Anda di halaman 1dari 13

Laporan Kasus

PENDAHULUAN
Perubahan fungsi alat pencernaan dalam kehamilan adalah hal yang biasa.
Ada tiga faktor yang menyebabkan perubahan fungsi alat pencernaan dalam
kehamilan, yaitu :
1. Perubahan hormonal
2. Perubahan anatomik
3. Perubahan fisiologik
Ileus obstruktif maupun ileus paralitik dapat dijumpai dalam kehamilan dan
persalinan. Ilues paralitik adalah gangguan pasase usus yang mengakibatkan
gangguan keseimbangan cairan, elektrolit dan asam-basa. Hambatan pasase usus
dapat disebabkan oleh obstruksi lumen usus atau oleh gangguan peristalsis. Obstruksi
usus juga disebut obstruksi mekanik misalnya oleh strangulasi, invaginasi, atau
sumbatan didalam lumen usus. Ileus dinamik dapat disebabkan oleh kelebihan
dinamik seperti spasme. Ileus adinamik dapat disebabkan oleh paralisis pada
peritonitis umum.3
Insidens obstruksi usus pada kehamilan tidak berbeda dengan populasi secara
umum. Mayer, dkk melaporkan insiden sebesar 1 dalam tiap 17.000 persalinan pada
lebih dari 150.000 wanita yang melahirkan. Volvulus saekum adalah penyebab
obstruksi pada 1/3 kasus yang dilaporkan akibat pembedahan pelvis termasuk seksio
sesarea.4
Volvulus saekum dan usus halus lebih sering terjadi pada awal masa puerpurium
menurut Prat, dkk (1981), Ranjan dan Boulton (1993). Perdu, dkk (1992)
mendapatkan 80 % wanita mengalami mual, muntah, dan nyeri abdomen yang
bersifat terus menerus atau kolik.
Gambaran klinis obstruksi usus adalah :

Muntah, mual

Distensi (mateorismus)

Obstipasi/konstipasi

Bising usus diam (peristaltik)

Bising usus logam (obstruktif)

Nadi cepat dan suhu meningkat akibat gangguan elektrolit

Laporan Kasus

Sindrom Ogilvie atau pseudo-obstruksi kolon yang dikarakteristik oleh distensi


abdomen yang masif dengan dilatasi saekum.4
Sindroma ini disebabkan oleh ileus kolon adinamik dan sekitar 10 % dari semua
kasus yang dilaporkan terjadi setelah persalinan.3

Faktor predisposisi obstruksi usus adalah tali-tali perlekatan akibat pembedahan


terdahulu, volvulus, intusepsi dan hernia diafragmatika.
Bahaya obstruksi usus yang sering ditakuti adalah strangulasi. Pada strangulasi
terdapat jepitan atau lilitan yang menyebabkan gangguan peredaran darah sehingga
terjadi iskemia, nekrosis atau gangren. Gangren menyebabkan tanda toksis seperti
yang terjadi pada sepsis yaitu, takikardi, syok septik dengan leukositosis.3
Pemeriksaan laboratorium pada obstruksi tanpa strangulasi umumnya tidak
dapat dijadikan pedoman untuk menegakkan diagnosa. Pada foto Roentgen abdomen,
usus dibagian proksimal obstruksi melebar, mengandung cairan dan banyak udara.1,3
Penanggulangan penderita ostruksi usus adlaalh pemasangan sonde lambung,
penderita dipuasakan, rehidrasi intavena, perbaikan kadar elektrolit, serta pemberian
antibiotika.
Tindakan bedah dilakukan bila ada strangulasi, hernia inkarserata, dan tidak ada
perbaikan pada pengobatan konservatif.3
Komplikasi obstruksi usus dan ileus paralisik adalah ruptur usus besar sehingga
dianjurkan untuk melakukan dekompresi bila usus mengalami distensi sampai ukuran
10-12 cm.4
Tindakan laparotomi atau saekotomi dapat diindikasikan tetapi diperlukan
koloniskopi untuk dekompresi selama 2 hr (Moor, dkk, 1986).4

