Anda di halaman 1dari 12

[Makalah] Pencemaran NOx pada Gas Udara

KATA PENGANTAR
Puji dan syukur penulis sampaikan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena berkat
rahmat dan hidayah-Nya penulis dapat menyelesaikan makalah yang berjudul Pencemaran
NOx pada Gas Udara. Makalah ini memaparkan tentang dampak pencemaran NOx pada
gas udara dan metode pengukuran yang dilakukan untuk mengatasi pencemaran udara. Hal
ini dikarenakan karena bahaya NOx bagi kesehatan dan lingkungan. Pada kesempatan ini,
penulis mengucapkan terima kasih kepada bapak Gusrizal, S.Si, M.Si selaku dosen
pengampu mata kuliah Analisis cemaran Lingkungan. Penulis juga mengucapkan terima
kasih kepada semua pihak yang telah membantu dalam penyelasaian makalah ini dan
memberikan motivasi kepada penulis.
Penulis menyadari bahwa hasil percobaan ini masih jauh dari kesempurnaan, untuk
itu penulis sangat mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun dari pembaca.
Akhir kata, penulis mengucapkan semoga tulisan ini bermanfaat bagi semua pihak.

Pon
tianak, Juni 2012

Penulis

BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Udara adalah salah satu komponen yang terpenting bagi kehidupan manusia. Udara yang
dibutuhkan adalah udara yang bersih minim partikulat materi-materi yng berbahaya namun kaya
akan oksigen. Udara yang seperti ini susah dideskripsikan dengan data-data. Oleh karena itu, untuk
memenuhi kebutuhan udara bersih, pemerintah dari setiap Negara khususnya pemerintah Indonesia
membuat peraturan pemerintah PP RI No. 41 Tahun 1999 Tentang Pengendalian Pencemaran
Udara. Udara sebagai komponen lingkungan yang penting dalam kehidupan perlu dipelihara dan
ditingkatkan kualitasnya sehingga dapat memberikan daya dukungan bagi mahluk hidup untuk hidup
secara optimal.
Pencemaran udara dewasa ini semakin menampakkan kondisi yang sangat memprihatinkan.
Sumber pencemaran udara dapat berasal dari berbagai kegiatan antara lain industri, transportasi,
perkantoran, dan perumahan. Berbagai kegiatan tersebut merupakan kontribusi terbesar dari
pencemaran udara yang dibuang ke udara bebas. Sumber pencemaran udara juga dapat
disebabkan oleh berbagai kegiatan alam, seperti kebakaran hutan, gunung meletus, gas alam
beracun, dan lain-lain.
Dampak dari pencemaran udara tersebut adalah menyebabkan penurunan kualitas udara, yang
berdampak negatif terhadap kesehatan manusia.Definisi pencemaran udara menurut peraturan
Pemerintah No.29 Tahun 1986 adalah masuk atau dimasukkannya makhluk hidup, zat, energy, dan
atau komponen lain ke udara danatau berubahnya tatanan udara oleh kegiatan manusia atau oleh
proses alam, sehingga kualitas udara turun sampai ke tingkat tertentu yang menyebabkan udara
menjadi kurang atau tidak dapat berfungsi lagi sesuai dengan peruntukannya. Dengan adanya
peraturan pemerintah tersebut maka pada pelaksanaannya sudah dibuat ketentuan-ketentuan yang
berhubungan dengan hal tersebut seperti misalnya, ketentuan umum untuk baku mutu udara
ambient adalah batas yang diperbolehkan bagi zat atau bahan pencemar terdapat di udara namun
tidak menimbulkan gangguan terhadap makhluk hidup, tumbuh-tumbuhan, dan atau harta
benda.Sedangkan baku mutu udara emisi adalah batas kadar yang diperbolehkan bagi zat atau
bahan pencemar untuk dikeluarkan dari sumber pencemar ke udara, sehingga tidak mengakibatkan
dilampauinya baku mutu udara ambien.
Pengukuran kualitas udara ambien bertujuan untuk mengetahui konsentrasi zat pencemar yang
ada di udara. Data hasil pengukuran tersebut sangat diperlukan untuk berbagai kepentingan,
diantaranya untuk mengetahui tingkat pencemaran udara di suatu daerah atau untuk menilai
keberhasilan program pengendalian pencemaran udara yang sedang dijalankan. Untuk
mendapatkan hasil pengukuran yang valid (yang representative), maka dari mulai pengambilan
contoh udara (sampling) sampai dengan analisis di laboratorium harus menggunakan peralatan,
prosedur dan operator (teknisi, laboran, analis dan chemist) yang dapat dipertanggung jawabkan.
Dalam pelaksanaan pengukuran kualitas udara ambient dapat dilakukan secara kontinyu
menggunakan peralatan automatic yang dapat mengukur zat pencemar secara langsung dan
dengan cepat, sehingga fluktuasi konsentrasi zat pencemar diudara ambient dapat dipantau.
Mengingat bahayanya pencemaran udara terhadap kesehatan sebagaimana kasus-kasus
tersebut diatas, maka dipandang perlu dilakukan untuk mengetahui berbagai parameter pencemar
seperti: sifat bahan pencemar, sumber dan distribusi, dan dampak yang mungkin terjadi juga cara
pengendalian, maka diperlukan suatu pedoman atau acuan dalam rangka meminimalkan terjadi
dampak terhadap kesehatan .Jenis parameter pencemar udara dalam percobaan ini didasarkan
pada baku mutu udara ambien menurut Peraturan Pemerintah Nomor 41 tahun 1999, yang
meliputi : Nitrogen dioksida (NO2)

