BAB I
PENDAHULUAN
I-2
I-3
sistem pendingin (water cooling), industri kayu dan kertas (pulp and paper),
industri logam (metal industry), industri pengolahan, dan kilang minyak
(refinery and petroleum industry). Kegiatan produksi di PT. Nalco Indonesia,
baik yang berasal dari bagian produksi maupun bagian laboratorium,
menghasilkan produk samping berupa limbah yang berbetuk padat dan cair
Pengolahan limbah cair hasil industrinya, PT. Nalco Indonesia telah
menerapkan sistem pengolahan limbah cair didalam perusahaannya sendiri,
sedangkan untuk limbah padat hasil industrinya, PT. Nalco Indonesia
berkerjasamadengan pihak PT. PPLI (Prasadha Pemunah Limbah Industri)
untuk diolah dengan baik dan benar. Masalah utama yang dihadapi oleh
bagian Waste Water Tretment Plan (WWTP) PT. Nalco Indonesia dalam
pengolahan limbah cair adalah tingginya nilai KOK (kebutuhan oksigen
kimia) dan TDS (Total Dissolved Solid) yang tinggi. Hal ini disebabkan
karena banyaknya produk yang dihasilkan baik dari segi jumlah maupun
jenisnya. Mengatasi masalah tersebut PT. Nalco Indonesia telah menerapkan
sistem pengolahan limbah secara anaerobik, dengan harapan dapat
menurunkan nilai nilai KOK dan TDS hingga 80% sampai 90%.
1.2 Perumusan Masalah
1. Berapakah
anaerobik?
2. Berapakah nilai TDS (Total Dissolved Solid) setelah proses anaerobik?
3. Apakah metode anaerobiK dapat menurunkan nilai KOK dan TDS hingga
I-4
BAB I PENDAHULUAN
I-5