyakit ke dalam tubuh dan
timbulnya gejala atau tanda sakit. Bila sudah muncul gejala maka masa penyakit
dini yaitu mulai munculnya gejala penyakit, dengan sifat penyakit masih ringan.
Selanjutnya bila tidak segera diatasi maka masa penyakit lanjut akan muncul
yaitu penderita tidak dapat melakukan aktivitas, dan memerlukan perawatan. Dan
yang terakhir adalah masa penyakit berakhir yaitu dapat sembuh sempurna atau
sembuh dengan cacat, dapat juga Carrier, Kronis dan meninggal dunia
Penerapan patogenesis Penyakit Defisiensi Gizi
Penerapan patogenesis penyakit defisiensi gizi dalam upaya-upaya pencegahan
dan penanggulangan masalah gizi akan lebih mudah lagi difahami jika diterapkan
dalam konsep pohon masalah yang dapat memperlihatkan penyebab langsung,
tidak langsung, penyebab utama dan akar masalah. Seperti diperlihatkan dibawah
ini ( Konsep Masalah Gizi menurut Unicef). Masalah gizi dalam tahapan
penyebab langsung disebabkan oleh konsumsi zat gizi (yang rendah), pada
pendekatan patogenesis dinyatakan sebagai Agent dan adanya penyakit infeksi
dinyatakan sebagai host. Kedua penyebab langsung ini juga saling berinteraksi
memperparah terjadinya masalah gizi.
pencegahan berdasarkan proses alamiah terjadi penyakit yang bisa juga diterapkan
dalam upaya pencegahan penyakit defisiensi gizi, seperti yang diperlihatkan pada
gambar Five Level of Prevention.
Lima tingkatan (tahapan) pencegahan itu adalah Pertama; Promosi Kesehatan
(Health Promotion), penyusunan Standar Kebutuhan Gizi yang di Anjurkan, atau
pedoman penerapan gizi seimbang yang dulu lebih dikenal dengan 4 sehat 5
sempurna merupakan bagian dari promosi kesehatan. Kedua ; Perlindungan
masalah. Disamping itu juga upaya pencegahan dapat dilakukan dengan lima
tahapan pencegahan berdasarkan proses alamiah terjadi penyakit yang bisa juga
diterapkan dalam upaya pencegahan penyakit defisiensi gizi.