Laporan Kasus
LAPORAN KASUS
Nama

: Ny. O.M

Umur

: 33 tahun

Alamat

: Singkil lingk. I

Pekerjaan

: IRT

Agama

: Islam

Suku

: Gorontalo / Indonesia

Pendidikan : SMP
MRS

: 19 Oktober 2002 j 05.00 WITA

ANAMNESIS
Keluhan utama : nyeri bagian bawah dan ingin melahirkan.
Penderita sudah dipimpin oleh bidan selama 1 jam (j 03.30 WITA), dan karena bayi
belum lahir penderita dibawa ke RSUP Manado.

Pelepasan lendir campur darah (+)

Pelepasan air ketuban (+) sejak 03.00 WITA

Pergerakan janin masih dirasakan saat penderita MRS

Riwayat penyakit dahulu :


tekanan darah tinggi, sakit jantung, sakit ginjal, kencing manis, sakit hati
disangkal penderita. Riwayat mual muntah (+) 3 hari sebelum MRS.

Riwayat kembar tidak ada

Riwayat pernah operasi disangkal penderita

Buang air besar dan buang air kecil biasa

ANAMNESA KEBIDANAN
Riwayat Kehamilan Sekarang :
Mual, muntah, hyeri ulu hati, nyeri dada yang menjalar ke bahu, nyeri pinggang,
nyeri perut kanan bawah disangkal penderita. Buang air besar dan buang air kecil
tidak teratur dan disertai nyeri disangkal penderita.
Riwayat merokok dan minum alkohol disangkal penderita.

Laporan Kasus

Pemeriksaan Antenatal (PAN) :

PAN tidak teratur

PAN dilakukan 3x di bidan

PAN pertama saat umur kehamilan 16 minggu, PAN terakhir umur kehamilan 32
minggu.

Riwayat Haid :

Haid pertama umur 13 tahun, siklus teratur dnegan lama haid 4-5 hari.

Hari pertama haid terakhir tanggal 8 Januari 2002

Taksiran tanggal partus 15 Oktober 2002.

Riwayat keluarga :
Perkawinan pertama dengan suami sekarang lamanya 12 tahun. Jumlah anak
sekarang 3 orang, jumlah anak yang diinginkan lagi 1 orang.
Keluarga Berencana :
Penderita pernah ikut KB dengan suntikan selama 2 tahun dan berhenti selama 6
bulan kemudian hamil sekarang.
Rencana sesudah melahirkan akan ikut KB suntik.
Riwayat kehamilan terahulu :
1. Tahun 1991, hamil aterm, spontan kepala di RS. Sitti Maryam, bayi perempuan
BBL 2200 gram (hidup).
2. Tahun 1995, hamil aterm, spontan kepala di RS. RSUP Manado, bayi perempuan
BBL 3800 gram (hidup).
3. Tahun 1998, hamil aterm, spontan kepala di RS. Sitti Maryam, bayi laki-laki
BBL 2200 gram (hidup).
4. Tahun 2002 (hamil ini).

PEMERIKSAAN KEBIDANAN
Status Praesens :
KU : cukup

Kesadaran : kompos mentis

Laporan Kasus
TB : 155 cm BB : 60 kg
TD : 110/70 mmHg, N : 96 x/menit, R : 24 x/menit, Sb : 36,8C
Kepala

: simetris
Mata

: konjungtiva anemis () Sklera ikterus ()

Telinga

: serumen ()

Hidung

: sekret ()

Mulut

: gigi karies (+)

Tenggorok : T1/T1 hiperemis ()


Leher

: pembesaran kelenjar getah bening ()

Thoraks

: mamae

: simetris, hiperpigmentasi areola dan papila (+),


benjolan ()

Abdomen

Jantung

: S I-II normal, bising ()

Paru

: SP bronkovesikuler, ronkhi (), wheezing ()

: inspeksi

: cembung, mateorismus (+)

