Tingginya tingkat miopia yang diturunkan memberi kesan bahwa terdapat
komponen genetic yang signifikan yang menjelaskan varian dalam populasi. Namun, tingginya index ini tidak dapat menghalangi faktor lingkungan, dan beberapa asumsi lainnya. Beberapa bukti genetik salah satunya pada prevalensi miopia pada anak meningkat seiring dengan jumlah orang tua yang mengalami miopia dari 7.6% pada orang tua tidak miopia, 14,9% pada orang tua yang salah satunya miopia, dan 43,6% pada yang kedua orang tuanya miopia. Beberapa lokus genetic miopia telah diidentifikasi membangun miopia sebagai gangguan umum yang kompleks. Data terbaru dari satu decade kebelakang titik pencarian gen miopia dari panjang aksial dan gen refraksi juga pendapat yang mengatakan mayoritas kasus miopia tidak selalu dikarenakan oleh defek struktural protein, melainkan defek yang melibatkan kontrol dari struktural protein. Pada akhirnya mereka menyimpulkan bahwa pengaruh lingkungan lebih besar dibandingkan dengan aksi dari beberapa gen yang terpadu. Intervensi Intervensi untuk mengontrol miopia juvenile diantaranya dengan farmakologi, kacamata berlensa bifocal dan progresif, dan dengan lensa kontak. Dalam tinjauan tentang miopia untuk menghambat perkembangan miopia pada thun 2002 merasa bahwa terdapat bukti yang cukup untuk mendukung segala intervensi. Pada penelitian prospektif kontrol selama 2 tahun pada anak dengan miopia berumur 9-14 yang dikoreksi dengan kira-kira +0,75 dioptri menunjukkan pertambahan dibanding menghambat perkembangan miopia pada panjang aksial. Pada penelitian acak selama 2 tahun memberikan atropine pada salah satu mata anak dengan miopia, didapatkan mata dengan pengobatan meningkat 0,38 dioptri dan pada mata tanpa pengobatan 1,20 dioptri. Perbedaan berkembangnya miopia sebesar -0,92 dioptri ini juga diikuti dengan berkurangnya pemanjangan aksial sebesar 0.40mm. Tidak ada efek samping yang dilaporkan berkaitan dengan atropine. Namun, perbedaan ini menyempit setelah 1 tahun tidak diberikan atropine. Terdapat 2 penelitian di US dan Asia menggunakan Pirenzepine gel dan menunjukkan hamper 50% mengurangi perkembangan miopia jika dipakai dua kali dalam sehari. Pemakaian lensa kontak kaku telah dilaporkan untuk memperlambat perkembangan miopia tetapi tidak diteliti dalam uji coba kontrol secara acak hingga tahun 2003. lensa kontak permeabel yang kaku ditemukan hanya memiliki efek perlindungan ringan.
Studi dua tahun terbaru dari empat puluh, anak-anak berusia 8-11 tahun yang diberikan lensa kontak membentuk kembali kornea saat tidur. Pertumbuhan mata dilaporkan melambat dibandingkan dengan lensa kontak lunak yang dipakai.