BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Program pengajaran disusun secara sistematis dengan beberapa kemungkinan
penyesuaian pada situasi belajar mengajar yang sebenarnya, sehingga program
pengajaran dapat berfungsi untuk mengefektifkan pelaksanaan proses belajar
mengajar sesuai dengan rencana. Meteri pelajaran yang disajikan sesuai dengan
tuntutan agar tetap memenuhi kebutuhan siswa, kematangan siswa, mengandung nilai
ftingsional, praktis, serta disesuaikan dengan lingkungan siswa. Kegiatan belajar
mengajar akan terorganisasi dan mempunyai tahapan kegiatan tertentu dengan
metode yang tepat. Penggunaan media pengajaran akan senantiasa memperhatikan
faktor efisiensi dan faktor keefektifan. Juga di dalam pelaksanaan evaluasi, akan
menggunakan alat dan prosedur evaluasi, tidak saja terhadap hasilnya, tetapi juga
program pengajarannya.
Ada satu hal yang diperhatikan selama kegiatan belajar siswa berlangsung,
yakni masalah minat dan perhatian siswa terhadap materi pelajaran yang disajikan.
Disini guru dituntut tidak saja sebagai transformator, tetapi juga dapat berfungsi
sebagai motivator, yang dapat menggerakkan minat siswa untuk belajar dengan
menggunakan berbagai media dan somber yang sesuai serta menunjang pencapaian
suatu tujuan.
Bersamaan
dengan
diterapkan
Kurikulum
1998
yang
merupakan
B. Identifikasi Masalah
Dalam setiap penelitian tentu ada kita jumpai permasalahan-permasahan.
Permasalahan itu bukan satu atau dua saja, melainkan banyak. Untuk itu perlu adanya
identifikasi masalah yang nantinya akan dipilih mana masalah yang penting dan mana
yang tidak begitu penting.
Masalah-masalah dalam penelitian ini dapat di identifikasi, tentang
1. Penerapan/hubungan sistem intruksional dengan prestasi belajar bahasa Indonesia
masih rendah
2. Prestasi belajar siswa masih belum sepenuhnya dicapai.
3. Hubungan antara sistem intruksional dengan prestasi belajar belum terlaksana
dengan baik.
C. Batasan Masalah
Sesuai dengan uraian identifikasi masalah di atas, dan karena keterbatasan
kemampuan yang penulis miliki, maka penulis akan menetapkan batasan
permasalahan yang akan dibahas dalam penelitian ini, yaitu :
1. Bagaimana penerapan sistem instruksional dalam proses belajar mengajar?
2. Bagaimana prestasi belajar siswa di MTs. Darul Ilmi Batang Kuis?
3. Bagaimana hubungan penerapan sistem instruksional dengan prestasi belajar
siswa?
D. Rumusan Masalah
Rumusan masalah merupakan intisari permasalahan yang akan dibahas dalam
setiap penelitian. Hal ini sesuai dengan apa yang dikemukakan :
Rumusan masalah adalah deskripsi tentang ruang lingkup masalah yang
diteliti, apabila melalui rumusan masalah ruang dan batasa-batasannya
terlampau lugs, sehingga menyulitkan perlu dibuat pembatasan untuk
mempersempitkan, tetapi harus dilakukan secara hati-hati, sebab terhadap
masalah yang terlalu sempit tidak memungkinkan untuk dilakukan penelitian
(Ali, 1985: 39).
Sesuai dengan pendapat di atas dan sejalan dengan batasan masalah yang
diuraikan di atas, maka rumusan masalah dalam penelitian ini adalah: "Bagaimanakah
Hubungan Penerapan Sistem Instruksional dengan Prestasi Belajar Bahasa Indonesia
siswa kelas VIII MTs Darul Ilmi Batang Kuis?
E. Tujuan Penelitian
Untuk menjadi tujuan dalam penelitian ini adalah
1. Untuk mengetahui bagaimana penerapan sistem instruksional dalam proses
belajar mengajar pada MTs Darul Ilmi Batang Kuis Tahun Pembelajaran 20142015.
2. Untuk mengetahui bagaimana prestasi belajar siswa kelas VIII MTs Darul Ilmi
Batang Kuis Tahun Pembelajaran 2014-2015.
3. Untuk mengetahui bagaimana hubungan penerapan sistem instruksional dengan
prestasi bahasa Indonesia siswa kelas VIII MTs Darul Ilmi Batang Kuis Tahun
Pembelajaran 2014-2015.
F. Manfaat Penelitian
Adapun manfaat yang diharapkan dari hasil penelitian ini adalah
1. Sebagai bahan masukan bagi para lembaga pendidikan untuk meningkatkan
kelancaran proses belajar mengajar di sekolah.
2. Sebagai
bahan
masukan
bagi
pemerintah
dalam
menganalisis
dan
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Prosedur Pengembangan Sistem Instruksional (PPSI)
1. Latar Belakang PPSI
Pemunculan dan penggunaan PPSI dilatar belakangi oleh beberapa pokok
pikiran sebagai berikut :
a) Pembakuan kurikulum 1990 merupakan suatu usaha pembaharuan dalam bidang
pendidikan yang telah diterapkan dalam Surat keputusan Dirjen POM, yang
harus dilaksanakan di sekolah-sekolah, diseluruh tanah air, pasal 10 dari
keputusan
itu
menjelaskan
bahwa
metode
penyampaian
dilaksanakan
10
11
2. Pengertian PPSI
PPSI yang merupakan salah satu pole dasar mengajar yang diberlakukan
secara Nasional Pernerintah Republik Indonesia, masih merupakan sister baru dalam
konteks pengajaran di sekolah-sekolah kita. Masih banyak diantara para. guru dan
para pelaksana, pendidikan lainnya yang belum memahami dengan baik tentang apa
itu PPSI, bagaimana melaksanakannya, dan apa manfaatnya dale pengajaran. Drs.
