BIOTEKNOLOGI KONVENSIONAL
YOGHURT SUSU SAPI
Oleh :
Darari Nur Amali
Evita Izza Dwiyanti
Harsvella Klapika Nastiti
Mega Ayu Dian Khumara
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Bioteknologi adalah pemanfaatan prinsip-prinsip ilmiah yang menggunakan makhluk hidup
untuk menghasilkan produk dan jasa guna kepentingan manusia. Ilmu-ilmu pendukung dalam
bioteknologi meliputi mikrobiologi, biokimia, genetika, biologi sel, teknik kimia, dan enzimologi.
Dalam
bioteknologi
biasanya
digunakan
mikroorganisme
atau
bagian-bagiannya
untuk
meningkatkan nilai tambah suatu bahan. Bioteknologi dapat digolongkan menjadi bioteknologi
konvensional/tradisional dan modern. Bioteknologi konvensional merupakan bioteknologi yang
memanfaatkan mikroorganisme untuk memproduksi alkohol, asam asetat, gula, atau bahan
makanan. Salah satu contoh penerapan bioteknologi konvensional adalah dalam pembuatan
yoghurt.
Yoghurt adalah olahan susu yang dibuat melalui fermentasi bakteri, salah satunya adalah
bakteri asam laktat. Yoghurt merupakan salah atu jenis minuman yang termasuk dalam minuman
penyegar. Untuk memperoleh yoghurt dengan kualitas yang baik diperlukan susu yang
berkualitas baik pula. Susu yang berkualitas baik ini berasal dari hewan yang sehat, mempunyai
bau susu yang normal, dan tidak terkontaminasi. Selain itu, kualitas yoghurt yang baik juga turut
ditentukan oleh kadar lemak dalam susu, jenis bakteri yang digunakan dalam fermentasi, cara
pembuatan, dan cara penyimpanan setelah fermentasi.
Yoghurt merupakan salah satu produk pangan yang memanfaatkan mikroorganisme untuk
menghasilkan komponen tertentu sehingga diperoleh kekhasan tekstur, rasa, warna maupun
aromanya. Yoghurt tak hanya memiliki kekhasan fisik saja, kandungan probiotiknya pun
menguntungkan, diantaranya mencegah kanker usus serta berfungsi sebagai pengganti susu bagi
penderita lactose intolerance
Karena manfaat-manfaat tersebut, perlu dipelajari lebih lanjut mengenai cara pembuatan
yoghurt yang baik dan tepat agar yoghurt yang dihasilkan aman untuk dikonsumsi dan memiliki cita
rasa yang disenangi konsumen. Pembuatan yoghurt menggunakan mikroorganisme harus benarbenar steril karena proses pembuatan yoghurt rentan dengan kontaminasi mikroorganisme lainnya
terutama yang merugikan dan berbahaya. Untuk itu kami melakukan praktikum pembuatan yoghurt.
1.2 Rumusan Masalah
1. Bagaimana menerapkan prinsip bioteknologi dalam pembuatan yoghurt?
2. Bagaimana peranan mikroorganisme tertentu dalam pembuatan yoghurt?
1.3 Tujuan
1. Untuk menerapkan prinsip bioteknologi dalam pembuatan yoghurt
2. Untuk mengetahui peranan mikroorganisme tertentu dalam pembuatan yoghurt
1.4 Manfaat
Praktikum ini dapat bermanfaat bagi pembaca sebagai referensi dalam pembuatan yoghurt yang
berkualitas baik serta mengetahui kandungan yoghurt yang bermanfaat bagi kesehatan tubuh
manusia
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Susu
Susu merupakan suatu emulsi lemak dalam air yang mengandung beberapa senyawa
terlarut. Agar lemak dan air dalam susu tidak mudah terpisah,maka protein susu bertindak
sebagai emulsifier (zat pengemulsi). Kandungan air di dalam susu sangat tinggi, yaitu
sekitar 87,5%, dengan kandungan gula susu(laktosa) sekitar 5%, protein sekitar 3,5%, dan
lemak sekitar 3-4%. Susu juga merupakan sumber kalsium, fosfor, dan vitamin A yang
sangat baik. Mutu protein susu sepadan nilainya dengan protein daging dan telur, dan
terutama sangat kaya akan lisin, yaitu salah satu asam amino esensial yang sangat
dibutuhkan tubuh.Walaupun nilai gizi susu begitu sempurna, tidak semua orang dapat
menikmati susu dengan tanpa masalah.
