Case Report Dewi Sasmita Kumala Sari
Case Report Dewi Sasmita Kumala Sari
CASE REPORT
PENDAHULUAN
absolut
komplikasi
yang
ringan
Tipe 2
Autoimun
Idiopatik
Bervariasi, mulai yang dominan
resistensi
hingga
Tipe
lain
beta
Defek
insulin
Penyakit
pancreas
Endokrinopati
Karena obat atau zat
kimia
Infeksi
Sebab imunologi yang
jarang
Sindrom
TINJAUAN PUSTAKA
disertai
insulin
genetik
kerja
eksokrin
genetik
lain
2.1.1 Definisi
DM
2.1.3 Diagnosis
CASE REPORT
Kriteria diagnosis DM dalam dilihat
dalam tabel 2 berikut:4
Pasien
dengan
gejala
klasik
Diabetes
menganjurkan
Association
skrining
DM
dan
dislipidemia).
Kriteria
menyingkirkan
kesalahan
DM.
Namun,
jika
terdapat
tes
tersebut,
maka
tes
yang
darah
puasa
sebagai
patokan
CASE REPORT
Tabel 4. Kadar glukosa darah sewaktu dan
puasa
sebagai
patokan
penyaring
dan
diagnosis DM (mg/dL)4
Endokrinologi
Indonesia,
berbicara,
gangguan
viasual,
mengakibatkan
kematian
karena
2.2 Hipoglikemia
2.2.1 Definisi
ireversibel.
Gejala
adrenergik
neurogenik
(diakibatkan
otonom
pelepasan
4
CASE REPORT
norepinefrin
dari
postganglionik
neuron
serta
simpatetik
medula
atau kejang
adrenal)
American
Diabetes
Association
Workgroup
kolinergik
bermanifestasi
kepada
on
Hypoglycemia
hipoglikemia
akut
on Hypoglycemia7
Simtomatik,
dapat
diatasi
Sedang
Berat
Severe
hypoglycemia
Ringan
Kejadian hipoglikemia
sendiri,
menimbulkan
Documented
symptomatic
hypoglycemia
selalu)
tidak
Membutuhkan
pihak
mengkoreksi
glukosa darah
Kadar
gula
darah
plasma 70 mg/dl
disertai gejala klinis
hipoglikemia
Kadar
gula
darah
plasma 70 mg/dl
hypoglycemia
tanpa
disertai
gejala
klinis hipoglikemia
Gejala
klinis
membutuhkan
Asymptomatic
yang
Probable
hipoglikemia
symptomatic
disertai
hypoglycemia
kadar
tanpa
pengukuran
gula
darah
terapi parenteral
Membutuhkan
terapi
plasma
dimana orang dengan
parenteral,
seperti
Pseudo-
glukagon
hypoglycemia
hipoglikemia
intra
muskular
Disertai dengan koma
dan
CASE REPORT
110 mg/dL. Kadar gula darah akan
2.2.3 Etiologi
Secara
umum,
hipoglikemia
dapat
yakni
dan
Namun
singkat
digolongkan
menjadi
hipoglikemia
pada
dua,
diabetesi
obat
hipoglikemik
seperti
gatifloxacin,
dalam
fisiologis
poin-poin
mekanisme
dalam
mengatasi
tubuh
hipoglikemia.
1. Glukoneogenesis
adalah
produksi
oral,
pentamidine,
quinine, indomethacine)
Penyakit kritis, seperti gagal hati,
2
3
4
5
nesidioblastosis,
autoimun insulin
atau
pool
asam
amino).
dan
membutuhkan
kadar
anti-insulin
counterregulatory)
(hormon
yang
tinggi.
2.2.4 Patofisiologi
Secara
fisiologis
tubuh
akan
adiposti
dianggap
demikian
lanjut.
Perlu diingat bahwa penurunan kadar
wajar.
Namun
dan
miosit,
mencegah
gula
darah.
Selain
itu
CASE REPORT
pankreas
akan
mengakibatkan
meningkatkan
sekresi
glukagon.
