Anda di halaman 1dari 4

Patrick G.

Tendean - 120111032
RingkasanJurnalDifteri
Abstrak
BagianIlmuKesehatanAnakFakultasKedokteranUniversitasSumateraUtara
Pada bulan Maret 1987 dilakukan secara prospektif mengenai status imunitas pada murid
TK-Perwanis Medan terhadap penyakit Difteri. Anak-anak dibagi dalam 2 kelompok
yaitu kelompok yang dapat imunisasi dan kelompok yang tidak pernah mendapat
imunisasi terhadap Difteri. Penilaian status imunitas dilakukan dengan Schick test.
Dari hasil penelitian terlihat pada kelompok yang tidak pernah mendapat imunisasi,
Schick test positif pada 75% anak dan negatip pada 25% anak. Sedangkan kelompok
yang mendapat imunisas, Schick test positif hsnys pada 92,9% anak.
Ternyata kelompok yang mendapat imunitas lebih baik disbanding kelompok yang tidak
pernah mendapat imunisasi (p/0,001). Pada kelompok yang imunisasi satu kali, Schick
test negatif pada 72,73%. Pada kelompok yang mendapat imunisasi dua kali, Schick test
negatif 83,84%, sedangkan pada kelompok yang mendapat imunisasi tiga kali atau lebih
ternyata hasil Schick test negatif 100%. Ternyata makin lengkap imunisasi, makin baik
status imunitas yang dilumpai.
Kriteriapenilaian:
- Schick test positip : bila dijumpai > 10 mm yang berwarna merah kecoklatan
disertai atau tanpa ada nekrosis dengan kata lain tidak ada antitoksin terhadap penyakit
Difteri.
- Schick test negatip : bila indurasi tidak terjadi atau < 10 mm yang berarti
ditemui antitoksin terhadap penyakit Difteri, maka orang tersebut kebal teradap penyakit
Difteri.
Hasil
Telah dilakukan Schick test pada 90 murid TK Perwanis, dengan variasi umur 3
tahun 9 bulan sampai 7 tahun, dimana ditemui anak dibawah umur 5 tahun
sebanyak 20% dan anak diatas atau sama dengan 5 tahun sebanyak 80%.
Pada kelompok yang mendapat imunisasi diperoleh Schick test negatip 92,9%. Ini
berbeda secara bermakna (p>0.001) bila dibandingkan dengan kelompok yang
tidak mendapat imunisasi.
Pada kelompok yang mendapat imunisasi 3 kali atau lebih didapat hasil Schick
test negatip 100%. Ini berbeda secara bermakna (0.01) p>0.001 bila
dibandingkan dengan kelompok yang mendapat imunisasi 1 kali atau 2 kali.
Dari penelitian ini diperoleh data bahwa anak dengan umur dibawah 5 tahun,
66,6% yang mendapat imunisasi dengan hasil Schick test 83,3% negatip. Pada
anak dengan umur diatas atau sama dengan 5 tahun, 61,1% yang mendapat
imunisasi. Dengan hasil Schick test 76,8%.

Patrick G. Tendean - 120111032


Kesimpulan
6

Anak yang mendapat imunisasi DPT sebanyak 3 kali atau lebih, memberi hasil Schick
test negatip 100%.

Imunisasi dasar terhadap penyakit Difteri sebanyak 3 kali, supaya daya lindung terhadap
Difteri tercapai.