I.2 Tujuan
Adapun tujuan pembuatan makalah ini yaitu :
1) Untuk mengetahui pencemaran NOx di udara.
2) Untuk mengetahui dampak penyemaran NOx
3) Untuk mengetahui Baku Mutu NOx
4) Untuk mengetahui prinsip dan metode pengukuran NOx
I.3 Manfaat
Manfaat dari penulisan makalah ini yaitu :
1) Memberikan informasi tentang pencemaran NOx di udara
2) Memberikan informasi tentang dampak pencemaran NOx
3) Memberikan informasi bagaimana cara mengukur kadar NO x di udara

BAB II
PEMBAHASAN
2.1. Udara dan Pencemaran Udara
Udara merupakan campuran beberapa macam gas yang perbandingannya tidak
tetap. Komposisi campuran gas tersebut tidak selalu konstan dan selalu berubah dari waktu
ke waktu. Komponen yang konsentrasinya paling bervariasi adalah air yang berupa uap air.
Jumlah air yang terdapat di udara bervariasi tergantung dari cuaca dan suhu. Udara dalam
istilah meteorologi disebut juga atmosfir yang berada di sekeliling bumi yang fungsinya
sangat penting bagi kehidupan di dunia ini. Atmosfir merupakan campuran gas-gas yang
tidak bereaksi satu dengan lainnya (innert). atmosfir terdiri dari selapis campuran gas-gas,
sehingga sering tidak tertangkap oleh indera manusia kecuali apabila berbentuk cairan (uap
air) dan padatan (awan dan debu). Lapisan atmosfir mempunyai ketinggian sekitar 110 km
dari permukaan tanah dan bagian terbesar berada di bawah ketinggian 25 km, karena
tertahan oleh gaya gravitasi bumi. (Putri.dkk,2009).
Udara mengandung sejumlah oksigen, merupakan komponen esensial bagi
kehidupan, baik manusia maupun makhluk hidup lainnya. Udara yang normal merupakan
campuran gas-gas meliputi 78 % N2; 20 % O2; 0,93 % Ar ; 0,03 % CO 2 dan sisanya terdiri
dari neon (Ne), helium (He), metan (CH4) dan hidrogen (H2). Sebaliknya, apabila terjadi
penambahan gas-gas lain yang menimbulkan gangguan serta perubahan komposisi
tersebut, maka dikatakan udara sudah tercemar/terpolusi(anonim a, 2012).
Pencemaran udara dapat diartikan sebagai adanya bahan-bahan atau zat-zat asing
di dalam udara yang menyebabkan perubahan susunan (komposisi) udara dari keadaan
normalnya. Masuknya bahan-bahan atau zat-zat asing ke dalam udara selalu menyebabkan
perubahan kualitas udara. Masuknya bahan-bahan atau zat-zat asing tersebut tidak selalu
menyebabkan pencemaran udara. Mengacu pada defenisinya, pencemaran udara baru
terjadi jika masuknya bahan-bahan atau zat-zat asing tersebut menyebabkan mutu udara
turun sampai ketingkat dimana kehidupan manusia, hewan dan binatang terganggu atau
lingkungan tidak berfungsi sebagai mana mestinya (Arya Wardana, Wisnu,2004).
2.2. Komponen Pencemaran Udara
Udara di daerah perkotaan yang mempunyai banyak kegiatan industri dan teknologi
serta lalu-lintas yang padat, udaranya relatif sudah tidak bersih lagi. Udara di daerah industri
kotor tekena bermacam-macam pencemar. Dari beberapa macam komponen pencemar
udara, maka yang paling banyak berpengaruh dalam pencemaran udara adalah komponenkomponen berikut ini(anonim b,2012):
Tabel 1 Daftar Pencemaran Udara