2. Peningkatan
hormon
respons
hormon
epinefrin
adrenergik
akibat
simpatoadrenal
akibat
respons
pasien
tidak
merasakan
sehingga
pada
akhirnya
kejadian hipoglikemia
neuron
hipotalamus
2.2.5 Diagnosis
1. Anamnesis:
Epinefrin
utama,
tambahan
bukanlah
meknaisme
melainkan
mekanisme
yang
membantu
hipoglikemia
belum
jika
teratasi
gizi.
c.
Riwayat
jenis
pengobatan
dan
sebelumnya.
insulin)
dan
(peningkatan
terjadi.
3. Hormon
mekanisme
kadar
kedua
glukagon)
e.
Penggunaan
obat
sistemik
lainnya:
seperti
growth
panhipopituarisme
fokal transien.
dapat
3. Pemeriksaan penunjang:
7
CASE REPORT
Kadar glukosa darah (GD), tes fungsi ginjal,
belum
pemberian:
a. hidrokortison, IV 100 mg
pertimbangkan
setiap 4 jam
b. deksametason 10 mg, IV 10
sadar,
mg bolus
c. mencari
2.2.6 Tatalaksana
penyebab
lain
2. Pasang
cc)
3. Periksa gula darah sewaktu, pantau
setiap 30 menit, pertahankan gula
efektif
pada
untuk
penderita
hipoglikemia
hipoglikemia
yang
akibat
alkohol.
LAPORAN KASUS
Identitas Pasien
Tn. N usia 62 tahun, seorang petani, alamat
Anamnesis
yang
sadar.
kesulitan
intravena.
mendapat
akses
Keluhan Utama
8
CASE REPORT
Penurunan kesadaran sejak 3 jam SMRS.
Lalu
Tujuh
tahun
SMRS,
pasien
makan
berat
kesemutan
Mata
puskesmas
kabur
disangkal,
disangkal,
keluhan
disangkal
dan
sering
BAB
tidak
nyeri
BAK
ada
5 mg. Dan
yang
berobat
tungkai
dan
Lalu
pada
kebas
sering
pasien
Dan
mg
kg.
500
66
mengeluhkan
metformin
turun
menjadi 69 kg.
Satu tahun SMRS pasien dipaksa
menjadi
BAK.
obat
semakin
badannya
secara teratur.
Tiga tahun SMRS pasien mengaku
juga
Anti
pasien
obat
diberi
pasien
CASE REPORT
minum teh dan berbuka makan
biasanya.
Lima
jam
SMRS
pasien
manis.
Riwayat
merokok
dan
minum-
Pemeriksaan
pusing,
berkeringat
berdebar-debar.
dingin
Pasien
dan
mengaku
berhasil
Umum
kemudian
(Saat
Pertama
GCS = 3
E=1
V=1
M=1
Kesadaran = Koma
Tekanan Darah = 150/90 mmHg
Nadi = 132 x permenit reguler,
pengisian penuh
Pernapasan = reguler 28 x permenit
Suhu = 35,3oC
GDS = 34 mg/dl
membawanya ke RS.
Riwayat Penyakit Dahulu
-
sama sebelumnya.
Riwayat DM sejak 7 tahun yang lalu.
Riwayat hipertensi sejak 5 tahun
yang lalu.
- Memiliki riwayat obesitas (+)
- Riwayat sakit jantung disangkal
Riwayat Penyakit Keluarga
- Riwayat penyakit DM dalam
-
: Komposmentis
GCS
: 15
Berat badan
: 65 kg
: 24 (overweight)
TD
: 150/90mmHg
Nadi
Pernafasan
: 20 x/menit
Suhu
: 36,4C
GDS
: 142 mg/dl
Kepala
-
CASE REPORT
isokhor, diameter 2 mm/2 mm,
Palpasi
teraba.
Perkusi
bening
tidak
ada,
JVP
tidak
meningkat.
Timpani
seluruh
lapangan abdomen.
Ekstremitas
Thoraks
Paru
Inspeksi
Gerakan
dinding
WIB)
Darah rutin:
lapangan paru.