Penggalakan pengembangan program imunisasi dengan sasaran anak usia 6-7 tahun (SD
kelas I) untuk imunisasi DT, agar penurunan daya lindung terhadap Difteri pada anak usia
di atas atau sama dengan 5 tahun dapat dicegah.
Rangkuman Jurnal Varicella
ABSTRAK
Penyakitcacarairadalahpenyakitinfeksivirusyangdisebabkanolehvirus
VaricellaZosteryangdapatbermanifestasimenjadivaricela(chickenpox)dan
reaktivasilatennyamenimbulkanherpeszoster(shingles).Gejalaklinisvaricela
dapatditemukanpadakulitkepala,muka,badan,biasanyasangatgatal,berupa
makulakemerahan,yangkemudiandapatberubahmenjadilesilesivesikel.
Sedangkan,herpeszosterumumnyamenimbulkanlesivesikularyangterdistribusi
unilateralsesuaidenganperjalanansarafsensoriterinfeksi.Diagnosisvaricela
ditegakkansecaraklinismaupunlaboratorium(teknikvirologidanserologi).
Pencegahanyangdapatdigunakanterhadappenyakitiniadalahvaksinasidan
immunoglobulin.Obatpilihanutamaterhadappenyakitvaricelladanherpes
zosteradalahantivirusjenisasiklovir.Komplikasiyangmungkinterjadiadalah
infeksibakteri,perdarahan,dangangguansaraf.
MANIFESTASIKLINIS
Dimulaidengangejalaprodromalsepertidemam,malaise,sakitkepala,dansakit
abdomen,yanglangsung2448jamsebelumlesikulitmuncul.Gejalasistemik
sepertidemam,lelah,dananoreksiadapattimbulbersamaandenganlesikulit.
5,6
Gejalapadasaluranpernafasandanmuntahjarangsekaliterjadi.
Lesikulit
awalmengenaikulitkepala,muka,badan,biasanyasangatgatal,berupamacula
kemerahan,kemudianberubahmenjadilesivesikelkecildanberisicairandi
1
dalamnya,sepertitampilantetesanairmata. Penyembuhanadalahterbentuknya
selepitelkulitbaruyangmunculdaridasarlesi.Hipopigmentasidapatterjadi
akibatpenyembuhanlesi.Scarataubekaslukajarangterjadiakibatinfeksi
varicella.
PENGOBATANDANPROFILAKSIS
Asiklovir,famsiklovir,danvalasikloviradalahagenantiviralyangtelahdiakui
untukpenangananterhadapinfeksivaricella.Nukleotidainitelahmenggantikan

Patrick G. Tendean - 120111032


vidarabindanIFN,yangmerupakanantiviruspertamayangdiketahuimemiliki
31
efekklinisuntukmengatasiinfeksiprimerdanrekurensdariVZV.
Asiklovirhanyaterfosforilasiketikabertemudengantimidinkinasedarivirus,
obatinicenderunginaktifdidalamtubuhkecualibilatersensitisasidengansel
yangterinfeksiVZVatauyangtelahmemilikienzimvirus.Setelahterjadi
penggabunganantaraasiklovirdengantimidinekinase,makaselularkinaseakan
memetabolismemonofosfatmenjaditrifosfatyangbersifatkompetitifinhibitor
danmenjadirantaiterminasiDNAviruspolimerase.Konsentrasiyangbiasanya
32
diperlukanuntukmenginhibisiVZVadalahsekitar1hingga2mg/ml. Obat
lainnyaadalahfamsikloviryangmerupakandiasetil,6deoksiesterpenciclovir,
yangmerupakananalogdariguanosinnukleotida.Metabolismedariobatini
dimulaidariuptakediselususdandiselesaikandihati.Carakerjanyaserupa
33
denganasiklovir. Valasikloviradalahasiklovirdenganderivatvalinesteryang
memungkinkanabsorbsisecaraorallebihbaikdariasiklovirbiasa,valasiklovir
berubahkembalimenjadiasiklovirpadasaatprosesabsorbsidanmemilikicara
kerjayangsamaterhadapVZVdenganderivatasiklovirbiasa.Selainitu,terdapat
pulaBvaraUyangmerupakannukleosidalainyangjugamemilikikemampuan
1
tinggiuntukmenginhibisiaktivitasVZVinvitro. Untukmerekayang
mengalamiresistensiterhadapasiklovirmakadapatdiberikanfoskarnetsebagai
6
penggantinya.
PROGNOSIS
Infeksiprimervaricellamemilikitingkatkematian23per100.000kasusdengancase
fatalityratepadaanakberumur14tahundan59tahun(1kematianper100.000kasus).
KESIMPULAN
VaricelamerupakanpenyakitmenularyangdisebabkanolehvirusVaricellaZosteryang
hinggakinimasihtetapmenjadiepidemididuniadandiIndonesia.WalaupuninfeksiV
aricellaZostertergolongkedalaminfeksiringan,namundalamkondisidefisiensiimun
penyakitdapatmenjadiberatdantidakmenutupkemungkinanberujungkepada
kematian.Pemberianvaksinasidanimmunoglobulintelahterbuktiefektifmemberikan
perlindungandariinfeksivirusini.Hinggasaatini,asikloviroraltetapmenjadiobat
utamauntukpengobatanvaricelladanherpeszoster.

Patrick G. Tendean - 120111032

Anda mungkin juga menyukai