Anda di halaman 1dari 16

Organ Hepar, Pankreas dan Lien dalam Sistem Pencernaan

Yussi Septiana
1022014079
Mahasisiwi Fakultas Kedokteran
Universitas Kristen Krida Wacana
Jalan Arjuna Utara no 6, Kebon Jeruk, Jakarta Barat
Abstrak
Dalam kehidupan kita, selalu ada siklus yang akan terjadi. Seperti pada sistem
pernafasan, akan ada udara yang masuk ke dalam tubuh dan keluar dari tubuh kita. Seperti
pada sistem pendarahan, akan ada darah yang masuk ke jantung dan ada yang keluar dari
jantung. Dan hal yang penting adalah pendapatan energi bagi tubuh kita melalui makanan
yang akan kita makan. Tentu saja akan ada makanan yang masuk ke dalam tubuh dan ada
yang akan dikeluarkan dari dalam tubuh. Pengolahan dari zat makanan menjadi energi ini
disebut sebagai sistem pencernaan. Organ yang berperan juga organ-organ pencernaan.
Setelah diperoleh energi yang diinginkan, maka sisa-sisa dari makanan tersebut akan
dikeluarkan dari tubuh melalui sistem ekskresi dalam proses defekasi berupa bentuk feses.
Setiap organ pencernaan melakukan fungsinya masing. Fungsinya antara lain adalah
motilitas, sekresi, pencernaan, dan penyerapan.
Kata kunci : Sistem pencernaan, motilitas, sekresi, penyerapan

Abstract
In our lives, there is always a cycle that will happen. As in the respiratory system,
there will be air that goes into the body and out of your body. As in the blood, there will be
blood in the heart and there is nothing out of the heart. And the important thing is income
energy for our body through the food that we eat. Of course there will be food goes into the
body and have to be removed from the body. Processing of nutrients into energy is referred to
as the digestive system. Organs that take also of the digestive organs. Having obtained the
desired energy, the remnants of the meal will be removed from the body through excretion
1

system in the form of feces defecation process. Each of the digestive organs perform their
functions. Its functions are motility, secretion, digestion, and absorption.
Key word : Digestive System, motility, secretion, absorption

Pendahuluan
Setiap manusia akan merasa lapar sehingga semua manusia pasti akan makan untuk
memenuhi rasa lapar mereka. Makan sebenarnya merupakan salah satu usaha untuk dapat
tetap hidup karena tanpa makanan kita tidak akan mendapatkan energi untuk beraktivitas.
Tanpa energi maka kita akan mati, maka dari itu makan merupakan salah satu usaha
mempertahankan kehidupan. Dan proses perubahan dari makanan menjadi energi bagi tubuh
kita ini adalah proses pencernaan.
Pencernaan merupakan suatu proses penguraian makanan dari struktur yang komplek diubah
menjadi satuan-satuan lebih kecil yang dapat diserap oleh enzim-enzim yang diproduksi di
dalam sistem pencernaan. Organ-organ utama yang berperan dalam sistem pencernaan antara
lain mulut, kerongkongan, lambung, usus halus, usus besar, rektum, dan anus. Sementara
organ tambahan dalam sistem pencernaan meliputi hati dan pankreas. Semua organ tersebut
menghasilkan enzim-enzim yang berguna untuk menguraikan makanan dari molekul
kompleks menjadi sederhana yang dapat digunakan oleh setiap sel untuk aktivitas tubuh
manusia.

Hepar
Hati adalah organ metabolik terbesar dan terpenting di tubuh. Hati penting bagi sistem
pencernaan untuk sekresi garam empedu, tetapi hati juga melakukan berbagai fungsi lain
yaitu :8
1. Pengolahan metabolik kategori nutrien utama (karbohidrat, lemak, protein) setelah
penyerapan nutrien-nutrien utama tersebut dari saluran pencernaan.
2. Detoksifikasi atau degradasi zat-zat sisa dan hormon serta obat dan senyawa asing
lainnya.