Komponen pencemaran udara tersebut di atas bisa mencemari udara secara sendirisendiri, atau dapat pula mencemari udara secara bersama-sama. Jumlah komponen
pencemaran udara tersebut tergantung pada sumbernya. Di atmosfer, berbagai polutan

udara akan melalui berbagai proses. Baik pencampuran antara polutan yang satu dengan
yang lain yang pada akhirnya akan meningkatkan komposisi polutan itu sendiri bahkan
memunculkan jenis polutan yang baru. Namun alam mempunyai prosesnya sendiri yang
secara alamiah dapat mengurangi maupun memindahkan konsentrasi berbagai partikulat
tersebut sebagai akibat faktor meteorologi. Pencemaran udara akan dipancarkan oleh
sumbernya dan kemudian mengalami transportasi, dispersi atau pengumpulan karena
kondisi meteorologi maupun topograf( Fardiaz. 1992).
2.3. Nitrogen oksida (NOx)
Nitrogen oksida (NOx) adalah senyawa gas yang terdapat di udara bebas (atmosfir)
yang sebagian besar terdiri atas nitrit oksida (NO) dan nitrogen dioksida (NO2) serta
berbagai jenis oksida dalam jumlah yang lebih sedikit. Kedua macam gas tersebut
mempunyai sifat yang sangat berbeda dan keduanya sangat berbahaya bagi kesehatan.
Gas NO yang mencemari udara secara visual sulit diamati karena gas tersebut tidak
bewarna dan tidak berbau. Sedangkan gas NO2 bila mencemari udara mudah diamati dari
baunya yang sangat menyengat dan warnanya merah kecoklatan. Sifat Racun
(toksisitas)gas NO2 empat kali lebih kuat dari pada toksisitas gas NO. Organ tubuh yang
paling peka terhadap pencemaran gas NO2 adalah paru-paru. Paru-paru yang
terkontaminasi oleh gas NO2 akan membengkak sehingga penderita sulit bernafas yang
dapat mengakibatkan kematiannya( Fardiaz, 1992).

Kadar NOx di udara daerah perkotaan yang berpenduduk padat akan lebih
tinggi dibandingkan di pedesaan karena berbagai macam kegiatan manusia akan
menunjang pembentukan NOx, misalnya transportasi, generator pembangkit listrik,
pembuangan sampah, dan lain-lain. Namun, pencemar utama NOx berasal dari gas
buangan hasil pembakaran bahan bakar gas alam (Wardhana, 2004).
Udara yang mengandung gas NO dalam batas normal relatif aman dan tidak
berbahaya, kecuali bila gas NO yang tinggi dapat menyebabkan gangguan pada sisitem
saraf yang menyebabkan kejang-kejang. Bila keracunan ini terus berlanjut akan dapat
menyebabkan kelumpuhan. Gas NO akan menjadi lebih berbahaya apabila gas itu
teroksidasi oleh oksigen sehingga menjadi gas NO2. Di udara nitrogen monoksida (NO)
teroksidasi sangat cepat membentuk nitrogen dioksida (NO2) yang pada akhirnya nitrogen
dioksida (NO2) teroksidasi secara fotokimia menjadi nitrat(Sastrawijaya, Tresna. 1991).
Mekanisme reaksi pembentukannya di udara sebagai berikut :