Hepar dan lien : sukar dievaluasi


Genital

: tidak ada kelainan

Ekstremitas : edema (), refleks fisiologis (+) normal, refleks patologi ()


Status Obstetrik :
Pemeriksaan luar :
TFU : 34 cm (3 jbpx)
Letak janin : letak kepala punggung kiri
Detak jantung anak : (+) 13-12-13
His : (+) interval 3-4 durasi 45-50
Gerak janin (+)
TBBA 3400 gram, SML 3518 gram, Johnson 3565 gram
Pemeriksaan dalam :
Effesment 90 %, pembukaan lengkap, ketuban (), presenting part Hodge III-IV,
UUK didepan.

Laporan Kasus
RESUME MASUK
G4P3A0, 33 tahun, hamil 40-41 minggu MRS tanggal 19 Oktober 2002 jam 05.00
WITA dengan keluhan utama nyeri perut bagian bawah dan ingin melahirkan.
Penderita sudah dipimpin 1 jam oleh bidan, His (+), BJA (+), Bloody show (+),
pelepasan air (), foetal movement (+) saat MRS, RPD (), BAB/BAK : biasa.
HPMT 8-1-2002, PAN tidak teratur (3x) di bidan.
Riwayat kehamilan :
1. 1991, hamil aterm, spontan kepala di RS. Sitti Maryam, bayi perempuan BBL
2200 gram (hidup).
2. 1995, hamil aterm, spontan kepala di RS. RSUP Manado, bayi perempuan BBL
3800 gram (hidup).
3. 1998, hamil aterm, spontan kepala di RS. Sitti Maryam, bayi laki-laki BBL 2200
gram (hidup).
4. Saat ini.

Status praesens :
KU : cukup

Kesadaran : kompos mentis

TD : 110/70 mmHg, N : 96 x/menit, R : 24 x/menit, Sb : 36,8C


Kepala

: konjungtiva anemis /, Sklera ikterus /

Thoraks

: C/P dbn

Abdomen

: inspeksi : cembung, mateorismus (+)

Genital

: tidak ada kelainan

Ekstremitas : edema ()

Status Obstetrik :
TFU : 34 cm, letak janin : letak kepala punggung kiri
BJA (+) 13-12-13

His : (+) interval 3- 4 durasi 45-50

TBBA 3400 gram, SML 3818 gram, Johnson 3565 gram


PD : Eff. 90 %, pembukaan lengkap, ketuban (), PP H III-IV, UUK didepan.

Diagnosa Sementara :
G4P3A0, 32 tahun, hamil 40-41 minggu, inpartu kala III.
Janin intra uterin, tunggal hidup, letak kepala HIII-IV.

Laporan Kasus
Sikap :

Kateterisasi keluar urin 300 cc

IVFD

Pimpin mengejan

Konseling sterilisasi

Laporan Persalinan :
Tanggal 19 Oktober 2002
Jam 08.10 WITA lahir bayi laki-laki spontan LBK, BBL 3900 gram,
PBL 52 cm, AS 5-7
Jam 08.20 WITA lahir plasenta lengkap dengan selaputnya. BPL 600 gram,
PPL 50 cm
KU 2 jam Post partum :
KU : cukup

Kesadaran : CM

T : 120/70 mmHg, N : 80 x/menit, R : 20 x/menit kontraksi uterus baik


Perdarahan kala III : 150 cc
Perdarahan kala IV : 100 cc
TOTAL

: 250 cc

FOLLOW UP
Tanggal 19 Oktober 2002
Jam 09.00 WITA
Keluhan : Nyeri ulu hati
KU : Tampak sakit. Kesadaran : CM
T : 120 / 70 mmHg. N : 112 x/menit. R : 32 x/menit. Sb : 370 C
Kepala

: Konjungtiva anemis /, Sklera ikterik /

Toraks

: C/P dalam batas normal

Abdomen

: Inspeksi
Palpasi

: cembung
: lemas, nyeri tekan (+), TPU 2 JBpst,
kontraksi uterus baik

Perkusi

: WD (), mateorismus (+)

Auskultasi : peristaltik usus ()

Laporan Kasus
Ekstremitas : () edema
Diagnosis

: P4A0 35 tahun post partum 1 jam + susp ileus paralitik.