3. Sintesis berbagai protein plasma, mencakup protein-protein yang penting untuk


pembekuan darah serta mengangkut hormon tiroid, steroid dan kolesterol dalam
darah.
4. Penyimpanan glikogen, lemak, besi, tembaga dan banyak vitamin.
5. Pengaktifan vitamin D, yang dilakukan oleh hati bersama dengan ginjal.
6. Pengeluaran bakteri dan sel darah merah yang sudah rusak berkat adanya makrofag
residen.
7. Ekskresi kolesterol dan billirubin, yang terakhir adalah produk penguraian yang
berasal dari destruksi sel darah merah yang sudah rusak
Struktur Makroskopis Hepar
Secara anatomis, hepar terdiri dari lobus kanan yang besar, dan lobus kiri yang lebih kecil.
keduanya dipisahkan di anterosuperior oleh ligamentum falsiforme dan di pstero-inferior oleh
fisura untuk ligamentum venosum dan ligamentum teres.2 Batas-batas hepar :

Atas : diafragma

Kanan : perpotongan sela iga 4 dengan line midclavicula menuju ke bawah sampai
iga 7 kanan

Kiri : sela iga 5 dan rawan iga 6 sampai pertengahan garis parasternal-garis
midclavicula kiri

Bawah : sesuai tepi tajam hati : sebagai garis dari kanan 1 cm di bawah arcus
aorta sampai rawan iga 9 menuju kiri atas memotong linea mediana pada jarak
pertengahan processus xyphoideus-umbilicus berakhir pada batas ujung kiri atas.3

Hepar hampir seluruhnya dilapisi oleh peritoneum yang merupakan kapsula fibrosa. Hanya di
beberapa are yang tidak dilapisi oleh peritoneum yaitu area nuda atau permukaan yang
berbatasan dengan diafragma, porta hepatis dan fossa vesica fellea.4
Facies Inferior Hepatis
Pada facies inferior hepatis dapat dijumpai alur berbentuk H, dengan deskirpsi sebagai
berikut :

Alur melintang sesuai pintu masuk pembuluh darah dan saluran empedu ke dalam
hepar yaitu porta hepatis
3

Disebelah kanan terdapat alur besar = fossa sagitalis dextra yang ditempati vena
cava inferior di sebelah atas dan vesica fellea di sebelah bawah depan

Bagian anterior fosa sagitalis dextra disebut fossa vesica fellea sedangkan bagian
posteriornya disebut fossa vena cava

Disebelah kiri terdapat alur = fossa sagitalis sinistra, yang ditempati oleh :
ligamentum venosum Arantii disebelah posterios dan logamentum teres hepatis di
sebelah anterior3

Pada facies inferior hepatis, lobus sinister terdapat area yang berbatasan dengan oesophagus
membentuk impressio esophagea, dengan gaster membentuk impressio gastrica juga terdapat
sedikit tonjolan, tuber omentale, tempat facies inferior berhubungan dengan omentum minus
(terdiri dari ligamentum hepato duodenale dan ligamentum hepato gastricum). Untuk lobus
dextra terdapat area yang berbatasan dengan beberapa organ yaitu duodenum membentuk
impressio duodenalis, impressio colica, ginjal membentuk impressio renalis, dan impressio
suprarenalis (lihat gambar 1).3

Gambar 1. Impressio pada hepar


Sumber : www.anatomy.med.keio.ac.jp5

Facies Diaphragmatica Hepatis


4

Facies diaphragmatica hepatis berbatasan dengan permukaan bawah paru dan jantung, tempat
berbatasan dengan jantung sedikit tertekan dan menimbulkan lekukan yang disebut impressio
cardiaca.3
Struktur Mikroskopis Hepar
Hepar dibungkus oleh lapisan yang terdiri dari serabut kolagen dan jaringan elastis yang
disebut Kapsul Glisson. Lapisan ini akan masuk ke dalam parenchym hepar
mengikuti pembuluh darah getah bening dan duktus biliaris. Massa dari hepar seperti spons
yang terdiri dari sel-sel yg disusun di dalam lempengan-lempengan/ plate dimana akan
masuk ke dalamnya sistem pembuluh kapiler yang disebut sinusoid. Sinusoid-sinusoid
tersebut berbeda dengan kapiler-kapiler di bagian tubuh yang lain, oleh karena lapisan
endotel yang meliputinya terdiri dari sel-sel fagosit yg disebut sel kupfer. Sel kupfer
lebih permeabel yang artinya mudah dilalui oleh sel-sel makro dibandingkan kapilerkapiler yang lain. Lempengan sel-sel hepar tersebut tebalnya 1 sel dan punya hubungan erat
dengan sinusoid. Pada pemantauan selanjutnya nampak parenkim tersusun dalam lobulilobuli. Di tengah-tengah lobuli terdapat vena sentralis yang merupakan cabang dari venavena hepatika (vena yang menyalurkan darah keluar dari hepar). Di bagian tepi di antara
lobuli-lobuli terhadap tumpukan jaringan ikat yang disebut segitiga kiernan yaitu
mengandung cabang-cabang vena porta, arteri hepatika, ductus biliaris.4

