Anda di halaman 1dari 6
UPAYA PENCEGAHAN DAN PENANGGULANGAN PENYAKIT MALARIA*) ‘Oleh: Dra, Endang Srimumi K., $.U., Ph.D PENDAHULUAN Kasus malariadi Purworejo dikenal sebagai dacrah endemis malaria, terutama di Kecamatan Kaligesing, Bagelen, Loano, Bener, Kemiri, dan Pituruh.Mengingat adanya kasus tersebut, maka perlu diadakan penyuluhan di dacrah tersebut, Malaria merupakan penyakit parasitik yang disebabkan oleh Plasmodium. Penyakit tersebut menjadi masalah utama di negara-negara tropika dan subtropika, Control Deseases Center (CDC) memperkirakan 300-500 juta penduduk di erserang oleh malaria per tahunnya dan lebih dari satu juta kematian setiap tahunnya. Masalah menjadi semakin besar, karena di beberapa dacrah nyamuk vektomya telah resisien terhadap insektisida dan Plasmodium nya juga resisten terhadap cloroquin, sehingga penanggulangan akan lebih sulit Penyebab penyakit malaria adalah genus Plasmodium familia plasmodiidae dan ordo coccidiidae. Sampai saat ini di Indonesia dikenal 4 macam parasit malaria yaitu: uni 1. Plasmodium Falciparum penyebab malaria tropika yang sering menyebabkan malaria yang berat. 2. Plasmodium vivax penyebab malaria tertina. 3. Plasmodium malaria penycbab malaria quartana. 4. Plasmodium ovale jenis ini jarang sekali dijumpai di Indonesia, karena umumnya banyak kasusnya terjadi di Afrika dan Pasifik Barat. Penderita penyakit m a. dapat dihinggapi lebih dari satu jenis Plasmodium. Infeksi demikian disebut infeksi campuran (mixed infection). Dari kejadian infeksi campuran ini biasanya ing banyak dua jenis parasit, yakni campuran antara P. falcifarum dan P. vivax atau P. malariae. Kadang-kadang di jumpai tiga jenis parasit sekaligus meskipun hal ini jarang terjadi, infeksi campuran ini biasanya terjadi di daerah yang tinggi angka penularannya. Penyakit malaria adalah salah satu penyakit yang penularannya melalui gigitan nyamuk Anopheles betina. Berdasarkan survai Unit Kerja Serangga Penular Penyakit (SPP) telah ditemmukan di Indonesia ada 46 species nyamuk anopheles yang tersebar diselunuh Indonesia. Dari species-species nyamuk tersebut temyata ada 20 species yang dapat menularkan penyakit malaria, Dengan kata lain di Indonesia ada 20 species nyamuk anopheles yang berperan sebagai vektor penyakit malaria, *) Makalah disampaikan di Desa Aglik, Kec. Grabag, Kab. Purworejo, Jawa Tengah **) Dosen Fatultas Blologl Unsoed, Purwokerto PENGENDALIAN PENYAKIT MALARIA, Pengendalian penyakit malaria akan mendapatkan hasil yang maksimal, bila didukung oleh data penunjang yang menerangkan tentang seluk-beluk vektor yang berperan. Penentukan metode pemberantasan yang tepat guna, perlu diketahui dengan pasti musim Penularan serta perilaku vektor yg bersangkutan, Penentuan musim penularan yang tepat Perlu didukung olch data entomologi yang baik dan benar, metode yang dipilih harus sesuai ‘dengan perilaku vektor yang menjadi sasaran, Pemberantasan penyakit malaria sangat erat hubungannya dengan aspek Entomologi yang meliputi bionomik nyamuk vektornya. Aspek Entomologi menjadi tanggung jawab unit lain diluar Unit Pemberantasan Malaria, maka untuk ‘mencapai basil yang maksimal diperlukan suatu koordinasi yang mantap, serta ‘sinkronisasi program antara unit Entomologi dengan unit pemberantasan malaria, ‘Tujuan kegiatan Entomologi untuk menunjang program pemberantasan malaria adalah Mengetahui Anopheles yang berperan sebagai vektor, atau yang diduga sebagai vektor, disertai dari pengetabuan dasar nyamuk tersebut, misalnya Keterangan mengenai musim penularan status Kerentanannya terhadap DDT dan beberapa aspek perilakunya, 2 Mengetahui keadaan vektor, kaitannya dengan perubahan lingkungan, baik Karena perubahan alamiah maupun karena aktivitas manusia. ‘Mengetahui hasil upaya