Lahir bayi laki-laki spontan LBK, BBL 3900 gram, PBL 52 cm,
AS 57

Sikap

: IVFD RL : Dekstrosa 5 % : NaCl 0,9 % = 1 : 1 : 1 guyur


Pasang kateter keluar urin warna kecoklatan 100 cc
Ranitidin injeksi 3 x 1
Klindamisin 3 x 1 injeksi
Observasi tanda-tanda vital
Observasi balance cairan
Konsul interna
Konsul bedah

Jam 10.45 WITA


Hb : 11,6 gr%, leukosit : 12.000 mg/dL, trombosit : 250.000
T : 120 / 80 mmHg, N : 92 x/menit, R : 28 x/menit
Jam 12.00 WITA
T 120 / 80 mmHg, N : 92 x/menit, R : 28 x/menit
Urine kateter : 650 cc
Jam 17.00 WITA
Pasang NGT keluar cairan berwarna hijau 200 cc
Jawaban konsul interna :
-

IVFD Asering : Dekstrosa 5% : Kaen B : Aminofel = 2 : 2 : 1 : 1 40 gtt/menit

Puasakan

Bila urin sedikit injeksi 2 Amp lasix IV

Tanggal 20 Oktober 2002


Jam 08.00 WITA
Keluhan : perut kembung
KU : Tampak sakit. Kesadaran : CM
T : 120 / 80 mmHg. N : 100 x/menit. R : 30 x/menit. Sb : 37,5 C

Laporan Kasus
Kepala

: Konjungtiva anemis /, Sklera ikterik /

Toraks

: C/P dalam batas normal

Abdomen

: Inspeksi

: cembung

Palpasi

: lemas, nyeri tekan ()

Perkusi

: WD (), mateorismus (+)

Auskultasi : peristaltik usus () menurun


BAB (), BAK (+) urine kateter 400 cc warna jernih
St. Puerpuralis:Mamae

Diagnosis

: laktasi /, infeksi /

Uterus

: TFU 2 Jbpst, kontraksi baik

Lochia

: rubra

: P4A0 35 tahun post partum hari ke-1 + Susp ileus paralitik.


Lahir bayi laki-laki spontan LBK, BBL 3900 gram, PBL 52 cm,
AS 57

Sikap

: IVFD Asering : Dekstrosa 5% : Kaen B : Aminofel = 2 : 2 : 1 : 1


40 gtt/menit
Ranitidin injeksi 3 x 1
Ampisilin inj 3 x 1
Foto polos abdomen
Lapor konsulen

Jam 11.00 WITA


T 120 / 80 mmHg, N : 120 x/menit, R : 40 x/menit, Sb : 36,9C
NGT keluar cairan berwarna kehijauan 100 cc
NaCl BNO 3 porsi
Konsul interna
Konsul bedah
Instruksi konsulen :
-

Perhatikan balance cairan 3000 cc/24 jam

Observasi ketat

Laboratorium : elektrolit darah

Laporan Kasus
Tanggal 21 Oktober 2002
Jam 08.00 WITA
Keluhan : perut kembung, belum flatus
KU : Tampak sakit, Kesadaran : CM
T : 120/80 mmHg. N : 120 x/menit. R : 32 x/menit. Sb : 36,9C
Kepala

: Konjungtiva anemis /, Sklera ikterik /

Toraks

: C/P dalam batas normal

Abdomen

: Inspeksi

: cembung, gambaran usus ()

Palpasi

: lemas, nyeri tekan ()

Perkusi

: WD (), mateorismus ()

Auskultasi : peristaltik usus (+) menurun


Ekstremitas : edema ()
St. Puerpuralis :
Mamae : laktasi /, infeksi /
Uterus

: TFU 2 Jbpst, kontraksi baik

Lochia

: rubra

Diagnosis

: P4A0 35 tahun post partum hari ke-2 + susp ileus paralitik.


