Bab I1
Bab I1
Refleksi diri:
1. Mahasiswa mencari informasi apa saja sebanyak mungkin.
2. Mahasiswa memilah informasi yang dapat ditindaklanjuti dan yang tidak dapat
ditindaklanjuti.
3. Informasi yang tidak dapat ditindaklanjuti dibiarkan, sementara informasi yang dapat
ditindaklanjuti dipilah lagi menjadi informasi yang memberikan dampak ekonomis dan
yang tidak memberikan dampak ekonomis.
4. Buatlah kembali daftar informasi yang memberikan dampak ekonomi bagi saudara.
Refleksi Kelompok dan diskusi
1. Mahasiswa dipersilakan untuk bergabung dalam kelompoknya.
2. Masing-masing mahasiswa sharing tentang informasi yang memberikan dampak
ekonomi bagi saudara pada anggota kelompok.
3. Masing-masing kelompok membahas informasi tersebut dan menentukan mana yang
dapat dilakukan/dikerjakan dalam kelompok.
4. Bagaimana operasionalisasi pelaksanaan informasi tersebut.
5. Masing-masing kelompok membuat kesimpulan diskusi:
a. informasi apa yang dipilih, harus feasible.
b. alasan informasi tersebut dipilih
c. keuntungan yang diperoleh.
d. Kendala-kendala yang dihadapi
6. Masing-masing kelompok mempresentasikan hasilnya
7. Kesimpulan dari dosen
Dari kegiatan tersebut di atas, mahasiswa dapat menyimpulkan bahwa
1. informasi memegang peranan yang penting dalam kehidupan perusahaan. Perusahaan
selalu mengembangkan sistem informasi agar perusahaan dapat survive.
Perusahaan berusaha mencari informasi. Oleh karena itu perusahaan berusaha untuk
mendekatkan diri pada kekuasaan, karena perusahaan yang dekat dengan kekuasaan akan
mendapatkan informasi yang lebih cepat.
2. informasi yang dibutuhkan oleh masing-masing jenjang manajerial (top management,
middle management, lower management) berbeda-beda.
3. Informasi berbeda dengan data, berita, isu. Terkadang informasi dari perusahaan yang satu
akan menjadi data bagi perusahaan yang lain. Selain itu informasi terkadang
dicampuradukan dengan berita.
4. Informasi yang dibutuhkan oleh manajemen tidak hanya bersifat finansial tetapi juga non
finansial. Perusahaan berusaha untuk mengembangkan sistem informasi bagi manajemen.
Sistem tersebut dikenal dengan sistem informasi akuntansi manajemen. Sistem informasi
akuntansi manajemen sangat fleksibel dan sangat bergantung pada lingkungan di dalam
perusahaan dan di luar perusahaan.
Lingkungan tersebut adalah:
a. Perkembangan teknologi
b. Lingkungan perusahaan berubah
c. Kesadaran konsumen akan mutu
d. dst
5. Mahasiswa juga dapat membedakan bahwa akuntansi manajemen berbeda dengan
akuntansi keuangan. Apa bedanya?
6. Akuntan manajemen harus bertindak etis. Akuntan manajemen memegang kunci
keberhasilan perusahaan. Tindakan tersebut antara lain tidak membocorkan rahasia
Banyak perusahaan yang bertindak tidak etis dengan membajak karyawan, mencuri
teknologi dan sebagainya.
7. Lepas dari itu semua terkadang ada pebisnis yang menggantungkan pada hokki, nasib,
naluri dsb. Hal tersebut tidak ilmiah dan sulit dipertanggungjawabkan secara ilmiah. Namun
demikian bisnis mereka sukses.
BAB I
INFORMASI YANG MENCIPTAKAN NILAI
Tujuan Pembelajaran
1. Menjelaskan peranan penting bahwa informasi akuntansi manajemen dalam
organisasi baik manufaktur, jasa, non profit maupun pemerintahan.