Auskultasi
fremitus
Hb
: 12 g/dL
Leukosit
: 7.360/uL
Hematokrit
: 36,8 %
Trombosit
: 221.000/uL
MCV
: 87 3
Jantung
MCH
: 28 pg
MCHC
: 34 %
Natrium
Vesikuler
seluruh
(+/+),
dextra.
Batas kiri jantung : Linea axillaris
anterior sinistra
Inspeksi
Auskultasi
Kalium
Klorida
: 128,1 mmol/L
: 3,78 mmol/L
: 98,4 mmol/L
Kimia Darah
GDS
: 140 mg/dl
Ureum
: 26,4 mg/dl
Creatinin
: 0,95 mg/dl
GFR : 74
Resume
Abdomen
Elektrolit
CASE REPORT
mengeluhkan badan lemas, kepala pusing,
berkeringat
dingin
dan
berdebar-debar.
minimal
3-4
menit
dalam
Farmakologis
74.
Daftar Masalah
1.
2.
3.
4.
Koma hipoglikemia
DM tipe 2 tidak terkontrol
Hipertensi stage 1
CKD stage 2
Rencana Pemeriksaan
GDS
dextrose 40% 3 fl
Monitoring tanda-tanda vital
HbA1c
Rontgent thoraks
Profil lipid
15
menit
setelah
pemberian
Follow Up
Saat pasien datang di IGD
S
Pasien
mengalami
penurunan
Rencana Penatalaksanaan
DM.
Non Farmakologis
P:
karbohidrat,
protein.
20%
lemak
dan
20%
20 menit setelah masuk IGD
S : - Pasien sadar, bingung, suara lemah
12
CASE REPORT
O : GCS 13, GDS 106 mg/dl. TD=140/90
stage I
P:
DM + hipertensi stage I
P : - Boleh pulang
darah
sendiri
suhu 36,4 OC
A : post koma hipoglikemi dengan riwayat
DM + Hipertensi stage I
P:
PEMBAHASAN
lagi
merasa
lemas
meskipun
nafsu
makan
CASE REPORT
penurunan berat badan yang tidak diketahui
terhadap
dokter
darah
badan
dan
didapatkan
yang
tidak
glukosa
dapat
dijelaskan
glukosa
sehingga
dapat
diabetes.
ditambah
insulin
Pengelolaan
ketersediaan
glukosa
vaskuler.
Apabila
konsentrasi
glukosa
darah
menurun
hormon-hormon
dan
Pencegahan
Diabetes
pasien
puasa
dan
mengalami
dengan
konsumsi
sehingga
akan
obat
anti
menurunkan
kontraregulasi
akan
terhadap
adalah
glibenclamid.
juga
metformin
meningkatkan
dan
sensitifitas
insulin
hipoglikemia.
Selanjutnya
14
CASE REPORT
meningkatkan
glikogenolisis
dan
di
glikogenolisis
jaringan
dan
lemak
proteolisis
di
serta
Rencana
otot.
penatalaksanaan
pada
1. Koma hipoglikemia
mg/dl.
yang
berkurang
penggunaan
ditambah
sulfonylurea
dengan
yang
dapat
debar
dan
respon
simpatis
lainnya.
Dari
pemeriksaan
Glasgow
didapatkan
hasil
34
mg/dl.
Apabila pasien
diberikan
belum sadar
injeksi
glukagon
dapat
1
mg
intramuscular.
melakukan
pasien
penting
edukasi
untuk
terhadap
kondisi
obat
obat
anti
diabetes.
glibenclamid
dapat
DM
dengan
pendekatan
non-
15
CASE REPORT
farmakologis
dan
farmakologis
yang
meliputi:
Distribusi makanan :
pengaturan
makan
pada
3 = 113,3 kalori/gram
gizi
Pada
ditekankan
jadwal
masing-masing
penderita
diabetes
makan,
individu.
perlu
jenis
dan
jumlah
makanan.
karbohidrat,
20%
lemak
dan
20%
protein.