Gambar 2. Mikroskopis hepar


Sumber : embryology.med.unsw.edu.au6
5

Gambar 3. Segitiga kiernan


Sumber : www.vivo.colostate.edu7
Vaskularisasi Hepar
Aliran darah hepar berasal dari 2 sumber yaitu vena portal dan arteri hepatika. Arteri hepatika
komunis mensuplai 25 % aliran darah ke hepar dan vena porta mensuplai sisanya yaitu 75 %.
1. Arteri hepatica communis
Merupakan cabang dari arteri coeliaca, berjalan ke ventral agak ke kanan pada margo
superior pancreas, di sebelah dorsal pars superior duodeni. Kemudian arteri itu
membelok dan masuk ke dalam ligamentum hepatoduodenale, berjalan didalam
ligamentum itu bersama-sama dengan duktus choledocus, vena portae, pembuluh limfe,
dan serabut saraf menuju porta hepatis. Didalam ligamentum hepatoduodenale, arteri
hepatis comunis berada disebelah anterior agak ke kiri dari duktus choledocus dan
berada disebelah anterior vena porta.
Sampai pada porta hepatis, arteri hepatica communis bercabang menjadi dua yaitu:
a. Arteri hepatica propria dextra : memberi suplai darah kepada vesica fellea.
b. Arteri hepatica propria sinistra : memberi suplai darah untuk capsula hepatis glissoni
dan lobus caudatus hepatis.
2. Vena porta hepatis
Menerima darah dari vena messenterica superior, vena messenterica inferior, vena
renalis dan vena umbilicalis. Berjalan disebelah dorsal pars superior duodeni, lalu
berjalan ascendens masuk ke dalam ligamentum hepatoduodenale. Didalam ligamentum
hepatoduodenale, vena porta berada disebelah dorsal dari arteri hepatica communis,
sampai pada porta hepatis, vena portae bercabang 2 membentuk ramus dextra dan
sinistra, dan bersama-sama dengan arteri hepatica propria dextra dan sinistra masuk
kedalam lobus hepatis dextra dan lobus hepatis sinistra.
6

3. Vena Hepatica
Membawa darah dari hepar masuk kedalam vena cava inferior. Terdiri dari :
a. Upper group, terdiri dari 3 vena yang besar
b. Lower group, yang jumlah bervariasi dan ukurannya kebih kecil.7

Gambar 4. Vaskularisasi hepar


Sumber : Netters Clinical Anatomy8
Persarafan Hepar

Simpatis : n. Coeliacus

Parasimpatis : n. Vagus

Enzim
Cairan Empedu yang berfungsi untuk mengemulsi lemak.9

Pankreas
1. Fungsi
Pankreas merupakan struktur berlobulus yang memiliki fungsi eksokrin dan
endokrin. Kelenjar eksokrin mengeluarkan cairan pankreas menuju duktus pankreatikus,
dan akhirnya ke duodenum. Sekresi ini penting untuk pencernaan dan absorpsi protein,
lemak dan karbohidrat. Endokrin pankreas bertanggung jawab untuk produksi serta
sekresi glukagon dan insulin, yang terjadi dalam sel-sel khusus di pankreas.2
2. Struktur makroskopis
Pankreas merupakan kelenjar eksokrin dan endokrin. Bagian eksokrin kelenjar
menghasilkan sekret yang mengandung enzim-enzim yang dapat menghidrolisis
protein, lemak, dan karbohidrat. Pankreas merupakan organ yang memanjang dan
terletak pada epigastrium dan kuadran kiri atas. Strukturnya lunak, berlobulus, dan
terletak pada dinding posterior abdomen di belakang peritoneum. Pankreas menyilang
planum transpyloricum. Pankreas dapat dibagi dalam caput, collum, corpus, dan
cauda.
7

a.

Caput Pancreatis

berbentuk seperti cakram dan terletak di dalam bagian cekung duodenum. Sebagian
caput meluas di kiri di belakang arteri dan vena mesenterica superior serta
dinamakanProcessus Uncinatus.
b.