Bagi beberapa orang, susu dapat menyebabkan terjadinya intolerance baik berupa
lactose intolerance maupun protein intolerance. Lactose intolerance adalah suatu keadaan
tidak adanya atau tidak cukupnya jumlah enzim laktase di dalam tubuh seseorang. Enzim
laktase adalah enzim yang bertugas untuk menguraikan gula laktosa menjadi gula-gula yang
lebih sederhana, yaitu glukosa dan galaktosa. Dibandingkan laktosa yang bersifat sebagai
disakarida, maka glukosa dan galaktosa merupakan monosakarida yangdapat dicerna dan
diserap oleh usus untuk proses metabolisme. Ketiadaan enzim laktase inilah yang
menyebabkan terjadinya gejala diare, murus-murus, atau mual beberapa saat setelah minum
susu (Widodo, 2002).
Susu merupakan substrat yang baik untuk pertumbuhan mikroorganisme. Disamping
memiliki kadar air yang tinggi, susu juga memiliki pH yang netral dan kaya akan nutrisi
yang diperlukan untuk pertumbuhan mikroorganisme. Golongan mikroorganisme yang
umum ditemukan dalam susu adalah bakteri Lactobacillus dan Streptococcus. Bakteri ini
memiliki kemampuan dalam memfermentasi susu menjadi asam susu (asam laktat). Adanya
kemampuan dari bakteri Lactobacillus dan Streptococus ini dalam memfermentasi susu
dimanfaatkan sebagai dasar dalam proses pembuatan yoghurt. Aktivitas fermentasidari
kedua spesies bakteri tersebut dapat menurunkan pH susu sapi, sehingga dapat menghambat
aktivitas bakteri proteolitik yang bersifat tidak asam.
2.2 Yoghurt
2.2.1. Definisi Yoghurt
Yoghurt adalah susu yang dibuat melalui fermentasi bakteri dan dapat dibuat dari
susu apa saja, bahkan susu kacang kedelai. Yoghurt sendiri mengandung 2 jenis probiotik,
yaitu lactobacillus dan bifidobachterium. Probiotik, bakteri baik yang membantu proses
pencernaan. Tak hanya enak, ternyata yoghurt juga memiliki manfaat lain yang jarang
diketahui. Jadi, pembuatan yoghurt ini bukannya tanpa alasan, kandungan gizi yang
terdapat pada yoghurt merupakan alasan mengapa kita perlu mengkonsumsinya.
Yoghurt merupakan minuman kesehatan yang terbuat dari olahan susu yang di
fermentasikan. Penggemar yoghurt tak hanya anak-anak saja, tetapi manulapun
menyukainya. Yoghurt tak hanya identik dengan rasa asam, tetapi dapat dipadukan
menjadi manis dan beberapa produk dipasaran juga ada yang dicampur dengan buahbuahan. Yoghurt tak hanya enak rasanya, tetapi memiliki berbagai macam manfaat bagi
kesehatan. Berikut ini mari kita ulas sedikitnya mengenai manfaat yoghurt untuk
kesehatan.
2.2.2. Klasifikasi Yoghurt
Berdasarkan komposisinya, yoghurt dibedakan menjadi yoghurt berkadar lemak
penuh dengan kandungan lemak diatas 3%, yoghurt berkadar lemak medium kandungan
lemaknya 0.5-3%, dan yoghurt berkadar lemak rendah bila kandungan lemaknya kurang
dari 0.5%.
Berdasarkan metode pembuatannya, jenis yoghurt dibagi menjadi dua yaitu set
yoghurt dan stirred yoghurt. Bila fermentasi atau inkubasi susu dilakukan dalam kemasan
kecil sehingga gumpalan susu yang terbentuk tetap utuh dan tidak berubah sewaktu akan
didinginkan atau sampai konsumsi, maka produk tersebut disebut set yoghurt. Sedangkan
stirred yoghurt fermentasinya dalam wadah yang benar setelah fermentasi selesai, produk
dkemas dalam kemasan kecil, sehingga penggumpalan susu dapat berubah atau pecah
sebelum pengemasan dan pendinginan selesai.