2. Menjelaskan perbedaan akuntansi manajemen dan akuntansi keuangan
3. Menjelaskan informasi akutansi manajemen bagi pihak-pihak yang
berkepentingan dalam organisasi
4. Menggambarkan proses akuntansi manajemen menciptakan nilai bagi
organisasi dan menjelaskan bagaimana proses tersebut berkaitan dengan
operasi, pemasaran dan strategi.
5. Menjelaskan isu perilaku dan etika yang dihadapi oleh akuntan manajemen.
Tujuan
Pembelajaran 1
Menjelaskan peranan penting bahwa informasi akuntansi manajemen
dalam organisasi baik manufaktur, jasa, non profit maupun
pemerintahan.
1. Data dan Informasi
a. Data
Manajemen bergulat dengan data-data. Data-data tersebut kemudian
diolah untuk menghasilkan informasi yang berguna untuk pengambilan
keputusan. Manajemen modern tidak dapat mengandalkan paranormal,
klenik, kejawen, dan sebagainya yang bersifat irasional. Walaupun
beberapa orang mengakui bahwa hal-hal yang bersifat irasional
berpengaruh pada keberhasilan perusahaan. Namun demikian, dalam
ilmu
manajemen
modern
hal
tersebut
tidak
dapat
dipertanggungjawabkan secara ilmiah. Manajemen modern menuntut
para manajer berpikir secara rasional. Oleh karena itu, manajemen perlu
berhubungan dengan data dalam membuat suatu keputusan.
b. Informasi
Informasi adalah data yang sudah diolah, atau dengan kata lain hasil
olahan data yang digunakan untuk pengambilan keputusan. Informasi ini
berbeda dengan berita atau isu. Pemerolehan informasi dapat dari
berbagai sumber baik eksternal maupun internal. Kadang perusahaan
Bab I: Informasi yang Menciptakan Nilai
2
c. Siklus Informasi
diamati
Kejadian
dicatat
Fakta
Data
diolah
Implementasi
Keputusan
diekseku
si
Informasi
digunak
an
d. Syarat Informasi
Sebagai ilustrasi: Seseorang yang mengalami sakit perut mendatangi
dokter untuk berobat. Langkah pertama yang dilakukan oleh dokter
adalah melakukan wawancara dengan pasien terkait dengan keluhan
yang diderita oleh pasien. Setelah itu, dokter melakukan mendiagnosa
dan melakukan pemeriksaan. Langkah selanjutnya, dokter melakukan
analisis terkait dengan sakit yang diderita pasien. Dalam dunia
kesehatan, sakit perut disebabkan oleh banyak hal beberapa di
antaranya, sakit perut karena terkena bakteri, sakit perut karena maag,
sakit perut karena menstruasi (bagi wanita), sakit perut karena virus,
sakit perut karena kanker, dan sebagainya.
Dokter harus berhati-hati dalam melakukan analisis dan akurat.
Keakuratan analisis diperlukan untuk memberikan penanganan pada
pasien dengan tepat, termasuk juga keamanan selama dan setelah
pasien mengkonsumsi obat. Salah dalam memberikan analisis akan
membahayakan diri pasien.
Menurut Suwardjono, nilai informasi ada tiga yaitu menambah
pengetahuan, menambah keyakinan dan mengubah keputusan. Di
samping itu, Suwarjono mendefinisikan kualitas informasi sebagai
Karakteristik yang melekat pada informasi sehingga informasi bermakna
Bab I: Informasi yang Menciptakan Nilai
3
Processing
Actions
Tujuan
Pembelajaran 2
Perbedaan antara akuntansi manajemen dan akuntansi keuangan
Perbedaan Akuntansi Manajemen dan Akuntansi Keuangan dapat dilihat pada
tabel berikut ini.