Udara yang tercemar oleh gas nitrogen dioksida tidak hanya berbahaya bagi
manusia dan hewan saja, tetapi juga berbahaya bagi kehidupan tanaman. Pengaruh gas
NO2 pada tanaman antara lain timbulnya bintik-bintik pada permukaan daun. Pada
konsentrasi lebih tinggi, gas tersebut dapat menyebabkan nekrosis atau kerusakan pada
jaringan daun, dalam keadaan seperti ini daun tidak dapat berfungsi sempurna.
Pencemaran udara oleh gas NO2 juga dapat menyebabkan timbulnya Peroxy Acetil Nitrates
yang disingkat dengan PAN. PAN ini menyebabkan iritasi pada mata sehingga mata terasa
pedih dan berair( Walhi. 2004)

2.4. Sumber dan distribusi nitrogen dioksida (NO2)

Dari seluruh jumlah oksigen nitrogen ( NOx ) yang dibebaskan ke udara,


jumlah yang terbanyak adalah dalam bentuk NO yang diproduksi oleh aktivitas
bakteri. Akan tetapi pencemaran NO dari sumber alami ini tidak merupakan masalah
karena tersebar secara merata sehingga jumlah nya menjadi kecil. Yang menjadi
masalah adalah pencemaran NO yang diproduksi oleh kegiatan manusia karena
jumlahnya akan meningkat pada tempat-tempat tertentu. Kadar NOx diudara
perkotaan biasanya 10100 kali lebih tinggi dari pada di udara pedesaan. Kadar
NOx diudara daerah perkotaan dapat mencapai 0,5 ppm (500 ppb). Seperti halnya
CO, emisi NOx dipengaruhi oleh kepadatan penduduk karena sumber utama NOx
yang diproduksi manusia adalah dari pembakaran dan kebanyakan pembakaran
disebabkan oleh kendaraan bermotor, produksi energi dan pembuangan sampah.
Sebagian besar emisi NOx buatan manusia berasal dari pembakaran arang, minyak,
gas, dan bensin(Pertamina, 2011).
Kadar NOx di udara dalam suatu kota bervariasi sepanjang hari tergantung dari
intensitas sinar mataharia dan aktivitas kendaraan bermotor. Perubahan kadar NOx
berlangsung sebagai berikut ((Wardhana, 2004):
1) Sebelum matahari terbit, kadar NO dan NO2 tetap stabil dengan kadar sedikit lebih
tinggi dari kadar minimum sehari-hari.
2) Setelah aktifitas manusia meningkat ( jam 6-8 pagi ) kadar NO meningkat terutama
karena meningkatnya aktivitas lalu lintas yaitu kendaraan bermotor. Kadar NO
tetinggi pada saat ini dapat mencapai 1-2 ppm.
3) Dengan terbitnya sinar matahari yang memancarkan sinar ultra violet kadar NO2
( sekunder ) kadar NO2 pada saat ini dapat mencapai 0,5 ppm.
4) Kadar ozon meningkat dengan menurunnya kadar NO sampai 0,1 ppm.
5) Jika intensitas sinar matahari menurun pada sore hari ( jam 5-8 malam ) kadar NO
meningkat kembali.
6) Energi matahari tidak mengubah NO menjadi NO2 (melalui reaksi hidrokarbon)
tetapi O3 yang terkumpul sepanjang hari akan bereaksi dengan NO. Akibatnya
terjadi kenaikan kadar NO2 dan penurunan kadar O3.
7) Produk akhir dari pencemaran NOx di udara dapat berupa asam nitrat, yang
kemudian diendapkan sebagai garam. garam nitrat didalam air hujan atau debu.
Merkanisme utama pembentukan asam nitrat dari NO2 di udara masih terus
dipelajari Salah satu reaksi dibawah ini diduga juga terjadi diudara tetapi diudara
tetapi peranannya mungkin sangat kecil dalam menentukan jumlah asam nitrat di
udara.