pemberantasan vektor. Menemukan cara pemberantasan yang berhasil guna dan berdaya guna, Beberapa Aspek Perilaku (Bionomik) Nyamuk Bionomik nyamuk mencakup pengertian tentang perilaku, perkembangbiakan, umur, Popolasi, penyebaran, fluktuasi musiman, serta faktor-faktor lingkungan yang mempengaruhi berupa fisik (musim. kelembaban, angin. matahari, aris air). lingkungan kimiawi (kadar gram, PH) dan lingkungan biologik seperti tumbuhan bakau, gangang vegetasi disekitar tempat perindukan dan musim, Mempelajari aspek perilaku nyamuk atau makhluk hidup lainnya harus disadari bahwa segala sesuatu yang berkaitan dengan biologik selalu ada variasinya. Variasi tingkah laku akan terjadi pada tiap spesies, baik didaerah yang sama maupun berbeda, Perilaku binatang akan mengalami perubahan jika ada rangsangan dari luar. Rangsangan dari luar misalnya perubahan cuaea atau perubahan lingkungan baik yang alami maupun karena aktivitas manusia. Program pemberantasan malaria ditinjau dari perilaku vektor ada *) Makalah disampaikan di Desa Aglik. Kec. Grabag, Kab. Purwarejo, awa Tengah **) Dosen Fakuitas Biologé Unsoed, Purwokerto hubungannya dengan ketiga macam tempat yang diperlukan untuk kelangsungan hidupoya. Hubungan ketiga tempat tersebut dapat dilukiskan dengan bagan sebagai berikut: **) Makalah disompatkan di Desa Aglik, Kee. Grabag, Kab, Purworejo, Jawa Tengah, **) Dosen Fakulias Bialogi Unsoed, Purwokerto 1, Perilaku Mencari Darah. Perilaku mencari darah nyamuk dapat ditinjau dari beberapa segi yaitu: a. Perilaku mencari darah dikaitkan dengan waktu. Nyamuk Anopheles pada umumnya aktif mencari darah pada waktu malarn hari. Apabil tiap spesies mempunyai sifat yang tertentu, ada spesi pelajari dengan teliti, temyata yang aktif mulai senja hingga menjelang tengah malam dan sampai pagi hari. b. Perilaku mencari darah dikaitkan dengan tempat apabila dengan metode yang sama kita adakan. Penangkapan nyamuk didalam dan diluar rumah maka dari hasil penangkapan tersebut dapat diketahui ada dua golongan nyamuk, yaitu: eksofagik yang lebih senang meneari darah diluar rumah dan endofagik yang lebih senang mencari darah didalam rumah. Perilaku meneari darah dikaitkan dengan sumber darah. Berdasarkan macam darah yang disenangi, kita dapat membedakan atas; antropofilik apabila lebih senang darah manusia, dan zoofilik apabila nyamuk lebih senang menghisap darah binatang dan golongan yang tidak mempunyai pilihan tertentu. d. Frekuensi menggigit, telah diketahui bahwa nyamuk betina biasanya hanya kawin satu kali selama hidupnya untuk mempertahankan dan memperbanyak keturunannya, nyamuk betina hanya memerlukan darah untuk proses pertumbuhan telumya. Tiap sekian hari sekali nyamuk akan mencari darah. Interval tersebut tergantung pada species, dan dipengaruhi oleh temperatur dan kelembaban, dan disebut siklus gonotrofik. Untuk iklim Indonesia memerlukan waktu antara 48-96 jam. 2. Perilaku Istirahat. Istirahat bagi nyamuk mempunyai 2 macam artinya: istirahat yang sebenarnya selama waktu menunggu proses perkembangan telur dan istirahat sementara yaitu pada waktu nyamuk sedang aktif mencari darah. Meskipun pada umumnya nyamuk memilih tempat yang teduh, lembab dan aman untuk beristirahat tctapi apabila diteliti lebih lanjut tiap species temyata mempunyai perilaku yang berbeda-beda. Ada spesies yang halnya hinggap tempat-tempat dekat dengan tanah (A.aconifus) tetapi ada pula species ‘yang hinggap di tempat-tempat yang cukup tinggi (.Sundaicus). Pada waktu malam ada nyamuk yang masuk kedalam rumah hanya untuk menghisap darah orang dan ‘kemudian langsung keluar. Ada pula yang baik sebelum maupun sesudah menghisap darah orang akan hinggap pada dinding untuk beristirahat. *) Makalah disampaikan di Desa Aglik, Kec. Grabag, Kab