Collum Pancreatis

merupakan bagian pancreas yang mengecil danmenghubungkan caput dan corpus


pancreatis. Collum pancreatisterletak di depan pangkal vena portae hepatis dan
tempatdipercabangkannya arteria mesenterica superior dari aorta.
c.

Corpus Pancreatis

berjalan ke atas dan kiri, menyilang garistengah. Pada potongan melintang sedikit
berbentuk segitiga.
d.

Cauda Pancreatis

berjalan ke depan menuju ligamentumlienorenalis dan mengadakan hubungan dengan


hilum lienale.10
3. Stuktur Mikroskopis
Pankreas memiliki unsur eksokrin maupun endokrin yang menempati sebagian
besar kelenjar. Pankreas eksokrin yang merupakan bagian terbesar dari kelenjar,
terdiri atas asini serosa yang berhimpitan, tersusun dalam banyak lobulus kecil.
Lobuli dikelilingi septa intra- dan interlobular, dengan pembuluh darah, duktus, saraf,
dan kadang-kadang badan Pacini. Di dalam massa asini serosa, terdapat pulau
Langerhans yang terisolasi. Pulau ini adalah bagian endokrin pankreas dan merupakan
ciri khas pancreas.
Sebuah asinus pankreas terdiri atas sel-sel zimogen penghasil-protein
berbentuk piramid mengelilingi sebuah lumen sentral yang kecil. Duktus ekskretorius
meluas ke dalam setiap asinus dan tampak sebagai sel sentroasinar yang terpulas
pucat di dalam lumennya. Produk sekresi asini dikeluarkan melalui duktus interkalaris
(intralobular) yang sempit. Duktus ini memiliki lumen kecil dengan epitel kuboid
rendah. Sel sentroasinar berlanjut sebagai epitel duktus interkalaris. Duktus
interkalaris kemudian berlanjut sebagai duktus interlobular yang terdapat di dalam
8

septa jaringan ikat yang terdapajsdi antara lobuli. Duktus interlobular dilapisi epitel
selapis kuboid yang makin tinggi dan menjadi berlapis pada duktus yang lebih besar.11

Gambar 5. Pankreas
Sumber : Netters Clinical Anatomy12

4. Vaskularisasi
a. Arteriae

A.pancreaticoduodenalis superior (cabang A.gastroduodenalis )

A.pancreaticoduodenalis inferior (cabang A.mesenterica cranialis)

A.pancreatica magna dan A.pancretica caudalis dan inferior cabang A.lienalis

b. Venae
Venae yang sesuai dengan arteriaenya mengalirkan darah ke sistem porta.

Gambar 6. Vaskularisasi pankreas


Sumber : Amazon news
5. Persarafan

Simpatis oleh n. splancnicus

Parasimpatis oleh n. Vagus

6. Enzim
Tripsinogen diubah menjadi tripsin aktif oleh enterokinase, enzim yang
disekresi usus halus. Dalam bentuk aktif, tripsin ini mengubah pepton dan protein
menjadi asam amino.
10

Amilase mengubah zat pati, baik yang masak dan tidak masak

menjadi

maltosa (gula malt).


Lipase mengubah lemak menjadi asam lemak dan gliserol setelah empedu
mengemulsi lemak yang meningkatkan area permukaan.
Kimoripsin memecah ikatan peptida pada sisi karboksil asam amino aromatik
Karboksipeptidase memecah asam amino aromatik dan alifatik
Ada lima hormon yang meningkatkan kadar glukosa darah, yaitu :
a) Insulin merupakan hormon yang menurunkan kadar glukosa dalam darah dan
dibentuk oleh sel-sel beta pulau langerhans pankreas. Berfungsi untuk
menurunkan kadar gula darah dengan cara meningkatkan transport glukosa
kedalam sel, menghambat pemecahan glukogen dan asam amino menjadi
glukosa.
b) Glukosa yang disekresi oleh sel-sel alfa pulau langerhans yang berfungsi
untuk meningkatkan kadar glukosa dalam darah.
c) Epinefrin yang disekresi oleh medulla adrenal dan jaringan kromafin lain,
berfungsi untuk meningkatkan kadar glukosa dalam darah.
d) Glukokortikoid yang disekresi oleh korteks adrenal.
e) Growth hormone yang disekresi oleh kelenjar hipofisis anterior.9