Gambar 2.1. Gas buang dari cerobong pabrik di kawasan industri

2.5 Dampak Pencemaran NOx


2.5.1 Kesehatan
Oksida nitrogen seperti NO dan NO2 berbahaya bagi manusia. Penelitian
menunjukkan bahwa NO2 empat kali lebih beracun daripada NO. Selama ini belum
pernah dilaporkan terjadinya keracunan NO yang mengakibatkan kematian. Diudara
ambient yang normal, NO dapat mengalami oksidasi menjadi NO2 yang bersifat
racun. Penelitian terhadap hewan percobaan yang dipajankan NO dengan dosis
yang sangat tinggi, memperlihatkan gejala kelumpuhan sistim syarat dan
kekejangan. Penelitian lain menunjukkan bahwa tikus yang dipajan NO sampai 2500
ppm akan hilang kesadarannya setelah 6-7 menit, tetapi jika kemudian diberi udara
segar akan sembuh kembali setelah 46 menit.
Tetapi jika pemajanan NO pada kadar tersebut berlangsung selama 12 menit,
pengaruhnya tidak dapat dihilangkan kembali, dan semua tikus yang diuji akan mati.
NO2 bersifat racun terutama terhadap paru. Kadar NO2 yang lebih tinggi dari 100
ppm dapat mematikan sebagian besar binatang percobaan dan 90% dari kematian
tersebut disebabkan oleh gejala pembengkakan paru ( edema pulmonari ). Kadar
NO2 sebesar 800 ppm akan mengakibatkan 100% kematian pada binatang-binatang
yang diuji dalam waktu 29 menit atau kurang. Pemajanan NO2 dengan kadar 5 ppm
selama 10 menit terhadap manusia mengakibatkan kesulitan dalam
bernafas(Darmono, 2006).
2.5.2. LINGKUNGAN
1) Proses oksidasi di atmosfer mengakibatkan gas-gas tersebut berubah menjadi H2SO4dan
HNO3 meningkatkan keasaman air hujan.
2) Smog fitokimia Timbul sebagai akibat terjadi reaksi fotokimia antara pencemar-pencemar
udara, khususnya pencemar HC dan NOxdengan bantuan sinar matahari.

3) Penipisan lapisan ozon.


2.6. Metode Pengukuran Nitrogen Dioksida (NO2) di Udara Ambien

2.6.1. Metoda Griess Saltzman (Kusminingrum,2008).


Metode Gries Saltzman adalah metode yang digunakan dalam menentukan
konsentrasi gas pencemar nitrogen dioksida (NO 2) dalam udara. NO2 di udara
direaksikan dengan pereaksi Griess Saltman (absorbent) membentuk senyawa yang
berwarna ungu. Intensitas warna yang terjadi diukur dengan spektrofotometer pada
panjang gelombang 550 nm. Absorber untuk penangkapan NO2 adalah absorber
dengan desain khusus dan porositas frittednya berukuran 60 m. Untuk pengukuran
NO, sample gas harus dilewatkan ke dalam oxidator terlebih dahulu ( seperti KMnO 4,
Cr2O3). Langkah-langkah sebagai berikut :
1) Pengambilan sampel gas pencemar nitrogen dioksida (NO2) menggunakan larutan penyerap
2) Pembuatan Larutan Absorban untuk sampel nitrogen dioksida (NO2) di udara
3) Analisa konsetrasi nitrogen dioksida (NO2) dengan spektrofotometer

2.6.2. Metode chemiluminescence( Kusminingrum,2008).


Gas NO diudara direaksikan dengan gas ozon membentuk nitrogen dioksida
tereksitasi. NO2 yang tereksitasi akan kembali pada posisi ground state dengan melepaskan
energi berupa cahaya pada panjang gelombang 600 - 875 nm. Intensitas cahaya yang
diemisikan diukur dengan photomulltifier, Intensitas yang dihasilkan sebanding dengan
konsentrasi NO di udara. Sedangkan gas NO2 sebelum direaksikan dengan gas ozon
terlebih dahulu direduksi dengan katalitik konventor.