Sudirman, dkk menjelaskan bahwa :
PPSI merupakan tata cara mengembangkan sister pengajaran yang
menekankan kepada pencapaian tujuan instruksional melalui evaluasi yang
diterapkan untuk menguji pencapaian tujuan tersebut. Dalam menyusun
pelaksanaan sister pengajaran, terutama ditetapkan terlebih dahulu, baru
keinudian komponenkomponen lainnya yang sinkron (sesuai) dan menjunjung
pencapai tujuan. Sedangkan yang dimaksud dengan PPSI itu sendiri adalah :
'Sister instruksional menunjukkan pada pengertian pengajaran sebagai suatu;
istem, yaitu suatu kesatuan kesatuan yang terorganisasi, yang terdiri etas
sejumlah komponen yang saling berhubungan satu sama lain dalam rangka
mencapai tujuan-tujuan yan diinginkan. Jadi, PPSI merupakan proses
pengembangan program pengajaran menurut pendekatan sistem (Sudirman,
dkk, 1991:46).
Belajar mengajar sebagai suatu sistem, yang lebih dikenal sebagai sister
instruksional, merujuk pada pengertian sekelompok atau seperangkat bagian atau
komponen yang saling bergantung (interdependen) satu sama lain untuk mencapai
tujuan. Drs. Wasty Soemanto menjelaskan bahwa: Oleh karena itu, sistem senantiasa
merupakan suatu keseluruhan atau totalitas dari sema bagian yang satu dengan yang
lain tak dapat dipisah-pisahkan (Soemanto, 1983 : 145).
Sebagai suatu sistem, belajar mengajar mengandung sejumlah komponen,
antara lain tujuan, bahan pelajaran, KBM, metode, sumber dan evaluasi. Kesemuanya
12
itu saling berinteraksi satu sama lain untuk mencapai tujuan yang telah dirumuskan.
Dengan perkataan lain, agar tujuan belajar mengajar itu dapat tercapai, semua
komponen yang ada di dalamnya hares diorganisasi sedemikian rupa, sehingga
komponen-komponen tersebut dapat bekerja sama dengan baik. Oleh karena itu,
dalam mengembangkan materi, metode dan evaluasi saja, tanpa memperhatikan
proses belajar mengajar sebagai suatu keseluruhan dan sebagai suatu sistem.
Dalam belajar mengajar, para guru sering dihadapkan pada sejumllah
persoalan, antara lain :
a) Tujuan-tujuan apa yang ingin dicapai.
b) Materi pelajaran apa yang perlu diberikan.
c) Metode, alat dan sumber apa yang akan digunakan.
d) Prosedur apa yang ditempuh dalam mengevaluasi kemajuan belajar siswa.
Dengan sistem instruksional, evaluasi merupakan salah satu komponen yang
berfungsi untuk menilai sampai berapa jauh program mencapai tujuan yang telah
ditetapkan. Dengan kata lain, evaluasi memberikan gambaran keberhasilan program
dan keberhasilan belajar mengajar sebagai suatu sistem, dan memberikan balikan bagi
kurikulum sekolah. Lebih lanjut tentang proses belajar mengajar ini Drs. Sudirman,
dkk menjelaskan:
Pengajaran berlangsung dalam suatu situasi belajar mengajar dalam rangka
mencapai tujuan tertentu. Dalam situasi tersebut terlihat berbagai komponen
yang saling menunjang dan saling berkaitan satu sama lain. Baik antara
komponen-komponen yang ada maupun antara komponen-komponen dengan
keseluruhannya. Pengajaran demikian disebut sebagai suatu sistem atau sistem
instruksional (Sudirman, dkk, 1991 : 50).
13
14
15
16
17
18
atau
bagian-bagian
sehingga
susunannya
dapat
dimengerti.
19
6) Evaluasi
Evaluasi berkenaan dengan kemampuan menggunakan pengetahuan untuk
membuat penilaian terhadap sesuatu berdasarkan maksud atau kriteria tertentu.
Kriteria yang digunakan dapat bersifat internal (seperti organisasinya), dapat juga
eksternal (relevansinya) untuk maksud tertentu.
b) ranah (mantra) afektif
Sejalan dengan uraian tersebut di atas,Winarno Surakhmad menjelaskan
bahwa : Matra afektif berkaitan dengan sikap, nilai-nilai, interes, apresiasi dan
penyesuaian perasaan sosial. Sebagaimana kognitif, matra afektif juga mempunyai
klasifikasi, tingkatan dari sederhana kepada, yang kompleks (Surakhmad, 1982:79).
Dengan demikian matra afektif ini dapat diklasifikasikan pada
1) Kemampuan menerima
Kemampuan menerima merupakan keinginan untuk memperhatikan suatu gejala
atau ransangan tersebut (kegiatan belajar, membaca, buku, mendengarkan musik,
dsb). Hal ini menyangkut kegiatan :
20
21
c) Matra Psikomotor
Matra psikomotor mencakup tujuan berkaitan dengan keterampilan (skill)
yang bersifat manual dan motorik, matra ini meliputi tingkatan berikut :
1) Persepsi
Berkenaan dengan penggunaan indera dalam melakukan kegiatan, seperti
mengenal kerusakan mesin dari suaranya yang sumbang atau menghubungkan
suara dengan tarian tertentu.
2) Kesiapan
Berkenaan dengan kesiapan untuk melakukan suatu kegiatan tertentu. Termasuk
di dalamnya mental set (kesiapan mental), pysical set (kesiapan fisik), atau
emosional set (kesiapan emosi) untuk melakukan suatu tindakan.