Berdasarkan cita rasanya yoghurt dibedakan menjadi yoghurt alami atau
sederhana dan yoghurt buah. Yoghurt alami yaitu yoghurt yang tidak ditambah cita
rasa/flavor yang lain sehingga asamnya tajam. Sedangkan yoghurt buah adalah yoghurt
yang ditambah dengan komponen cita rasa yang lain seperti buah-buahan, sari buah,
flavor dintetik dan zat pewarna. Jenis- jenis yoghurt yang telah dimodifikasi atau diolah
lebih lanjut setelah fermentasi diantaranya : yoghurt pasteurisasi untuk memperpanjang
masa simpannya, yoghurt beku yaitu yoghurt yang dibekukan dan simpan pada suhu
beku, biasanya pada suhu -88,2 0C, yoghurt konsentrasi (pekat) yaitu yoghurt yang
dipekatkan sampai kandungan bahan kering 24 %. Sedangkan yoghurt kering (powder)
adalah yoghurt pekat yang dikeringkan sampai kandungan bahan kering mencapai 90-94
%.
Yoghurt juga baik untuk jantung sebab rendah lemak, bahkan bebas lemak.
Mengonsumsinya dapat membantu menurunkan risiko terserang tekanan darah
tinggi, kata Alvaro Alonso, MD, PhD, profesor di University of Minnesota Sekolah
Kesehatan Masyarakat. Protein khusus dalam susu mengatur tekanan darah, kadar
kalsium, magnesium, potasium, dan menyebabkan efek penurun tekanan darah.
7. Mencegah Osteoporosis
Karena berbahan dasar susu, maka dalam yoghurt mengandung kalsium dan
vitamin D. Kedua zat ini dapat membentu seseorang terkena osteoporosis.
8. Membantu kita lebih kenyang
Kandungan kalori yang terdapat dalam yoghurt manjadikan yoghurt makanan
yang dapat membantu sesorang merasa lebih kenyang.
Bagitu banyak manfaat yoghurt untuk kesehatan. Tak salah, jika yoghurt sangat
disarankan untuk dikonsumsi. Untuk mendapatkan manfaat yang lebih maksimal,
sebaiknya bagi anda untuk lebih selektif memilih yoghurt. Karena banyak sekali
dipasaran dijual beraneka merek yoghurt yang mengandung bahan pengawet, pewarna,
maupun rasa. Jangan lupa untuk menyimpanya dalam suhu dingin karena yoghurt tinggi
protein dan mengandung bakteri aktif yang mudah rusak jika disimpan pada suhu ruang
dan terkena paparan sinar matahari.
2.3 Proses Fermentasi Yoghurt
Yoghurt berasal dari susu yang kemudian ditambahkan dengan bakteri yang akan
membentuk asam laktat. Bakteri yang biasa digunakan dalam proses pembuatan yogurt
adalah bakteri Bifidobacterium sp., Lactobacillus sp. atau bakteri Streptococcus
thermophilus dan Lactobacillus bulgaricus. Bakteri-bakteri ini yang akan memicu proses
fermentasi dari susu, mengubah laktosa pada susu menjadi asam laktat. Efek lain dari proses
fermentasi adalah pecahnya protein pada susu yang menyebabkan susu menjadi kental. Hasil
akhirnya susu akan terasa asam dan kental, inilah bentuk yoghurt dasar yang telah jadi.
Susu terfermentasi dapat dibuat melalui beberapa cara yaitu menambahkan enzimenzim untuk proses fermentasinya atau menambahkan mikrobia yang dapat melakukan
proses fermentasi susu, cara yang pertama sangat mahal karena enzim-enzim yang harus
ditambahkan jumlahnya lebih dari satu dan harus diberikan dalam kondisi tingkat kemurnian
tinggi (Torigan, 1988). Oleh sebab itu cara penambahan mikrobia yang dipilih, karena
mikrobia tersebut secara alami terdapat pada susu, kita hanya tinggal mengisolasinya
menjadi biakan murni untuk selanjutnya diperbanyak dan ditambahkan pada susu yang
difermentasi. Adapun tahap - tahap pembuatan yoghurt adalah seperti berikut ini (Isnawati,
1997):
1. Susu segar dipanaskan sampai suhu 90 C dan selalu diaduk supaya proteinnya tidak
mengalami koagulasi. Pada suhu tersebut dipertahankan selama 1 jam. Apabila
dilakukan pasteurisasi maka suhu pemanasannya adalah 70 - 75 C . Jika hal ini yang
dilakukan, maka pemanasan dilakukan sebanyak dua kali.