Keterangan
Audience
Akuntansi
Keuangan
Eksternal
Akuntansi Manajemen
Internal
Keterangan
Tujuan
Akuntansi
Keuangan
Melaporkan kinerja
masa lalu pada
pihak eksternal
Waktu
Terlambat, historis
Batasan
Regulasi,
dikendalikan oleh
aturan-aturan
standar keuangan
Tipe
informasi
Hanya mengukur
keuangan
Sifat
informasi
Cakupan
Objektif, dapat
diaudit, reliabel,
konsisten, dan tepat
Laporan organisasi
keseluruhan
Akuntansi Manajemen
Memberitahukan pembuatan
keputusan internal oleh tenaga
kerja dan manajer, umpan
balik dan pengendalian kinerja
operasi
Saat ini, orientasi masa yang
akan datang
Tidak ada regulasi, sistem dan
informasi ditentukan oleh
manajemen untuk
mempertemukan kebutuhan
stratejik dan operasional
Keuangan dan operasional dan
pengukuran fisik proses,
teknologi, supplier, pelanggan,
dan kompetitor
Lebih subjektif dan dengan
pertimbangan, valid, relevan
dan akurat
Memberitahukan keputusan
dan tindakan
Tujuan
Pembelajaran 3
Informasi Akuntansi Manajemen bagi Pihak-pihak yang berkepentingan
dalam Organisasi
Secara hirarki, manajemen dapat dikelompokkan menjadi tiga bagian yaitu
manajemen atas (senior executive), manajemen menengah (middle
management), dan manajemen bawah (operational level). Masing-masing
tingkatan manajemen ini membutuhkan informasi akuntansi yang berbedabeda. Perbedaan ini lebih menitikberatkan pada beban tugas, wewenang dan
tanggung jawab pada masing-masing tingkatan manajemen.
Contoh yang paling sederhana adalah pada organisasi bengkel. Pada
sebuah bengkel, supervisor merupakan manajemen tingkat bawah (operational
level). Tugas supervisor adalah memeriksa sepeda motor atau mobil yang
sudah selesai diperbaiki. Informasi yang dibutuhkan pada level ini adalah
jumlah kerusakan, keseringan kerusakan, perbaikan terakhir, jumlah komponen
yang dibutuhkan dan sebagainya. Pada intinya, informasi yang dibutuhkan
adalah informasi yang mendukung tugas operasional montir.
Bab I: Informasi yang Menciptakan Nilai
6
Tujuan
Pembelajaran 4
Pembuatan Keputusan dan Informasi
Pembuatan keputusan adalah proses pemilihan alternatif yang paling
tepat di antara beberapa alternatif yang ada. Hampir setiap orang selalu
dihadapkan pada pemilihan alternatif. Oleh karenanya dia harus membuat
keputusan untuk menentukan alternatif mana yang harus dipilih.
Seorang manajer yang berdomisili di Yogyakarta, yang akan pergi untuk
menandatangani nota kesepahaman di Bali harus menentukan kendaraan apa
yang akan digunakan untuk berangkat ke Bali dari Yogyakarta. Manajer
tersebut harus memutuskan apakah dia akan menggunakan kereta, bis atau
pesawat. Kekeliruan pembuatan keputusan akan berakibat kerugian bahkan
mungkin malapetaka. Apabila manajer keliru membuat keputusan, bisa
terjadi dia terlambat dalam penandatanganan nota kesepahaman tersebut.
Dengan demikian ia akan gagal dalam memperoleh kesempatan pendapatan.
Ketepatan pembuatan keputusan akan menghasilkan keuntungan bagi si
manajer tersebut. Apabila keputusan yang dibuat tidak tepat maka dampak
yang lebih jauh yang dihadapi perusahaan adalah pertaruhan kelangsungan
Bab I: Informasi yang Menciptakan Nilai
7
Tujuan
Pembelajaran 5
Perilaku Etis Akuntan Manajemen
Perilaku etis melibatkan pemilihan tindakan-tindakan yang benar dan sesuai
serta tepat. tingkah laku kita mungkin benar atau salah; sesuai atau
menyimpang; dan keputusan yang kita buat dapat adil atau berat sebelah.