3) Mekanisme
Berkenaan dengan penampilan respons yang sudah dipelajari atau sudah menjadi
kebiasaan sehingga gerakan yang ditampilkan menunjukkan kepada suatu
kemahiran seperti menulis halus, menari atau mengatur laboratorium.
4) Respon terbimbing
Seperti peniruan (imitasi) yakni mengikuti, mengulangi perbuatan yang
diperintahkan./ditujukan oleh orang lain trial and eror (coba-coba).
5) Kemahiran
Kemahiran dengan penampilan gerakan motorik dengan keterampilan penuh.
Kemahiran yang dipertunjukkan biasanya cepat, dengan hasil yang baik, namun
menggunakan tenaga seperti keterampilan dalam menyetir (mengendarai) mobil.
22
6) Adaptasi
Berkenaan dengan keterampilan yang sudah berkembang pada diri individu
sehingga yang bersangkutan mampu memosifikasikan pola gerak sesuai dengan
situasi tertentu, seperti kite lihat pada orang bermain tenis, pole-pole
gerakkannya disesuaikan dengan kebutuhan serangan lawan.
7) Organisasi.
Organisasi menunjukkan kepda penciptaan pole gerakan barn untuk disesuaikan
dengan situasi atau masalah tertentu. Biasanya hal ini dapat dilakukan oleh orang
yang sudah mempunyai keterampilan tinggi, seperti menciptakan tarian,
komposisi musik atau mode pakaian.
2. Kriteria perumusan tujuan instruksional khusus (TIK)
Untuk merumuskan suatu TIK, perlu digunakan beberapa kriteria ABCD,
dengan penjelasan sebagai berikut :
a) Audience, yaitu yang mendengarkan atau mengikuti pelajaran dalam hal ini
adalah siswa atau peserta didik.
b) Behavior yaitu tingkah laku yang diharapkan dicapai sebagai hasil proses belajar
mengajar.
Tingkah laku untuk perumusan TIU masih bersifat tingkah laku umum, artinya
masih dapat ditafsirkan ke dalam berbagai jenis tingkah laku yang khusus.
Misalnya mengetahui, dengan mengetahui bisa ditafsirkan dapat menuliskan,
menyebutkan, atau membedakan, sehingga hal ini agak sulit diukur dengan pasti
hasilnya. Lebih lanjut Winarno Surakhmad mengemukakan bahwa : Perumusan
23
TIK, menggunakan tingkah laku yang bersifat khusus (spesifik atau operasional).
Artinya tingkah laku yang tidak dapat ditafsirkan ke dalam jenis tingkah laku
kecuali sinonimnya, seperti menyebutkan, menuliskan, rnembedakan dan
sebagainya. (Surakhmad, 1982 : 135)
Hal ini yang diperlukan ialah bahwa suatu TIK hanya terdiri atas satu jenis
tingkah laku agar memudahkan penyusunan alat ukur (soal) dan memberi
scorenya. Disamping itu, TIK harus menggambarkan produlc atau hasil belajar,
bukan proses atau kegiatan belajar mengajar.
c) Condition, yaitu keadaan atau sesuatu yang perlu disediakan sebagai persyaratan
untuk dapat melakukan dan mencapai tingkah laku yang diharapkan. Contohnya
sebagai persyaratan agar dapat memotong sesuatu ialah tersedia dan dapat
digunakannya alat potong.
d) Degree, yaitu derajat, kualitas, atau standar minimal dari hasil belajar yang
diharapkan dalam TIK itu. Degree dapat berbentuk kuantitas seperti siswa dapat
menghitung dalam waktu 1 menit. Disamping iut juga, degree dapat berbentuk
kualitas seperti dengan balk, tepat dan sebagainya.
3. Pengembangan alat evaluasi
Prosedur pengembangan alat penilaian yang memberikan petunjuk tentang
prosedur penilaian yang akan ditempuh meliputi tentang tes awal (prestest) dan tes
akhir (posttest), tentang jenis test yang akan digunakan, serta tentang rumusan soalsoal test sebagai bagan dari satuan pelajaran.
24
25
perpustakaan, atau dengan field. Jadi , kegiatan belajar apapun dapat dilakukan, asal
siswa mencapai tujuan secara, efektif dan efesien (Sudirman, dkk. 1991 : 73).
Dengan demikian berarti kegiatan gru merupakan petunjuk bagi guru untukmelakukan kegiatan mengajar agar para siswa melakukan kegiatan belajar.
5. Perencanaan program kegiatan Berta format PPSI dan satuan pelajaran (Satpel)
Pokok-pokok yang perlu dirumuskan (diuraikan dalam perencanaan program
kegiatan ini meliputi :
a) Materi pelajaran yang akan dipelajari siswa untuk mencapai TIK.
b) Metode mengajar yang akan digunakan oleh guru dalam mengantar siswa
mencapai TIK.
c) Memilih aat, bahan, media dan sumber yang relevan.
d) Merencanakan waktu yang efektif.
e) Pemasukan ke dalam format satuan pelajaran.
Materi pelajaran atau bahan yang akan dipelajari siswa untuk mencapai TIK
yang perlu dirumuskan meliputi pokok bahasan dan garis besar uraian. Materi ini
biasanya diambil dari GBPP sesuai dengan kurikulum yang berlaku. Drs. Sudirman,
dkk menyebutkan bahwa tugas guru dalam hal ini adalah mefijabarkann pokok atau
sub pokok bahasan itu dan mencarikan sumber yang relevan (Sudirman, dkk, 1991 :
74).