2. Setelah dipanaskan, selanjutnya dilakukan pendinginan sampai suhunya 37- 45 C.
Pendinginan tersebut dilakukan dalam wadah tertutup.
3. Setelah suhu mencapai 37-45 C maka dilakukan inokulasi / penambahan bakteri ke
dalam susu tersebut sejumlah 50 - 60 ml/liter susu. Penambahan bakteri dilakukan
dengan teknik aseptic (di dekat api).
4. Setelah ditambah bakteri, selanjutnya diperam pada ruangan hangat (30-40 C), dalam
keadaan tertutup rapat selama 3 hari.
5. Tahap selanjutnya adalah filtrasi. Hal ini dilakukan untuk memisahkan bagian yang
padat / gel dengan bagian yang cair. Pada waktu pemisahan ini diusahakan dilakukan di
dekat api sehingga bagian yang cair (sebagai stater berikutnya) terhindar dari
kontaminasi. Bagian yang padat inilah yang siap dikonsumsi (yoghurt). Bagian yang
cair berisi bakteri Lactobacillus sp yang dapat digunakan untuk menginokulasi susu
yang segar.
6. Supaya yoghurt lebih lezat rasanya dapat ditambah dengan potongan buah - buahan
yang segar, cocktail, nata de coco atau dibekukan menjadi es, dapat pula dicampur
dengan berbagai buah-buahan untuk dibuat juice (minuman segar).
BAB III
METODE PRAKTIKUM
3.1 Waktu dan Tempat
Praktikum pembuatan yoghurt dari susu sapi dilaksanakan mulai hari Minggu, 16 Maret
2014 sampai dengan Selasa, 18 Maret 2014 bertempat di Rumah Mega Ayu Dian Khumara,
Jalan Nanas 45 Lumajang dan di SMA Negeri 2 Lumajang.
3.2 Alat dan Bahan
3.2.1 Alat
Panci
Sendok pengaduk
Toples kaca
Nampan
Penutup plastik
3.2.2 Bahan
INDIKATOR
YOGHURT
WARNA
PUTIH
TEKSTUR
KENTAL
RASA
MANIS
3.5 Variabel
Variabel yang kita gunakan pada pembuatan yoghurt adalah :
a. Variabel bebas
: Bakteri pada susu
b. Variabel kontrol : Susu, jenis bakteri, suhu
c. Variabel terikat : Hasil fermentasi susu oleh bakteri L. Casei
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1 Hasil
Pada praktikum kali ini kelompok kami membuat yoghurt dengan rasa manis. Dari hasil
yang didapatkan setelah melalui beberapa proses, yoghurt yang dihasilkan menurut penilai
rasanya enak, baik keasaman maupun rasa manis yang tercipta semuanya pas. Kemudian
menurut penilai tekstur yoghurt yang kelompok kami buat sangatlah sesuai (pas) baik dari segi
kekentalan cairan (tekstur) maupun warna yang pas.
2.
BAB V
PENUTUP
5.1 Kesimpulan
Yoghurt adalah susu yang dibuat melalui fermentasi bakteri. Yoghurt dapat dibuat dari susu
apa saja, termasuk susu kacang kedelai. Fermentasi merupakan bentuk tertua dari bioteknologi
Minuman beralkohol (bir, anggur, tuak), Makanan terfermentasi (keju, yoghurt, tape, tempe,
petis, terasi). Mikroorganisme yang berperan dalam pembuatan yoghurt adalah Lactobacillus
casei.
5.2 Kritik dan Saran
Setelah melakukan percobaan kali ini, hendaknya pada saat proses pembuatan kita harus
memperhatikan dari alat dan bahan yang digunakan haruslah steril. Kita harus memperhatikan
suhu, pada saat proses pembutan youghurt itu sendiri dan pada saat pembuatan hendaknya tidak
berbicara agar bakteri dalam mulut tidak masuk pada yoghurt