Orang sering berbeda pandangan terhadap arti istilah etis; tatapi
tampaknya terdapat suatu prinsip umum yang mendasari semua sistem
etika. Prisnsip ini diekspresikan oleh keyakinan bahwa setiap anggota
kelompok mempunyai tanggung jawab untuk kebaikan anggota lainnya.
Keinginan untuk berkorban demi kebaikan kelompoknya merupakan inti
dari tindakan yang etis.
Ada sepuluh nilai inti yang diidentifikasi menghasilkan prinsip-prinsip
yang melukiskan benar dan salah dalam kerangka umum. Sepuluh nilai
tersebut adalah:
1. Kejujuran (honesty)
2. Integritas (integrity)
3. Memegang janji (promise keeping)
4. Kesetiaan (fidelity)
5. Keadilan (fairness)
6. Kepedulian terhadap sesama (caring for others)
7. Penghargaan kepada orang lain (respect for others)
8. Kewarganegaraan yang bertanggung jawab (responsible citizenship)
9. Pencapaian kesempurnaan (pursuit of excellence)
10.Akuntabilitas (accountibility)
IMA (Institute of Management Accountants) mengeluarkan suatu
pernyataan yang menguraikan tentang standar perilakuk etis akuntan
manajemen. Akuntan manajemen tidak akan melakukan tindakan-tindakan
yang bertentangan dengan standar ini atau mereka tidak akan menerima
pelaksanaan tindakan-tindakan tersebut oleh orang lain dalam organisasi
mereka. Standar tersebut adalah sebagai berikut.
1. Kompetensi
akuntan manajemen bertanggung jawab untuk
Bab I: Informasi yang Menciptakan Nilai
8
2.
3.
4.
5.
gubernur salah satu provinsi di Kalimantan. "Uang kosnya saja sudah Rp 1 juta,
apalagi kirimannya," kata Yati.
Marlina sendiri hanya mendapat kiriman Rp 700.000 per bulan, sudah
termasuk uang kos. Itu pun kadang masih susah dipenuhi orangtuanya. "Yogya
sudah mahal. Bukan hanya kos-kosan. Makan, biaya kuliah, transportasi,
semuanya mahal," katanya.
Data Kopertis Wilayah V Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) mencatat,
jumlah mahasiswa di DIY tahun 2003 sebanyak 290.529 orang. Jika 20 persen
saja mahasiswa di Yogyakarta berasal dari masyarakat yang status sosialnya
menengah ke bawah, berarti ada 58.105 orang yang seperti Marlina.
MENURUT laporan Bank Indonesia (BI) Yogyakarta tahun 2003, biaya hidup
mahasiswa di Yogyakarta rata-rata naik 8,78 persen per tahun. Tahun 2003
diperkirakan naik 9,12 persen. Dengan demikian, biaya hidup mahasiswa dari
Rp 8,83 juta per tahun pada tahun 2002 menjadi Rp 9,63 juta pada tahun
2003. Itu berarti, kenaikan kebutuhan hidup mereka naik Rp 802.549 per
bulan. Orangtua yang berpenghasilan pas-pasan tentu tidak mampu
menyekolahkan anaknya ke sekolah atau perguruan tinggi di Yogyakarta.
Penelitian BI Yogyakarta itu lebih lanjut menunjukkan, komponen terbesar yang
mengakibatkan kenaikan biaya hidup tahun 2003 itu adalah meningkatnya
biaya pendidikan di perguruan tinggi negeri.
Di UGM, misalnya, uang kuliah mahasiswa teknik arsitektur angkatan 1993
masih Rp 200.000, angkatan 1995 masih Rp 250.000, dan angkatan 1999
masih 500.000 per semester. Namun, tahun 2003 melonjak di atas Rp 1 juta,
dan mahasiswa UGM angkatan 2004 harus menyediakan uang masuk Rp 5
jutaRp 50 juta serta uang kuliah Rp 1,9 juta-Rp 2,3 juta per semester.