Untuk melakukan proses belajar mengajar suatu materi pelajaran, perlu
dipikirkan metode yang tepat. Penentuan metode mengajar hares disesuaikan dengan
TIK yang akan dicapai, dengan memperhatikan sifat materi pelajaran (Ian kegiatan
26
belajar yang seharusnya dilakukan siswa. Metode alat/media, bahan dan sumber
sangat penting dalam menunjang keefektifan dan efisiensi proses belajar mengajar.
Sejalan dengan hal ini, Drs. Tamsik Udin AM mengemukakan bahwa "Oleh karena
itu, pertimbangankanlah setepat-tepatnya. Pengendalian waktu dapat dilakukan
dengan jalan menyusun alokasi waktu, yang ada sesuai dengan jadwal yang tersedia
(Udin, 1987: 143)".
Beberapa lama waktu yang ada sesuai dengan jadwal, kemudian materi
disesuaikan dengan waktu. itu. Winarno Surakhmad mengemukakan bahwa : "Untuk
ini pemilihan materi yang panting dan ketepatan penggunaan metode, alat/media,
bahan, dan sumber sangat menentukan keefektifan penggunaan waktu. (Surakhmad,
1982 : 146)".
Apabila semua langkah itu sudah dikembangkan (mulai dari langkah I sampai
4 PPSI), maka selanjutnya pada akhir langkah 4 PPSI ini ialah pemasukan
pernindahan ke dalam format satuan. pelajaran.
6. Petunjuk teknis proses pembuatan PPSI dan Satpel
Kebaikan pembuatan PPSI dengan format mendatar antara lain :
a) Lebih menjamin rasional dari setiap komponen ITU ke dalam TIK, dari setiap
TIK ke dalam evaluasi, kegiatan belajar mengajar, perencanaan program
kegiatan (materi, metode, alat/media, sumber dan waktu yang diperlukan)
secara. sinkron (sesuai).
b) Kita dapat melihat dengan mudah, apakah pengembangan program pengajaran
yang dibuat betul-betul dilakukan dengan cara sebagai suatu sistem, dimana
27
28
29
30
31
Selanjutnya, selamat mengajar dalam semester atau cater wulan itu, bahkan
juga untuk tahun-tahun mendatang, dengan modifikasi (penyesuain) sepertinya,
hanya tinggal menggunakannya saja. Bukankah cara ini yang efektif membantu tugas
guru disamping perencanaan mengajar yang baik (Roestiyah, 1989:22).
D. Hubungan PPSI dengan Kemampuan Guru Merumuskan Materi Pelajaran
Pelaksanaan program pengajaran pada hakikatnya sama dengan pelaksanaan
program pada langkah 5 PPSI, sebagaiman telah di uraikan terdahulu. Dalam
pelaksanaan program pengajaran dengan prosedur prestest, proses (penyajian mated
barn) dan posttest terdapat beberapa hal yang perlu mendapat perhatian, sebagaimana
diuraikan berikut ini.
1. Penyesuaian program dengan situasi kelas
Meskipun program pengajaran telah dibuat sebaik-baiknya oleh guru, dalam
pelaksanaannya tidak selalu sesuai dengan situasi kelas yang selalu berubah-ubah.
Sekalipun kelas dan siswanya sama, situasi kelasnnya tidak selalu sama untuk setiap
pertemuan. Demi efektifnya proses pengajaran yang dilaksanakan, maka Bering
bagian-bagian tertentu dari program pengajaran yang telah dibuat memerlukan
penyesuaian seperlunya. Itu sebabnya ahli pendidikan yang mengatakan, bahwa
teaaching is arts(mengajar adalah Beni). Hal ini sejalan dengan apa yang
dikemukakan oleh Drs. Sudirman, dkk bahwa :
Program pengajaran adalah pengembangan kurikulum pada tingkat kelas,
yang dalam pelaksanaannya bersifat fleksibel. Ini berarti pengembangan
kurikulum tingkat bidang studi (GBPP), termasuk pengembangan kurikulum
tingkat kelas program pengajaran, dalam pelaksanaanya menhendaki
32
penyesuaian, antara lain dengan situasi kelas. Hal ini dimaksudkan untuk
menghindarkan kekakuan dalam pelaksanaan suatu kurikulum, termasuk
pengajaran (Sudirman, dkk, 1991 : 80).
Bertambah pentingnya penyesuaian program pengajaran ini dengan situasi
kelas ialah karena digunakannya asas lingkungan. Ini bahwa baik dalam perencanaan
maupun dalam pelaksanaan program pengajaran, senantiasa diperlukan pemanfaatan
dan penyesuaian dengan lingkungan, lebih lagi dengan situasi. Situasi kelas yang
dimaksud dalam hal ini ialah keadaan yang dtumbuhkan oleh berbagai faktor dan
menuntut kemampuan guru untuk dengan segera mengadalkan penyesuaian
seperlunya dari program pengajaran yang telah disiapkan.
Berbagai faktor mempengaruhi situasi kelas tersebut, antara lain, seperti
a) Tingkat penguasaan materi oleh siswa didalam kelas. Materi yang telah
dikuasai siswa, mungkin diperoleh pada waktu yang lalu atau dari guru lain,
sebaiknya disesuaikan dengan materi selanjutnya atau ditingkatkan keluasaan
dan kedalamannya. Demikian pula apabila materi pelajaran terlalu tinggi dan
sulit, diperlukan penyesuaian seperlunya agar dapat diikuti siswa dalam kelas.