2.7. Baku Mutu Udara Ambien

Udara ambien adalah udara bebas di permukaan bumi pada lapisan troposfir
yang berada di dalam wilayah yuridiksi Republik Indonesia yang dibutuhkan dan
mempengaruhi kesehatan manusia, makhluk hidup dan unsur lingkungan hidup
lainnya. Udara yang mengelilingi bumi terdiri dari campuran beberapa macam gas
yaitu Nitrogen (N2) sejumlah 78 %, Oksigen (O) sebanyak 20 %. Selain itu terdapat
pula sebagian kecil gas lain seperti argon, helium, krypton, ozon dan lain-lain.
Masuknya beberapa macam bahan kimia dan debu dalam udara maka konsentrasi
udara berubah, sehingga udara menjadi tercemar dan dapat membahayakan
kelangsungan hidup manusia(Kusminingrum, 1997).
Oleh sebab itu dibuatlah suatu standart untuk menentukan kualitas udara
yang disebut baku mutu udara ambien (ambient air quality standart) pada setiap
negara. Baku mutu udara ambien adalah ukuran batas atau kadar zat, energi
dan/atau komponen yang ada atau yang seharusnya ada dan/atau unsur pencemar
yang ditenggang keberadaannya dalam udara ambien(Kusminingrum, 1997).
Tabel 2 Baku Mutu Gas

2.8 Pengambilan Sampel dan Pengukuran Nox secara Laboratorium


Pemilihan metode sampling pada penelitian yang pernah dilakukan yaitu
dengan menggunakan alat pasif sampling Gradko dengan pertimbangan bahwa
sampler cukup murah dan mudah dalam penggunaanya. Sampel diambil selama 1
minggu dengan pertimbangan pengukuran sekunder (meteorologis) berupa
kecepatan aliran udara ambien, waktu paparan, temperatur basah maupun kering,
tekanan dan kelembaban udara. Sampel diambil secara triplo atau menggunakan
tiga sampler tiap perwakilan ruangan. Dalam metode sampling pasif, perlakuan
diawali dengan impregnasi yaitu proses penyiapan sampler di laboratorium sebelum
sampling dengan mengisi atau menambahkan campuran larutan TEA dan aseton
pada 2 lembar baja mesh pada tiap sampler, masing-masing sebanyak 0.5 L.
Setelah selesai, tube sampler ditutup rapat dan sampler dapat diletakkan ke dalam
lemari pendingin pada suhu 4C sebelum digunakan. Setiap kali impregnasi
dilakukan, tiga tabung blanko disiapkan dan tetap disimpan dalam lemari pendingin
sebagai media koreksi. Konsentrasi yang terukur pada pasif sampler yaitu hasil
pengukuran sampel dikurangi dengan konsentrasi NO2 pada blanko agar didapat
data yang akurat(Putri, dkk, 2009).
Analisa hasil ekstraksi pasif sampler NO2 membutuhkan data kurva kalibrasi
untuk menetukan konsentrasi NO2 yang terdapat pada filter pasif sampler.Kalibrasi
NO2 menggunakan larutan standar NO2 secara bertingkat (0 hingga 4 persen).
Dengan perlakuan kalibrasi diharapkan penghitungan menjadi lebih akurat(Putri,
dkk, 2009).
Setelah sampling selesai, sampel dibawa ke laboratorium untuk diperiksa
konsentrasi NO2. Ekstraksi dilakukan dengan memasukkan 3ml larutan Saitzman
Reagent yang kemudian larutan tersebut akan berubah warna menjadi merah muda,
sampel kemudian dikocok selama 10 menit agar larutan dapat tercampur dengan
sempurna. Lalu sampel didiamkan selama 1 jam. Kemudian sampel dicek
menggunakan alat Spektofotometer jenis sinar tampak (visible) dengan panjang
gelombang n=540nm (Putri, dkk, 2009).
2.9. Pencegahan dan Pengendalian Pencemaran Udara

Pencegahan pencemaran udara pada(Husein,1993).