Wajar jika kebijakan itu mendapat protes keras dari beberapa dosen dan aktivis
mahasiswa UGM. Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) Teknik UGM, April 2004,
memprotesnya dengan memasang baliho yang bertulisan: "Dijual UGM dengan
harga SPP Rp 500.000, BOP Rp 75.000/SKS, dan SPMA Rp 5 juta-50 juta".
Menanggapi protes itu, Ketua Panitia Ujian Masuk UGM Dr Toni Atyanto Dharoko
mengatakan, UGM tidak pernah memaksa calon mahasiswa untuk mendaftar
ke universitas tertua di Indonesia itu. "Kalau merasa terlalu mahal, ya jangan
mendaftar. Kalau merasa cocok, baru mendaftar," katanya.
"MEMANG, peluang orang miskin untuk mengubah nasib di Yogyakarta semakin
sempit," kata sosiolog UGM, Dr Heru Nugroho, menanggapi kondisi Yogyakarta
yang demikian. Atau, seperti sebuah judul buku yang dikarang Eko Prasetyo,
Orang Miskin Dilarang Sekolah. Padahal, melalui pendidikan, dulu Yogyakarta
terkenal sebagai tempat untuk mengubah nasib masyarakat lapis bawah, yang
berasal dari Sabang sampai Merauke.
Di perguruan tinggi swasta (PTS) pun sudah sejak dulu orang-orang ekonomi
lemah tidak mendapatkan jatah di sana. Di salah satu sekolah tinggi ilmu
ekonomi (STIE), umpamanya, tahun 1993 rata-rata mahasiswa membayar
uang gedung Rp 3 juta-Rp 5 juta dan uang kuliah Rp 600.000-Rp 800.000 per
Bab I: Informasi yang Menciptakan Nilai
12
Contoh lain, adalah Mochtar Riady, seorang manajer yang pernah kita kenal,
yang sekarang sukses sebagai pemilik Bank Lippo, dulunya adalah seorang
manajer andalan grup BCA yang dikenal oleh kalangan bisnis sebagai seorang
yang berlatar belakang pendidikan formal sangat minim, toh akhirnya juga bisa
sukses sebagai manajer yang mengendalikan BCA sampai akhirnya mendirikan
usaha sendiri dengan nama Lippo Group, ada lagi seperti misalnya Subronto
Laras Top Manajer Indomobil, Halim pendiri pabrik Gudang-Garam, Kediri dan
Tirto Utomo pendiri Aqua, juga masih banyak lagi yang menjalankan roda
bisnisnya lebih banyak proporsinya atas dasar intuisi dibandingkan dengan
pengelolaan
usaha
secara
ilmiah
(Science
Business).
Masih banyak lagi para praktisi bisnis baik skala besar maupun skala
menengah dan kecil yang bekerja atas dasar intuisi dan pengalaman pribadi
dan sangat sedikit yang memanfaatkan informasi ilmu ekonomi sebagai dasar
untuk pengambilan keputusan. Akhirnya, kita pun bertanya-tanya perlukah kita
mengelola bisnis dengan ilmu bisnis secara formal?
Agustina Tiurna Simanjuntak pada tahun 1999 membuat suatu penelitian yang
dituangkan dalam tesis Magister Manajemen Universitas Diponegoro yang
berjudul Analisis Kebutuhan Informasi Akuntansi dan Informasi Bukan
Akuntansi dalam Pengambilan Keputusan Kredit (Studi Kasus Perbankan di
Kotamadya Semarang). Dari hasil penelitiannya penulis mengambil
kesimpulan bahwa informasi bukan akuntansi adalah lebih penting
dibandingkan dengan informasi akuntansi (jaminan kredit dan bonafiditas
perusahaan secara umum), artinya para analis kredit itu lebih mengutamakan
berapa besar jaminan kredit yang diagunkan ke bank dalam mengambil
keputusan untuk memberi atau menolak sebuah permohonan kredit.