Apabila tidak diadakan penyesuaian, Bering menimbulkan kegaduhan atau
siswa serius dalam mengikuti pelajaran yang dibahas (Sujanto, 1979:43).
b) Fasilitas yang diperlukan. Apabila program pengajaran menuntut fasilitas alat,
bahan, tempat, atau biaya tertentu yang ternyata di luar kemampuan kondisi
kelas, maka sebaiknya diadakan penyesuian seperlunya.
c) Kondisi siswa, siswa yang telah terlalu lama belajar (dari pagi sampai sore)
sehinggga kelihatan lesu sekali, mengantuk lapar atau karena sudah waktunya
33
siswa ingin melihat pertandingan tinju kelas dunia, berlebaran dan sebagainya,
semuanya itu dapat mempengaruhi situasi kelas, yang seyogyanya mendapat
perhaian guru. Dan dengan demikian. diperlukan penyesuaian program
pengajaran yang akan atau sedang dilaksanakan penyesuaian program
pengajaran yang akan atau sedang ditaksanakan oleh guru.
d) Bila cara guru mengajar itu menjemukan dan kurang menggairahkan suasana
kelas, hendaknya segera diadakan penyesuaian agar tidak tenggelam dalam
suasana kelas yang demikian.
Guru profesional dituntut kepekaannya untuk membaca situasi kelas dan
segera mengadakan penyesuaian-penyesuaian seperlunya dalarn rangka keefektifan
pelaksanaan program pengajaran.
34
BAB III
METODE PENELTIIAN
A. Desain Penelitian
Penelitian ini merupakan penelitian korelasi, yaitu mencari hubungan antara
satu variabel dengan variabel bebas dengan variabel terikat.
Untuk pengolahan data penelitian ini disain, sebagai berikut
NO
1
2
3
.
.
.
N = 60
Keterangan :
X
..
..
..
..
..
..
X=
Y
..
..
..
..
..
..
Y=
34
35
2. Sampel
Sampel adalah sebagian atau keseluruhan dari populasi yang dijadikan sebagai
sumber data dan merupakan responden dalam penelitian. Mengingat jumlah populasi
yan relatif kecil, maka penulis akan mengambil seluruh populasi untuk dijadikan
sampel dalam penelitian ini, yaitu sebanyak 60 orang.
C. Variabel dan Indikator
Penelitian ini terdiri dari dua variabel, yaitu
1. Variabel bebas, yaitu penerapan sistem instruksional.
2. Variabel terikat, yaitu prestasi belajar bahasa Indonesia.
Sedangkan indikatornya yang digunakan dalam penelitian ini adalah skor
yang diperoleh dari jawaban responden melalui angket test yang disebarkan.
D. Instrumen Penelitian
Untuk mengumpulkan segenap data-data atau keterangan-keterangan yang
akan digunakan dalam menganalisis data, maka tentunya diburuhkan suatu alat untuk
menjaring data tersebut. Alat pengumpul data yang dipergunakan dalam penelitian
adalah :
1. Angket (kussioner) dan tes, yaitu sejumlah pertanyaan tertulis yang diberikan
kepada seluruh respoden. Dalam daftar pertanyaan tersebut telah disediakan
alternatif jawaban yang paling sesuai dengan keadaan respoden (terlampir).
2. Studi kepustakaan, mengadakan studi keperpustakaan guna mendapat data yang
diperlukan.
36
37
rxy
N . xy x y
N .x x N . Y Y
2
= variabel bebas
= variabel terikat
38
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Hasil Penelitian
Setelah angket dan test dilaksanakan, maka didapatlah hasil penelitian sebagai
berikut :
TABEL I
SKOR PENERAPAN SISTEM INSTUKSIONAL
(VARIABEL X)
No
Nomor Responden
Jumlah Skor
Rata-Rata Skor
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
10.
11.
12.
13.
14.
15.
16.
17.
18.
19.
20.
21.
22.
23.
24.
001
002
003
004
005
006
007
008
009
010
011
012
013
014
015
016
017
018
019
020
021
022
023
024
26
26
23
19
21
22
19
21
20
23
20
19
22
23
22
18
23
22
22
19
23
20
20
23
2,60
2,60
2,30
1,90
2,10
2,20
1,90
2,10
2,00
2,30
2,00
1,90
2,20
2,30
2,20
1,80
2,30
2,20
2,20
1,90
2,30
2,00
2,00
2,30
38
39
25.
26.
27.
28.
29.
30.
31.
32.
33.
34.
35.
36.
37.
38.
39.
40.
41.
42.
43.
44.
45.
46.
47.
48.
49.
50.
51
52.
53.
54.
55.
56.
57.
58.
59.
60.
025
026
027
028
029
030
031
032
033
034
035
036
037
038
039
040
041
042
043
044
045
046
047
048
049
050
051
052
053
054
055
056
057
058
059
060
20
20
24
22
23
22
18
23
22
20
23
20
23
20
23
22
22
21
23
20
20
21
22
23
21
23
20
23
23
22
22
23
23
24
21
22
2,00
2,00
2,40
2,20
2,30
2,20
1,80
2,30
2,20
2,00
2,30
2,00
2,30
2,00
2,30
2,20
2,20
2,10
2,30
2,00
2,00
2,10
2,20
2,30
2,10
2,30
2,00
2,30
2,30
2,20
2,20
2,30
2,30
2,40
2,10
2,20
TABEL II
SKOR TEST PRESTASI BELAJAR BAHASA INDONESIA
40
(VARIABEL Y)
No
Nomor Responden
Jumlah Skor
Rata-Rata Skor
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
10.
11.
12.
13.
14.
15.
16.
17.
18.
19.
20.
21.
22.
23.
24.
25.
26.
27.
28.
29.
30.
31.
32.
33.
34.
35.
36.
37.