Lien
1. Fungsi
a. Mengembalikan cairan dan protein dari jaringan ke dalam sirkulasi darah.
b. Mengangkut limfosit dari kelenjar limfe ke sirkulasi darah.
c. Membawa lemak yang sudah dibuat emulsi dari usus ke sirkulasi darah.
Saluran limfe yang melaksanakan fungsi ini ialah saluran lakteal (di mukosa
usus halus)
d. Kelenjar limfe menyaring dan menghancurkan mikroorganisme untuk
menghindarkan penyebaran organisme itu ke dalam jaringan, dan bagian lain
tubuh.
e. Apabila ada infeksi, kelenjar limfe menghasilkan zat imun (antibodi) untuk
melindungi tubuh terhadap mikroorganisme.13
11

2. Stuktur Makroskopis
Nama lain dari lien adalah spleen atau limpa. Konsistensinya kental, lebih
lembek dari pada hepar, dan dapat berkontraksi. Warna merah keabu-abuan. Letaknya
di intra peritoneal, pada region hypocondrica sinistra, setinggi iga 9, 10, 11. Sumbu
panjang sesuai iga 10.14
3. Struktur Mikroskopis
Alat tersebsar di antara organ lymphatica.
Struktur :
- tunica serosa membungkus lien berupa epitel pipih selapis, sebagai bagian
mesothelium (berasal dari peritoneum)
- capsula atau tunica fibrosa berupa jaringan ikat fibrus padat, berisi :
i.

banyak berkas kolagen

ii.

sedikit otot polos

iii.

berkas elastis di bagian dalam

Capsula mempercabangkan trabecula, yang masuk membawa :


- banyak berkas kolagen
- sedikit otot polos
- berkas elastis di bagian dalam
capsula mempercabangkan trabecula, yang masuk membawa :
i.

lebih banyak berkas elastis

ii.

otot polos

iii.

berkas kolagen yang berhubungan dengan berkas retikuler berasal dari pulpa.

- Pulpa. Dikenal 2 jenis :


a. Pulpa alba yang tersusun oleh :
12

i.

nodulus lymphaticus dengan : a lymphonoduli (dulu ; a centralis) yang ada


di tepi nodulus lymphaticus (lymphonodulus).

ii.

zona marginalis : daerah tepi, di luar lymphonodulus, kurang padat

Ciri : lymphocytus Y ; di sekitar a lymphonoduli


lymphocytus B ; di zona marginalis
b. pulpa rubra yang tersusun oleh :
- chroda splenica, terdiri atas 2 komponen : serabut retikuler dan kolagen, yang
berhubungan dengan serabut pulpa.
Reticulocytus, macropaghocytus, plasmocytus, del darah.
- sinus venularis : suatu venula postcapillaris yang menghubungkan capilarum
terminale dengan vena pulpae rubrae. Dinding sinus venularis tersusun oleh :
endothelium, membatasi rongga, sel fusiform, inti bulat, sentral.
Serabut elastis dan serabut pulpa yang merupakan berkas dan dinamakan : fira
reticularis annularis.
Pada dasarnya gambaran mikroskopis lien dibedakan menjadi tiga tipe yang
menyolok. Berdasarkan fungsinya sebagai lien penyimpan dengan capsula tebal dan
pulpa merah yang dominan, sedangkan pulpa putih sedikit. Sebaliknya lien tipe
pertahanan capsulanya tipis dengan pulpa putih yang dominan, pula merah sedikit.
Lien tipe peralihan gambaran mikroskopis terletak diantara 2 tipe tersebut diatas.15