Purworsjo, Jawa Tengah. ***) Dosen Fakultas Biologk Unsoed, Purwoherto 3. Perilaku Berkembang Biak. Nyamuk Anopheles betina mempunyai kemampuan memi atau tempat untuk berkembang biak yang sesuai dengan kesenangan dan kebutuhannya. tempat perindukan Ada species yang senang pada tempat-tempat yang kena sinar matahari langsung (. sundaicus), ada pula yang senang pada tempat-tempat teduh (4. wnirosus). Species yang satu berkembang dengan baik di air payau (campuran tawar dan air laut) misalnya (4 sundaicus),) dan ada pula yang berkembang biak di persawahan terrasering yg aimya mengalir terus seperti pada A, Aconitus dan yang lainnya, Oleh karena perilaku berkembang biak ini sangat bervariasi, maka diperlukan suatu survai yang intensif untuk inventarisasi tempat perindukan, yang sangat diperlukan dalam program pemberantasan, Upaya pengendalian penyakit malaria dilakukan melalui pemberantasan vektornya yaitu nyamuk Anopheles dan pengobstan kepada mereka yang didvga menderita malaria yang terbukti positif secara laboratorium. Pemberantasan vektor dapat dilakukan dengan pemberantasan nyamuk sdewasa atau juga dengan pemberantasan larvanya, Pemberantasan nyamuk dewasa dilakukan dengan penyemprotan di rumah dan lingkungan di luar rumah. Beberapa cara dapat digunakan untuk memberantas larva nyamuk: 1. Dengan kimiawi Pemberantasan larva dapat dilakukan dengan menggunakan farvasida misalnya solariminyak tanah, temephos, parisgreen, fention, altosid dil. Selain zat-zat kimia yang telah disebutkan, dapat juga digunakan herbisida 2. Secara hayati Pemberantasan larva Anopheles menggunakan agensia biologi seperti predator misalnya pemakan jentik, seperti gambusia, guppy, dan panchax (ikan timah) 3. Pengelolaan lingkungan Selain secara ki dan hayati juga dilakukan dengan pengelolaan lingkungan (environmental management) yaitu dengan pengubahan lingkungan hidup (environmental modification) sehingga larva nyamuk tidak dapat hidup. Kegiatan tersebut dapat berupa penimbunan tempat perindukan nyamuk, pengeringan dan pembuatan dam, selain itu, kegiatan lain meneakup pengubahan kadar garam, pembersi dil atau lumut *+) Makatah cisampaikan di Desa Aglik. Kee: Grabag, Kab Purworgjo. Jawa Tempah **) Dosen Fakultas Biologi Unsoed, Purwokerto Diantara ke tiga pengendalian tersebut di atas, yang biasa dilakukan di Indonesia adalah yang no satu yaitu pengendalian kimiawi dengan menggunakan solar dan minyak tanah yang dicampur dengan spreading agent yaitu zat kimia yang dapat mempercepat penyebaran bahan aktif yang digunakan. Pengunaan minyak solar untuk anti larva di Indonesia pertama dilakukan di Bali pada tahun 1974, yang kemudian pada tahun 1975 cara tersebut juga diterapkan didserah Jawa Timur dan Jawa Barat PENUTUP Penyakit malaria merupakan penyakit yang menular dan berbahaya bagi manusia, Pengendaliannya dilakukan dengan pengobatan penderita dan pengendalian nyamuk ‘vekiomnya, Kebethasilan pengendalian penyakit malaria melalui pengendalian vektomya harus mengetahui binomik dari nyamuk vektornya dan pengendaalian malaria harus dilakukan sccara kerjasama antara Departemen Kesehatan melalui Unit Pemberantasan Malaria dan Unit Entomologik serta departement lain DAFTAR PUSTAKA Anonim. 2011. Malaria Symtomp. jyiip:/ www. ns. oo — mmv.org/about-us/malaria-and- medicines/definitions-and-symptoms?gclid~COOdsL7Q_6YCFUV76wodbUTvde. Diakses 11 Februari 201 1 Anonim. 2011. Malaria. futip://www.ncbi.nlm.nih.zow/pubmedhealth/PMH0001646. Dinkses 11 Februari 2011. Hiswani. 2011. Gambaran Penyakit dan Vektor Malaria di Indonesia. Fakultas Keschatan Masyarakat. Universitas Sumatera Utara. *) Makaiah disampaikan di Desa Aglik. Kec. Grabog, Kab Purworcjo, Jawa Tengah **) Dosen Fakultas Biologi Unsoed, Purwokerto

Anda mungkin juga menyukai