001
002
003
004
005
006
007
008
009
010
011
012
013
014
015
016
017
018
019
020
021
022
023
024
025
026
027
028
029
030
031
032
033
034
035
036
037
21
21
24
24
21
27
18
21
21
24
21
18
24
21
18
21
24
21
18
24
21
21
21
24
21
18
21
18
21
24
15
24
18
21
18
21
21
2,10
2,10
2,40
2,40
2,10
2,70
1,80
2,10
2,10
2,40
2,10
1,80
2,40
2,10
1,80
2,10
2,40
2,10
1,80
2,40
2,10
2,10
2,10
2,40
2,10
1,80
2,10
1,80
2,10
2,40
1,50
2,40
1,80
2,10
1,80
2,10
2,10
41
38.
39.
40.
41.
42.
43.
44.
45.
46.
47.
48.
49.
50.
51
52.
53.
54.
55.
56.
57.
58.
59.
60.
038
039
040
041
042
043
044
045
046
047
048
049
050
051
052
053
054
055
056
057
058
059
060
24
18
18
21
24
21
18
24
21
24
21
18
21
18
24
21
18
24
18
21
21
24
21
2,40
1,80
1,80
2,10
2,40
2,10
1,80
2,40
2,10
2,40
2,10
1,80
2,10
1,80
2,40
2,10
1,80
2,40
1,80
2,10
2,10
2,40
2,10
TABEL III
KOEFISIEN KORELASI VARIABEL X DAN VARIABEL Y
Nomor
Responden
001
002
003
004
005
006
007
008
009
010
X2
Y2
XY
2,60
2,60
2,30
1,90
2,10
2,20
1,90
2,10
2,00
2,30
2,10
2,10
2,40
2,40
2,10
2,70
1,80
2,10
2,10
2,40
6,76
6,76
5,29
3,61
4,41
4,84
3,61
4,41
4,00
5,29
4,41
4,41
5,76
5,76
4,41
7,29
3,24
4,41
4,41
5,76
5,46
5,46
5,52
4,56
4,41
5,94
3,42
4,41
4,20
5,52
42
011
012
013
014
015
016
017
018
019
020
021
022
023
024
025
026
027
028
029
030
031
032
033
034
035
036
037
038
039
040
041
042
043
044
045
046
047
048
049
050
051
2,00
1,90
2,20
2,30
2,20
1,80
2,30
2,20
2,20
1,90
2,30
2,00
2,00
2,30
2,00
2,00
2,40
2,20
2,30
2,20
1,80
2,30
2,20
2,00
2,30
2,00
2,30
2,00
2,30
2,20
2,20
2,10
2,30
2,00
2,00
2,10
2,20
2,30
2,10
2,30
2,00
2,10
1,80
2,40
2,10
1,80
2,10
2,40
2,10
1,80
2,40
2,10
2,10
2,10
2,40
2,10
1,80
2,10
1,80
2,10
2,40
1,50
2,40
1,80
2,10
1,80
2,10
2,10
2,40
1,80
1,80
2,10
2,40
2,10
1,80
2,40
2,10
2,40
2,10
1,80
2,10
1,80
4,00
3,61
4,84
5,29
4,84
3,24
5,29
4,34
4,84
3,61
5,29
4,00
4,00
5,29
4,00
4,00
5,76
4,84
5,29
4,85
3,24
5,29
4,84
4,00
5,29
4,00
5,29
4,00
5,29
4,84
4,85
4,41
5,29
4,00
4,00
4,00
4,84
5,29
4,41
5,29
4,00
4,41
3,24
5,76
4,41
3,24
4,41
5,76
4,41
3,24
5,76
4,41
4,41
4,41
5,76
4,41
3,24
4,41
3,24
4,41
5,76
2,25
5,76
3,24
4,41
3,24
4,41
4,41
5,76
3,24
3,24
4,41
5,76
4,41
3,24
5,75
4,41
5,75
4,41
3,24
4,41
4,00
4,20
3,42
5,28
4,83
3,96
3,78
5,52
4,62
3,96
4,56
4,83
4,20
4,20
5,52
4,20
3,60
5,04
3,96
4,83
5,28
2,70
5,52
3,96
4,20
4,14
4,20
4,83
4,80
4,14
3,96
4,62
5,04
4,83
3,60
4,80
4,41
5,28
4,83
3,78
4,83
3,60
43
052
053
054
055
056
057
058
059
060
2,30
2,30
2,20
2,20
2,30
2,30
2,40
2,10
2,20
2,40
2,10
1,80
2,40
1,80
2,10
2,10
2,40
2,10
5,29
5,29
4,84
4,84
5,29
5,29
5,76
4,41
5,84
5,76
4,41
3,24
5,76
3,24
4,41
4,41
5,76
4,41
5,52
4,83
3,96
5,28
4,14
4,83
5,04
5,04
4,62
X=130,00
Y=126,30
X2=282,55
Y2=266,13
XY=274,02
= 130,00
= 126,30
X2
= 282,55
Y2
= 266,13
XY = 272,02
Analisis korelasi adalah:
N XY X Y
N . X
X N . Y Y
2
60 x 274,02 130,00126,30
222,60
5316,11
222,60
853,83
222,60
29,22
0,75
44
B. Pembahasan
Kemudian untuk menguji apakah hipotesis diterima atau ditolak kebenarannya
maka dilakukan dengan membandingkan korelasi hasil perhitungan dengan korelasi
dalam table korelasi.
Sebagaimana telah dikemukakan dimuka bahwa hipotesis diterima apabila
nilai korelasi hasil perhitungan lebih besar atau sama dengan nilai korelasi dalam
table korelasi. Dari hasil perhitungan di atas, maka diperoleh nilai korelasi sebesar
0,75 sedangkan nilai korelasi dalam table korelasi (untuk N = 60 dan taraf signifikan
5%) diperoleh nilai sebesar 0,507 , berarti nilai r (hitung) yaitu 0,75 lebih besar dari
nilai r (table) korelasi yaitu 0,507. Dengan demikian berarti hipotesis yang
dirumuskan dalam penelitian ini diterima kebenarannya sebab nilai r (hitung) > dari
nilai r (table) atau 0,75 > 0,507.