13

Gambar 4. Lien dan bagian-bagiannya


Sumber : Netters Clinical Anatomy12

4. Vaskularisasi
- a lienalis masuk melalui hilum menjadi a. Trabecularis 9tipe : otot). Setelah
mencapai diameter 0.2 mm, arteria meninggalkan trabecula, menjadi a.lymphonoduli
(dulu : a centralis). Pada arteria ini tunica adventitia diganti oleh jaringan limfatik
yang menyelubunginya sebagai vagian periartialis lymphatica, di dalam pulpa alba,
Arteria ini bercabang-cabang. Setelah mencapai diameter 40 50 mm, a
lymphonoduli meninggalkan pulpa alba, memasuki pulpa rubra, bercabang-cabang
menjadi kecil, lurus. Bangunan terakhir ini dinamakan pula penicillum, terdiri atas 3
bagian :
- arteriola penicillaris : bagian terpanjang ; tunica media terdiri atas sel otot polos
selapis, serabut elastis dan jaringan limfatik
- arteriola ellipsoidea (vaginata) : endothelium diselubungi serabut reticuler,
reticulocytus dan macrophagocytus.
- Vas capillarum terminale : ini melanjutkan diri sebagai sinus venularis. Sebagai
kapiler yang merupakan ujung akhir sistem arteria, maka dinding pembuluh dilapisi
endotel selapis.
- Vena Pulpae rubra menerima darah dari sinus venularis, masuk ke dalam pulpa
rubra. Dinding vena terdiri atas endothelium, diperkuat oleh stroma pulpae rubrae, V.
Pulpae rubra bercabang membentuk V. Trabecularis dengan dinding yang berupa
endothelium, diperkuat oleh jaringan ikat trabecula.15
14

5. Persarafan
Dipersarafi oleh serabut-serabut post ganglionic simphaticus

Kesimpulan
Sama halnya dengan organ pencernaan lainnya, hepar, pakreas, dan lien memiliki
fungsi yang sama penting dalam proses pencernaan. Tanpa tambahan kerja dari organ
tersebut, dapat terjadi masalah kesehatan. hepar, pankreas dan lien merupakan organ
tambahan yang memang tidak bekerja seperti organ mulut, esofagus, lambung, usus, rectum
dan anus. Hepar, pankreas dan lien hanya memberikan sekretnya untuk diteruskan pada organ
tersebut dan membantu proses pencernaan makanan.

Daftar Pustaka
1. Cahyono JBSJ. Batu empedu. Yogyakarta : Penerbit Kanisius; 2009. h.21
2. Faiz O, Moffat D. At a glance. Jakarta : Penerbit Erlangga; 2008 .h.41
3. Freeman WH, Bracegirdle B. An advance atlas of hystology . Herineman; 2002. h.778.
4. Kasim YI. Alat-alat intra abdomen. Dalam Buku Ajar Anatomi. Edisi 2. Jakarta :
Universitas Kristen Krida Wacana; 2010.h.68-75
5. Funato

K.

Liver.

Diakses

tanggal

11

Juli

2015.

Diakses

dari

www.anatomy.med.keio.ac.jp
6. Bowen R. Hepatic hystology : the lobule. 23 Oktober 2006. Diakses tanggal : 9 Juli
2015.

Diakses

dari

http://www.vivo.colostate.edu/hbooks/pathphys

/digestion/liver/histo_lobule.html
7. Anonim. Liver histology. Diakses tanggal : 9 Juli 2015. Diakses dari :
https://embryology.med.unsw.edu.au/embryology/index.php/Gastrointestinal_Tract__Liver_Histology
8. Sherwood L. Fisiologi manusia: dari sel ke sistem. Dalam: Pendit BU, Yesdelita N,
penyunting. Pembuluh darah dan tekanan darah. Edisi ke-6. Jakarta: EGC; 2013
9. Widjaja H. Anatomi abdomen. Jakarta: EGC;2009:h. 105-125

15

10. dr . W. Winami w., M.Biomed.,P.A, dr. K.Kindangen, dr. Y. Inggriani K. Bagian


anatomi Fakultas Kedokteran UKRIDA.Buku ajar anatomi traktus digestivus. Jakarta :
FK UKRIDA. 2010. h. 56-87
11. Fawcett, DW. Buku ajar histologi. Edisi ke-12. Jakarta: EGC; 2002.h.536-624.
12. Hansen JT. Netters clinical anatomy. 2nd Edition. Canada : Elsevier Inc;
2010.h.150&152.

13. Syandlyah. Fisiology of Enterohepatics Organ. Edisi 19 April. Diunduh dari


https://smileandsemangat.wordpress.com/2012/04/. 8 Juli 2015
14. Winarni W, Kindangen K, Inggriani K. Bagian

anatomi Fakultas Kedokteran

UKRIDA.Buku ajar anatomi traktus digestivus. Jakarta : FK UKRIDA. 2010. h. 5687


15. INK Bes. Histologi sistem limfatika. Edisi 20 Maret 2009. Diunduh dari
http://ajarhistovet.blogspot.com/2009/03/vi-histologi-sistem-limfatika.html.8Juli 2015

16

Anda mungkin juga menyukai