100 %
= (65 : 57) x 100 %
potong),
lauk
tempe/tahu/kacang
nabati
20
gr
(1/2
sdm)
Faktor koreksi :
Makanan
ringan
jam
10.00
15 % =256,6 kalori
130 kkal
potong),
tempe/tahu/kacang 50 gr (1 potong),
lauk
nabati
CASE REPORT
minyak 10 gr (1 sdm)
mendapat
komplikasi
dikurangi.
Setiap
Makanan
ringan
jam
15.00
195 kkal
DM
dapat
olahraga
dibagi
dan
potong),
berolahraga.
lauk
tempe/tahu/kacang
nabati
20
gr
(1/2
mencegah
cidera
tujuan
minyak 10 gr (1 sdm)
saat
nadi
Pendinginan
maksimum,
dilakukan
dengan
untuk
Latihan Jasmani
secara
teratur
selama
kurang
(3-4
lebih
kali
30
sehari.Untuk
glibenclamid
memperbaiki
sensitivitas
insulin,
sementara
dapat
glibenclamid
dilihat
dengan
komplikasi
intensitas
latihan
jasmani
bisa
mikrovaskular
seperti
17
CASE REPORT
angiotensin dan konsekuensi metabolik
yang
ini
meningkatkan
morbiditas.
dapat
merupakan
etiologi
ataupun
untuk
beberapa
yang
darah.
menjadi
mengaktifkan
ini adalah :
substansi
bioktif
angiotensin
renin
II
yang
yang
kontraksi
akan
akan
simpatis,
menghasilkan
asupan
garam,
olahraga teratur.
KESIMPULAN
Terapi farmakologis
-Pemberian golongan ARB yaitu
Pasien
didiagnosis
koma
valsartan 80 mg.
4. CKD stage 2
Diagnosis CKD stage 2 pada pasien ini
sebelum
pasien
mengalami
penurunan
yaitu pasien
CASE REPORT
berdebar-debar,
berkeringat
sampai
penurunan kesadaran.
DAFTAR PUSTAKA
1. Purnamasari D. Diagnosis dan
Klasifikasi Diabetes Melitus.
Dalam Buku Ajar Ilmu Penyakit
Dalam. Edisi ke-5. Jilid ke-3.
Jakarta: Balai Penerbit FK UI.
2009; p1880-3.
2. Kementrian Kesehatan Republik
Indonesia.
Diabetes
Melitus
penyebab kematian no 6 di dunia.
Available
at
http://www.depkes.go.id/index.php
3. Budidharmaja E. Faktor-faktor
yang mempengaruhi kejadian
hipoglikemia pada diabetes melitus
di Poliklinik RSUP Dr Kariadi.
Program
Pendidikan
Sarjana
Kedokteran.
Universitas
Diponegoro
Semarang.
2013
[KTI].
4. Konsensus
Pengelolaan
dan
Pencegahan
DM
tipe
II.
5.
6.
7.
8.
9.
Perkumpulan
Endokrinologi
Indonesia (PERKENI).2006.
Kurniawan I. Diabetes melitus tipe
2 pada pasien lanjut usia. Maj
Kedokt Indon 2010, 12:p576-84.
Soemadji DW. Hipoglikemia
Iatrogenik. Dalam Buku Ajar Ilmu
Penyakit Dalam. Edisi ke-5. Jilid
ke-3. Jakarta: Balai Penerbit FK
UI. 2009; p1900-5.
Seaquist ER, Anderson J, Childs
B, et al. Hypoglycemia and
diabetes: a report of a workgroup
of
the
American
Diabetes
Association and the Endocrine
Society. J Clin Endocrinol Metab
2013; 98: p1845-56.
Setyohadi. Hipoglikemia dan
Hiperglikemia. Dalam EIMED
PAPDI.
Jakarta:
Interna
Publishing. 2012; p309-17.
Purnamasari D, Arsana PM.
Hipoglikemia dan Hiperglikemia.
Dalam EIMED PAPDI. Jakarta:
Interna Publishing. 2012; p319-27.
19