Demikian beberapa penelitian yang telah dilakukan, sampai dengan saat ini
pun kita belum mengetahui bagaimana sebenarnya pengaruh informasi
keuangan terhadap keputusan berkaitan yang harus diambil, sudah menjadi
rahasia umum bahwa para pengambil keputusan di Indonesia itu selalu
menghindari
perhitungan
yang
terkesan
rumit.
Perusahaan Multinasional VS Perusahaan Domestik
Sebuah penelitian telah dilakukan oleh Majalah Manajemen dan Usahawan
Indonesia yang membuktikan bahwa perusahaan Multinational Company lebih
dapat bertahan dalam menghadapi krisis dari pada perusahaan domestik,
kalau kita lihat perusahaan yang bertahan sampai sekarang di Indonesai tanpa
campur tangan pemerintah sehubungan badai krisis adalah perusahaan
multinasional sebutlah PT.Unilever, Citi Bank, Trakindo, IBM, Sony, Standard
Chartered Bank, Hongkong Shanghai Bank Corporation dan masih banyak lagi
perusahaan multinasional yang beroperasi di Indonesia yang mempunyai
kinerja baik pada saat krisis moneter terjadi.
Berbeda dengan perusahaan domestik yang banyak mengalami kebangkrutan
pada saat krisis moneter sebagian bisa bertahan dengan campur tangan
pemerintah melalui BPPN dan sebagian lagi telah dinyatakan likuidasi, sebutlah
misalnya Tirtamas (Semen Cibinong Group), Kiani Kertas, Humpus, Bimantara,
Bank Harapan Sentosa, Bank Modern, Bank Bali, PT. Barito Pasific Timber dan
masih banyak lagi contoh perusahaan domestik yang mempunyai kenerja
buruk setelah terkena dampak krisis moneter.
Mengambil pelajaran tersebut, sebenarnya kita (bangsa Indonesia) harus dapat
mengambil pelajaran dari krisis dan mulai meniru operasional perusahaan
multinasional. Perusahaan multinasional biasanya dioperasikan dengan
menggunakan teknologi tinggi dan pengambilan keputusan didasarkan atas
dasar basis informasi akuntansi yang benar, para manajer di perusahaan
multinasional disamping menguasai pasar dan teknologi juga menguasai
metode-metode akuntansi manajemen yang dipercaya dapat membantu
perusahaan dalam upaya efisiensi biaya, beberapa metode yang biasa
diterapkan misalnya JIT (Just in Time), ABC (Activity-Based Responsibility
Accounting System), Computer Integrated Manufacturing dan masih banyak
Bab I: Informasi yang Menciptakan Nilai
18
metode lain. Metode tersebut berbasis pengetahuan akuntansi, oleh karena itu
para manajer perusahaan asing biasanya pengetahuan tentang akuntansinya
juga sangat mendukung sehingga aplikasi metode seperti JIT dapat terlaksana
secara efektif di perusahaan.
Oleh karena itu, membuka wacana kita dan belajar dari krisis yang pernah
dialami, hendaknya pemanfaatan informasi akuntansi manajemen benar-benar
optimal. Akuntansi manajemen itu tidaklah bersifat teknis semata tetapi sesuai
dengan namanya akuntansi manajemen lebih banyak bertitik berat kepada
aspek manajerial. Lebih jauh lagi akuntansi manajemen tidak berdiri sebagai
ilmu sendiri tetapi berkaitan dengan ilmu-ilmu lain termasuk teknologi, budaya
dan psikologi dalam realitanya, seperti yang disampaikan oleh C. Edward
Arrington dan Jere R. Francis we believe accounting has the capacity to
construct realities in a manner that dictates the conditions of human life .
yang dikutip dari tulisan Mustakim di majalah Manajemen dan Usahawan No.
08 Th XXVI Agustus 1997.
Penulis adalah Praktisi dan Mahasiswa S2 UNDIP
Majalah Manajemen
Forum Diskusi Manajemen
Seminar Manajemen