Anda di halaman 1dari 2

SETTING YOUR OWN HAPPINES!!

Setiap manusia memiliki keinginan, hasrat, cita-cita, harapan, maupun suatu ambisi di
dalam dirinya. Mereka biasanya akan berlomba-lomba untuk meraih apa yang diharapkan
melalui berbagai cara dengan berfikiran bahwa setelah mereka dapat meraih hal tersebut,
maka mereka akan memperoleh kebahagiaan. Saat SMA, kita berharap nantinya dapat
diterima di Perguruan Tinggi favorit saat lulus. Kita yakin akan merasa sangat bahagia jika
hal itu benar-benar terjadi. Hal itu memang benar, saat kita mengetahui telah diterima di PTN
yang kita harapkan, pasti rasa bahagia tak terkira yang kita rasakan. Namun, kebahagiaan
yang kita nikmati hanya sesaat karena masalah baru selanjutnya akan muncul. Saat masa
kuliah, kita berharap agar secepatnya menjadi sarjana dan setelah menjadi sarjana kita akan
berharap agar segera mendapat pekerjaan, memiliki penghasilan yang besar, dapat
membangun rumah mewah, memiliki kendaraan pribadi dan berbagai keinginan lainnya. Kita
membayangkan jika hal-hal itu benar terjadi, kita akan merasa sangat bahagia dan beruntung.
Namun, kenyataannya manusia tidak pernah puas dan selalu merasa kurang terhadap apa
yang sudah dimilkinya. Lalu, bagaimana cara agar kita memperoleh kebahagiaan yang
sebenarnya dalam hidup?
Manusia adalah makhluk yang diciptakan dengan hawa nafsu. Bukanlah hal yang
salah jika manusia memiliki berbagai keinginan dalam hidupnya. Bahkan, manusia tidak akan
pernah puas terhadap apa yang dimiliki sampai akhir hayatnya. Namun, seringkali mereka
menginginkan suatu hal tanpa menghargai proses untuk mencapai mimpi tersebut dan
menganggap hanya dengan segera mencapai mimpi tersebut dapat memberi kebahagiaan
untuk mereka. Padahal setelah mencapai mimpi tersebutpun, mereka akan tetap merasa
kurang dan mengharapkan sesuatu yang lain. Seorang bijak bernama Rumi suatu saat pernah
berkata, Kita mencari kalung permata dari ruangan keruangan yang sebetulnya ada di leher
kita sendiri. Inipun sama ketika kita berusaha mencari kebahagiaan. Kita mencarinya
kemana-mana dan kita tidak pernah tahu persis darimana kebahagiaan itu berasal.
Jika kita mampu memaknai hidup dengan lebih baik, kebahagiaan bukan hanya
tentang bagaimana kita mampu meraih berbagai ambisi dalam hidup kita. Kita terlalu sering
memusatkan perhatian terhadap segala sesuatu yang tidak kita miliki, dan bukannya pada apa
yang sudah kita miliki sekarang. Kebahagiaan yang sebenarnya dapat kita peroleh dengan
menghargai setiap proses dalam hidup dan mensyukurinya. Kebahagiaan bukan untuk
ditemukan dimana-mana di dunia luar. Hambatan terbesar kita untuk bahagia adalah
pemikiran yang keliru dari kita sendiri. Untuk memperoleh kebahagiaan dalam hidup, kita
yang memutuskan. Letak kebahagiaan itu sendiri ada di dalam hati kita, tidak perlu
mengeluarkan banyak biaya dan tenaga untuk mendapatkannya, kita hanya perlu
memperkaya isi hati dengan nilai-nilai kehidupan dan proses seiring berjalannya kehidupan.

Betapa banyak kita membaca cerita tentang orang yang sukses dalam karirnya dan
memiliki harta yang berlimpah namun mati tragis karena bunuh diri ataupun meminum racun.
Mereka memiliki harta yang berlimpah tapi hatinya kering kerontang. Sebut saja Ivan krueger
yang merupakan pemilik arena perjudian terbesar dan Leon Fraser yang merupakan presiden
bank swasta terbesar, mereka memiliki harta yang berlimpah tapi memutuskan bunuh diri
untuk mengakhiri hidupnya. Mereka memang pintar menghasilkan uang yang melimpah tapi
mereka buta dan tidak paham hakikat kekayaan itu dan tidak memahami bagaimana cara
memiliki kekayaan jiwa.
Jadi, keputusan untuk berbahagia ada pada diri kita. Kita yang memutuskan apakah
kita ingin bahagia atau tidak. Nikmati setiap proses dalam hidup dan syukuri terhadap apa
yang kita miliki.

Anda mungkin juga menyukai