1. Sumber Bergerak
Merawat mesin kendaraan bermotor agar tetap berfungsi baik
Melakukan pengujian emisi dan KIR kendaraan secara berkala
Memasang filter pada knalpot
2. Sumber Tidak Bergerak
Memasang scruber pada cerobong asap.
Merawat mesin industri agar tetap baik dan lakukan pengujian secara berkala.
Menggunakan bahan bakar minyak atau batu bara dengan kadar Sulfur, CO rendah.
Memodifikasi pada proses pembakaran.
Pembersihan ruangan dengan sistem basah.
3. Manusia
Apabila kadar NO2, kadar oksidan, khlorin, dan timah dalam udara ambien telah melebihi
baku mutu dengan rata-rata waktu pengukuran 24 jam maka untuk mencegah dampak
kesehatan, dilakukan upaya-upaya :
Menggunakan alat pelindung diri (APD), seperti masker gas.
Mengurangi aktifitas diluar rumah.
Menutup / menghindari tempat-tempat yang diduga mengandung CO seperti sumur tua , Goa
, dll.
Adapun upaya-upaya yang dilakukan oleh pemeritah pusat untuk mencegah dan
mengendalikan pencemaran udara antara lain:
1) Penetapan peraturan perundang-undangan yang terkait dengan pencemaran udara seperti
Peraturan Pemerintah (PP) Nomor 41 Tahun 1999 tentang Pengendalian Pencemaran
Udara.
2) Penentuan pengelola pengawasan dan penanggungjawab pengendalian pencemaran udara
serta dampaknya, yaitu:

Kementerian Negara Lingkungan Hidup bertanggungjawab terhadap regulasi emisi dan


pemantauan dampak lingkungan yang terjadi;

Departemen Energi dan Sumber Daya Mineral bertanggungjawab terhadap pengawasan


dan pengendali mutu bahan bakar;

Departemen Perindustrian bertanggungjawab mengawasi produk komponen kendaraan


yang ramah lingkungan dan mengawasi dan sertifikasi bengkel dalam rangka meningkatkan
kualitas udara di perkotaan;

Departemen Perhubungan bertanggungjawab pengujian tipe untuk kendaraan bermotor


produksi baru termasuk uji emisi gas buang dan pengadaan dan pemasangan converter
kita.

Pemerintah Daerah bertanggungjawab terhadap pengujian kendaraan bermotor yang


sedang berjalan.

3) Melaksanakan kegiatan pengendalian pencemaran udara antara lain dengan pencanangan


Program Langit Biru.yaitu :

Menetapkan regulasi tentang Ambang Batas Emisi Gas Buang Kendaraan Bermotor baik
yang sedang diproduksi maupun kendaraan lama

BAB III
KESIMPULAN DAN SARAN
3.1. Kesimpulan

Nitrogen Oksida (NOx) adalah salah satu gas yang termasuk dalam kelompok gas yang
sangat reaktif yang berada bebas di atmosfer yang terdiri dari gas nitric (NO) dan nitrogen
dioksida (NO2).

NOx di udara ambient memiliki karakteristik beracun dan dapat bereaksi dengan polutan
kimia lainnya dan intrusi yang berasal dari luar ruangan seperti transportasi, pembakaran
atau industrialisasi dapat menurun kualitas udara dalam ruangan hingga dapat
membahayakan kesehatan kualitas udara dalam ruangan.
3.2. Saran
Saat ini telah berkembang alat yang digunakan untuk mendeteksi keberadaan gas
yang umum terkandung di udara seperti CO, CO2 dan NOx. Sebaiknya pemerintah
memasang alat-alat tersebut untuk mengetahui kadar atau level dari gas tersebut di udara
setempat. Kemudian masyarakat agar mau untuk mengurangi penggunaan kendaraan
bermotor serta pemerintah terus menggalakkan penanaman sejuta pohon ataupun
penanaman tanaman penyerap gas pengotor di bahu-bahu jalan.

Anda mungkin juga menyukai