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
Dari observasi tinjauan pustaka dan hasil pembahasan penelitian si atas, maka
diperoleh beberapa kesimpulan, antara lain :
45
1. Bahwa guru-guru sering diikutsertakan oleh kepala sekolah dalam penataranpenataran yang berhubungan dengan PPSI.
2. Dalam setiap pembuatan satuan pelajaran guru-guru tidak berpedoman pada PPSI
tetapi masih bersifat tradisional.
3. Kepala sekolah selaku orang yang pertama berkuasa di sekolah selalu memeriksa
satuan pelajaran guru-guru dan bagi guru-guru yang tidak membuat satuan
pelajaran dalam diajarkan akan diberi sanksi.
4. Dalam setiap pemberian pengajaran, para guru bidang studi selalu membuat
satuan pelajaran guru-guru dengan berpedoman pada sistem instruksional.
5. PPSI adalah pedoman bagi setiap guru untuk merumuskan materi pelajaran yang
berbentuk dalam TIK atau tujuan pembelajaran.
6. Dari hasil penelitian diatas maka diperoleh nilai korelasi sebesar 0,75 dan
besarnya nilai korelasi dalam table 0,507 , maka hipotesis setiap bidang studi
yang dirumuskan yaitu : Ada hubungan yang positif penerapan sistem
instruksional dengan prestasi belajar bahasa Indonesia kelas VIII MTs. Darul
Ilmi Batang Kuis Tahun Pembelajaran 2014-2015.
B. Saran
Berdasarkan kesimpulan diatas, maka ada beberapa saran yang akan penulis
sampaikan sehubungan pelaksanaan penelitian
49 ini, yaitu :
1. Hendaknya kepala sekolah selalu memeriksa satuan pelajaran guru-guru bidang
studi sesuai dengan PPSI guna meningkatkan mutu pendidikan khususnya mutu
sekolah yang bersangkutan.
2. Kepada para guru agar selalu membuat satuan pelajaran tiap bidang studi yang
mengacu kepada PPSI yang berlaku, jangan hanya secara tradisional saja.
3. Guru dan orang tua hendaknya bersama-sama membimbing anaknya, baik di
sekolah maupun di rumah agar anak berprestasi dalam belajar.
46
47
DAFTAR PUSTAKA
Ali, Muhammad. 1982. Prosedur dan Strategi Penelitian Pendidikan. Bandung
Angkasa.
Arikunto, Suharsimi, 1973. Manajemen Pengajaran secara Manusiawi. Jakarta
Rineka Cipta.
Nawawi, Hadari, 1993. Administrasi dan Organisasi Bimbingan dan Penyuluhan.
Jakarta : ghalia Indonesia.
Nurgiyantoro, Burhan 1985. Dasar-dasar Pengembangan Kurikulum. Yogyakarta
BPFE.
Roestiyah, N. K. 1989. Stategi Belajar Mengajar. Jakarta : Bina Aksara.
Singarimbun, Masri dan Effendy, Sofyan, 1987. Metode Penelitian Survey.
Yogyakarta: LP3ES.
Soemanto, Wasty, 1983. Psikologis Pendidikan. Jakarta : Rineka Cipta.
Sudirman, dkk. 1991. Ilmu Pendidikan. Bandung : Remadja.
Sujanto, Agus 1979. Psikologi Umum. Jakarta : Aksara baru.
Surakhmad, Winarno. 1982. Pembinaan dan Pengembangan kurikulum. Jakarta: Jaya
Pirusa.
Udin, A.M. 1987. Ilmu Pendidikan. Bandung : Epsilon Group.
Yusuf, Pawit. M 1990. Kumunikasi Pendidikan dan Instruksional. Bandung: Remaja
Rosdakarya.
48
Lampiran 1
Angket Penelitian
Petunjuk pengisian :
Berilah tanda silang pada jawaban pertanyaan-pertanyaan di bawah ini yang paling
sesuai menurut saudara.
A. Angket untuk variabel X (bebas)
1. Apakah nilai mata pelajaran bahasa Indonesia sauclara cukup baik ?
a. Ya
b. Kadang-kadang
c. Tidak pernah
2. Dalam memberikan penilaian, apakah guru bahasa Indonesia selalu objektif ?
a. Ya
b. Kadang-kadang
c. Tidak pernah
3. Apakah saudara dapat mengerti dan memahami setup kali guru babasa Indonesia
menerangkan pelajaran ?
a. Ya
b. Kadang-kadang
c. Tidak pernah
4. Apakah saudara senang/simpatik terhadap guru Indonesia ?
a. Ya
b. Kadang-kadang
c. Tidak pernah
5. Apakah saudara menyukai mata pelajaran bahasa Indonesia ?
a. Ya
b. Kadang-kadang
c. Tidak pernah
6. Menurut pendapat saudara apakah guru dalam menyusun SP selalu berbentuk
sistem instruksional ?
a. Ya.
b. Kadang-kadang
c. Tidak pernah
7. Apakah menurut pengamatan saudara guru dalam menyampaikan materi pelajaran
selalu berpedoman kepada SP yang disusun ?
a. Ya
b. Kadang-kadang
c. Tidak pernah
49
50
51
OLEH :
AYU SINTA DEWI
NPM : 111234071
52
OLEH:
AYU SINTA DEWI
NPM : 111234071
53
MEDAN
2015
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS MUSLIM NUSANTARA AL-WASHLIYAH
MEDAN
TANDA PERSETUJUAN SKRIPSI
Nama
NPM
Jurusan
Program Studi
Jenjang Pendidikan
Judul Skripsi
:
:
:
:
:
:
dengan
Pembimbing II
:
:
PANITIA UJIAN
Ketua
Sekretaris
54
vi
55
KATA PENGANTAR
Segala puji dan syukur penulis persembahkan ke hadirat Allah Swt, yang telah
melimpahkan rahmat kesehatan dan pengetahuan kepada penulis sehingga dapat
menyelesaikan penulisan skripsi ini. Shalawat disampaikan kepada Rasulullah SAW,
yang melalui ajarannya mengantarkan kita untuk selamat dunia dan akhirat.