Lahir bayi laki-laki spontan LBK, BBL 3900 gram, PBL 52 cm,
AS 57

Sikap
-

Balance cairan dengan kateter, NGT, IVFD


IVFD Asering : Dekstrosa 5% : Kaen B : Aminofel = 2 : 2 : 1 : 1 40 gtt/menit

Rawat bersama interna

Alinamin injekdi 3 x 1 ampul

Ranitidin injeksi 3 x 1 ampul

Ampisilin injeksi 3 x 1 ampul

Jawaban konsul Bedah : - Hemmoroid gr. II Borraginal cream


- Dibidang bedah tidak ada penanganan khusus
Jawaban konsul Radiologi : gambaran ileus paralitik/obstipasi ()
Hasil laboratorium :
Ureum

: 28 mg/dL

Kreatinin : 210 mg/dL

Na

: 140 MEQ

: 217 MEQ

10

Laporan Kasus
Asam urat : 210 mg/dL

Cl

: 103 MEQ

SGOT

: 25 mg/dL

LED : 83 mm/jam

SGPT

: 15 mg/dL

Kesimpulan : Hipokalemia
Instruksi Interna : KCl drips 25 u gr 12 gtt/menit labortatorium : periksa Kalium
ulang
Jam 14.00
Keluhan : BAB encer 5x
Tanggal 22 Oktober 2002
Keluhan : ()
KU : Cukup. Kesadaran : CM
T : 120/80 mmHg. N : 100 x/menit. R : 32 x/menit. Sb : 36,7C
Kepala

: Konjungtiva anemis /, Sklera ikterik /

Toraks

: C/P dalam batas normal

Abdomen

: Inspeksi

: agak cembung

Palpasi

: lemas, NT ()

Perkusi

: WD ()

Auskultasi : peristaltik usus (+) menurun


Ekstremitas : edema ()
BAB : cair 1x BAK : urine kateter.
St. Puerpuralis :
Mamae : laktasi /, infeksi /
Uterus

: TFU 2 Jbpst, kontraksi baik

Lochia

: rubra

Diagnosis

: P4A0 post partum hr ke-3 + Hipokalemia


Lahir bayi laki-laki spontan LBK BBL 3900 gram, PBL 52 cm,
AS 5-7

Sikap

: IVFD Asering : D 5% : Kaen 3B : Aminoven = 2:2:1:1


Ampisilin inj 3x1
Ranitidin inj 3x1
Metronidazole 2x1

11

Laporan Kasus
NGT aff
Tanggal 23 Oktober 2002
Keluhan : ()
KU : Cukup, Kesadaran : CM
T : 120 / 80 mmHg. N : 96 x/menit. R : 32 x/menit. Sb : 36,60 C
Kepala

: Konjungtiva anemis /, Sklera ikterik /

Toraks

: C/P dalam batas normal

Abdomen

: Inspeksi

: agak cembung

Palpasi

: lemas, TFU 1 jbpst, kontraksi baik

Perkusi

: WD ()

Auskultasi : peristaltik usus (+)


Ekstremitas : edema /
BAB (+) cair 2x, BAK (+)
Diagnosis

: P4A0 post partum hr ke-4 + Hipokalemia


Lahir bayi laki-laki spontan LBK, BBL 3900 gram, PBL 52 cm,
AS 5-7

Sikap

: penderita pulang paksa


Ampisilin tab 3x1
Metronidazole 2x1
Ranitidin 2x150 mg

12

LAPORAN KASUS

POST PARTUM DENGAN ILEUS PARALITIK

Oleh :
Frida S. Wanane
90 01 098

Pembimbing :
Dr. Ny. M. F. Taniowas-Loho, SpOG. KFER

BAGIAN / SMF OBSTETRI & GINEKOLOGI


FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS SAM RATULANGI
MANADO
2 0 0 2

Anda mungkin juga menyukai