Skripsi ini disusun bertujuan untuk mememnuhi syarat memperoleh gelar
sarjana pendidikan di Jurusan PBS Program Studi Pendidikan Bahasa Indonesia pada
Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Muslim Nusantara Al Washliyah
Medan.
Selama penyusunan skripsi ini, penulis telah banyak memperoleh bantuan dari
berbagai pihak berupa motivasi, bimbingan dan doa. Pada kesempatan ini penulis
mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada:
1.
T Ayahanda dan Ibunda tercinta, terima kasih atas dukungan dan doa yang
tercurah buat penulis.
2.
3.
56
4.
Bapak Drs. Derajat Rangkuti, M.Pd, Ibu Dra. Rosnilah, M.Pd., Bapak Drs.
Dalyanto selaku Pembantu Dekan di lingkungan FKIP UMN Al Washliyah
5.
Bapak Rahmat Kartolo, S.Pd., M.Pd selaku ketua Prodi Pendidikan Bahasa
Indonesia FKIP UMN Al Washliyah.
6.
Bapak Dr. Shafwan Hadi Umry M.Hum., selaku pembimbing I yang dengan
relanya meluangkan waktu untuk membimbing penulis sehingga selesainya
skripsi ini
7.
8.
Kepala Sekolah MTs. Darul Ilmi Batang Kuis beserta seluruh guru dan staf
pegawainya.
9.
terdapat berbagai kekurangan, oleh karena itu penulis sangat berharap kepada
pembaca untuk memberikan masukan dan saran kepada penulis guna menambah
wawasan penulis tentang metode pengajaran yang lebih baik.
Medan,
Penulis
Agustus 2015
ii
57
DAFTAR ISI
Halaman
KATA PENGANTAR ........................................................................................... i
DAFTAR ISI ......................................................................................................... iii
ABSTRAK............................................................................................................. vi
ABSTRACT........................................................................................................... vii
BAB I
PENDAHULUAN ............................................................................. 1
A. Latar Belakang Masalah............................................................... 1
B. Identifikasi Masalah ..................................................................... 3
C. Batasan Masalah........................................................................... 3
D. Rumusan Masalah......................................................................... 4
E. Tujuan Penelitian ......................................................................... 4
F. Manfaat Penelitian ....................................................................... 5
G. Anggapan Dasar ........................................................................... 5
H. Hipotesis....................................................................................... 5
BAB II
7
7
11
14
15
15
58
3.
4.
5.
pelajaran (Satpel)...................................................................
6. Petunjuk teknis proses pembuatan PPSI dan Satpel..............
7. Pelaksanaan program.............................................................
C. Prosedur Hubungan antara PPSI dan Satuan Pelajaran................
D. Hubungan PPSI dengan Kemampuan Guru Merumuskan Materi
25
27
28
29
Pelajaran........................................................................................ 31
BAB III
METODE PENELITIAN.................................................................. 34
A. Desain Penelitian........................................................................ 34
B. Populasi dan Sample .................................................................. 34
C. Variabel Indikator ...................................................................... 35
D. Instrumen Penelitian .................................................................. 35
E. Alat Pengumpulan Data ............................................................. 36
F. Teknik Analisis Data .................................................................. 36
BAB IV
BAB V
DAFTAR PUSTAKA............................................................................................ 51
LAMPIRAN........................................................................................................... 52
59
ABSTRACT
THE CORRELATION OF IMPLEMENTATION INSTRUCTION SYSTEM
WITH THE STUDENTS ACHIEVEMENT IN BAHASA INDONESIA
BY THE GRADE VIII STUDENTS OF MTS. DARUL ILMI
BATANG KUIS IN 2014-2015 ACADEMIC YEARS
BY
AYU SINTA DEWI
NPM. 111234214
This research deals with the correlation of instruction system with the students
achievement in Bahasa Indonesia. The problem of this research is how the correlation
of implementation instruction system with the students achievement in Bahasa
Indonesia by the grade VIII students of MTs. Darul Ilmi Batang Kuis?. The aim of
this research is to know the correlation of implementation instruction system with the
students achievement in Bahasa Indonesia by the grade VIII students of MTs. Darul
Ilmi Batang Kuis in 2014-2015 academic years. This research was correlation
research, that was to find out the correlation of one variable with another variable.
The population of this research was all of the grade VIII students of MTs. Darul Ilmi
Batang Kuis in 2014-2015 academic years which consisted of 60 students. The
instrument used to collected the data was questionnaire and test. And then, to testing
the hypothesis, the researcher counting the coefficient correlation by using product
moment correlation. Based on the research results, got the value of correlation is 0,75
and highest of value of correlation on the table is 0,507, so the hypothesis that have
purposed before that is there was a positive correlation of implementation instruction
system with the students achievement in Bahasa Indonesia by the grade VIII students
of MTs. Darul Ilmi Batang Kuis in 2014-2015 was accepted.
vii